IMUNISASI CAMPAK
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga
menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-anak yang
kurang gizi mudah terserang komplikasi yang fatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi
virus rubeola yang kemudian ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan
hidung.
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9 bulan atau
lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5-7 tahun. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan
pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin disuntikkan secara langsung di
bawah kulit (subkutan).
Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak 2
diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi. Efek
samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.
Pengetahuan yang kurang tentang pentingnya imunisasi campak bagi ibu-ibu yang
mempunyai bayi akan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bayinya, sehingga diperlukan
penyuluhan bagi ibu-ibu agar dapat mengetahui, betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan
anaknya.
II. PENGANTAR
Bidang Studi : Kebidanan Komunitas
Topik
: Imunisasi Campak
Sub Topik
Sasaran
: Ibu R
: 11.00-11.40 WIB
Waktu
: 40 menit
Tempat
: di Posyandu MURTI
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
Kegiatan Peserta
Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
3. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
Mendengarkan dan
memperhatikan
disampaikan
2.
20 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur.
memperhatikan
Materi :
1. Pengertian Penyakit Campak
2. Penyebab Penyakit Campak
3. Gejala Penyakit Campak
4. Dampak & Komplikasi yang
terjadi
5. Cara Penularan Campak
6. Pencegahan dan Penanganan
dengan imunisasi
3.
10 menit
Evaluasi :
Menyimpulkan inti penyuluhan
Menyimak dan
mendengarkan
materi penyuluhan
Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk bertanya
Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk menjawab pertanyaan
4.
5 menit
yang dilontarkan
Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan Menjawab salam
yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam
IX. PENGESAHAN
Yogyakarta,
Pemberi Materi Penyuluhan
(Ni Wayan Esi Karlina)
Mengetahui,
Pembimbing PKL
(Sulistyaningsih, SKM)
X. EVALUASI
Metode Evaluasi
Jenis Pertanyaan
: Lisan
Jumlah Soal
: 3 soal
kemudian ke seluruh
badan.
d. Dampak dan Komplikasi yang terjadi
Bila campak tak diobati akan berbahaya karena dampaknya yang bisa bermacam-macam. Anak
pun akan rewel, sulit minum, tak bisa tidur, bisa kejang, kekurangan cairan, sesak nafas dan
sebagainya.
Cara Penularan
Cara penularan penyakit campak, ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh
cairan hidung.
Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui
perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut.
Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul.
Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak.
Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja
ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup?
Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas
pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak
campak cukup berbahaya.
Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar
semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah
bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin
berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi
semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.
Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah
satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak
menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan
yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya,
dengan mandi anak akan merasa nyaman.
f.
bahwa campak didiamkanpun tak apa-apa. Dan, pengobatan campak dilakukan untuk mengobati
gejalanya. Hal ini disebabkan karena penyebab campak adalah virus. Jadi, bukan mematikan virusnya.
Karena begitu gejala penyakitnya timbul virusnya sendiri sudah tak ada. Jadi, anak akan diberi obat
penurun panas untuk demam, obat sariawan untuk sariawan (bila ada), dan obat diare untuk mengatasi
diarenya. Dan obat batuk untuk mengobati batuknya. Lalu disiapkan pula obat anti kejang bila anak
punya bakat kejang.
Sebaiknya anak berpantang makanan yang merangsang batuk, seperti goreng-gorengan, permen dan
coklat. Selain itu, berilah anak makanan yang mudah dicerna.
Umumnya bila anak terkena campak akan rentan sehingga mudah sekali terkena penyakit lain.
Misalnya bila di sekitarnya ada yang flu, radang tenggorokan atau bahkan TBC, maka diapun bisa
terkena. Biasanya masa rentan ini berlangsung sebulan setelah sembuh.
2) Pencegahan dengan Imunisasi
http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/2004/03/26/nrs,20040326-01,id.html
Dedeh Kurniasih. Ilustrator: Pugoeh
http://www.dunia-ibu.org/sharing/index.php?id=634
Hand out ibu Dewi Rokhanawati tentang Imunisasi semester IV
Pengertian Imunisasi.
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu.
2. Jenis jenis Imunisasi :
Kekebalan aktif buatan, yaitu memasukkan racun atau kuman hidup, yang
keganasannya sudah dilemahkan agar tubuh dengan aktif membuat zat
penolak ( zat anti ).
