Abstrak
Daerah penelitian terletak di sub DAS Cisangkuy dan sub DAS Citarum Hulu (BaleendahCiparay, Bandung, Jawa Barat). Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan
struktur patahan sebagai upaya awal penanggulangan gerakan tanah di daerah penelitian.
Penelitian ini dilakukan melalui analisis geomorfologi kuantitatif dan observasi lapangan.
Analisis DEM-SRTM dilakukan untuk mengetahui indikasi struktur patahan sedangkan
analisis spasial dilakukan untuk memperoleh data morfometri sub DAS di daerah penelitian.
Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui manifestasi struktur patahan dan dampaknya
terhadap gerakan tanah di daerah penelitian. Daerah penelitian didominasi batuan vulkanik
berumur Miosen Akhir hingga Plistosen dan lereng agak curam hingga curam. Berdasarkan
analisis DEM-SRTM, pola kelurusan utama yang terindikasi kuat merupakan struktur
patahan berkembang di daerah penelitian berarah relatif barat-timur. Berdasarkan analisis
spasial, pola aliran sungai dan nilai rasio cabang sungai (Rb) <3 dan >5 menunjukkan indikasi
kuat struktur patahan berkembang di daerah penelitian. Adapun nilai kerapatan aliran sungai
(Dd) antara 1,86 - 7,83 menunjukkan alur sungai melewati batuan keras dan mengangkut
sedikit material sedimen. Keberadaan struktur patahan ditandai dengan keterdapatan gawir
sesar, kekar, dan mata air. Keberadaan struktur patahan juga menyebabkan terjadinya gerakan
tanah di daerah penelitian. Oleh karena itu, upaya awal penanggulangan gerakan tanah
dengan menelusuri lokasi rentan gerakan tanah sudah semestinya melibatkan pendekatan
geomorfologi kuantitatif. Hasil penelitian berdasarkan analisis geomorfologi kuantitatif ini
sekaligus dapat dijadikan sebagai landasan dalam upaya awal penanggulangan gerakan tanah
di daerah penelitian dan daerah lain.
Kata Kunci : DAS, DEM-SRTM, geomorfologi kuantitatif, gerakan tanah, patahan
Pendahuluan
DAS Citarum merupakan DAS terbesar
yang terdapat di Provinsi Jawa Barat dan
dikelilingi beberapa gunung seperti Gunung
Tangkuban Perahu, Gunung Mandalawangi,
dan Gunung Patuha Malabar. DAS Citarum
memiliki luas 6.614 km2 yang membentang
melewati Kabupaten Bandung, Purwakarta,
Subang, hingga Bekasi. Secara geologi, DAS
Citarum dan beberapa sub DAS di dalamnya
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Metodologi
Objek penelitian ini antara lain lereng,
sungai, struktur patahan, dan gerakan tanah.
Objek tersebut diteliti melalui geomorfologi
kuantitatif dan observasi lapangan. Analisis
geomorfologi kuantitatif melibatkan analisis
DEM-SRTM dan analisis spasial. DEMSRTM digunakan untuk mengetahui indikasi
struktur patahan sedangkan analisis spasial
dilakukan dengan peta kemiringan lereng,
peta geologi regional, serta peta pola aliran
sungai untuk mengetahui data morfometri sub
DAS. Observasi lapangan untuk mengetahui
manifestasi struktur patahan dan dampaknya
terhadap gerakan tanah di daerah penelitian.
