PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Spondylitis merupakan penyakit peradangan pada tulang belakang. Keadaan ini dapat
terjadi akibat adanya infeksi dari bakteri. Spondylitis ada 2 macam yaitu spondylitis
tuberculosa dan spondylitis ankilosa.
Spondilitis ankilosis (SA) merupakan penyakit inflamasi kronik, bersifat sistemik,
ditandai dengan kekakuan progresif, dan terutama menyerang sendi tulang belakang
(vertebra) dengan penyebab yang tidak diketahui. Penyakit ini dapat melibatkan sendi-sendi
perifer, sinovia, dan rawan sendi, serta terjadi osifikasitendon dan ligamen yang akan
mengakibatkan fibrosis dan ankilosis tulang. Terserangnya sendi sakroiliaka merupakan tanda
khas penyakit ini. Ankilosis vertebra biasanya terjadi pada stadium lanjut dan jarang terjadi
pada penderita yang gejalanya ringan. Nama lain SA adalah Marie Strumpell disease
atau Bechterew's disease
Spondylitis tuberculosis pertama kali dideskripsikan oleh Percival Pott pada tahun
1779 yang menemukan adanya hubungan antara kelemahan alat gerak bawah dengan
kurvatura tulang belakang, tetapi hal tersebut tidak dihubungkan dengan basil tuberkulosa
hingga ditemukannya basil tersebut oleh Koch tahun 1882, sehingga etiologi untuk kejadian
tersebut menjadi jelas. Di waktu yang lampau, spondilitis tuberkulosa merupakan istilah yang
dipergunakan untuk penyakit pada masa anak-anak, yang terutama berusia 3 5 tahun. Saat
ini dengan adanya perbaikan pelayanan kesehatan, maka insidensi usia ini mengalami
perubahan sehingga golongan umur dewasa menjadi lebih sering terkena dibandingkan anakanak
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Spondilitis adalah Inflamasi pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya proses infeksi, imunitas.
B. Macam- macam spondilitis
1. Spondilitis ankilosis
Berasal dari bahasa Yunani, dari kata :
ankylos = melengkung
spondylos = vertebra
adalah merupakan penyakit inflamasi kronik, bersifat sistemik, ditandai dg
kekakuan progresif dan terutama menyerang sendi tulang belakang (vertebra)
dengan penyebab yg tidak diketahui. Penyakit ini dapat melibatkan sendi-sendi
perifer,sinovial dan rawan sendi, serta terjadi osifikasi tendon dan ligamen yg
akan mengakibatkan fibrosis dan ankilosis tulang.
2. Spondilitis tuberculosa
adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi granulomatosis disebabkan
oleh kuman spesifik yaitu micobacterium tuberculosa yang mengenai tulang
vertebra. Tuberkulosis yang menyerang vertebra disebut dengan spondilitis
Tuberkulosis. Spondilitis tuberkulosis ini disebut juga dengan Pott Desease
jika disertai dengan paraplegi atau defisit neurologis. Spondilitis tuberkulosis
sering mengenai thorakal 8 hingga lumbal 3, dan sering mengenai bagian
korpus vertebra.
C. Epidemologi
1. Spondylitis ankilosis
2. Spondylitis tuberkulosa
Penyakit ini lebih banyak mengenai pria, dengan perbandingan pria dan wanita
1,5-2 : 1, dan dapat menyerang semua umur baik orang dewasa bahkan anakanak. Penyakit Spondylitis tuberculosis ini paling banyak ditemukan di Asia,
Afrika, dan Amerika.
D. Etiologi
1. Spondilitis Ankilosis
Masih belum diketahui walaupun oleh beberapa ahli dianggap sebagai varian
atritis rheumatoid, pada sebagian besar pasien dengan penyakit ini dan
keluarga dekatnya ditemukan antigen dengan HLA-B27 dan mungkin karena
perubahan genetic atau autoimun.
2. Tuberkulosis tulang belakang merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis di
tempat lain di tubuh, 90-95% disebabkan oleh mikobakterium tuberkulosis
tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3dari tipe bovin) dan 5-10% oleh
mikobakterium tuberkulosa atipik. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu
disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB cepat mati dengan
sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman,
tertidur lama selama beberapa tahun.
E. Manifestasi Klinis
1. Spondylitis tuberkulosa
Secara klinik gejala tuberkulosis tulang belakang hampir sama dengan gejala
tuberkulosis pada umumnya, yaitu badan lemah/lesu, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, suhu sedikit meningkat (subfebril) terutama pada malam
hari serta sakit pada punggung. Pada anak-anak sering disertai dengan menangis
pada malam hari.
Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau perut,
kemudian diikuti dengan paraparesis yang lambat laun makin memberat,
spastisitas, klonus, hiper-refleksia dan refleks Babinski bilateral. Pada stadium
awal ini belum ditemukan deformitas tulang vertebra, demikian pula belum
terdapat nyeri ketok pada vertebra yang bersangkutan. Nyeri spinal yang menetap,
terbatasnya pergerakan spinal, dan komplikasi neurologis merupakan tanda
terjadinya destruksi yang lebih lanjut. Kelainan neurologis terjadi pada sekitar
3
Rasa sakit mula-mula dirasakan pada daerah gluteus bagian dalam, sulit
untuk menentukan titik asal sakitnya dengan permulaan yang insidious.
Kadang-kadang pada stadium awal nyeri dirasakan hebat di sendi
sacroiliacs, dapat menjalar sampai kista, iliaca atau daerah trochanter
mayor, atau ke paha bagian belakang. Nyeri menjalar ini sangat
menyerupai nyeri akibat kompresei nervus ischiadicus. Rasa sakit
bertambah pada waktu batuk, bersin atau melakukan gerakan memutar
punggung secara tiba-tiba.
Pada awalnya rasa sakit tidak menetap dan hanya menyerang satu sisi
(unilateral); sesudah beberapa bulan nyeri biasanya akan menetap dan
menyerang secara bilateral disertai rasa kaku dan sakit pada bagian di
bawah lumbal. Rasa sakit dan kaku ini dirasakan lebih berat pada pagi hari
yang kadang- kadarig sampai membangunkan penderita dari tidurnya.
Sakit/ kaku pagi hari ini biasanya menghilang sesudah 3 jam. Di samping
itu kaku/sakit pagi hari ini akan berkurang sampai hilang dengan kompres
panas, olah raga atau aktivitas jasmani lain.
Pada penyakit yang ringan biasanya gejala timbul hanya di pinggang saja
dan apabila penyakitnya bertambah berat, maka gejala berawal dari daerah
lumbal, kemudian thorakal akan akhirnya sampai pada daerah servikal :
untuk mencapai daerah servikal penyakit ini memerlukan waktu selama
12-25 tahun. Penyakit ini kadang-kadang dirasakan sembuh sementara
atau untuk selamanya, akan tetapi kadang-kadang akan berjalan terus dan
mengakibatkan terserangnya seluruh tebrae.
Selama perjalanan penyakitnya dapat terjadi nyeri radi-kuler karena
terserangnya vertebra thorakal atau servikal dan apabila telah terjadi
ankylose sempurna, keluhan nyeri akan menghilang.
Nyeri dada
Dengan terserangnya vertebra thorakalis termasuk sendi kostovertebra dan
adanya enthesopati pada daerah persendian kostosternal dan manubrium
sternum, penderita akan merasakan nyeri dada yang bertambah pada
waktu batuk atau bersin. Keadaan ini sangat menyerupai pleuritic pain.
Nyeri
dada
karena
terserangnya
persendian
costovertebra
dan
Nyeri sendi lutut dan bahu Sendi panggul dan bahu merupakan persendian
ekstra- axial yang paling sering terserang (35%). Kelainan ini merupakan
manifestasi yang sering dijumpai pada juvenile ankylosing spondylitis.
Pada ankylosing spondylitis yang menyerang anak-anak antara umur 8-10
tahun, keluhan pada sendi panggul sering dijumpai, terutama pada
penderita dengan HLA-B27 positif atau titer ANA negatif. Sendi lutut juga
sering terserang, dengan manifestasi efusi yang intermitten. Di samping
itu sendi temporomandibularis juga dapat terserang (10%).
Mata
Uveitis anterior akut atau iridocyclitis merupakan manifestasi ekstra
skeletal yang sering dijumpai (20-30%). Permula-annya biasanya akut dan
unilateral, akan tetapi yang terserang dapat bergantian. Mata tampak
merah dan terasa sakit disertai dengan adanya gangguan penglihatan,
kadang-kadang ditemukan fotopobia dan hiperlakrimasi.
Jantung
Secara klinis biasanya tidak menunjukkan gejala. Manifestasinya adalah :
ascending
aortitis,
gangguan
katup
aorta,
gangguan
hantaran,
Paru-paru
Terserangnya paru-paru pada penderita ankylosing spondylitis jarang
terjadi dan merupakan manifestasi lanjut penyakit. Manifestasinya dapat
berupa: fibrosis baru lobus atas yang progresif dan rata-rata terjadi pada
yang telah menderita selama 20 tahun. Lesi tersebut akhirnya menjadi
kista yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan aspergilus.
