Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang mengenai


lidah hamper 95% berupa karsinoma sel skuamosa. Karsinoma lidah terletak
sebagian besar pada dua pertiga anterior lidah, umumnya pada tepi lateral dan
bawah lidah yaitu sekitar 40-75%. Keganasan ini menempati insiden 1% dari
seluruh karsinoma tubuh dan merupakan keganasan rongga mulut yang paling
sering ditemukan yaitu sekitar 25-45%.1,2
Insiden karsinoma lidah di Indonesia masih belum diketahui dengan pasti
tetapi bila dibandingkan dengan hasil penelitian dari luar negri dapat dikatakan
bahwa insidensinya masih jarang. Insiden pada penderita laki-laki di Perancis
adalah 8 per 100.000 orang sedangkan India adalah 6 per 100.000 orang. Pada
tahun 2009 di Amerika ditemukan 10.520 kasus baru karsinoma lidah dan
diperkirakan terjadi 1900 kematian. Karsinoma lidah lebih sering terjadi pada
laki-laki dengan perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1 serta lebih sering
ditemukan pada usia lanjut dari pada usia muda.3
Faktor utama yang berperan terhadap timbulnya karinoma lidah adalah
penggunaan tembakau dan alkohol dalam jangka waktu lama. Faktor lain adalah
infeksi virus papilloma dan faktor gigi serta mulut.4
Stadium dini karsinoma lidah memberikan gejala yang tidak khas sehingga
sering luput dari perhatian tenaga medis terutama bila terletak pada sepertiga
posterior lidah. Karsinoma lidah memiliki sifat progresif dengan derajat
keganasan yang tinggi. Keganasan jenis ini memiliki kecenderungan untuk
metastasis ke kelenjar getah bening leher yang merupakan stadium lanjut.3
Penemuan dini karsionoma lidah merupakan faktor yang sangat penting.
Keterlambatan dalam penegakan diagnosis dan penanganannya selanjutnya akan
menimbulkan komplikasi dan prognosis yang lebih buruk. Hal ini erat kaitannya
dengan pengetahuan dan kewaspadaan seorang dokter.5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi
Karsinoma lidah merupakan keganasan jenis karsinoma yang
mengenai lidah. Tumor ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping
itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen. Karsinoma sel
skuamosa adalah jenis keganasan yang paling sering terjadi dalam rongga mulut,
meliputi 95% dari seluruh kasus keganasan pada rongga mulut. 1,8

1.2 Epidemiologi
Karsinoma lidah adalah salah satu kanker mulut yang paling umum
dengan berbagai insiden di beberapa negara. Kasus kanker lidah meningkat dari
tahun ke tahun. Di India tingkat kejadian adalah 6,5 per 100.000 per tahun,
sedangkan tingkat kejadian di Perancis adalah 8 per 100.000 per tahun. Di AS,
telah diperkirakan bahwa 13.590 pasien (9.900 laki-laki dan 3.690 perempuan)
akan didiagnosis dengan kegananasan lidah. Sementara itu di Asia, khususnya di
Asia Selatan dan Asia Tenggara, insiden Tingkat kanker mulut cukup tinggi.
Menurut data dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Nasional , ada163 kasus kanker
lidah dari tahun 2003-2007 diIndonesia. Jumlah tersebut meningkat 52,8% dari
periode tahun 1993-1997. 3 Di Indonesia Rata-rata usia pasien dengan kanker lidah
adalah 47,5 tahun, dan didominasi laki-laki. Sebagian besar jenis histopatologi
pada kasus ini adalah jenis karsinoma sel skuamosa yang mencapai presentase 3%
dari semua jenis tumor. 6 Tingkat kelangsungan hidup setelah satu tahun adalah
60,6% dan setelah dua tahun adalah 12,1%. Selain itu, kelangsungan hidup ratarata pasien kanker lidah adalah 20 bulan.
1.3 Etiologi
Tumor ganas dapat disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal.
Kini telah diketahui bahwa hanya 5-10% dari semua tumor ganas disebabkan oleh
defek genetik, sedangkan sisanya 90-95% disebabkan oleh faktor-faktor
lingkungan dan gaya hidup. Apabila dijabarkan, faktor lingkungan ini terdiri dari