Imunisasi pasif : pada imunisasi ini tubuh hanya dapat menerima zat
penolak penyakit yang terjadi dari :
Kekebalan pasif bawaan ( alami ), terdapat pada bayi baru lahir sampai
umur 5 bulan. Kekebalan tersebut didapat dari ibunya melalui ari-ari,
misalnya penyakit campak (morbili) dan diphtheria
Kekebalan pasif buatan, orang menjadi kebal dengan diberi zat penolak
penyakit ( zat anti ) yang diperoleh dari binatang, misalnya kuda atau sapi
yang pernah mendapat penyakit tertentu. Lazimnya dipakai oleh capak
tetanus, gigitan ular dan anjing gila. Kekebalan ini hanya beberapa
minggu.
Imunisasi dasar yaitu imunisasi yang pertama kali diberikan pada bayi
usia 0-11 bulan.
3. Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi BCG
Pengertian :
BCG
berasal
dariStrain
Bovinum
Micobakterium
Tuberculosis
oleh
bubuk
dan
harus
dilarutkan
terlebih
dahulu
sebelum
digunakan.
Dosis Dan Interval Pemberian
0,05 ml pada neonatus (0-2 bulan) dengan cara penyuntikan intrakutan
pada insersio muskulus deltoideus.
0,1 ml vaksin ulang pada umur 4-6 tahun ( anak SD) dengan cara
penyuntikan intrakutan pada insersio muskulus deltoideus.
Efek Samping Dari BCG
Reaksi Normal.
- Bakteri BCG dalam tubuh bekerja sangat lambat, setelah 2 minggu akan
terjadi pembengkakan kecil merah ditempat panyuntikan dengan garis
tangan 10 mm. setelah 2-3 minggu kemudian pambengkakan menjadi
abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.
Hal ini perlu diberitahukan kepada ibu dan anak agar tidak memberikan
obat apapun pada luka sebab luka tersebut akan sembuh dengan
sendirinya dan meninggalkan jaringan perut (Scar) bergaris tengah 3-7
mm. Scar berguna sebagai petunjuk bahwa anak tersebut telah mendapat
vaksinasi BCG
Reaksi Berat
- Terkadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses yang
lebih dalam. Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan dikelenjar limfe.
Imunisasi Polio.
Pengertian :
Polio adalah penyakit virus yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin
polio yang mengandung 3 jenis virus polio yang telah dilemahkan. Virus
ini dapat menyebabkan infeksi pada anak tanpa menunujukkan gejalagejala dan memberikannya kekebalan terhadap polio selama hidup.
Tujuan :
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap poliomyelitis.
Indikasi : Anak tidak dalam keadaan sakit parah, menderita diare serta
defisiensi kekebalan berat guna
penyakit poliomenilitis.
Kontraindikasi :
Anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak menderita defisiensi
kekebalan.
Imunisasi Hepatitis.
Pengertian :
Imunisasi hepatitis adalah paksin dari protein diberikan pada bayi dan
anak untuk mencegah terjadinya peradangan dihati dan penyakit kuning.
Tujuan :
Untuk mencegah peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus,
bakteri, parasit, bahan toxsin, obat-obatan atau bahan-bahan lain yang
merusak hati.
Indikasi :
Orang-orang
yang
terlibat
langsung
dalam
perawatan
Indikasi lain untuk imunisasi : Bayi-bayi yang lahir dari ibu yang karier
persisten terhadap antigen permukaan Hepatitis B (HBsAg) atau HbsAg
positif akibat lnfeksi yang baru.
Kontraindikasi :
Sampai saat ini belum ditemikan efek samping dari imunisasi Hepatitis
baik itu A atau B yang terasuk serius. Bahkan aman disuntikkan pada
wanita hamil.
Imunisasi DPT
Pengertian :
Merupakan pemberian vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan toksoid
tetanus yang telah dimurnikan ditambah dengan bakteri bortela pertusis
yang telah dimatikan.
Tujuan :
Untuk memberi kekebalan terhadap penyakit difteri yang merupaka
penyakit infeksi yang disebabkan oleh corinebacterium diphtherihe
merangsang saluran pernapasan terutama terjadi pada balita.
Indikasi :
Bayi tidak dalam keadaan sakit parah atau menderita defisiensi gangguan
kekebalan tubuh.