Keluhan yang dapat timbul pada keadaan ini antara lain: batuk, sesak
nafas dan kadang-kadang hemoptisis. Ventilasi paru-paru biasanya masih
terkompensasi dengan baik karena meningkatnya peran diafragma sebagai
6
Ginjal
Nefropati (lgA) telah banyak dilaporkan sebagai kom-plikasi ankylosing
spondylitis. Keadaan ini khas ditandai oleh kadar 1gA yang tinggi pada
93% kasus disertai dengan gagal ginjal 27%.
F. Patofisiologi
Patogenesis
Jika tulang terinfeksi, bagian dalam tulang yang lunak (sumsum tulang) sering
membengkak. Karena pembengkakan jaringan ini menekan dinding sebelah luar
tulang yang kaku, maka pembuluh darah di dalam sumsum bisa tertekan,
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke tulang.
Tanpa pasokan darah yang memadai, bagian dari tulang bisa mati. Tulang, yang
biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami infeksi melalui 3
cara:
Aliran darah
Penyebaran langsung
Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
1. Spondilitis tuberkulosa
merupakan suatu tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari TBC tempat lain
di tubuh. Penyebarannya secara hematogen, diduga terjadinya penyakit tersebut
sering karena penyebaran hematogen dari infeksi traktus urinarius melalui leksus
Batson. Infeksi TBC vertebra di tandai dengan proses destruksi tulang progresif
tetapi lambat di bagian depan (anterior vertebral body).Penyebaran dari jaringan
yang mengalami pengejuan akan menghalangi proses pembentukan tulang
sehingga berbentuk "tuberculos squestra". Sedang jaringan granulasi TBC akan
penetrasi ke korteks dan terbentuk abses para vertebral yang dapat menjalar ke
atas / bawah lewat ligamentum longitudinal anterior dan posterior. Sedang diskus
Intervertebralis oleh karena avaskular lebih resisten tetapi akan mengalami
dehidrasi dan terjadi penyempitan oleh karenadirusak jaringan granulasi TBC.
Kerusakan progresif bagian anterior vertebra akan menimbulkan kiposis.
2. Spondylitis ankilosis
Spondilitis ankilosis menyerang tulang rawan dan fibrokartilago sendi pada tulang
belakang dan ligamen ligamen para vertebral. Bagian-bagian intervetebrata
menjadi meradang dan pada akhirnya terjadi fusi/persatuan/ankilose tulang pada
sendi sakroiliakadan spinal-spinal lain melalui servikal. Fusi dari sendi sakroiliaka
dan keatas vertebrata dapat terjadi 10-20 tahun. Apabila diskusvertebralis juga
terinvasi oleh jaringan vaskular dan fibrosa maka akan timbul kalsifikasi sendisendi dan struktur artikular .Kalsifikasi yang terjadi pada jaringan lunak akan
menjembatani satu tulang vertebra dengan vertebra lainnya.Jaringan sinovial
disekitar sendi yang terserang akan meradang . penyakit ini timbul pada usia 10-30
tahun dan progresif setelah 50 tahun dan lebih banyak pada laki-laki. Penyakit
jantung juga dapat timbul bersamaan dengan penyakit ini.
G. Pathways
Spondylitis tuberculosa
8
Spondylitis ankilosis
HLA-B 27 Dan
Trigger
TBC Poon
Reaksi system
immunologi
Inflamasi sendi
spongious korpus
vertebra
Akumulasi eksudat
fibrin, sel darah putih
oedema
Kurang
pengetahuan
Suplai nutrisi,
oksigen menurun
Kurang info
Nekrosis kartilago
sendi
Gangguan
musculoskeletal
punggung
Pergerakan
terbatas
Gangguan
mobilitas fisik
Ankiosis/fuse
tulang punggung
Perubahan pada
spinal
nyeri
Menekan
nocireceptor di
thalamus
Kifosis servise
dorsal
(membungkuk)
Perubahan sikap
tubuh
Perubahan postur
rongga dada
Gangguan pertukaran
gas
Gangguan body
image
H. Komplikasi
1. Spondylitis tuberculosa
Komplikasi dari spondilitis tuberkulosis yang paling serius adalah Potts paraplegia
yang apabila muncul pada stadium awal disebabkan tekanan ekstradural oleh pus
maupun sequester, atau invasi jaringan granulasi pada medula spinalis dan bila
muncul pada stadium lanjut disebabkan oleh terbentuknya fibrosis dari jaringan
granulasi atau perlekatan tulang (ankilosing) di atas kanalis spinalis.Mielografi dan
10
vertebra
Memperbaiki keadaan umum penderita
Pengobatan antituberkulosa
Standar pengobatan di indonesia berdasarkan program P2TB paru adalah :
1. Kategori 1
Untuk penderita baru BTA (+) dan BTA(-)/rontgen (+), diberikan dalam 2
tahap :
Tahap 1 : Rifampisin 450 mg, Etambutol 750 mg, INH 300 mg dan
Pirazinamid 1.500 mg. Obat ini diberikan setiap hari selama 2 bulan
pertama (60 kali).