diet atau pola makan, tembakau, infeksi, obesitas atau inaktifitas, serta bahan
polutan lingkungan, radiasi, dan alkohol. Tembakau merupakan penyebab tumor
yang paling dapat dicegah. Di kebanyakan negara maju, rokok bertanggung jawab
atas 30% dari seluruh kematian akibat tumor. Merokok juga meningkatkan resiko
terjadinya paling sedikit 14 jenis tumor, antara lain tumor pada tenggorokan,
mulut, lidah, pankreas, kandung kemih, lambung hati, dan ginjal. Hampir 90 %
pasien yang didiagnosa menderita tumor adalah perokok, dan merokok yang
dikombinasikan dengan minuman alkohol secara sinergis dapat berkontribusi
terjadinya tumor pada lidah. Selain itu di beberapa negara, seperti India, Nepal,
Pakistan dan juga termasuk Indonesia, memiliki kebiasaan makan sirih yang
biasanya terdiri dari buah pinang (areca nut) yang dibungkus dengan daun sirih,
dan memakan bersama-sama dengan tembakau. Kebiasaan makan buah pinang ini
ternyata sudah lebih dulu dari pada pemakai tembakau. Buah pinang sendiri
memiliki sifat adiktif dan dari penelitian saat ini terdapat bukti yang cukup bahwa
buah pinang bersifat karsinogenik. Pemakaian bersama-sama dengan tembakau,
campurannya menjadi lebih adiktif dan karsinogenik. Hal ini dapat menyebabkan
tumor pada lidah. Selain faktor-faktor diatas, tumor pada lidah dapat dipicu oleh
pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai, iritasi kronis dari restorasi, kebersihan
rongga mulut yang buruk. Dan semua faktor-faktor tersebut bersinergis dan
terpapar dalam waktu yang lama. 7,6

1.4 Patofisiologi
Neoplasma atau tumor adalah transformasi sejumlah gen yang
menyebabkan gen tersebut mengalami mutasi pada sel DNA. Karsinogenesis
akibat mutasi materi genetik ini menyebabkan pembelahan sel yang tidak
terkontrol dan pembentukan tumor atau neoplasma. Gen yang mengalami mutasi
disebut proto-onkogen dan gen supresor tumor, yang dapat menimbulkan
abnormalitas pada sel somatik. Usia sel normal ada batasnya, sementara sel tumor
tidak mengalami kematian sehingga multiplikasi dan pertumbuhan sel
berlangsung tanpa kendali. Sel neoplasma mengalami perubahan morfologi,
fungsi, dan siklus pertumbuhan, yang akhirnya menimbulkan disintegrasi dan

hilangnya komunikasi antarsel. Tumor diklasifikasikan sebagai benigna, yaitu


kejadian neoplasma yang bersifat jinak dan tidak menyebar ke jaringan sekitarnya.
Sebaliknya, maligna disinonimkan sebagai tumor yang melakukan metastatis,
yaitu menyebar dan menyerang jaringan lain sehingga dapat disebut tumor ganas.
Untuk terjadinya karsinogenesis diperlukan lebih dari satu mutasi. Bahkan
kenyataannya, beberapa serial mutasi terhadap kelas gen tertentu diperlukan untuk
mengubah suatu sel normal menjadi sel sel tumor. Hanya mutasi pada gen
tertentu yang berperan penting pada divisi sel, apoptosis sel dan DNA repair yang
akan mengakibatkan suatu sel kehilangan regulasi terhadap poliferasinya. Hampir
semua sel neoplasma berasal dari satu sel yang mengalami mutasi karsinogenik.
Sel tersebut mengalami proses evolusi klonal yang akan menambah resiko
terjadinya mutasi ekstra pada sel desendens mutan. Sel sel yang hanya
memerlukan sedikit mutasi untuk menjadi ganas diperkirakan bersumber dari
tumor jinak. Ketika mutasi berakumulasi, maka sel tumor jinak itu akan menjadi
tumor ganas.

Proses karsinogenesis adalah proses bertahap suatu multi steps

process. Sedikitnya ada tiga tahapan, yaitu:


1. Inisiasi, proses inisiasi ini:
1. Karsinogen yang merupakan inhibitor adalah mutagen
2. Cukup terkena sekali paparan karsinogen
3. Keadaan ini permanen dan irreversible
4. Proses ini tidak mengubah ekspresi gen
2. Promosi, sifat sifat promoter adalah:
1. Mengikuti kerja inisiator
2. Perlu paparan berkali kali
3. Keadaan dapat reversible

4.Dapat mengubah ekspresi gen seperti: hiperplasia, induksi enzim,


induksi diferensiasi
3. Progresi Pada progresi ini terjadi aktivasi, mutasi, atau hilangnya gen. pada
progresi ini timbul perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.

