6211411160
6211411160
SKRIPSI
diajukan dalam rangka menyeleseikan studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Bimo Wahyu Angga Saputro
6211411160
ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ABSTRAK
ii
PERNYATAAN
NIM
:6211411160
:Ilmu Keolahragaan
Semarang,
iii
iv
Motto :
"Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri." (Ibu Kartini )
"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua."
(Aristoteles)
Persembahan :
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Bapakku Warsiman dan Ibuku Dwi Sri
Wahyuni,
2. Adik adiku Peby Wahyu Ardani dan Sisca
Wahyu Fariha
3. Kakekku Sunarto
4. Teman-teman Ilmu Keolahragaan angkatan
2011 dan Almamater FIK UNNES.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapat kemudahan
dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini
banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berharga. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan yang selalu memberikan dorongan
semangat dan strategi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Drs. Hadi Setyo Subyono, M.Kes, Sebagai Pembimbing atas segala
kesabaran, saran, ilmu, waktu dan tenaga yang telah diberikan untuk
membimbing, mengarahkan dan membenarkan setiap langkah yang kurang
tepat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.
5. Kartika Widiya S.p.d yang telah membantu untuk melaksanan dan
memberikan pengarahan untuk penelitian
6. Bapak dan Ibu atas semua doa dan dukungan yang tak terhingga pada
penulis dalam menempuh pendidikan ini.
vii
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ...............................................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .........................................................................vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah ...............................................................................5
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................................................5
1.6 ManfaatPenelitian .....................................................................................6
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS...........7
2.1 Landasan Teori.........................................................................................7
2.1.1 Definisi Kelelahan Otot ...........................................................................7
2.1.2 Mekanisme Terjadinya Kelelahan ...........................................................7
2.1.3 Aktivitas Fisik Maksimal ..........................................................................9
2.1.4 Sumber Energi........................................................................................10
2.1.5 Metabolisme Energi Pada Saat Aktivitas Fisik ........................................13
2.1.6 Vitamin C ...............................................................................................17
2.1.7Kafein ......................................................................................................20
2.2 Kerangka Berfikir .......................................................................................28
2.3 Hipotesis Penelitian...................................................................................29
BAB III METODE PENELITIAN .........................................................................30
3.1 Jenis Desan Penelitian ..............................................................................30
3.2 Variabel Penelitian.....................................................................................31
3.3 Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel .....................................................32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................32
3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................33
3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................34
3.7 Teknik Anilisis Data ...................................................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .........................................40
4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................40
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Konversi Perhitungan Dosis Hewan Dan Manusia ........................................35
2. Deskriptif Hasil Penelitian ..............................................................................41
3. Uji Normalitas Data ........................................................................................42
4. Uji Homogenitas Data ....................................................................................42
5. Uji Hipotesis ...................................................................................................43
6. Uji Beda Nyata Post Test ...............................................................................43
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Dokumentasi.............................................................................................69
xiii
BAB 1
PEDAHULUAN
berlebihan,
kurang
istirahat,
kondisi
fisik
lemah,
yang
sampai
sedang
akan
meningkatkan
kesehatan
dan
energi
yang
besar
dalam
waktu
singkat,
sehingga
menghambat
kerja
enzim-enzim
dan
membandingkan
vitamin
dan
Kafein
untuk
menjaga
penumpukan asam laktat pada otot, dengan menggunakan tikus putih jantan
Galur Wistar sebagai sampelnya. Tikus merupakan spesies ideal untuk uji
toksikologi karena tikus lebih mudah dipegang, dikendalikan atau dapat diambil
darahnya dalam jumlah yang relatif besar (Diah Kusumawati, 2004:68). Tikus
juga memiliki perbedaan dengan hewan laboratorium lainnya, yaitu tikus tidak
pernah mutah (Diah Kusumawati, 2004:8). Sehingga penulis tertarik
menggunakan tikus putih jantan Galur Wistar sebagai sampel dan melakukan
penelitian dengan judul : PERBANDINGAN PEMBERIAN VITAMIN C DAN
KAFEIN TERHADAP TINGKAT KELELAHAN OTOT SAAT MELAKUKAN
AKTIVITAS FISIK MAKSIMAL (Studi Eksperimen Pada Tikus Putih Jantan
Galur Wistar).