Tahap 2: Rifampisin 450 mg, INH 600 mg, diberikan 3 kali seminggu
(intermitten) selama 4 bulan (54 kali).
2. Kategori 2
Untuk penderita BTA(+) yang sudah pernah minum obat selama sebulan,
termasuk penderita dengan BTA (+) yang kambuh/gagal yang diberikan
dalam 2 tahap yaitu :
Tahap I: diberikan Streptomisin 750 mg , INH 300 mg, Rifampisin 450
mg, Pirazinamid 1500mg dan Etambutol 750 mg. Obat ini diberikan setiap
hari , Streptomisin injeksi hanya 2 bulan pertama (60 kali) dan obat
lainnya selama 3 bulan (90 kali).
Tahap 2:diberikan INH 600 mg, Rifampisin 450 mg dan Etambutol 1250
mg. Obat diberikan 3 kali seminggu (intermitten) selama 5 bulan (66 kali).
Kriteria penghentian pengobatan yaitu apabila keadaan umum penderita
bertambah baik, laju endap darah menurun dan menetap, gejala-gejala klinis
berupa nyeri dan spasme berkurang serta gambaran radiologik ditemukan
adanya union pada vertebra.
2. Terapi operatif
Indikasi operasi yaitu:
a. Bila dengan terapi konservatif tidak terjadi perbaikan paraplegia atau
malah semakin berat. Biasanya tiga minggu sebelum tindakan operasi
dilakukan, setiap spondilitis tuberkulosa diberikan obat tuberkulostatik.
b. Adanya abses yang besar sehingga diperlukan drainase abses secara
terbuka dan sekaligus debrideman serta bone graft.
13
Nonmedikamentosa
Mobilitas yang baik dan teratur (olahraga dan latihan)
Latihan fisik penting dilakukan karena penyakit ini cenderung terjadi
kelainan berupa fleksi spinalyang progresif. Oleh karena itu, otot-otot
ekstensor spinal harus diperkuat. Manuver lain yang perludilakukan
adalah bernapas dalam dan gerakan fleksi lumbal yang isometrik. Posisi
postur tubuh harusdiperhatikan setiap saat. Kursi dengan sandaran yang
keras dianjurkan, tetapi diutamakan lebih banyak
dan
atlanto-occipital
subluxiation
deformitas
tulang
Medikamentosa
14
OAINS
Bisa
menggunakan
Indometacyn,
naproxen
ataupun
ibuprofen.
Dosis untuk dewasa Indometacyn yaitu 100-150 mg/hari dalam dua atau
tiga dosis. Sedangkan untuk anak-anak 1,5-3 mg/kg BB/hari dalam dua
atau tiga dosis.
Sulfasaladzin
Mekanisme obat ini mengurangi gejala-gejala inflamasi dari ankylosing
spondylitis, dengan dosis untuk dewasa 2-3 gram/hari dibagi dalam dua
atau tiga dosis. Sedangkan untuk anak-anak 40-60 mg/kg BB/hari dibagi
dalam dua atau tiga dosis. Efek sampingnya yaitu, mual, muntah, diare,
dan timbul reaksi hipersensitivitas. Kontra indikasi pada orang-orang yang
mempunyai riwayat hipersensitivitas dan prophyria.
15
BAB III
ASUHAN DASAR KEPERAWATAN
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Spondilitis
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan
keperawatan dan juga sebagai alat dalam melaksanakan praktek keperawatan yang
terdiri dari lima tahap yang meliputi : pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1. Pengkajian.
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan. Pengkajian di
lakukan dengan cermat untuk mengenal masalah klien, agar dapat memeri arah
kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat tergantung
pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian. Tahap pengkajian terdiri
dari tiga kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengelompokan data, perumusan
diagnosa keperawatan.
a. Pengumpulan data.
Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada klien,
keluarga maupun orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan
dengan cara , inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status
perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, alamat, tanggal/jam MRS
dan diagnosa medis.
Riwayat penyakit sekarang.
Keluhan utama pada klien Spodilitis tuberkulosa terdapat nyeri pada
punggung bagian bawah, sehingga mendorong klien berobat kerumah sakit.