1.5 Diagnosa
Tanda-tanda yang spesifik pada tumor lidah adalah suatu massa atau ulkus
yang merupakan jaringan epitel yang terkoyak. Jaringan epitel yang hilang
bersifat menyeluruh sehingga jaringan ikat di bawahnya menjadi terbuka. Untuk
menentukan diagnosa suatu ulkus di lidah diperlukan pemeriksaan yang tepat dan
rinci serta anamnesa pasien. Langkah selanjutnya diperlukan pemeriksaan ulkus
dengan menggunakan pendekatan yang sistematis seperti pemeriksaan lokasi
ulkus, jumlah ulserasi, ukuran, bentuk, dasar lesi, dan tepi lesi. Di dalam mulut,
ulkus biasanya disertai rasa sakit, kecuali tumor mulut yang ganas mempunyai
gejala dan tanda yaitu: 1
Di awal pembentukannya lesi sering tidak sakit, sehingga tidak terlalu
diperhatikan oleh penderitanya. Lesi akan terasa sakit bila terjadi infeksi atau
bila tumor menginvasi jaringan saraf.
Di daerah leher ditemukan pembesaran kelenjar yang tidak nyeri.

Dengan semakin berkembangnya lesi, akan terjadi kesulitan menelan,


mengunyah dan bicara, yang disertai rasa sakit.
Lokasi: pada lidah, dasar mulut, mukosa bukal, linggir alveolar ( merupakan
> 60% lesi kanker mulut ).
Bentuk: bulat, berliku-liku, atau tidak beraturan, dengan tepi: tinggi,
bergulung dan menonjol.
Dasar lesi: granular dan kasar, dapat dengan mudah berdarah, dan pada
jaringan di bawah lesi: ditemukan indurasi dan perlekatan dengan jaringan
yang lebih dalam.
Pada awalnya pasien akan mengeluh terasa baal pada lidah, sariawan yang

tidak sembuh-sembuh, dan terbatasnya gerakan lidah. Pasien juga akan datang

kaena keluhan benjolan di leher akibat adanya pembesaran kelenjar getah bening
leher akibat adanya metastasis tumor.
Penyebaran melalui pembuluh limfe:
Terjadi penyebaran melalui nodus limfatik regional. Tiga puluh persen pasien
datang dengan keluhan adanya keterlibatan nodus limfatik.
Nodus yang membesar menjadi semakin padat atau keras, tidak ada nyeri
tekan, dan melekat dengan jaringan di sekitarnya.
Limfadenopati dapat merupakan gambaran klinis awal pada karsinoma lidah.
Tes diagnostik
Pemeriksaan: biopsi dan histopatologi, radiologi umum, tomografi
menggunakan komputer (CT), pencitraan resonansi magnetik (MRI). CT
Scan dapat mengevaluasi perluasan tumor, keterlibatan pembuluh darah,
destruksi tulang dan pembesaran kelenjar getah bening disamping untuk
follow up pasien 1
Staging tumor pada rongga mulut 1
Sistem yang dipakai adalah American Join Commite For Cancer Staging
and End Result reporting (AJCCS). Sistem yang dipakai adalah T.N.M yaitu:
T:Tumor, N: Kelenjar getah bening regional, M: Metastasis jauh tumor primer dan
dipakai pada rongga mulut:
T Tumor
Tis : Karsinoma insitu (tumor permukaan)
T1 : Tumor besarnya 2 cm atau lebih kecil
T2 : Tumor lebih besar dari 2 cm tetapi lebih kecil dari 4 cm
T3 : Tumor lebih besar dari 4 cm
T4 : Tumor telah melibatkan struktur di sekitarnya seperti tulang kortikal atau
otot otot lidah
N Kelenjar getah bening regional
NX : Kelenjar getah bening regional tidak dapat diperkirakan
N0 : Tidak ada metastatis ke kelenjar getah bening regional

N1 : Metastatis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan ukuran


kurang dari 3 cm
N2 : Metastatis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan ukuran 3 - 6
cm atau bilateral atau melibatkan kelenjar getah bening multiple dengan
ukuran kurang dari 6 cm atau melibatkan kelenjar getah bening kontra
lateral dengan ukuran kurang dari 6 cm
N2a : Metastatis ke kelenjar getah bening unilateral tunggal dengan ukuran 3 6 cm
N2b : Metastatis ke kelenjar getah bening multiple dengan ukuran kurang dari
6 cm
N2c : Metastatis ke kelanjar getah bening kontra lateral dengan ukuran kurang
dari 6 cm
N3 : Metastatis ke kelenjar getah bening dengan ukuran lebih dari 6 cm
M Metastatis jauh tumor primer
MX : Adanya metastatis jauh tidak dapat diperkirakan
M0 : Tidak ada metastatis jauh dari tumor primer
M1 : Ada metastasis jauh dari tumor primer
Dari TNM sistem di atas, maka derajat tumor dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
Stage 1 : T1 N0 M0
Stage 2 : T2 N0 M0
Stage 3 : T3 N0 M0
T1 N1 M0
T3 N1 M0
Stage 4 : T4 N0 atau N1M0
Setiap T, N2 atau N3, M0
Setiap T, Setiap N, M1
1.6 Penatalaksanaan

Tujuan utama dari perawatan tumor ganas lidah adalah kontrol dari tumor
primer. Penatalaksanaan karsinoma lidah meliputi pembedahan, radioterapi,
kemoterapi dan kombinasi.10
Pembedahan
a. Tumor Primer
Tindakan pembedahan karsinoma lidah pada bagian anterior lidah dilakukan
dengan pendekatan transoral berupa eksisi luas, hemiglosektomi atau glosektomi
subtotal. Eksisi luas merupakan teknik pengambilan jaringan lidah kurang dari
separuh lidah. Hemiglosektomi adalah pengambilan separuh jaringan lidah.
Glosektomi subtotal adalah pengambilan jaringan lidah lebih dari separuh tetapi
tidak sampai seluruh lidah terambil. 10

Gambar 1.2. Eksisi karsinoma lidah transoral.


(A) Sebelum eksisi. (B)sesudah eksisi.
Pada tumor pangkal lidah jarang dilakukan tehnik transoral tetapi melalui
transhioid seperti transhioid faringotomi dan faringotomi lateral. Tehnik transhioid
faringotomi digunakan untuk mengangkat tumor kecil pada pangkal lidah.
Dilakukan pemotongan tulang hioid dan mengikutsertakan valekula. Hal yang
perlu diperhatikan pada tehnik ini adalah menghindari kerusakan a. lingualis dan
N. hipoglosus pada sisi lesi. Meskipun dengan teknik ini menghasilkan lapangan
operasi yang terbatas tetapi keuntungannya dapat mempertahankan integritas
mandibula dan mobilitas lidah. Pada tumor yang besar digunakan kombinasi
pendekatan transoral dan transhioid. Pendekatan faringotomi lateral menghasilkan
lapangan operasi yang cukup luas untuk pengangkatan tumor pangkal lidah.

Prosedur operasi ini cukup sulit dilakukan dan mempunyai resiko terjadi trauma n.
lingualis, N. hipoglosus dan n. laringeus superior. Pendekatan anterior midline
glossotomy digunakan untuk pengangkatan tumor yang kecil dan terbatas pada
dasar lidah. Pada tehnik ini lidah di bagi 2 pada bagian anteromidline dimana
daerah ini relatif avaskular dan mudah mencapai daerah dasar lidah. Tehnik ini
memberikan hasil operasi yang baik. Terapi kanker ganas lidah merupakan suatu
masalah yang sulit, oleh karenanya ada beberapa sistem terapi yang dikerjakan
baik dengan secara pengobatan (sitostatika), atau secara pembedahan serta
penyinaran (radiasi), maupun dikombinasikan antara penyinaran dengan
pembedahan. Oleh para ahli lebih banyak menyenangi penggunaan radium atau
peyinaran dengan menggunakan radom seeds jika dibandingkan dengan radiasi
rontgent hasilnya lebih baik. Oleh karena dengan menggunakan penyinaran radom
seeds dapat membatasi penyiaran pada tumor, dengan mengganggu jaringan
normal disekitarnya. Secara garis besarnya terapi pada carcinoma lidah dibagikan
menjadi 2 bagian berdasarkan lokalisasinya :
1/3 posterior : dengan radio terapi dengan menggunakan radiasi radon seeds.
2/3 anterior : dengan surgical therapy dengan cara V excision, sehingga ujung
lidah dapat berfungsi untuk artikulasi. Radioterapi dilakukan bila: Tumor
Inoperable, T3 atau lebih,N3, M0 M1, Tumor di 1/3 lidah posterior (karena
karsinoma lidah 1/3 posterior satu grup dengan hypopharynx). 11
Metastasis kelenjar limfe leher
Angka metastasis kelenjar limfe leher dari kanker lidah tinggi, dan terhadap
radioterapi tidak peka, maka operasi merupakan terapi utama. Ketika klinis timbul
lesi metastatic N1-N2, harus dilakukan operasi pembersihan leher radikal (RND),
pasca operasi dapat diradioterapi. Pasien stadium T2 pasca operasi sekitar 40%
dapat timbul metastasis leher, maka terapi preventif metastasis kelenjar limfe
leher semakin penting. Oleh karena itu kecuali kasus T1N0 yang dapat
ditindaklanjuti secara berkala, pasien stadium T2-T4 walaupun secara klinis
belum teraba pembesaran kelenjar limfe, juga harus dilakukan operasi
pembersihan leher elektif (END). Terhadap pasien T3-T4 manapun harus
dilakukan RND sebagai bagian dari terapi bedah pertama.

