Anda di halaman 1dari 4

LGBT

Bismillahirrahmanirrahiim
Fenomena LGBT mengingat kan kita pada kisah Kaum sodom (awal
sodomi di dunia), ummat nabi Luth yang awalnya mereka memiliki
kelebihan persatuan gotong royong yang kuat hingga syaitan pun
kualahan menggodanya . Namun pada suatu waktu saat mereka
melakukan pekerjaan meninggalkan anak istrinya dirumah, syaithan
memiliki ide licik untuk menyesatkan kaum Nabi Luth, dengan merusak
hasil pekerjaannya secara diam diam. Melihat hasil pekerjaan yang
melelahkan itu di rusak, kaum sadum merasa sia sia bekerja dengan
susah payah mereka marah dan ingin mengetahui siapa yang merusak,
keesokan harinya syaithan kembali beraksi namun sekarang syaithan
menyerupai bentuk dari seorang pemuda rupawan yang manis.
Mengetahui pekerjaannya di rusak masyarakat sadum tidak tinggal diam,
mereka menangkap pemuda itu dan menghukum mati. Sebelum dihukumi
pemuda itu di di kurung dan dijaga bergiliran sembari menunggu
informasi sanak keluarga dari pemuda tersebut. Pada malam hari pemuda
itu menangis terisak isak membuat si penjaga merasa iba, kemudian
bertanya mengapa engkau menangis ? ayahku biasanya memelukku
sebelum tidur jawabnya. Kemudian penjaga pun memeluknya, namun
apa yang terjadi ? pemuda itu melakukan gerakan gerakan yang
mendorong Nafsu si penjaga. Dari situlah awal terjadi penyodoman
pertama. Keesokan harinya pemuda itu menghilang dan si penjaga
karena merasa nikmat dia menceritakan kejadian tadi malam, orang
orang lain pun penasaran dan mempraktikannya. Tidak sampai disitu
syaithan menjerumuskan kaum luth , dia juga menyerupai wanita dan
berbaur dengan istri istri mereka menghasud mereka bahwa suami
mereka telah suka sama jenis, jadi tidak adil rasanya jika kalian para
wanita tidak melakukan hal yang sama.
Sungguh cerdik akal syaithan entah berapa IQ yang dimilikinya namun dia
mampu menciptakan teori sodomi yang masih dilakukan bahkan menjadi
trend hingga saat ini. Dari kisah diatas kita dapat mengambil pemahaman
bahwa LGBT adalah perbuatan yang menyimpang atas dasar teori
syaithan. Memang manusia memiliki hasrat dorongan seksual. Namun
pada fitrahnya nafsu syahwat di tujukan untuk saling melengkapi
kenikmatan bukan untuk memaksakan kenikmatan.
Ada beberapa teori yang mendukung kelompok dari LGBT . diantaranya
adalah dorongan naluri manusia yang jika tidak terpenuhi akan
mempengaruhi kesehatan. Kaarena dorongan seksual adalah suatu
kebutuhan. dan memilih pendamping hidup adalah hak masing masing

individu oleh karenanya di sebagian negara mengecam, menuntut dan


menghukum masyarakat yang mengganggu keberadaan LGBT atas dasar
HAK ASASI MANUSIA.
Namun masih rancu kiranya jika memandang hal ini dari segi dorongan
nafsu dan HAM. Perlu diketahui menurut Sigmund Freud bahwa perilaku
manusia terdiri atas 3 unsur ID, EGO dan SUPER EGO. Yang mana ID
adalah nafsu dorongan, keinginan, dan EGO adalah akal yang bertindak
realistis, pendapat diatas mungkin mengikut pada 2 unsur ini nafsu dan
akal, ketika nafsu membara keinginan tak terbendung dan akal
mengiyakan karena pada kenyataan memang memiliki kenikmatan
berhubungan walaupun sesama jenis.
Ada yang kurang yaitu super ego (Hati/ perasaan)dimana super ego inilah
yang menyaring, memilah dan memilih perilaku dengan menerapkan
norma, adat istiadat, agama dan nilai nilai kehidupan. Ini yang kurang,
tidak ada pembatas seakan akan mereka bebas melakukan apa yang di
inginkan, namun pada kenyataannya hidup penuh dengan aturan, hidup
penuh dengan nilai nilai pandangan masyarakat.
Coba kita lihat perbandingan teori psikologi barat dengan psikologi islam :

Hasil analisa penggabungan antara teori psikologi barat (sigmund,Watson


dan maslow) dengan psikologi islam teori imam gozali dapat disimpulkan :
Manusia dalam dirinya memiliki akal, hati dan Nafsu yang mana jika akal
tidak di bimbing oleh hati, maka nafsu akan menguasainya (seperti teori
Freud jika ego dikuasai Id tanpa bimbingan super ego maka yang terjadi
adalah kesewenang-wenangan tak bermoral). Dari sini manusia diberi
kebebasan memilih mengikuti Hati atau nafsunya akan tetapi pada
hakekatnya manusia itu fitrah dan selalu ingin menuju kepada kebenaran
yang ada pada hatinya, namun tidak bisa dipungkiri bahwa lingkungan
ikut serta dalam membentuk suatu sikap dan spiritualitas manusia
Jadi, yang sebenarnya adalah bukan hanya karena dorongan diri manusia
namun juga lingkungan dan pola pikir yang begitu sempit, penelitian juga
menjunjukan ketika terangsang manusia dalam keadaan bodoh, tidak
berfikir hak atau batil yang di fikirkan adalah kenikmatan yang
diperolehnya. LGBT merasakan kenikmatan yang tidak seharusnya
dinikmati, membiarkan dirinya terjerumus ke dalam jurang kenikmatan
yang menyesatkan.

Wallahualam Bi Shawab

Anda mungkin juga menyukai