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas menunjukan bahwa pemberian
dapat
energi dan peningkatan kadar kalsium sel otot, sehingga kafein dapat
meningkatkan performa otot dan menghambat terjadinya kelelahan otot.
Berbagai studi telah dilakukan untuk menilai pengaruh pemberian cairan
vitamin C dan kafein terhadap sistem otot manusia. Hal tersebut mendorong
penulis untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pemberian cairan vitamin
C dan kafein pada latihan fisik terhadap tingkat kelelahan otot pada tikus putih
jantan Galur Wistar.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang akan diteliti dalam penelitian
ini adalah perbandingan cairan vitamin C dan kafein pada latihan fisik terhadap
tingkat kelelahan otot pada tikus putih jantan Galur Wistar.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1.4.1
1.4.2
Apakah
terjadi perbedaan
Tujuan Penelitian
1.5.1
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang pemberian
vitamin C dan kafein, dalam mencegah kelelahan otot dalam tubuh akibat
melakukan aktivitas fisik maksimal yang dapat dideteksi melalui penumpukan
kadar asam laktat.
1.5.2Tujuan Khusus
1.5.2.1 Mengetahui kadar asam laktat darah setelah melakukan aktivitas fisik
maksimal tanpa vitamin C dan kafein.
1.5.2.2 Mengetahui perbedaan kelompok koontrol, kelompok pemberian vitamin
C dan kafein setelah aktivitas fisik maksimal terhadap tingkat kelelahan
otot.
1.6
Manfaat Penelitian
1.6.1
Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk penelitian
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah kepada
BAB II
LANDASAN TEORI
otot
didefinisikan
sebagai
kegagalan
otot
untuk
atau
di
sebabkan
terganggunya
homeostasis.
Gangguan
homeostasis ini disebabkan oleh salah satu atau gabungan dari hal-hal tersebut
di bawah ini :
dapat
memberikan
nilai
tambah
berupa
peningkatan
kualitas,
10
oksigen,
serta
menghasilkan asam laktat yang dapat menimbulkan nyeri otot dengan stres
fisik (Mery Lindawati, 2015:19). Aktivitas fisik dapat mempengaruhi:
11
kadar
lemak
dalam
tubuh
dan
sumber energi.
g. Insulin/adrenalin: berperan dalam mengatur kadar gula darah,
lemak,protein. Insulin sering disebut sebagai hormon lemak karena
konsumsi gula sederhana meningkatkan insulin yang menyebabkan
peningkatan kadarlemak. Kadar insulin menurun setelah aktivitas fisik
selama 10-70 menit.
12
gula
pelatihan daya tahan tinggi diperoleh dari glikogen otot dan proses
Kegiatan olahraga dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolisme
energi akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan
sebagian kecil (5%) dari pemecahan simpanan protein yang terdapat didalam
tubuh untuk menghasilkan ATP (adenosine triphospate) (Anwari Irawan, 2007:2).
Aktivitas yang bersifat anaerobik, energi yang digunakan oleh tubuh
untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan energi secara cepat ini diperoleh
melalui hidrolisis phosphocreatine (PCr) melalui glikolisis secara anaerobik.
Proses metabolisme energi secara anaerobik ini dapat berjalan tanpa kehadiran
oksigen (O2). Metabolisme anaerobik dapat menghasilkan produk sampingan
berupa asam laktat, yang apabila terakumulasi dapat menghambat kontraksi
otot dan menyebabkan rasa nyeri pada otot yang akhirnya dapat menyebabkan
stres fisik dengan gejala gerakan-gerakan yang bertenaga saat berolahraga
tidak
dapat dilakukan secara kontinu dalam waktu yang panjang dan harus
fisik berlebihan
dapat
berefek
sistem
13
14
ATP
ADP + P + Energi
PC + ADP
ATP
detik pertama
detik berikutnya
15
Energi
Hati mengubah asam
laktat menjadi glukosa
Menuju ke
hati
Darah
Asam laktat
Menuju
Ke otot
Simpanan sebagai
glikogen
Piruvat
Glukosa
Gambar 2.1 Siklus corry (Sunita almatser 2009)
16
Anaerobik
Aerobik
Sistem Energi
meningkatnya
proses
pernafasan
dan
detak
jantung
serta
17
2.1.6 Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang sudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C
mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila
terkena panas. Vitamin C tidak stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil
dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang labil (Sunita Almatsier,
2009:185).