Kontraindikasi :
Bayi yang sedang sakit parah atau yang sedang menderita defisiensi
gangguan kekebalan tubuh.
Imunisasi Campak.
Pengertian :
Merupakan
vaksin
measles
yang
mengandung
virus
hidup
yang
Anak yang sakit parah, menderita TBC tanpa pengobatan, defisiensi gizi
dalam derajat berat defisiensi kekebalan, demam lebih dari 38 C.
Anak berumur kurang dari 9 bulan dan untuk diatas 3 tahun karena
sebagian besar telah terlindungi.
kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng,
yang menimbulkan rasa gatal.
*PENYEBAB* : Penyebabnya adalah *virus varicella-zoster*. Virus
ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda
yang terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita bisa
menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan,
sebaiknya penderita di*isolasi* (diasingkan) .
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan
memiliki kekebalan dan tidak akan menderita cacar air lagi. Tetapi
virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi
aktif kembali dan menyebabkan *herpes zoster*.
*GEJALA*: Gejalanya mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah
terinfeksi. Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya
berupa sakit kepala, demam sedang dan rasa tidak enak badan. Gejala
tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala
pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik
merah datar (*makula*). Kemudian bintik tersebut menonjol (*papula*),
membentuk lepuhan berisi cairan (*vesikel*) yang terasa gatal, yang
akhirnya akan mengering.
Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan
terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan
yang baru, seluruh lepuhan akan mengering pada hari keenam dan
menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit;
biasanya banyak ditemukan pada batang tubuh bagian atas (dada, punggung,
bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka
(*ulkus*), yang seringkali menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa
ditemukan di kelopak mata, saluran pernafasan bagian atas, rektum dan
vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang
menyebabkan gangguan pernafasan.
Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian
samping.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut,
kalaupun ada, hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air
bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh *
stafilokokus* .
*KOMPLIKASI* : Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa
masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem
kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
*Pneumonia* karena virus
Peradangan jantung
Peradangan sendi
Peradangan hati
Infeksi bakteri (*erisipelas* , *pioderma*, *impetigo bulosa*)
*Ensefalitis* (infeksi otak).
*DIAGNOSA* : Diagnosis ditegakkan berdasarkan ruam kulit yang
khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).
*PENGOBATAN* : Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah
penggarukan, sebaiknya kulit dikompres dingin. Bisa juga dioleskan
losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol
atau fenol
Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
menjaga kebersihan tangan
kuku dipotong pendek
pakaian tetap kering dan bersih.
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya berat,
bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.
Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan
aspirin. Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih
dari 2 tahun. Asiklovir biasanya diberikan kepada remaja, karena pada
remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa mengurangi beratnya
penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang
pertama.
Obat anti-virus lainnya adalah vidarabin.
*PENCEGAHAN*: Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air
dan memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi (misalnya penderita
gangguan system kekebalan), bisa diberikan *immunoglobulin zoster* atau
*immunoglobulin varicella-zoster* .
Vaksin varisela biasanya diberikan kepada anak yang berusia
12-18 bulan.
Penyakit Cacar
Penyakit cacar dalam bahasa medis disebut variola, sedangkan dalam
bahasa Inggris disebut small pox. Penyakit yang disebabkan oleh virus
poks (pox virus) ini sudah ada sejak berabad-abad yang lalu dan sangat mudah
menular.
Gejala yang terjadi bagi yang terinfeksi adalah demam, dan muncul
gelembung-gelembung berisi nanah secara serentak di kulit daerah wajah,
tangan, kaki, dan akhirnya seluruh tubuh. Penyakit ini kerap berakibat
fatal, terutama bila mengenai bayi atau lanjut usia. Bagi yang bisa
sembuh pun, akan memberikan bekas di kulit berupa bopeng-bopeng.
Untungnya, penyakit ini sudah tidak ada lagi dunia. Di abad 19, seluruh
dunia berupaya memberantas penyakit ini dengan imunisasi. Di wilayah
Indonesia, imunisasi cacar telah dilakukan sejak tahun 1856, oleh
Pemerintahan Hindia - Belanda. Setelah proses yang panjang dan penuh
kerja keras, akhirnya penyakit ini tidak ditemukan lagi di Indonesia
sejak tahun 1974 dan selanjutnya WHO menetapkan Indonesia bebas dari cacar. Berkat
kerjasama seluruh dunia, akhirnya tahun 1980 pun dunia dinyatakan sudah
bebas dari penyakit cacar.
Seiring dengan musnahnya penyakit cacar ini, akhirnya sejak saat itu
tidak lagi diperlukan vaksinasi cacar. Berita dan pembahasannya pun
makin lama makin menghilang. Tak heran, akhirnya ada juga sebagian orang
awam yang tidak pernah mendengar dan asing dengan penyakit cacar ini.
Macam-macam cacar
1. Cacar Air
Cacar air, walaupun namanya mirip dengan cacar, merupakan penyakit yang berbeda. Cacar
air, dalam bahasa medisnya disebut 'varisela', dan dalam bahasa Inggris dinamai chicken pox.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama virus varisela-zoster. Serupa dengan cacar,
gejala yang muncul sama-sama ada demam. Akan tetapi perbedaan terdapat pada gelembung
yang muncul kecil-kecil dan tidak serentak, yang dimulai dari bagian tubuh penderita lalu
menjalar keanggota tubuh lainnya. Secara umum,penyakit cacar air ini jauh lebih ringan dan
tidak seberbahaya penyakit cacar.
Vaksinasi penyakit ini sesungguhnya sudah ada cukup lama, namun hingga kini belum
banyak dilakukan di Indonesia. Vaksinasi cacar air sampai
hari ini belum menjadi bagian dari program imunisasi dasar yang
diwajibkan, mengingat biayanya yang masih mahal sehingga tidak semua
orang mampu menjangkaunya. Saat ini pemberian imunisasi cacar air dilakukan bagi anak
usia 10 tahun ke atas, bila memang
belum terkena cacar air. Namun jika dikehendaki dan memang mampu, vaksin sudah boleh
diberikan setelah usia 1 tahun, dan diulang 10 tahun
kemudian untuk melindunginya saat dewasa.
2. Cacar Ular
Walaupun namanya cacar ular, penyakit ini tidak disebabkan oleh ular. Cacar ular adalah
nama awam untuk penyakit Herpes Zoster. Penyakit ini merupakan bentuk reaktivasi
penyakit cacar air (varisela) yang pernah
diderita seseorang sebelumnya.
muncul pada penderita yang sebelumnya pernah terinfeksi Varicela meskipun sudah
berlangsung puluhan tahun. Herpes zoster, lebih suka menyerang dikulit. Anehnya lagi,
penyakit ini hanya menyerang salah satu sisi bagian tubuh. Tempat mangkalnya disekitar
dada, leher atau pinggang sisi kiri saja atau sisi kanan saja.
Jawaban
Peringkat
Jawaban Terbaik: Campak dan cacar air tergolong penyakit anak dan jarang menimpa orang
dewasa. Bahwa sekarang nyatanya tak sedikit remaja dan orang dewasa yang terjangkit
campak atau cacar air, bukan hal yang luar biasa. Leptospirosis sendiri tergolong penyakit
semua umur, tak pandang jenis kelamin, bisa terjadi di kota maupun desa.
Sama halnya dengan campak, cacar air juga disebabkan virus. Virus campak menyebar lewat
percikan ludah penderita. Virus cacar air bisa pindah ke tubuh orang sehat lewat bersentuhan
langsung dengan cacarnya. Itu maka penderita campak dan cacar air dilarang masuk sekolah
atau aktif bekerja di luar rumah.
Di rumah pun, sebaiknya pasien disendirikan ruangan tidurnya. Bila tidak, selang satu dua
minggu sejak ada penderita di rumah, orang serumah yang mulai tertular bermunculan karena
virus campak dan cacar air amat kuat daya tularnya kepada orang sekitar.
Bahaya komplikasi
* Campak hanya menyerang sekali dalam hidup. Namun, tak sedikit penyakit yang
menampakkan gejala dan tanda yang menyerupai campak.
Beberapa jenis virus, termasuk campak Jerman (rubella), bergejala seperti campak juga.
Dua hal pasti diagnosis campak, yaitu pertama, adanya bercak pualam di dalam mulut bagian
dekat geraham ujung (Koplik spot) beberapa hari setelah ruam campaknya muncul. Kedua,
ruam campak baru menghilang setelah hitungan minggu dan menyisakan bercak kehitaman
pada kulit. Bukan campak bila setelah beberapa hari saja ruam merah menghilang tanpa
menyisakan bercak kehitaman pada kulit.
