PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Perubahan normal (alami) tidak dapat dihindari cepat lambatnya,perubahan di pengaruhi oleh factor kejiwaan,ekonomi dan
medis.perubahan akan terlihat jelas pada organ tubuh,sepeti;kulit menjadi kering dan keriput,rambut beruban dan rontok,pengelihatan
menurun sebagian dan menyeluruh,pendengaran juga berkurang,penciuman juga berkurang,tinggi badan berkurang karena proses
osteoporosis yang berakibat badan bungkuk,tulang keropos,kekuatan berkurang dan mudah patah,elastitas jaringan paru berkurang,nafas
menjadi pendek,terjadi pengurangan fungsi didalam perut,dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan darah,otot
bekerja tidak efesien,terjadi penurunan fungsi organ reproduksi terutama ditemukan pada wanita,otak menyusut dan reaksi menjadi
lambat.
Dinegara maju seperti Amerika Serikat pertambahan usia lanjut kurang lebih 1000 orang per hari dan perkiraan pada tahun 1985, 50 %
dari penduduk berusia lebih dari 50 tahun. Baby Boom pada masa lalu diganti dengan ledakan penduduk lanjut usia. Menurut sensus
penduduk, di Indonesia tahun 1980 jumlah penduduk adalah 147,3 juta orang. Dari angka tersebut terdapat 16,3 juta orang (11 %) orang
yang berumur 50 tahun ke atas, dan kurang lebih 6,3 juta orang (4,3 %) orang yang berumur 60 tahun ke atas. Dari 6,3 juta orang
terdapat 822.831 (13,06 %) yang tergolong jompo, yaitu para lanjut usia yang memerlukan bantuan khusus sesuai undang-undang bahwa
mereka harus dipelihara oleh negara
Perubahan fisik pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui nasehat atau tindakan medic,perubahan yang terjadi
misalnya:katarak,kelainan sendi,kelainan prostan dan inkontenesia.
Walaupun demikian,tidak bisa dipungkiri bahwa secara kodratnya pada usia lanjut telah mengalami penurunan fungsi terhadap organorgan tubuh.Namun menurut berbagai penelitian dikatakan bahwa fungsi organ tubuh yang menurun adalah normal tidak selamanya
hal ini dapat menimbulkan suatu penyakit hanya rentan.untukmencapai keinginan hidup sehat sepeti usia-usia yang belum lanjut
diharapkan untuk olahraga yang teratur,menu makanan sesuai aturan/tidak memakan makanan yang pantang dimakan oleh lansia,banyak
istirahat dan control kesehatan ke dokter,agar lansia mencapai kesejahteraan.
TUJUAN
Tujuan Umum
Supaya mampu memberikan gambaran mengenai teori orem dalam konsep dasar keperawatan
Supaya mampu mengnalisis teori yang dikemukakan oleh Dorothe Orem
Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu keperawatan
Supaya mampu memberikan pengarahan atau aplikasi self care khususnya pada lansia
BAB II
KONSEP TEORI
Self Care
Konsep Teori Self Care
Perawat adalah seseorang yang memberikan suatu bentuk pelayanan yang komperehensif bio-psiko-sosio-kultural-spiritual pada
individu, keluarga dan komunitas dalam rentang sehat dan sakit dengan menggunakan ilmu dan kiat-kiat keperawatan (ilmu dan seni),
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Menurut Dorothea Orem teori keperawatan adalah : Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri
bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan
dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah Self Care Requisite. Orem mengidentifikasikan 3 teori :
1.
2.
3.
Universal Self Care Requiste (udara, air, makan, dan eliminasi, dll)
Development Self Care Requisite (seperti : pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh, dan
kehilangan rambut)
Perubahan kesehatan berhubungan perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu
akibat suatu penyakit atau injury.
1.
Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien dengan individu, keluarga, kelompok
sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan keperawatan.
Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
Bertanggung jawab terhadap permintaan pasien, keinginan, dan kebutuhan untuk kontak dan
dibantu perawat.
Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara langsung dalam bentuk keperawatan.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari- hari klien, atau
perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau
yang akan diterima.
2.
3.
4.
5.
Nursing sistem didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Orem
mengidentifikasi tiga klasifikasi nursing sistem yaitu :
1.
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat yang lebih lama
Membutuhkan dua orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke kereta dorong /
kursi roda
2.
Membutuhkan latihan pasif
3.
Kebutuhan nutris dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau NG tube (sonde)
4.
Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
5.
Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6.
Dimandikan perawat
7.
Dalam keadaan inkontinensia, menggunakan kateter
Dua puluh empat jam post operasi mayor
Pasien tidak sadar
Keadaan pasien tidak stabil
Observasi TTV setiap kurang dari 2 jam
Perawatan luka bakar
Perawatan kolostomi
Menggunakan alat bantu pernapasan (respirator)
Menggunakan WSD
Irigasi kandung kemih secara terus menerus
Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
Faktur dan atau pasca operasi tulangbelakang /leher
Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi
Kriteria kebutuhan tenaga keperawatan
2.3.2 Teori Tingkat Kebutuhan Minimal Care
1.
2.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri,penampilan secara umum baik,tidak ada reaksi emosional,pasien memerlukan orientasi
waktu,tempat dan pergantian shift,ttindakan pengobatan biasanya ringan dan simple. Pasien yang masuk kategori ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.