Asam askorbat atau vitamin C adalah suatu turunan heksosa dan
diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat dengan monosakarida. Vitamin
C dapat disintesis dari D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan
dan sebagian besar hewan. Vitamin C terdapat dalam dua bentuk di alam,
yaitu L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-dehidro askorbat (bentuk
teroksidasi) (Sunita Almatsier, 2009:186).
Antioksidan vitamin C mampu bereaksi dengan radikal bebas,
kemudian mengubahnya menjadi radikal askorbil. Senyawa radikal terakhir ini
akan segera berubah menjadi askorbat dan dehidroaskorbat. Asam askorbat
dapat bereaksi dengan oksigen teraktivasi, seperti anion superoksida dan
radikal hidroksil. Pada konsentrasi rendah, vitamin C dapat bereaksi dengan
radikal hidroksil menjadi askorbil yang sedikit reaktif, sementara pada kadar
tinggi, asam ini tidak akan bereaksi (Hery Winarsi, 2007:139).
Askorbat dapat langsung menangkap radikal bebas oksigen, baik
dengan atau tanpa katalisator enzim. Secara tidak langsung, askorbat
meredam aktivitasnya dengan cara mengubah tokoferol menjadi bentuk
tereduksi. Reaksinya terhadap senyawa oksigen reaktif lebih cepat dengan
komponen cair lainya. Askorbat juga melindungi makromolekul penting dari
18
19
akan dikeluarkan dari tubuh tanpa perubahan. Pada tingkat lebih tinggi 500 mg
atau lebih akan dimetabolisme menjadi asam oksalat, banyaknya asam oksalat
di dalam ginjal dapat diubah menjadi batu ginjal. Jadi menggunakan vitamin C
dosis tinggi secara rutin tidak dianjurkan (Sunita Almatsier, 2009:188).
20
vitamin
50
dan
sebagainya.
Aktivitas
seperti
berolahraga
biasanya
2.1.7 Kafein
2.1.7.1 Pengertian dan struktur kimia kafein
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat di daun
teh (Camellia
sinensis),
biji
kopi
(Coffee
arabica),
dan
biji
coklat
terutama
Berdasarkan
efek
otot
polos bronkus,
farmakologis
dan
stimulasi
otot
jantung.
dari
21
gugup,
gelisah,
tremor,
insomnia,
hiperestesia,
mual,
dan
kejang
(Nersyanti, 2006).
Kafein atau 1,3,7-trimetilxantin, senyawa golongan alkaloid purin
dengan rumus molekul C8H10N4O2. Kafein hasil isolasi maupun sintesis
dapat berbentuk anhidrat atau hidrat yang mengandung satu molekul air.
Senyawa ini mempunyai sifat fisik berupa serbuk putih atau bentuk
jarum mengkilat putih, biasanya menggumpal, tidak berbau, dan berasa
pahit seperti alkaloid pada umumnya. Kafein sukar larut dalam eter, agak
sukar larut dalam air dan etanol, serta mudah larut dalam kloroform (Safitri,
2007)
22
23
Dengan kafein, Atlet akan mampu berlatih dengan intesitas yang lebih
tinggi, lebih cepat dan waktu yang lebih lama. Kafein juga telah terbukti
meningkatkan kekuatan, kecepatan dan daya tahan saat aktivitas maksimal.
Kendati teori sebelumnya menyatakan bahwa manfaat kafein juga berlaku
pada jenis aktivitas yang berlangsung selama 1 menit hingga beberapa jam.
Meski masih belum jelas apakah kafein dapat meningkatkan aktifitas
kekuatan maksimal, kafein sangat berguna dalam melatih kekuatan otot dan
memperbaiki performa atlet melalui peningkatan daya tahan tubuh terhapan
kelelahan otot dan meredakan nyeri. (Bennet Alan Weinberg and Bonnie
K.Bealer, 2002:181-182)
Tidak ada bukti yang menyatakan bawah mengosumsi kafein sebelum
aktivitas fisik maksimal menyebabkan dehirdasi. Ketidak seimbangan ion,
iritasi lambung atau efek samping lainya. Pria dan wanita memetabolisme
kafein dengan cara yang sama pada tingkatan dosis yang sama,
mengahsilkan kadar metabolit yakni senyawa hasil metabolisme dalam darah
yang sama. Toleransi terhadap kafein tampak tidak mempengaruhi
ergogenik, penguna kafein jangka panjang maupun bukan penguna kafein
akan merespons asupan kafein dengan cara dan intesitas yang sama.