Orang bilang bagusnya terserang campak selagi kecil mula. Tentu saja lebih baik tidak
terserang. Kini, anak diberikan vaksinasi campak agar tidak perlu terserang campak.
Mengapa campak perlu dicemaskan?
Penyakit campak sendiri tidaklah berbahaya. Campak tidak sampai mematikan seperti cacar
betulan (variolla), yang di Indonesia sudah tak ada lagi.
Namun, bila menyerang anak yang kondisi tubuhnya lemah, antara lain kurang gizi, sedang
mengidap penyakit paru-paru, ginjal, atau penyakit menahun lainnya, campak acap
berkomplikasi. Salah satu yang paling ditakuti komplikasi radang paru-paru
(bronchopneumonia).
Hampir semua penyebab kematian pasien campak umumnya akibat komplikasi ini. Maka
anak yang lemah perlu dilindungi agar tidak sampai terjangkit campak. Termasuk anak
korban tsunami dan korban banjir di pengungsian.
Ruam dan Mata Merah
* Serangan virus campak diawali demam tinggi disusul oleh munculnya ruam merah pada
kulit di sekujur tubuh.
Dimulai di kulit belakang telinga, leher, wajah, kemudian menyebar ke seluruh kulit tubuh.
Ruamnya tidak gatal, namun menyerupai bercak-bercak yang bagaikan peta berwarna merah
di kulit.
Penyakit virus lain juga bisa bermanifestasi seperti campak. Bedanya, selain dokter
menemukan adanya bercak Koplik khas penyakit campak di rongga mulut bagian pipi,
selama demam mata pasien merah berair, tak ubahnya sedang sakit mata merah. Bedanya
dengan infeksi mata, pada campak disertai rasa gatal, tidak pula bertahi mata.
Diobati atau tidak, campak akan mereda sendiri. Obat yang diberikan dokter pun hanya untuk
mengendurkan keluhan demam, pusing, dan gejala penyertanya saja. Tubuh sendiri yang akan
melawan virusnya, sehingga kemudian akan terbentuk kekebalan terhadap campak yang
bersifat bertahan seumur hidup.
Hanya bila tubuh pengidapnya tergolong lemah, perjalanan penyakit campak menjadi
berkepanjangan. Bila setelah ruam kulit mereda dan demam sudah menurun kemudian
muncul batuk hebat, sesak napas, lalu demamnya bangkit kembali, kemungkinan ini suatu
gejala komplikasi paru-paru.
Kasus demikian perlu perawatan rumah sakit karena perlu infus, pemberian oksigen, dan obat
pembasmi infeksi paru. Membiarkan pasien campak berkomplikasi tanpa perawatan khusus,
bisa fatal akibatnya.
Cacar Air Bukan Cacar
* Bahwa sekarang muncul pula kasus cacar air, jamak adanya. Namun, tidak seganas campak,
apalagi cacar.
Diawali demam beberapa hari, kemudian muncul ruam kulit yang tak seluas ruam campak.
Beberapa hari setelah ruam muncul, pada bagian kulit yang meruam itulah lenting bening
cacar air muncul.
Lenting cacar air bisa muncul di bagian kulit mana saja, kecuali di telapak tangan. Tidak
terasa apa-apa. Baru setelah lentingnya pecah, muncul rasa gatal ingin menggaruk. Keropeng
cacar mengering setelah dua minggu, dan tidak menyisakan bekas seperti pada cacar.
Indonesia sudah bebas cacar sejak tahun 1978. Jadi, kalau ada orang disini tiba-tiba muncul
lenting lenting bening cacar, pasti bukan cacar penyebabnya, melainkan cacar air (chicken
pox atau varicella)
cacar air bisa saja menyisakan bekas apabila pada cacarnya tidak dilakukan perawatan secara
higienis. Pasien cacar air boleh mandi asal dengan air bersih (sudah dimasak, bubuhi penyuci
hama). Setelah mandi dibaluri bedak penyuci hama dan antigatal (bedak salisil).
Keropeng cacar jangan digaruk. Sebaiknya jemari tangan dibungkus, agar tidak menggaruk
cacarnya sewaktu tidur.