Pada awal dapat dijumpai nyeri radikuler yang mengelilingi dada atau
perut. Nyeri dirasakan meningkat pada malam hari dan bertambah berat
terutama pada saat pergerakan tulang belakang. Selain adanya keluhan
utama tersebut klien bisa mengeluh, nafsu makan menurun, badan terasa
lemah, sumer-sumer (Jawa) , keringat dingin dan penurunan berat badan.
Riwayat penyakit dahulu
16
tidak
penyakitnya.Sehingga
semua
klien
menimbulkan
mengerti
salah
benar
perjalanan
persepsi
dalam
nutrisinya.
Pola eliminasi.
Klien akan mengalami perubahan dalam cara eliminasi yang semula
bisa ke kamar mandi, karena lemah dan nyeri pada punggung serta
dengan adanya penata laksanaan perawatan imobilisasi, sehingga kalau
mau BAB dan BAK harus ditempat tidur dengan suatu alat. Dengan
adanya perubahan tersebut klien tidak terbiasa sehingga akan
17
18
3. Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata
ataupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya
dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya.
Diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien Spondilitis tuberkulosa adalah:
a. Gangguan mobilitas fisik
b. Gangguan rasa nyaman ; nyeri sendi dan otot.
c. Perubahan konsep diri : Body image.
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan di rumah.
4. Perencanaan Keperawatan.
Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang
akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.
Adapun perencanaan masalah yang penulis susun sebagai berikut :
a. Diagnosa Perawatan I
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal dan
nyeri.
1. Tujuan
Klien dapat melakukan mobilisasi secara optimal.
2. Kriteria hasil
a. Klien dapat ikut serta dalam program latihan
b. Mencari bantuan sesuai kebutuhan
c. Mempertahankan koordinasi dan mobilitas sesuai tingkat optimal.
3. Rencana tindakan
a. Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan kerusakan.
b. Bantu klien melakukan latihan ROM, perawatan diri sesuai toleransi.
c. Memelihara bentuk spinal yaitu dengan cara :
o Mattress
o Bed Board ( tempat tidur dengan alas kayu, atau kasur busa yang
keras yang tidak menimbulkan lekukan saat klien tidur.
d. mempertahankan postur tubuh yang baik dan latihan pernapasan ;
o Latihan ekstensi batang tubuh baik posisi berdiri ( bersandar pada
tembok ) maupun posisi menelungkup dengan cara mengangkat
ekstremitas atas dan kepala serta ekstremitas bawah secara
bersamaan.
o Menelungkup sebanyak 3 4 kali sehari selama 15 30 menit.
o Latihan pernapasan yang akan dapat meningkatkan kapasitas
pernapasan.
o monitor tanda tanda vital setiap 4 jam.
o Pantau kulit dan membran mukosa terhadap iritasi, kemerahan atau
lecet lecet.
o Perbanyak masukan cairan sampai 2500 ml/hari bila tidak ada
kontra indikasi.
20
paraspinal.
Untuk mendeteksi perubahan pada klien.
Deteksi diri dari kemungkinan komplikasi imobilisasi.
Cairan membantu menjaga faeces tetap lunak.
Obat anti inflamasi adalah suatu obat untuk mengurangi peradangan dan
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Spondilitis adalah Inflamasi pada tulang vertebrae yang bisa disebabkan oleh
beberapa hal, misalnya proses infeksi, imunitas. Spondilitis dibagi menjadi 2 yaitu spondylitis
ankilosis dan spondylitis tuberculosa. Ankylosing spondylitis adalah penyakit inflamasi
kronisdengan etiologi yang belum diketahui, dan menyerang terutamapada persendian
kerangka aksial dan juga sendi perifer.Masalah dapat terjadi dalam menegakkan diagnosis
23
bilatidak ditemukan sacroiliitis pada pemeriksaan radiologis; nyeridada tanpa kelainan yang
lain; umurnya terlalu muda atauterlalu tua.Pengelolaan pada penyakit tanpa keluhan : olah
raga seca-ra rutin tanpa obat, dan bila dengan keluhan : obat-obatan,latihan secara teratur dan
penerangan; dan bila telah terjadigangguan fungsi : operasi.
Spondylitis tuberculosa adalah adalah infeksi yang sifatnya kronis berupa infeksi
granulomatosis di sebabkan oleh kuman spesifik yaitu mycubacterium tuberculosa yang
mengenai tulang vertebra.
Spondilitis TB adalah peradangan granulonatosa yang bersifat kronis, destruktif oleh
mikrobakterium TB. TB tulang belakang selalu merupakan infeksi sekunder dari focus
ditempat lain dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
25