(Bennet Alan Weinberg and Bonnie K.Bealer 2002:182)
Masih belum jelas bagaimana kafein dapat menyebabkan efek
ergogenik dan keuntungan lainya, efek ini muncul sebagai hasil dari kerja
sama efek sistemetik terhadap sistem saraf pusat dan efek lokal terhadap
jaringan otot apabila meningkatkan aktifitas maksimal pilih kafein yang
berdosis rendah. (Bennet Alan Weinberg and Bonnie K.Bealer 2002:182)
24
25
and K.Bealer,
26
lemak
sekitar
jam
setelah
mengonsumsi
kafein
yang
27
and
K.Bealer, 2002:204)
Peneliti berusaha mencari solusi untuk menentukan pola pengunaan
kafein yang lebih baik dengan membandingkan kerja kafein setelah pemberian
kafein sebelum latihan sehingga dosis kafein meningkatkan aktifitas, pemberian
dosis berulang sangat berguna jika diterapkan dalam perlombaan atletik yang
berlasung selama beberapa hari. Untuk aktivitas jangka panjang sumber kafein
yang mudah dibawa seperti tablet kafein, air kafein, permen mint berkafein dan
permen karet menawarkan solusi supaya mudah mengosumsi dosis kafein yang
tepat saat membutuhkanya. (Bennet Alan Weinberg and K.Bealer, 2002:204)
Penelitian terbaik baru-baru ini mengidikasikan bahwa pada orang
dengan sensivitas kafein rata-rata, 3mg kafein per kilogram berat badan setara
dengan 200 mg pada orang dengan berat 75 kg, atau sama dengan jumlah
kafein yang terkandung dalam 240 ml kopi ) cukup efektif dalam meningkatkan
daya tahan dalam latihan berdurasi panjang, dengan efek ergogenik yang juga
terus meningkat hingga dosis 6mg per kilogram. Dosis terendah untuk
mempertahankan manfaat tersebut memang masih belum dapat dipastikan.
(Bennet Alan Weinberg and K.Bealer, 2002:204)
2.2 Kerangka Berfikir
Aktivitas fisik hingga maksimal dapat memicu terjadinya kelelahan otot,
pemberian dosis cairan kafein sebelum latihan terhadap kelelahan otot , kafein
yang merupakan zat utama dalam kopi memiliki
28
Pemberian kafein
Pemberian vitamin
C
Stres oksidatif
Glikogen mengalami
kadar rendah
Mencegah
Kerusakan otot
Mencegah Kelelahan
Otot
29
2.3
Hipotesis Penelitian :
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
Kelompok
vitamin C
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan
rancangan post test random control design. Penelitian eksperimental adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek
penelitian serta adanya kontrol (Moh. Nazir, 2009:63).
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada tidaknya
hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut
dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok
eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Moh. Nazir,
2009:64).
Berikut skema post test control group design :
K1 : X0
O1
K2 : X1
O2
K3 : X2
O3
30
31
Keterangan :
R
: Random Allocation
K1
: Kelompok kontrol
K2
: Kelompok perlakuan 1
K3
: Kelompok perlakuan 2
O1,-3
X1
X2
X0
32
dengan
menggunakan
metode
Kalometri
Pengukurannya
33
Alat
Bahan
a. Kapas
b. Aquades.
c. Tikus putih jantan dewasa berumur 2-3 bulan dengan berat badan 150250 gram
d. Pakan dan minum tikus yang diberikan secara semaunya (ad libitum).
e. Vitamin C tablet@ 50 mg
f. Kafein pil vivarian @200 mg
34
3.6
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah suatu urutan kegiatan yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam proses pengabilan data. Berikut adalah rincian prosedur
penelitian :
3.6.1
Persiapan penelitian
1. Menyiapkan 18 ekor tikus putih jantan yang berumur 2-3 bulan dengan
berat 150-250 gram yang sudah di adaptasi selama 7 hari.
2. Menyiapkan kandang tikus berbentuk kotak lengkap dengan pakan dan
minumnya.
3. Menyiapkan vitamin C tablet @50 gram dan pil kafein vivarin @200 gram
4. Menentukan dosis vitamin C dan kafein yang akan diberikan tikus pada
kelompok perlakuan.
3.6.2
Perhitungan dosis
Penentuan dosis pemberian vitamin C dan Kafein berdasarkan pada
dosis yang biasa dikonsumsi manusia dan konversi untuk hewan coba, dalam
penelitian ini digunakan dosis manusia yang dikonversikan pada tikus. Konversi
perhitungan dosis untuk hewan dan manusia seperti pada tabel 3.1.
35
1,0
7,0
2,25
27,8
29,7
64,1
124,2
387,9
0,14
1,0
1,74
3,9
4,2
9,2
17,8
56,0
0,08
0,57
1,0
2,25
2,4
5,2
10,2
31,5
0,04
0,25
0,44
1,0
1,08
2,4
4,5
14,2
0,03
0,23
0,41
0,92
1,0
2,2
4,1
13,0
0,016
0,11
0,19
0,42
0,45
1,0
1,9
6,1
0,08
0,06
0,1
0,22
0,24
0,52
1,0
3,1
0,031
0,07
0,076
0,16
0,32
1,0
0,0026 0,018
Tikus
36
sebuah wadah yang tidak ada jalan keluar, tikus putih jantan (Rattus
Norvegicus) dimasukkan
ke
Pelaksanaan Penelitian
a.
Menimbang berat badan awal tikus dan menandai tikus putih jantan
dengan asam pikrat
b.
c.
d.
e.
f.
37
3.6.4
Alur Penelitian
Sebanyak 18
Adaptasi 7 hari
randominisasi
K (6 ekor)
Aktivitas fisik
maksimal
P1 (6 ekor)
Analisa Data
Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian
P2 (6 ekor)
Aktivitas fisik
maksimal dan kafein
38
t = Perlakuan
db perlakuan : ( t 1 )
r = ulangan
JK Perlakuan=
- FK
(
) - FK
39
F hitung = =
Untuk dapat mengetahui hipotesis ditolak atau diterima, nilai F hitung yang
telah diketahui melalui perhitungan ANAVA satu jalan dibandingkan dengan nilai
F table dengan taraf uji 5%, sehingga kesimpulan yang dapat diambil :
1.
2.
BAB IV
40
41
Tabel 4.1. Jumlah Rerata Berat Badan dan Kadar asam laktat post-test dari
kelompok kontrol, Kelompok perlakuan 1 dan Kelompok
perlakuan 2
No
1
2
Variabel
Berat badan (grm)
Asam Laktat
(mmol)
Kelompok
Kontrol
Mean SD
( n=6 )
Kelompok
perlakuan 1
Mean SD
( n=6 )
Kelompok
perlakuan 1
Mean SD
( n=6)
206.66 29,97
234.00 36.45
196.33 30.05
4.86 1.60
4.43 1.65
5.13 1,29
Tabel 4.1 menunjukan rerata berat badan sampel penelitian kelompok kontrol
adalah 206.66 29.97 gram, kelompok perlakuan 1
gram dan pada kelompok perlakuan 2 adalah 196.33 30.05 gram. Rerata
asam laktat pada sampel kelompok kontrol adalah 5.13 1.29 mmol, kelompok
perlakuan 1 adalah 4.68 1.60 mmol sedangkan rerata asam laktat pada
kelompok perlakuan 1 adalah 4.43 1.62 mmol.
4.1.2 Hasil uji prasyarat analisis
4.1.2.1 Uji normalitas
Data yang diperoleh
42
Tabel 4.2. Normalitas data kadar asam laktat post-test kelompok kontrol,
perlakuan 1, dan perlakuan 2 dengan uji Kolmogorov-smirnov
Variabel
KolmogorofSmirnov
0,472
0,979(1)
0,556
0,556(1)
0,573
0,573(1)
(1)
kolmogorov-smirnov
didapatkan data
Chi Square
0,001
1,000(1)
0,001
1,000(1)
0,001
1,000(1)
(1)
43
H1
Berikutadalah tabelperhitunganujihipotesisdenganAnava.
Tabel 4.4 Uji hipotesis dengan Anova
ANOVA
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Between Groups
1.498
0.749
Within Groups
34.96
15
Total
36.458
17
Sig.
0.321
0.73
2.331
44
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Kelompok Kontrol
Kelompok Perlakuan 1
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig.
0.26667
0.88141
0.766
0.70000
-0.26667
0.88141
0.88141
0.439
0.766
0.43333
0.88141
0.630
-0.70000
0.88141
0.439
-0.43333
0.88141
0.630
45
1.65) mmol
gambaran bahwa tidak ada perbedaan asam laktat antara rata-rata asam laktat
kelompok perlakuan I dengan rata-rata asam laktat kelompok perlakuan 2.
4.2 Pembahasan
Hasil
penelitian menunjukkan
dibandingkan
46
5.13
rata-rata
asam laktat
penurunan asam laktat tapi tidak signifikan. Kafein memiliki efek farmakologis
yang bermanfaat secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat,
relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus, dan stimulasi otot jantung.
Berdasarkan efek farmakologis tersebut seringkali kafein ditambahkan dalam
jumlah tertentu ke minuman suplemen, efek samping dari penggunaan kafein
secara berlebihan (overdosis) dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor,
insomnia, hiperestesia, mual, dan kejang (Nersyanti, 2006). Kafein sebagai
47
Stimulan dalam produksi energi dalam tubuh sehingga dapat mencegah tingkat
kelelahan otot saat aktivitas fisik maksimal. Para atlet terutama atlet angkat
beban dan pelari maraton, perenang dan pembala sepeda, bergantung pada
keampuhan kafein sebagai penghasil energi untuk memompa perfoma mereka
selama aktivitas maksimal.(Bennet Alan Weinberg and Bonnie K.Bealer,
2002:181)
Aktivitas
fisik
maksimal
dengan
intensitas
90%
BKM
(batas
kemampuan maksimal) atau pelatihan fisik berupa renang 30 menit, tujuh kali per
minggu selama 1 minggu menyebabkan produksi radikal bebas lebih banyak,
disebabkan karena takaran pelatihan yang tidak tepat, intensitas berlebih
sementara durasi kurang perlakuan tersebut lebih menyerupai olahraga akut.
Olahraga akut yaitu olahraga yang hanya dilakukan secara insidental, kata lain
tidak dilaksanakan secara reguler atau terjadwal secara periodik. Menurut
(Bompa, 1994:57-70), Intensitas 90% dari kemampuan maksimal tergolong
kedalam intensitas intemediet sampai medium dan sesuai konsep hormeis
bahwa dosis rendah akan merangsang sementara dosis berlebih akan bersifat
toksik. Intensitas 90% dari aktivitas maksimal tempaknya terlalu tinggi sehingga
menyebabkan produksi radikal bebas lebih banyak . Hal ini didukung oleh
penelitian Senturk et al, (2001).
4.4
Keterbatasan Penelitian
48
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pemberian vitamin C dan kafein tidak
memberikan
perbandingan
atau
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
5.2 Saran
Simpulan hasil penelitian ini, dapat diajukan saran sebagai berikut :
5.2.1
berlebih dapat meningkatkan produksi radikal bebas oksigen dalam tubuh dan
penumpukan asam laktat, tidak direkomendasikan melakukan aktivitas fisik
maksimal atau olahraga berlebih.
5.2.2
49
DAFTAR PUSTAKA
Agus Coco Sianturi. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air daun Bangunbangun (Coleus Amboinicusl) Terhadap Jumlah Sel Darah Merah
dan Hemoglobin Pada Tikus Putih (Rattusnorvegicus) yang diberi
Aktivitas
Fisik
Fakultas
Ilmu
Keolahragaan
Universitas
Negeri
Semarang.
