Anda di halaman 1dari 2

1.

Gaya Kepemimpinan otoriter


Merupakan gaya kepemimpinan yang menempatkan kekuasaan di tangan
satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Orang-orang
yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan pihak yang
dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan
semata-mata sebagai pelaksana keputusan dan perintah. Pemimpin
memandang dirinya lebih dalam segala hal dan bawahan selalu dipandang
rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.
Perintah pemimpin tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satusatunya yang paling benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan
penentu nasib bawahannya. Oleh karena itu tidak ada pilihan lain, selain
harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan sang pemimpin. Motivasi
dengan reward dan punishment. Pendapat atau kritik tidak pernah di
benarkan.
Kepemimpinan dengan gaya otoriter banyak ditemui dalam
pemerintahan Kerajaan Absolut, sehingga ucapan raja berlaku
sebagai undang-undang atau ketentuan hukum yang mengikat. Di
samping itu sering pula terlihat gaya dalam kepemimpinan
pemerintahan diktator sebagaimana terjadi di masa Nazi Jerman
dengan Hitler sebagai pemimpin yang otoriter.
2. Demokratis

Kepemimpinan
gaya
demokratis
adalah
kemampuan
mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan. Pemimpin menempatkan dirinya sebagai pengontrol,
pengatur dan pengawas dari organisasi tersebut dengan tidak
menghalangi hak-hak bawahannya untuk berpendapat. Dia juga
berfungsi sebagai penghubung antar departemen dalam suatu
organisasi. Tugas dan wewenang dalam organisasi yang memiliki
sistem demokratis ini diatur sedemikian rupa, agar jelas dan
tidak
terjadi campur tangan antar bagian dalam organisasi
tersebut. Pembagian tugas ini juga sangat efisien dan efektif bila
diterapkan dalam suatu organisasi dimana tujuan utama dari
organisasi adalah tercapainya tujuan dan kepentingan bersama.

Contoh penerapan gaya kepemimpinan ini adalah pemerintahan


yang ada di Indonesia dan organisasi yang ada di lembaga
pendidikan (OSIS, DEPERMA,BAM)
3. Liberal
Disebut juga gaya KEBEBASAN, adalah kemampuan mempengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan
lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Pada gaya
kepepmimpinan liberal Peranan pemimpin sangat sedikit karena
Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan.
Keputusan dan Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para
bawahan. Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahannya. Hamper tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah
laku, perbuatan, atau kegiatan yang dilakukan para
bawahannya.Kepemimpinan pribadi lebih utama dari pada
kepentingan kelompokTanggung jawab keberhasilan organisasi
dipikul oleh orang per orang.

Anda mungkin juga menyukai