Morfometri Lereng
Kemiringan lereng menunjukkan nilai
sudut lereng dalam persen/derajat (Saribun,
2007). Kemiringan lereng dapat ditentukan
dengan peta topografi skala 1 : 50.000 dan
grid-cells 1 x 1 cm. Setiap grid-cells ditarik
garis tegak lurus terhadap kontur (Zakaria,
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Keterangan:
S = kemiringan lereng (%); n = jumlah kontur
yang terpotong garis datar; Ic =Interval kontur
indeks; dx = jarak garis datar yang tegak lurus
kontur; sp = skala peta
(2)
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
(3)
Kelas
(Dd)
< 0,25
Rendah
0,25 10
Sedang
10 25
Tinggi
> 25
Sangat
Tinggi
Karakteristik Nilai
Kerapatan Aliran Sungai
Nilai rendah - sedang
menunjukkan alur sungai
melewati batuan resistensi
keras sehingga angkutan
sedimen yang terangkut
aliran sungai lebih kecil.
Nilai tinggi - sangat tinggi
menunjukkan alur sungai
melewati batuan kedap air,
air hujan yang menjadi
runoff akan lebih besar.
Keterangan Litologi
Lempung, lanau,
pasir halus hingga
kasar, kerikil, bersifat
tufan
Tuf, breksi lahar
mengandung sedikit
batuapung dan lava
Perselingan lava,
breksi dan tuf,
bersusunan andesit
piroksen dan
hornblenda
Breksi tufan dan lava,
bersusunan andesit
sampai basalt
Umur
Holosen
Plistosen
Plistosen
Gambar 9. Peta kemiringan lereng daerah penelitian
Miosen
Akhir
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
DEM-SRTM
U
Gambar 11. Indikasi struktur patahan di daerah penelitian
2.
3.
Gambar 10. Kelurusan DEM-SRTM menunjukkan daerah
penelitian berasosiasi langung dengan struktur patahan
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Csk_1
Luas
(km2)
44,72
Ctr_6
Luas
(km2)
7,79
Csk_2
19,41
Ctr_7
1,45
Ctr_1
4,73
Ctr_8
4,59
Ctr_2
0,34
Ctr_9
4,97
Ctr_3
2,03
Ctr_10
6,00
Ctr_4
0,50
Ctr_11
9,00
Ctr_5
6,56
Ctr_12
94,83
SubDAS
SubDAS
SubDAS
Rb1-2
Rb2-3
Rb3-4
Rb4-5
Csk_1
1,94
1,78
2,25
2,00
Csk_2
1,81
2,33
1,29
7,00
Ctr_1
1,60
5,00
1,00
Ctr_2
2,00
Ctr_3
1,25
Ctr_4
2,00
Ctr_5
1,86
1,40
Ctr_6
1,27
5,50
Ctr_7
2,00
Ctr_8
1,83
1,50
Ctr_9
3,50
0,50
Ctr_10
1,75
2,00
Ctr_11
2,60
0,71
Ctr_12
1,95
1,63
2,43
4,20
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
4.
Dd
SubDAS
Dd
Csk_1
2,86
Ctr_6
2,58
Csk_2
2,79
Ctr_7
1,86
Ctr_1
2,67
Ctr_8
3,11
Ctr_2
4,36
Ctr_9
2,44
Ctr_3
1,97
Ctr_10
2,16
Ctr_4
7,83
Ctr_11
2,22
Ctr_5
2,48
Ctr_12
2,92
Gawir
sesar
6.
5.
Kekar (Joint)
Kekar merupakan struktur rekahan pada
Mata Air
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Gawir
sesar
Gerakan
Tanah
Kesimpulan
Keberadaan struktur patahan berarah
relatif barat-timur di daerah penelitian dapat
diidentifikasi melalui geomorfologi kuantitatif
dan observasi lapangan. Keberadaan struktur
patahan ditengarai berasosiasi dengan gerakan
tanah di daerah penelitian. Gerakan tanah
tersebut berdampak negatif pada infrastruktur
jembatan sehingga merugikan masyarakat.
Oleh karena itu, penanggulangan gerakan
tanah melalui pemetaan tingkat kerentanan
gerakan tanah dan analisis resiko gerakan
tanah lebih lanjut perlu dilakukan. Upaya
awal penanggulangan gerakan tanah dengan
menelusuri lokasi rentan gerakan tanah di
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan
Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan