Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

IMUNISASI CAMPAK
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga
menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-anak yang
kurang gizi mudah terserang komplikasi yang fatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi
virus rubeola yang kemudian ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan
hidung.
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau
lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan
pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di
bawah kulit (subkutan).
Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak 2
diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek
samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.
Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya imunisasi campak bagi ibu-ibu yang
mempunyai bayi akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bayinya, sehingga diperlukan
penyuluhan bagi ibu-ibu agar dapat mengetahui, betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan
anaknya.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan Komunitas
Topik

: Imunisasi Campak

Sub Topik

: Pentingnya Imunisasi Campak bagi bayi

Sasaran

: Ibu R

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 Juni 2008


Jam

: 11.00-11.40 WIB

Waktu

: 40 menit

Tempat

: di Posyandu MURTI

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Imunisasi Campak di Posyandu MURTI


selama 40 menit, diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi dapat mengetahui pentingnya
Imunisasi Campak bagi anaknya.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Imunisasi Campak di Posyandu MURTI
selama 40 menit, diharapkan ibu-ibu yang mempunyai bayi dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian Penyakit Campak
2. Penyebab Penyakit Campak
3. Gejala Penyakit Campak
4. Dampak & Komplikasi yang terjadi
5. Cara Penularan Campak
6. Pencegahan dan Penanganan dengan imunisasi
V. MATERI
Terlampir
VI. MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VII. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No
Waktu
1.
5 menit

Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :

Kegiatan Peserta
Menjawab salam

1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan

Mendengarkan dan
memperhatikan

disampaikan
2.

20 menit

Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur.

memperhatikan

Materi :
1. Pengertian Penyakit Campak
2. Penyebab Penyakit Campak
3. Gejala Penyakit Campak
4. Dampak & Komplikasi yang
terjadi
5. Cara Penularan Campak
6. Pencegahan dan Penanganan
dengan imunisasi

3.

10 menit

Evaluasi :
Menyimpulkan inti penyuluhan

Menyimak dan

Menyampaikan secara singkat

mendengarkan

materi penyuluhan
Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk menjawab pertanyaan
4.

5 menit

yang dilontarkan
Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan Menjawab salam
yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam

IX. PENGESAHAN
Yogyakarta,
Pemberi Materi Penyuluhan
(Ni Wayan Esi Karlina)
Mengetahui,
Pembimbing PKL
(Sulistyaningsih, SKM)
X. EVALUASI
Metode Evaluasi

: Diskusi dan Tanya jawab

Jenis Pertanyaan

: Lisan

Jumlah Soal

: 3 soal

XI. LAMPIRAN MATERI


a. Pengertian penyakit campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga menyerang
orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-anak yang kurang gizi
mudah terserang komplikasi yang fatal.
b. Penyebab penyakit campak
Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus rubeola.
c.

Gejala Penyakit Campak


- Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari
- Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar
- Mata merah, berair
- Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras
- Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
- Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka

kemudian ke seluruh

badan.
d. Dampak dan Komplikasi yang terjadi
Bila campak tak diobati akan berbahaya karena dampaknya yang bisa bermacam-macam. Anak
pun akan rewel, sulit minum, tak bisa tidur, bisa kejang, kekurangan cairan, sesak nafas dan
sebagainya.

Sedangkan Komplikasi Campak meliputi :

- Infeksi telinga bagian tengah


- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)
e.

Cara Penularan
Cara penularan penyakit campak, ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh
cairan hidung.
Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui
perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut.
Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak.
Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja
ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup?
Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas
pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak
campak cukup berbahaya.
Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar
semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah
bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin
berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi
semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.
Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah
satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak
menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan
yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya,
dengan mandi anak akan merasa nyaman.

f.

Pencegahan dan Penanganan dengan Imunisasi

1) Pencegahan dan Pengobatan


Anak yang diduga terkena campak harus dipastikan dulu apakah betul-betul campak atau bukan.
Bila diagnosis sudah ditegakkan, dan tak ada komplikasi, anak cukup dirawat di rumah. Tetapi, bila
sampai terjadi komplikasi harus dirawat di rumah sakit. Yang terang, bila campak tak diobati akan
berbahaya karena dampaknya yang bisa bermacam-macam. Anak pun akan rewel, sulit minum, tak
bisa tidur, bisa kejang, kekurangan cairan, sesak nafas dan sebagainya. Jadi jangan punya anggapan

bahwa campak didiamkanpun tak apa-apa. Dan, pengobatan campak dilakukan untuk mengobati
gejalanya. Hal ini disebabkan karena penyebab campak adalah virus. Jadi, bukan mematikan virusnya.
Karena begitu gejala penyakitnya timbul virusnya sendiri sudah tak ada. Jadi, anak akan diberi obat
penurun panas untuk demam, obat sariawan untuk sariawan (bila ada), dan obat diare untuk mengatasi
diarenya. Dan obat batuk untuk mengobati batuknya. Lalu disiapkan pula obat anti kejang bila anak
punya bakat kejang.
Sebaiknya anak berpantang makanan yang merangsang batuk, seperti goreng-gorengan, permen dan
coklat. Selain itu, berilah anak makanan yang mudah dicerna.
Umumnya bila anak terkena campak akan rentan sehingga mudah sekali terkena penyakit lain.
Misalnya bila di sekitarnya ada yang flu, radang tenggorokan atau bahkan TBC, maka diapun bisa
terkena. Biasanya masa rentan ini berlangsung sebulan setelah sembuh.
2) Pencegahan dengan Imunisasi

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Imunisasi


campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih,
Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada
umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di bawah
kulit (subkutan).
Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak 2
diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Levi Silalahi, Berbagai Sumber

http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20040326-01,id.html
Dedeh Kurniasih. Ilustrator: Pugoeh

http://www.dunia-ibu.org/sharing/index.php?id=634
Hand out ibu Dewi Rokhanawati tentang Imunisasi semester IV

Pengertian Imunisasi.
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu.
2. Jenis jenis Imunisasi :

Berdasarkan mekanisme terbentuknya zat anti imunisasi terbagi atas dua


yaitu :
Imunisasi aktif : pada imunisasi ini tubuh aktif membuat zat penolak
penyaik, yang terdiri dari :

Kekebalan aktif alami, bila anak mendapat infeksi kemudian sembuh


dengan sendirinya akan kebal terhadap penyakit yang menyerang. Anak
itu mempunyai kekebalan alami yang merupakan kekebalan terkuat. Tapi
perlu diingat bahwa anak tersebut belum mendapat kekebalan, sehingga
ia harus berjuang melawan penyakit. Bila menderita penyakit yang berat,
anak itu bisa saja sembuh dengan cacat atau kemungkinan meninggal,
namun mungkin juga sehat kembali dengan mendapat kekebalan.

Kekebalan aktif buatan, yaitu memasukkan racun atau kuman hidup, yang
keganasannya sudah dilemahkan agar tubuh dengan aktif membuat zat
penolak ( zat anti ).

Imunisasi pasif : pada imunisasi ini tubuh hanya dapat menerima zat
penolak penyakit yang terjadi dari :

Kekebalan pasif bawaan ( alami ), terdapat pada bayi baru lahir sampai
umur 5 bulan. Kekebalan tersebut didapat dari ibunya melalui ari-ari,
misalnya penyakit campak (morbili) dan diphtheria

Kekebalan pasif buatan, orang menjadi kebal dengan diberi zat penolak
penyakit ( zat anti ) yang diperoleh dari binatang, misalnya kuda atau sapi
yang pernah mendapat penyakit tertentu. Lazimnya dipakai oleh capak
tetanus, gigitan ular dan anjing gila. Kekebalan ini hanya beberapa
minggu.

Berdasarkan waktu pemberian terbagi atas :

Imunisasi dasar yaitu imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi
usia 0-11 bulan.

Imunisasi lanjutan yaitu imunisasi diberikan setelah imunisasi dasar.

3. Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi BCG
Pengertian :
BCG

berasal

dariStrain

Bovinum

Micobakterium

Tuberculosis

oleh

Calmette dan Geurin (1906). Mereka menyelidiki bahwa bila empedu


ditambahkan pada tempat tumbuhnya bakteri ini maka kelompok
organisme akan tersebar di dalamnya dan terjadi perubahan bentuk dan
virulensinya. Mereka mengendalikan bahwa sub kultur lama di dalam
medium yang mengandung empedu mungkin menghasilkan suatu strain
vaksin yang dilemahkan.
Tujuan :
Untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis / TBC.
Vaksin BCG mengandung kuman Asillus Calmette Guerin, yang dibuat dari
bibit penyakit ayau kuman hidup yang sudah dilemahkan. Anak akan
terhindar dari TBC berat, TBC tulang dan TBC selaput otak namun
kemungkinan anak akan menderita TBC ringan juga.
Kontraindikasi :
Kontraindikasi TBC adalah anak yang sakit kulit atau menderita sakit pada
kulit tempat penyuntikan, anak yang telah terjangkit penyakit TBC atau
anak yang menunjukkan Test Mantoux positif atau Test biliurin positif dan
apabila anak menderita kelainan immunologic, yang menderita panyakit
infeksi apapun, misalnya morbili atau batuk rejan atau menerima

kortikosteroid, obat immunosuspresif. Salah satu kontraindikasi yang perlu


diperhatikan adalah anak yang dirawat dalam kondisi panas.
Indikasi :
Diberikan pada bayi baru lahir atau anak dengan keadaan suhu tubuh
yang normal atau dengan kata lain anak tidak dalam keadaan demam,
sehingga anak dan bayi tersebut mendapat kekebalan terhadap penyakit
TBC dalam batas-batas tertentu.
Jenis Vaksin :
Jenis vaksin yang terkandung dalam BCG yaitu Micobagcterium Bovis
hidup bernama mycobacterium Calmette Guarin karena ditemukan oleh
Calmette Guerin pada tahun 1906. jadi vaksin BCG adalah vaksin yang
berasal dari bakteri dilemahkan dalam bentuk beku kering seperti campak
berbentuk

bubuk

dan

harus

dilarutkan

terlebih

dahulu

sebelum

digunakan.
Dosis Dan Interval Pemberian
0,05 ml pada neonatus (0-2 bulan) dengan cara penyuntikan intrakutan
pada insersio muskulus deltoideus.
0,1 ml vaksin ulang pada umur 4-6 tahun ( anak SD) dengan cara
penyuntikan intrakutan pada insersio muskulus deltoideus.
Efek Samping Dari BCG

Reaksi Normal.

- Bakteri BCG dalam tubuh bekerja sangat lambat, setelah 2 minggu akan
terjadi pembengkakan kecil merah ditempat panyuntikan dengan garis
tangan 10 mm. setelah 2-3 minggu kemudian pambengkakan menjadi
abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.

Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu dan anak agar tidak memberikan
obat apapun pada luka sebab luka tersebut akan sembuh dengan
sendirinya dan meninggalkan jaringan perut (Scar) bergaris tengah 3-7
mm. Scar berguna sebagai petunjuk bahwa anak tersebut telah mendapat
vaksinasi BCG

Reaksi Berat

- Terkadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam. Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan dikelenjar limfe.

Reaksi yang lebih cepat


Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap tuberklosis proses
pembengkakan mungkin akan terjadi lebih cepat dari dua minggu.

Imunisasi Polio.
Pengertian :
Polio adalah penyakit virus yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin
polio yang mengandung 3 jenis virus polio yang telah dilemahkan. Virus
ini dapat menyebabkan infeksi pada anak tanpa menunujukkan gejalagejala dan memberikannya kekebalan terhadap polio selama hidup.
Tujuan :
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap poliomyelitis.
Indikasi : Anak tidak dalam keadaan sakit parah, menderita diare serta
defisiensi kekebalan berat guna

mendapatkan kekebalan terhadap

penyakit poliomenilitis.
Kontraindikasi :
Anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak menderita defisiensi
kekebalan.

Imunisasi Hepatitis.
Pengertian :
Imunisasi hepatitis adalah paksin dari protein diberikan pada bayi dan
anak untuk mencegah terjadinya peradangan dihati dan penyakit kuning.
Tujuan :
Untuk mencegah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus,
bakteri, parasit, bahan toxsin, obat-obatan atau bahan-bahan lain yang
merusak hati.
Indikasi :

Tenaga kesehatan yang sering berhubungan dengan darah atau jarum,


terutama

Orang-orang

yang

terlibat

langsung

dalam

perawatan

penderita yang terinfeksi penyakit hepatitis B.

Penderita : Penderita pertama kali masuk lembaga perawatan untuk


gangguan mental dimana diketahui terdapat insiden Hepatitis B yang
tinggi.

Hubungan dengan penderita Hepatitis B : Suami atau istri dan hubungan


seksual lain dengan penderita Hepatitis B akut atau karier virus Hepatitis
B dan anggota keluarga lain yang berhubungan erat.

Indikasi lain untuk imunisasi : Bayi-bayi yang lahir dari ibu yang karier
persisten terhadap antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg) atau HbsAg
positif akibat lnfeksi yang baru.
Kontraindikasi :
Sampai saat ini belum ditemikan efek samping dari imunisasi Hepatitis
baik itu A atau B yang terasuk serius. Bahkan aman disuntikkan pada
wanita hamil.

Imunisasi DPT
Pengertian :
Merupakan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid
tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortela pertusis
yang telah dimatikan.
Tujuan :
Untuk memberi kekebalan terhadap penyakit difteri yang merupaka
penyakit infeksi yang disebabkan oleh corinebacterium diphtherihe
merangsang saluran pernapasan terutama terjadi pada balita.
Indikasi :
Bayi tidak dalam keadaan sakit parah atau menderita defisiensi gangguan
kekebalan tubuh.
Kontraindikasi :
Bayi yang sedang sakit parah atau yang sedang menderita defisiensi
gangguan kekebalan tubuh.
Imunisasi Campak.
Pengertian :
Merupakan

vaksin

measles

yang

mengandung

virus

hidup

yang

dilemahkan, dibiakkan dalam jaringan janin ayam yang beku kemudian


dikeringkan.
Tujuan : Imunisasi aktif terhadap campak.
Indikasi

Pada anak yang di imunisasi kurang dari 11 bulan.

Imunisasi ulang jika diberikan sebelum umur 15 bulan.

Vaksinasi baru diberikan setelah anak berusia 1 tahun, karena sebelumnya


anak-anak ini masih memiliki kekebalan terhadap campak yang diperoleh
dari ibunya (jika ibu memiliki kekebalan terhadap campak).
Kontraindikasi

Anak yang sakit parah, menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi
dalam derajat berat defisiensi kekebalan, demam lebih dari 38 C.

Anak berumur kurang dari 9 bulan dan untuk diatas 3 tahun karena
sebagian besar telah terlindungi.

Perbedaan Cacar dan Campak


Posted: June 3, 2010 in knowledge

Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan menular


melalui percikan ludah. Biasanya diawali dengan gejala seperti demam,
batuk kering, mata merah. Setelah 2-4 hari, suhu badan naik mendadak
bersamaan dengan munculnya ruam kulit yang berwarna merah gelap. Pada
mulanya ruam ini muncul di belakang telinga, muka, lalu seluruh badan
dalam 3 hari, kemudian memudar dan perlahan menghilang. Nah ruam
kulit pada anakmu muncul ketika anak masih demam tinggi atau setelah
demamnya turun? Kalau ruam kulit muncul setelah panas turun, mungkin
bukan campak melainkan roseola infantum, penyakit yang disebabkan oleh
human herpes virus Keduanya sama-sama infeksi virus tidak ada
obatnya samasekali tidak membutuhkan antibiotika karena antibiotika
tidak membunuh virusMinum banyak, amati anak, jaga jangan sampai
dehidrasi. Apakah menular? Apakah itu campak atau infeksi virus lainnya,
yang namanya penyakit infeksi ya menular ini merupakan salah satu
alasan pembuatan vaksin pada penyakit infeksi yang berat. Untuk kasus
seperti anakmu, imunisasi campak tidak perlu diulang. Imunisasi ulangan
campak diberikan dalam bentuk kombinasi imunisasi
campak-gondongan-rubela (MMR) pada usia 15 bulan, dilanjutkan MMR kedua
pada usia 6 tahun.

Cacar Air (*Varisela*, *Chickenpox* ) adalah suatu infeksi virus


menular yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik

kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng,
yang menimbulkan rasa gatal.
*PENYEBAB* : Penyebabnya adalah *virus varicella-zoster*. Virus
ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda
yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa
menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan,
sebaiknya penderita di*isolasi* (diasingkan) .
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan
memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi
virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi
aktif kembali dan menyebabkan *herpes zoster*.
*GEJALA*: Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah
terinfeksi. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya
berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala
tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala
pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik
merah datar (*makula*). Kemudian bintik tersebut menonjol (*papula*),
membentuk lepuhan berisi cairan (*vesikel*) yang terasa gatal, yang
akhirnya akan mengering.
Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan
yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan
menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit;
biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung,
bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka
(*ulkus*), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa
ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan
vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang
menyebabkan gangguan pernafasan.
Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian
samping.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut,
kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air
bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh *
stafilokokus* .
*KOMPLIKASI* : Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa
masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
*Pneumonia* karena virus
Peradangan jantung

Peradangan sendi
Peradangan hati
Infeksi bakteri (*erisipelas* , *pioderma*, *impetigo bulosa*)
*Ensefalitis* (infeksi otak).
*DIAGNOSA* : Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang
khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
*PENGOBATAN* : Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah
penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan
losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol
atau fenol
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
menjaga kebersihan tangan
kuku dipotong pendek
pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat,
bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.
Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan
aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih
dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada
remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya
penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang
pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.
*PENCEGAHAN*: Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air
dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan system kekebalan), bisa diberikan *immunoglobulin zoster* atau
*immunoglobulin varicella-zoster* .
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia
12-18 bulan.

Penyakit Cacar
Penyakit cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam
bahasa Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh virus
poks (pox virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudah
menular.
Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan muncul
gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah wajah,
tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh. Penyakit ini kerap berakibat
fatal, terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang bisa
sembuh pun, akan memberikan bekas di kulit berupa bopeng-bopeng.
Untungnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi dunia. Di abad 19, seluruh
dunia berupaya memberantas penyakit ini dengan imunisasi. Di wilayah
Indonesia, imunisasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1856, oleh
Pemerintahan Hindia - Belanda. Setelah proses yang panjang dan penuh
kerja keras, akhirnya penyakit ini tidak ditemukan lagi di Indonesia
sejak tahun 1974 dan selanjutnya WHO menetapkan Indonesia bebas dari cacar. Berkat
kerjasama seluruh dunia, akhirnya tahun 1980 pun dunia dinyatakan sudah
bebas dari penyakit cacar.
Seiring dengan musnahnya penyakit cacar ini, akhirnya sejak saat itu
tidak lagi diperlukan vaksinasi cacar. Berita dan pembahasannya pun
makin lama makin menghilang. Tak heran, akhirnya ada juga sebagian orang
awam yang tidak pernah mendengar dan asing dengan penyakit cacar ini.
Macam-macam cacar
1. Cacar Air
Cacar air, walaupun namanya mirip dengan cacar, merupakan penyakit yang berbeda. Cacar
air, dalam bahasa medisnya disebut 'varisela', dan dalam bahasa Inggris dinamai chicken pox.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama virus varisela-zoster. Serupa dengan cacar,
gejala yang muncul sama-sama ada demam. Akan tetapi perbedaan terdapat pada gelembung
yang muncul kecil-kecil dan tidak serentak, yang dimulai dari bagian tubuh penderita lalu
menjalar keanggota tubuh lainnya. Secara umum,penyakit cacar air ini jauh lebih ringan dan
tidak seberbahaya penyakit cacar.
Vaksinasi penyakit ini sesungguhnya sudah ada cukup lama, namun hingga kini belum
banyak dilakukan di Indonesia. Vaksinasi cacar air sampai
hari ini belum menjadi bagian dari program imunisasi dasar yang
diwajibkan, mengingat biayanya yang masih mahal sehingga tidak semua
orang mampu menjangkaunya. Saat ini pemberian imunisasi cacar air dilakukan bagi anak
usia 10 tahun ke atas, bila memang
belum terkena cacar air. Namun jika dikehendaki dan memang mampu, vaksin sudah boleh
diberikan setelah usia 1 tahun, dan diulang 10 tahun
kemudian untuk melindunginya saat dewasa.
2. Cacar Ular
Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular. Cacar ular adalah
nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi
penyakit cacar air (varisela) yang pernah
diderita seseorang sebelumnya.

Perlu diketahui, bila seseorang terkena infeksi virus varisela-zoster


untuk pertama kali, maka akan timbul penyakit cacar air. Setelah sembuh,
virus tersebut tidaklah musnah seluruhnya dari tubuh penderita,
melainkan berdiam di dalam tubuh penderita, tepatnya di ganglion saraf
tepi penderitanya. Virus yang berdiam dalam tubuh penderita ini dapat sewaktu-waktu
muncul kembali dan menyebabkan penyakit yang dinamai Herpes Zoster.
Walau di dalam tubuhnya terdapat virus ini, namun kebanyakan orang
memang tidak mengalami penyakit Herpes Zoster. Hal ini disebabkan daya
tahan tubuh yang baik yang dapat menekan virus ini berkembang.
Sebaliknya, pada orang yang daya tahannya sedang menurun, tak jarang
penyakit ini tiba-tiba muncul menyerang.
Gejala yang terjadi pada penyakit ini awalnya hampir sama dengan cacar air, yaitu terjadi
demam dan badan terasa pegal-pegal. Selanjutnya
sedikit berbeda dengan penyakit cacar air, walaupun virus penyebabnya
sama. Pada Herpes Zoster, gelembung muncul dalam suatu kelompok yang
menyerupai garis lebar dengan dasar kulit kemerahan, yang muncul dari
bagian belakang tubuh dan menjalar ke arah depan pada salah satu sisi
tubuh. Mungkin karena gambaran kelainan yang seperti gambar ular ini,
maka ada yang menemakannya cacar ular. Sebenarnya gelembung ini bisa
muncul di bagian tubuh mana saja, termasuk wajah, namun yang paling
sering adalah dari punggung kebagian dada.
Ada mitos yang mengatakan, bila deretan gelembung muncul dari kedua sisi tubuh, dan
kedua ujungnya bertemu, maka akan fatal akibatnya. Mitos ini tidaklah tepat, namun ada
unsur benarnya juga. Yang jelas, deretan
gelembung memang umumnya muncul hanya di salah satu sisi saja. Bila
sampai muncul di kedua sisi, berarti infeksi yang terjadi sangat berat,
dan daya tahan tubuh penderita dalam keadaan sangat lemah dan buruk.
Tentunya kondisi fisik yang demikian ini memang memiliki risiko yang
bisa berakibat fatal. Walaupun jarang, kasus seperti ini dapat dijumpai
pada penderita yang mendapat terapi imunosupresan (penekanan sistem
kekebalan tubuh) dosis tinggi dalam jangka panjang atau pada penderita
HIV/AIDS.
3. Cacar Monyet
Istilah cacar monyet memang relatif tidak sepopuler istilah cacar
lainnya yang telah disebutkan di atas. Penyakit ini nama ilmiahnya
adalah impetigo bulosa, atau ada pula yang menamakan impetigo
vesikulo-bulosa. Berbeda dengan jenis cacar lainnya yang disebabkan
karena infeksi virus, cacar monyet ini disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus aureus.
Secara klinis, penderita tidak mengalami demam ataupun gejala umum
seperti pada cacar air ataupun herpes zoster. Gejala yang didapatkan

adalah adanya gelembung yang munculnya terutama di ketiak, dada, dan


punggung. Gelembung yang muncul ini cepat pecah dan jumlahnya tidak
begitu banyak, namun kerap kali disertai pula oleh miliaria (biang
keringat). Penyakit ini memang tidaklah seberat penyakit lainnya, karena terbatas pada
lapisan kulit saja. Namun tentunya tidak berarti tidak perlu
diobati. Apalagi karena yang menjadi penyebab adalah bakteri, yang untuk

memusnahkannya diperlukan obat antibiotika yang dioleskan pada tempat


yang terkena.
Ada yang mengatakan, penyakit ini disebut cacar monyet, sebab kelainan yang tampak di
kulit memang bagi orang awam sedikit banyak mirip dengan penyakit cacar. Sedangkan asal
usul dikaitkan dengan monyet, konon karena umumnya kulit terasa gatal sekali dan kerap
menyebabkan
penderitanya menggaruk-garuk tubuhnya terus menerus... seperti monyet.
Cara Penularan Penyakit Cacar
Secara umum, seluruh jenis penyakit cacar dapat menular melalui kontak langsung. Proses
penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian yang tercemar dan sentuhan ke atas
gelembung/lepuh yang pecah. Seseorang yang pernah mengalami cacar air dan kemudian
sembuh, sebenarnya virus tidak 100% hilang dari dalam tubuhnya, melainkan bersembunyi di
dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Ketika daya tahan tubuh (Immun)
melemah, virus akan kembali menyerang dalam bentuk Herpes zoster dimana gejala yang
ditimbulkan sama dengan penyakit cacar air (chickenpox). Bagi seseorang yang belum
pernah mengalami cacar air, apabila terserang virus varicella-zoster maka tidak langsung
mengalami penyakit herpes zoster akan tetapi mengalami cacar air terlebih dahulu.
Tanda dan Gejala Penyakit Cacar
Tanda dan gejala yang timbul akibat serangan virus herpes secara umum adalah demam,
menggigil, sesak napas, nyeri dipersendian atau pegal di satu bagian rubuh, munculnya bintik
kemerahan pada kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair. Keluhan lain yang
kadang dirasakan penderita adalah sakit perut.
Penanganan dan Pengobatan Penyakit Cacar
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga gelembung cairan tidak
pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi jalan masuk bagi kuman lain (infeksi
sekunder), antara lain dengan pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit.
Penderita apabila tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock. Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar
ditujukan untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam, misalnya
diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir, famciclovir, valacyclovir,
dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk mengurangi demam, nyeri, komplikasi
serta melindungi seseorang dari ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes.
Sebaiknya pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas membakar
pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan (blisters).Pada kondisi serius
dimana daya tahan tubuh sesorang sangat lemah, penderita penyakit cacar sebaiknya
mendapatkan pengobatan terapy infus (IV) Acyclovir. Sebagai upaya pencegahan sebaiknya
seseorang mendapatkan imunisasi vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun
diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk
memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya,
berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai
10 tahun.
Penyakit Campak
Penyakit campak atau morbili (bahasa Latin), measless (bahasa Inggris) merupakan penyakit
yang sangat mudah menular, sifatnya akut (tiba-tiba) yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit.. Kuman penyebab
penyakit campak ini ialah virus campak (genus morbili) golongan Paramyxovirus. Virus ini
terdapat dalam darah, air seni dan cairan pada tenggorokan.

Penyebab Penyakit Campak


Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat mudah menular atau
infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya
ruam. Campak disebabkan oleh paramiksovirus (virus campak). Penularan terjadi melalui
percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif
pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang
yang rentan terhadap campak adalah:
- bayi berumur lebih dari 1 tahun
- bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
- remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
Gejala Penyakit Campak
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan
- Nyeri tenggorokan
- Hidung meler ( Coryza )
- Batuk ( Cough )
- Bercak koplik
- Nyeri otot
- Mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam
(kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula (ruam
kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di
bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke
batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.
Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu tubuhnya
mencapai 40 C, 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan
ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang
dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang mulai pada muka
dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.
Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Beberapa

komplikasi yang bisa menyertai campak:


1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita mudah
memar dan mudah mengalami perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
4. Kebutaan
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan lain yang
mungkin perlu dilakukan: pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan Ig M anti
campak, pemeriksaan komplikasi campak : enteritis, ensephalopati, bronkopneumoni.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah baring. Untuk
menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri,
diberikan antibiotik.
Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya
diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin
MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas. Jika hanya
mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis
pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Untuk
anak berusia di bawah 5 tahun, agar diberikan vitamin A bersama dengan vaksin campak.
Vitamin A dapat melindungi anak dari kemungkinan kebutaan atau bahkan kematian yang
disebabkan komplikasi akibat penyakit campak.
Penyakit Herpes
Herpes, demikianlah kalangan medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan
pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi
air pada dasar peradangan. Penyakit herpes sejenis penyakit berjangkit yang disebabkan oleh
virus herpesviridae. Ia merupakan penyakit yang berjangkit melalui hubungan seks, dan
berkemungkinan menjangkiti anak yang baru dilahirkan jika ibu mempunyai penyakit ini
semasa melahirkan .Tidak terdapat obat untuk mengobati penyakit ini. Obat yang ada hanya
mengurangi serangan Herpes serta mengurangi penyebaran virus herpes.
Macam-macam Penyakit Herpes
1. Herpes simpleks (genitalis)
Herpes genital merupakan penyakit kulit akut pada genital dan bibir akibat terinfeksi virus
Herpes Simpleks tipe 2 dan 1 (VHS 1 dan VHS 2). Kelainan kulit ditandai dengan vesikel
berkelompok diatas kulit kemerahan dan sembab, pada area mukokutan dan disertai rasa
nyeri. Herpes simpleks sering menyerang selaput lendir, baik pada selaput lendir mulut
maupun pada selaput lendir kemaluan. Herpes genitalis merupakan penyakit yang ditularkan
akibat hubungan seksual
2. Herpes zoster
Herpes zoster merupakan penyakit yang terjadi oleh karena reaktivasi dari virus Varicella
zoster yang mengenai kulit dan mukosa dengan lesi berupa erupsi vesikular yang pada
umumnya bersifat dermatomal dan unilateral. Ciri khas dari herpes zoster ini adalah lesi yang
berlokasi dan terdistribusi hampir selalu unilateral, tidak melewati garis tengah tubuh dan
biasanya terbatas pada daerah yang dipersarafi oleh ganglion sensorik. Sehingga penyakit ini

muncul pada penderita yang sebelumnya pernah terinfeksi Varicela meskipun sudah
berlangsung puluhan tahun. Herpes zoster, lebih suka menyerang dikulit. Anehnya lagi,
penyakit ini hanya menyerang salah satu sisi bagian tubuh. Tempat mangkalnya disekitar
dada, leher atau pinggang sisi kiri saja atau sisi kanan saja.

Gejala Penyakit Herpes


Penyakit herpes disebabkan oleh virus, yaitu Herpes simplex tipe 1 (HSV-1) atau Herpes
simplex tipe 2 (HSV-2). Gejalanya yaitu berupa luka pada kulit yang terkena virus, dan
disertai dengan rasa nyeri serta panas, kemudian diikuti dengan lepuhan seperti luka bakar
dan demam. Lepuhan-lepuhan kulit yang menjadi ciri khas herpes akan mengelupas dengan
atau tanpa pengobatan. Terkadang penderita tetap merasa nyeri dan panas meskipun lepuhanlepuhan itu sudah kering dan mengelupas. Hal itu disebabkan karena virus herpes menyerang
bagian saraf.
Pada beberapa kasus, herpes genital biasanya tidak menunjukkan gejala sehingga penderita
tidak mengetahui bahwa ia mengidap herpes. Gejala awal dari herpes genital,antara lain:
- Rasa gatal dan terbakar di daerah genital atau anal.
- Rasa sakit di sekitar kaki, pantat atau daerah genital.
- Keluarnya cairan dari vagina.
- Adanya perasaan seperti tertekan di daerah perut
Penularan
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka
akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang
lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara,
walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum
pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster.
Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Pengobatan
Cara pengobatan herpes yaitu dengan memberikan obat antiviral. Obat itu bertujuan untuk
meringankan rasa sakit. Penderita biasanya juga mendapatkan obat anti nyeri dan panas, serta
obat luar seperti bedak dan salep, juga zat pendukung seperti vitamin. Penyakit herpes tidak
dapat disembuhkan. Pengobatan hanya berperan agar virus tersebut ditekan sehingga tidak
aktif kembali dan membentuk semacam kristal di dalam tubuh, dan menunggu kesempatan
untuk muncul lagi. Infeksi herpes yang kambuh tersebut tidak separah seperti infeksi herpes
yang pertama, karena pada tubuh penderita sudah terdapat antibodi.
Komplikasi
Rasa sakit yang pada saat buang air besar (dysuria)
Susah buang urin (urinary retention)
Meningoencephalitis (jarang)

Apa itu penyakit campak dan cacar?


Apakah keduua penyakit ini berbahaya bagi tubuh ?? menurut ilmu kedokterab, penyakit
cacar n campak ini adalah virus jadi sebaiknya di hindari namun menurut kepercayaan
tradisional, penyakit campak n cacar harus d keluarin karena seluruh virus2 dalam tubuh bisa
ikut keluar.. mana yang benar?? mengapa cacar... tampikan lainnya
Ikuti
3 jawaban
Laporkan Penyalahgunaan

Jawaban
Peringkat

Jawaban Terbaik: Campak dan cacar air tergolong penyakit anak dan jarang menimpa orang
dewasa. Bahwa sekarang nyatanya tak sedikit remaja dan orang dewasa yang terjangkit
campak atau cacar air, bukan hal yang luar biasa. Leptospirosis sendiri tergolong penyakit
semua umur, tak pandang jenis kelamin, bisa terjadi di kota maupun desa.
Sama halnya dengan campak, cacar air juga disebabkan virus. Virus campak menyebar lewat
percikan ludah penderita. Virus cacar air bisa pindah ke tubuh orang sehat lewat bersentuhan
langsung dengan cacarnya. Itu maka penderita campak dan cacar air dilarang masuk sekolah
atau aktif bekerja di luar rumah.
Di rumah pun, sebaiknya pasien disendirikan ruangan tidurnya. Bila tidak, selang satu dua
minggu sejak ada penderita di rumah, orang serumah yang mulai tertular bermunculan karena
virus campak dan cacar air amat kuat daya tularnya kepada orang sekitar.
Bahaya komplikasi
* Campak hanya menyerang sekali dalam hidup. Namun, tak sedikit penyakit yang
menampakkan gejala dan tanda yang menyerupai campak.
Beberapa jenis virus, termasuk campak Jerman (rubella), bergejala seperti campak juga.
Dua hal pasti diagnosis campak, yaitu pertama, adanya bercak pualam di dalam mulut bagian
dekat geraham ujung (Koplik spot) beberapa hari setelah ruam campaknya muncul. Kedua,
ruam campak baru menghilang setelah hitungan minggu dan menyisakan bercak kehitaman
pada kulit. Bukan campak bila setelah beberapa hari saja ruam merah menghilang tanpa
menyisakan bercak kehitaman pada kulit.
Orang bilang bagusnya terserang campak selagi kecil mula. Tentu saja lebih baik tidak

terserang. Kini, anak diberikan vaksinasi campak agar tidak perlu terserang campak.
Mengapa campak perlu dicemaskan?
Penyakit campak sendiri tidaklah berbahaya. Campak tidak sampai mematikan seperti cacar
betulan (variolla), yang di Indonesia sudah tak ada lagi.
Namun, bila menyerang anak yang kondisi tubuhnya lemah, antara lain kurang gizi, sedang
mengidap penyakit paru-paru, ginjal, atau penyakit menahun lainnya, campak acap
berkomplikasi. Salah satu yang paling ditakuti komplikasi radang paru-paru
(bronchopneumonia).
Hampir semua penyebab kematian pasien campak umumnya akibat komplikasi ini. Maka
anak yang lemah perlu dilindungi agar tidak sampai terjangkit campak. Termasuk anak
korban tsunami dan korban banjir di pengungsian.
Ruam dan Mata Merah
* Serangan virus campak diawali demam tinggi disusul oleh munculnya ruam merah pada
kulit di sekujur tubuh.
Dimulai di kulit belakang telinga, leher, wajah, kemudian menyebar ke seluruh kulit tubuh.
Ruamnya tidak gatal, namun menyerupai bercak-bercak yang bagaikan peta berwarna merah
di kulit.
Penyakit virus lain juga bisa bermanifestasi seperti campak. Bedanya, selain dokter
menemukan adanya bercak Koplik khas penyakit campak di rongga mulut bagian pipi,
selama demam mata pasien merah berair, tak ubahnya sedang sakit mata merah. Bedanya
dengan infeksi mata, pada campak disertai rasa gatal, tidak pula bertahi mata.
Diobati atau tidak, campak akan mereda sendiri. Obat yang diberikan dokter pun hanya untuk
mengendurkan keluhan demam, pusing, dan gejala penyertanya saja. Tubuh sendiri yang akan
melawan virusnya, sehingga kemudian akan terbentuk kekebalan terhadap campak yang
bersifat bertahan seumur hidup.
Hanya bila tubuh pengidapnya tergolong lemah, perjalanan penyakit campak menjadi
berkepanjangan. Bila setelah ruam kulit mereda dan demam sudah menurun kemudian
muncul batuk hebat, sesak napas, lalu demamnya bangkit kembali, kemungkinan ini suatu
gejala komplikasi paru-paru.
Kasus demikian perlu perawatan rumah sakit karena perlu infus, pemberian oksigen, dan obat
pembasmi infeksi paru. Membiarkan pasien campak berkomplikasi tanpa perawatan khusus,
bisa fatal akibatnya.
Cacar Air Bukan Cacar
* Bahwa sekarang muncul pula kasus cacar air, jamak adanya. Namun, tidak seganas campak,
apalagi cacar.
Diawali demam beberapa hari, kemudian muncul ruam kulit yang tak seluas ruam campak.

Beberapa hari setelah ruam muncul, pada bagian kulit yang meruam itulah lenting bening
cacar air muncul.
Lenting cacar air bisa muncul di bagian kulit mana saja, kecuali di telapak tangan. Tidak
terasa apa-apa. Baru setelah lentingnya pecah, muncul rasa gatal ingin menggaruk. Keropeng
cacar mengering setelah dua minggu, dan tidak menyisakan bekas seperti pada cacar.
Indonesia sudah bebas cacar sejak tahun 1978. Jadi, kalau ada orang disini tiba-tiba muncul
lenting lenting bening cacar, pasti bukan cacar penyebabnya, melainkan cacar air (chicken
pox atau varicella)
cacar air bisa saja menyisakan bekas apabila pada cacarnya tidak dilakukan perawatan secara
higienis. Pasien cacar air boleh mandi asal dengan air bersih (sudah dimasak, bubuhi penyuci
hama). Setelah mandi dibaluri bedak penyuci hama dan antigatal (bedak salisil).
Keropeng cacar jangan digaruk. Sebaiknya jemari tangan dibungkus, agar tidak menggaruk
cacarnya sewaktu tidur.

Anda mungkin juga menyukai