Anda di halaman 1dari 4

Kisi-kisi UAS Agama

1. Berdirinya Gereja
Gereja : kumpulan orang-orang yang sudah dipbaptis (dalam nama Bapa dan Putera dan Roh
Kudus) yang percaya kepada Allah melalui Yesus Kristus dalam Roh Kudus
Igreja (Portugis), Ecclesia (Latin), Ekklesia (Yunani)
Ek = keluar; Kaleo = memanggil; diartikan kumpulan, persekutuan, jemaat
Kumpulan orang yang dipanggil secara khusus
2. Dokumen konsili Vatikan II tentang Gereja
Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen Gentium)
3. Ciri Gereja Institusional
Bersifat Organisatoris yang berstruktur pyramidal tertata rapi.
Kepemimpinan tertahbis atau hierarki hampir identik dengan Gereja itu sendiri.
Hukum dan peraturan digunakan untuk menata dan menjaga kelangsungan kebenaran dan
keselamatan Gereja.
Bersikap tertutup (triumfalistik). Gereja merasa sebagai satu-satunya penjamin kebenaran
dan keselamatan. Extra Ecclesiam Nulla Salus atau diluar Gereja tidak ada keselamatan.
4. Konsekuensi Gereja sebagai Umat Allah
Konsekuensi untuk Umat : Umat harus menyadari kesatuannya dengan Umat yang lain
(menghayati iman dalam kebersamaan); aktif ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan hidup
menggereja di wilayahnya dengan segala karisma dan karunia yang dimilikinya
Konsekuensi untuk Hierarki : Hierarki mesti menyadari bahwa tugas kepemimpinan yang
diembannya adalah tugas palayanan. Mereka berada di tengah-tengah Umat sebagai pelayan.
Hierarki semestinya memberi ruang dan tempat bagi Umat untuk berperan aktif ikut dalam
membangun Gereja dengan karisma dan karunia yang mereka miliki
Bagi hubungan Hierarki-Umat : Hierarki harus memandang Umat sebagai partner kerja dalam
membangun Gereja, bukan sebagai pelengkap penderita yang seolah-olah tidak bereperan
apa-apa. Hierarki juga harus memperlakukan seluruh anggota Gereja sebagai satu Umat Allah
yang memiliki martabat yang sama meskipun menjalankan fungsi yang berbeda-beda
5. Model Gereja sebagai persekutuan terbuka
Hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang sama. Persaudaraan ini adalah
persaudaraan kasih.
Keikutsertaan semua umat dalam hidup menggereja. Bukan saja hierarki dan biarawan dan
biarawati yang harus aktif dalam hidup menggeraja, tetapi seluruh umat.
Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan
tanggung jawab pribadi.
Sikap miskin, sederhana dan terbuka. Rela berdialog dengan pihak mana saja, sebab Gereja
yakin bahwa di luar Gereja Katolik terdapat pula kebenaran dan keselamatan.
6. Tiga unsur persekutuan umat yang terbuka
Fraternitas (persaudaraan)
Solidaritas (kesetiakawanan)
Komunitas (rukun, persekutuan)
7. Hakekat Gereja
Persaudaraan cinta kasih, sebagaimana jelas tampak dalam praktek hdup Gereja Perdana
8. Misi Gereja dan cara Gereja menjalankan misinya
Misi : menyelamatkan dunia
Cara : Umat Allah dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk menjalankan misi itu
9. Pokok iman dalam syahadat
Credo (aku percaya)
10. Tujuan dan arah Gereja adalah kudus

11. Kekudusan Gereja


Gereja yang suci : dikhususkan bagi Allah, lingkup kehidupan Allah
Kekudusan datang dari Allah
Perjanjian baru : pengudusan oleh Roh Kudus
Kekudusan Gereja : kekudusan Kristus
12. Cara Gereja mewujudkan kekudusan
Mendalami dan merenungkan Kitab Suci dan ajaran Yesus
Setiap anggota Gereja berusahan untuk hidup semakin menyerupai Kristus
Saling member kesaksian sebagai putra putrid Allah : mempraktekkan dalam hidup sehari-hari
Memperkenalkan dan meneladani hidup orang-orang yang sudah mencapai kekudusan
13. Arti Gereja Apostolik
Berasal dari ajaran para rasul dan tetap berpegang teguh pada kesatuan mereka
Sejak zaman Gereja Purba/ Jemaat Perdana
Di bawah bimbingan Roh Kudus; berpegang pada Gereja dan norma Gereja
Bersifat dinamis : memperbarui kemudian diwariskan lagi
14. Usaha dan cara mewujudkan keapostolikan Gereja
Setia mempelajari injil
Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret dengan iman Gereja
Setia dan loyal kepada Hierarki
15. Tiga jenis keanggotaan Gereja
Tindakan karitatif
Melakukan tindakan belas kasih bagi mereka yang menderita sakit, cacat secara fisik/mental,
miskin, dan tersisih
Pujangga Gereja
Memiliki kecerdasan kemampua dan menuliskan hasil pikirnya. Tulisan-tulisan itu banyak
mempertobatkan orang lain
Martir
Mereka yang rela mati membela imannya
16. Arti dan makna sakramen
Tanda yang mendatangkan rahmat
Mengungkapkan karya Tuhan yang menyelamatkan
Mengingatkan dan menjamin mutu hidup kita sebagai orang Kristiani
Tidak secara otomatis, tetapi menantikan sikap batin
Cara bagi Kristus untuk tampak sehingga dapat dialami masyarakat
17. Unsur hakiki dalam sakramen
Forma : kata-kata yang menjelaskan peristiwa ilahi
Materia : barang/ tindakan tertentu yang kelihatan
18. Termasuk sakramen inisiasi, penyembuhan, dan pelayanan
Inisiasi : baptis, krisma, dan ekaristi
Penyembuhan : tobat dan pengurapan orang sakit
Pelayanan : penahbisan dan perkawinan

19. Buah sakramen baptis, sakramen krisma


Sakramen baptis:
Mendapat pengampunan dari segala dosa, baik dosa asal maupun dosa yang dibuatnya.
Menjadiciptaan baru dan dilantik menjadi anak Allah.
Memperoleh rahmat pengudusan yang;membuatnya sanggup semakin percaya kepada Allah,
berharap kepada-Nya, dan mencintai-Nya.Membuatnya hidup di bawah bimbingan dan
dorongan Roh Kudus.Membuatnya sanggup bertumbuh dalam kebaikan
Digabungkan menjadi anggota Gereja, sebagai bagian dari Tubuh Mistik Kristus.
Dimateraikan secara kekal dalam sebuah meterai rohani yang tak terhapuskan, sebagai
bagian dari Kristus.
Sakramen Krisma:
Pencurahan Roh Kudus secara khusus
Memberikan meterai yang tidak terhapuskan
Menumbuhkembangkan rahmat Sakramen Baptis
Mempererat hubungannya dengan Kristus dan Gereja
Memperkuat anugerah dalam member kesaksian iman Kristen
20. Istilah dalam sakramen tobat (sakramen iman)
Intervensi Gereja sebagai syarat yang perlu (condition necessaria)
Peniten : orang yang berdosa
Penitensi : denda dosa (penyilihan)
Absolusi : pengampunan
Indulgensi : penghapusan dari hukuman-hukuman sementara
21. Hal-hal yang harus dilakukan si pentobat dalam sakramen tobat
Penyesalan
Pengakuan
Penitensi (denda)
22. Syarat doa yang baik
Didoakan dengan hati
Bertolak dari pengalaman hidup yang nyata
Diungkapkan dengan rendah hati
Penuh iman dan penyerahan diri (tidak menuntut)
23. Syarat pelayanan Gereja
Bersikap sebagai pelayan
Setia kepada Kristus
Berorientasi kepada kaum miskin
Dilakukan dengan kerendahan hati
24. Tiga bentuk sabda Allah
Sabda/pewartaan para rasul sebagai daya membangun Gereja
Sabda Allah dalam Kitab Suci sebagai kesaksian normatif
Sabda Allah dalam pewartaan aktual Gereja sepanjang zaman
25. Letak kekhasan doa Gereja
Sifat resminya

26. Nama-nama perayaan ekaristi


Ekaristi : ucapan syukur atau terimakasih kepada Allah
Perjamuan Tuhan : perjamuan malam yang diadakan Tuhan bersama murid-murid-Nya
sebelum malam sengsara-Nya
Pemecahan Roti : perjamuan Yahudi, perjamuan makan yang terakhir, memberkati roti dan
membagi-bagikan
Kenangan : kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan
Kurban Kudus : menhadirkan kurban tunggal dan penyerahan diri
Komuni : mengambil bagian adlam tubuh dan darah
Misa kudus : misteri keselamatan dirayakan, pengutusan umat beriman
27. Pengertian dan ciri-ciri komunitas basis Gerejawi
Kelompok orang beriman yang sugguh hidup dengan semangat komunitas/paguyuban dan yang
merupakan basis atau dasar Gereja
Terdiri dari 15-20 keluarga di wilayah yang sama atau memiliki profesi yang sama
Tidak ada sekat social
Komunio sebagai relasi dengan Tuhan
Sharing injil merupakan salah satu kegiatannya
Hidup dari ekaristi
Harus dalam kesatuan Gereja yang universal
Bertindak secara nyata
28. Arti sakramentali dan devosi serta contoh-contohnya
Sakramentali : berupa tanda-tanda suci yang mirip perayaan sakramen
Pemberkatan > orang, benda rohani, tempat, makanan, dsb
Ibadat
Upacara
pemberkatan
Pemberkatan dalam arti tahbisan rendah > orang atau benda
Tahbisan lector
Akolit
Katekis untuk tugas-tugas dalam Gereja
Devosi : bentuk-bentuk penghormatan/kebaktian khusus kepada rahasia kehidupan Yesus
Kesengsaraan-Nya
Hati-Nya yang mahakudus
Sakramen mahakudus
Berziarah ke Goa Maria pada bulan Mei atau Oktober
29. Istilah pewarta yang memiliki kewibawaan Kristus
Hierarki
30. Nilai-nilai yang dapat dipelajari dari pendidikan agama Katolik kelas XI

Anda mungkin juga menyukai