Ferdiansyah. A. 2011. Hubungan Antara Karakteristik Atlet, Tingkat Kecukupan
Gizi,Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kebugaran Atlet Sepakbola
Di SMA Ragunan Jakarta Selatan. Skripsi, IPB, Bogor
Giri Wiarto. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Gultom Herdi. 2012. Kajian Manfaat ekstrak daun Bangun-Bangun (Coleus
amboinicus Lour) Sebagai Antioksidan Pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus) Yang Diberi Aktivitas Fisik Maksimal (AMF). Skripsi.
Progam Sarjana S1 Universitas Negeri Medan
50
51
Hairrudin dan Dina Helianti. 2009. Efek Protektif Propolis Dalam Mencegah Stres
Oksidatif Akibat Aktifitas Fisik Berat (Swimming Stress). Jember:
Fakultas Kedokteran Universitas Jember.
Hrapkiewicz,
K.,
dan
Medina,
L.
2007. Laboratory
Animal.
Blackwell
Hery Winarsi. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius
I Nyoman Arsana. 2014. Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Dan Pelatihan Fisik Menurunkan Stres Oksidatif Pada Tikus Wistar
(Rattus Norvegicus) Selama Aktivitas Fisik Maksimal. Disertasi.
Denpasar: Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Laurent D. 2000. Efecct Of Caffeine On Muscle Glycogen Ultilization And The
Neuoroendocrine
Axis
During
Exercise,
Journal
Of
Clinical
Tesis.
Fenri.
2006.
Spektrofotometri
Penentuan Kadar
Kafein
Dalam
Dervatif
Minuman
Ultraviolet
Untuk
Suplemen
Dan
52
Senturk, U. K., Gunduz, F., Kuru, O., Kocer, G., Ozkaya, Y. G., Yesilkaya, A.,
Bor- Kucukatay, M., Uyuklu, M., Yalcin, O. & Baskurt, O. K.
(2005), Exercise- induced oxidative stress leads hemolysis in
sedentary but not trained humans. J Appl Physiol, 99, 143441.
53
Weinberg Bennet Alan and Bealer K., 2002. The Miracle Of Caffeine,
Manfaat Tak Terduga Kafein Berdasarkan Penelitian Paling
Mutakhir.
Widiyanto.
2012.
Latihan
Fisik
dan
Laktat.
Yogyakarta:
Pendidikan
54
LAMPIRAN LAMPIRAN
55
56
57
58
Ethical Clearance
59
60
61
62
Valid
Mis sing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
BB Kontrol
6
0
206.6667
210.0000
160.00a
29.97777
898.667
160.00
240.00
Asam Laktat
Kontrol
6
0
5.1333
4.9500
3.80 a
1.29563
1.679
3.80
7.40
Frequency Table
BB Kontrol
Valid
160.00
186.00
208.00
212.00
234.00
240.00
Total
Frequency
1
1
1
1
1
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
66.7
83.3
100.0
Valid
3.80
4.10
4.70
5.20
5.60
7.40
Total
Frequency
1
1
1
1
1
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
66.7
83.3
100.0
63
Frequencies
Statistics
BB
Asam Laktat
Perlakuan 1 Perlakuan 1
6
6
0
0
234.0000
4.8667
248.5000
4.8500
a
165.00
3.10a
36.45820
1.60582
1329.200
2.579
165.00
3.10
260.00
7.60
Valid
Mis sing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
Frequency Table
BB Perlakuan 1
Valid
165.00
224.00
241.00
256.00
258.00
260.00
Total
Frequency
1
1
1
1
1
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
66.7
83.3
100.0
Valid
3.10
3.50
4.50
5.20
5.30
7.60
Total
Frequency
1
1
1
1
1
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
66.7
83.3
100.0
64
Frequencies
Statistics
BB
Perlakuan 2
6
0
196.3333
200.0000
220.00
30.05107
903.067
156.00
228.00
Valid
Mis sing
Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Minimum
Maximum
Asam Laktat
Perlakuan 2
6
0
4.4333
3.8500
2.90a
1.65368
2.735
2.90
7.10
Frequency Table
BB Perlakuan 2
Valid
156.00
174.00
180.00
220.00
228.00
Total
Frequency
1
1
1
2
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
33.3
16.7
100.0
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
33.3
16.7
100.0
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
83.3
100.0
Valid
2.90
3.20
3.40
4.30
5.70
7.10
Total
Frequency
1
1
1
1
1
1
6
Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Mean
Differenc
e (I-J)
Valid Percent
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
16.7
100.0
Std.
Error
Sig.
Cumulative
Percent
16.7
33.3
50.0
66.7
83.3
100.0
65
LSD
K (Aktivitas fisik
maksimal)
P1 (Vitamin C +
Aktivitas fisik
maksimal)
P2 (Kafein +
Aktifitas fisik
maksimal)
K (Aktivitas fisik
maksimal)
P1 (Vitamin C +
Aktivitas fisik
maksimal)
P2 (Kafein +
Aktifitas fisik
maksimal)
K (Aktivitas fisik
maksimal)
P1 (Vitamin C +
Aktivitas fisik
maksimal)
P2 (Kafein +
Aktifitas fisik
maksimal)
Lower
Bound
Upper
Bound
.26667
.88141
.766
-1.6120
2.1454
.70000
.88141
.439
-1.1787
2.5787
-.26667
.88141
.766
-2.1454
1.6120
.43333
.88141
.630
-1.4454
2.3120
-.70000
.88141
.439
-2.5787
1.1787
-.43333
.88141
.630
-2.3120
1.4454
Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error
Sig.
.26667
.88141
.766
-1.6120
2.1454
.70000
.88141
.439
-1.1787
2.5787
-.26667
.88141
.766
-2.1454
1.6120
.43333
.88141
.630
-1.4454
2.3120
-.70000
.88141
.439
-2.5787
1.1787
-.43333
.88141
.630
-2.3120
1.4454
Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error
Sig.
.26667
.88141
.766
-1.6120
2.1454
.70000
.88141
.439
-1.1787
2.5787
-.26667
.88141
.766
-2.1454
1.6120
.43333
.88141
.630
-1.4454
2.3120
-.70000
.88141
.439
-2.5787
1.1787
-.43333
.88141
.630
-2.3120
1.4454
66
N
Normal Parametersa, b
Mos t Extreme
Differences
Mean
Std. Deviation
Abs olute
Pos itive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Asam Laktat
Kontrol
6
5.1333
1.29563
.193
.193
-.152
.472
.979
Asam Laktat
Perlakuan 1
6
4.8667
1.60582
.227
.227
-.136
.556
.917
Asam Laktat
Perlakuan 2
6
4.4333
1.65368
.234
.234
-.177
.573
.898
Uji Homogenitas
Chi-Square Test
Test Statistics
Chi -Squarea
df
Asym p. Sig.
Asam Laktat
Kontrol
.000
5
1.000
Asam Laktat
Perlakuan 1
.000
5
1.000
Asam Laktat
Perlakuan 2
.000
5
1.000
67
Mean
5.1333
Std.
Deviation
1.29563
Std. Error
.52894
Minimum
3.80
Maximum
7.40
4.8667
1.60582
.65557
3.10
7.60
4.4333
1.65368
.67511
2.90
7.10
18
4.8111
1.46444
1.52665
.34517
.35984
.35984a
2.90
7.60
N
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen 1
Kelompok Eksperimen 2
Total
Model
Fixed Effects
Random Effects
a. Warning: Between-component variance is negative. It was replaced by 0.0 in computing this random
effects measure.
df1
df2
2
Sig.
.752
15
ANOVA
Asam Laktat
Between Groups
Within Groups
Total
Sum of
Squares
1.498
34.960
36.458
df
2
15
17
Mean Square
.749
2.331
F
.321
Sig.
.730
68
LSD
(I) Kelompok
Kelompok Kontrol
(J) Kelompok
Kelompok Eksperimen 1
Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Eksperimen 1 Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Eksperimen 2 Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen 1
Mean
Difference
(I-J)
.26667
.70000
-.26667
.43333
-.70000
-.43333
Std. Error
.88141
.88141
.88141
.88141
.88141
.88141
Homogeneous Subsets
Asam Laktat
Tukey Ba
Kelompok
Kelompok Eksperimen 2
Kelompok Eksperimen 1
Kelompok Kontrol
N
6
6
6
Subs et
for alpha
= .05
1
4.4333
4.8667
5.1333
Dokumentasi
Sig.
.766
.439
.766
.630
.439
.630
69
70
71
72
Accutrend Plus alat yang digunakan untuk mengukur kadar asam laktat
Sumber: data 2015