Radioterapi
Karsinoma lidah dapat dilakukan dengan terapi radiasi eksternal maupun radiasi
internal. Sebelum radioterapi harus diperhatikan higiene rongga mulut yang baik
dengan membersihkan atau mencabut gigi yang karies, mencegah dan
mengeliminasi sumber infeksi dari dental.2 Pada tumor primer T1 dengan lokasi
dimana saja pada lidah dapat dilakukan radioterapi dengan menggunakan
brakiterapi implan jarum Ir-192. Pada tumor primer T2 dan T3 yang eksofitik atau
dengan infiltrasi minimal diberikan radioterapi eksternal menggunakan radiasi
sinar X, Co-60 dengan dosis 40-60 Gy selama 4-6 minggu selanjutnya diberikan
radiasi internal implan interstisial. Pada penderita yang tidak dapat dilakukan
tindakan pembedahan diberikan radiasi ekternal paliatif dengan dosis total 70
Gy/7 minggu. Dosis yang diterima medula spinal dibatasi kurang dari 40 Gy
untuk mencegah mielitis radiasi.
Kombinasi Pembedahan dan Radioterapi
Terapi kombinasi pembedahan dan radioterapi memberikan hasil terapi yang lebih
baik untuk karsinoma lidah stadium III dan IV. 2 Terapi kombinasi dilakukan
dengan 2 cara yaitu terapi kombinasi terencana dan terapi kombinasi tanpa
rencana. Terapi kombinasi terencana yaitu dilakukan pembedahan untuk
mengambil semua tumor yang nampak dan teraba sampai 12 cm dari tepi tumor
yang merupakan jaringan normal. Selanjutnya dilakukan radioterapi untuk
eradikasi tumor residu secara mikroskopik. Terapi kombinasi tanpa rencana
dilakukan sebagai terapi kuratif dan belum ada kesepakatan tentang waktu untuk
dilakukan radioterapi. Keuntungan pemberian radioterapi preoperatif adalah sel
kanker pada tepi tumor menjadi inaktif, radioterapi menyebabkan sklerosis dan
menyumbat aliran kelenjar getah bening serta mengurangi penyebaran karsinoma
saat pembedahan. Tetapi radioterapi preoperatif menyebabkan gangguan
penyembuhan luka seperti fistula orofaringokutan, luka yang mengelupas serta
ruptur vaskuler. Saat ini ada kecenderungan untuk melakukan pembedahan
terlebih dahulu dan selanjutnya diberikan radioterapi. Keuntungan pendekatan ini
adalah morbiditas operasi dapat dikurangi dan kerugiannya adalah apabila terjadi

komplikasi pembedahan maka pemberian radioterapi menjadi terlambat dan tidak


efektif.
Kemoterapi
Kemoterapi digunakan pada karsinoma stadium lanjut dan sebagai terapi paliatif
pada tumor rekuren untuk mengurangi rasa nyeri. Regimen yang digunakan
adalah cisplatin dan 5-fluorouracil. Adapun regimen lain yang biasa digunakan
adalah docetaxel yang mana merupakan agen efektif dan memiliki tingkat respon
yang lebih baik pada pasien-pasien dengan stadium lanjut, rekuren, ataupun
metastasis. Docetaxel berbeda dalam mekanisme kerjanya dengan cisplatin dan 5fluorouracil sehingga dapat dikombinasikan untuk mendapatkan hasil pengobatan
yang lebih baik. Kemoterapi kombinasi ini menghasilkan tingkat respons 90-93%.
Efek samping yang dapat terjadi pada pemberian kombinasi terapi ini yaitu
leukopenia, neutropenia, thrombositopenia, alopesia, dan diare. 9
Pilihan perawatan tergantung pada beberapa yaitu:
1.Tipe sel dan derajat diferensiasi
2. Bagian yang terlibat, ukuran serta lokasi dari tumor primer
3. Keterlibatan jaringan getah bening
4. Ada tidaknya keterlibatan tulang
5. Kemampuan tercapainya tepi tumor pada waktu operasi
6.Kemampuan mempertahankan fungsi komunikasi
7. Kemampuan mempertahankan fungsi menelan
8. Status fisik dan mental pasien
9. Komplikasi yang mungkin terjadi
10. Kerja sama (kooperatif ) pasien
1.7

Prognosis
Prognosis karsinoma lidah terutama tergantung stadium penyakit, dimana

pada stadium lanjut memiliki prognosis yang buruk dibandingkan stadium dini.
Secara patologis, semakin buruk derajat diferensiasinya maka semakin buruk

prognosisnya. Karsinoma lidah dengan metastasis ke kelenjar getah bening leher


memiliki five years survival hanya separuh dibandingkan karsinoma lidah tanpa
metastasis ke kelenjar getah bening. Menurut penelitian oleh Ganly et al. Pasien
dengan stadium awal 1akan memilki outcome yang baik terhadap pengobatan
yang di jalaninya. 1,10

DAFTAR PUSTAKA

Munir M. Tumor ganas rongga mulut. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N,


Bashiruddin J, Restuti RD, ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok

kepala leher. Edisi 6.

Jakarta: Balai penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.hal.156-8


2

Collins SL. Squamous cancer of the oral cavity, oropharynx and


pharyngeal walls. In: Ballenger JJ, ed. Diseases of the neck, throat, ear,
head and neck. 14th edition. Philadelphia: Lea & Febiger; 1991.p.335-444

Hasibuan S. Prosedur deteksi dini dan diagnosis kanker rongga mulut.


2004.

Available

from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1159/1/fkgsayuti2.pdf, Accessed January 16, 2012

Kentjono WA. Pembedahan pada tumor parotis dan kanker rongga mulut.
Majalah Kedokteran Tropis Indonesia 2006;17:20-38

Zhuming G, Quan Z. Karsinoma lidah. Dalam: Desen W, ed. Alih bahasa:


Japaries W. Onkologi klinis. Edisi 2. Beijing: Science Publication;
2008.hal.297-304

Azimi H., Khajehahmadi S., Rahpeyma A.. Tongue Squamous Cell


Carcinoma: A Clinical Study. Iran. Iranian Journal Of Pathology. 2014;9
(1) :P.28 32

More Y, Dcruz Ak.. Oral Cancer: Review Of Current Management


Strategies. India. The National Medical Journal Of India.2013;26(3) :P.152
8

Sutandyo N, Ramli R , Sari L , Soeis DS..Profile And Survival Of Tongue


Cancer Patients In Dharmais Cancer Hospital, Jakarta. Jakarta. Asian
Pacific Journal Of Cancer Prevention. 2014;15 :P.1971-5

Ganly I, Patel S,Shah J.. Early Stage Squamous Cell Cancer Of The Oral
TongueClinicopathologic Features Affecting Outcome . New York.
Cancer. 2012;1:P.101-111.

10 Rana M, Iqbal A, Warraich R, Ruecker M, Eckardt AM, Gellrich NC..


Modern Surgical Management Of Tongue Carcinoma - A Clinical
Retrospective Research Over A 12 Years Period. Germany. Head & Neck
Oncology.2011;3(43): P.1 8
11 Russell JA, Connor NP.. Effects Of Age And Radiation Treatment On

Function Of Extrinsic Tongue Muscles. USA. Radiation Oncology. 2014;


9(254): P.1 - 15

Anda mungkin juga menyukai