Anda di halaman 1dari 1

ABSTRAK

Indonesia dihadapkan pada permasalahan kritisnya lahan pertanian dan kelangkaan


pupuk. Lahan pertanian di Nusantara sudah lebih dari 60 % dalam kondisi kritis, dimana
unsur hara tanah sudah jauh di bawah kadar normal yaitu 4 5 %. Penggerusan unsur hara ini
terjadi akibat pemakaian pupuk kimia sintetis, juga pestisida dan obat-obatan kimia yang
berlebihan. Selain itu, pupuk yang berbasis amonia seperti urea akan menurunkan pH tanah,
membuat tanah semakin lama semakin keras ( bantat ) dan tandus. Maka dari itu, dalam
rangka meningkatkan hasil pertanian diperlukan pupuk yang aman bagi tanah serta ramah
lingkungan. Kelapa merupakan tanaman perkebunan yang potensial untuk dikembangkan.
Pada tahun 2010 luas areal tanaman kelapa tercatat 3.739, 35 ribu hektar dan didominasi oleh
perkebunan rakyat. Komposisi dari buah kelapa yaitu sabut kelapa 35 %, tempurung 12 %,
daging buah 28 % dan air buah 25 %. Setiap tahunnya sabut kelapa di Indonesia hanya 15 %
yang di olah kembali oleh masyarakat sedangkan sisa sabut kelapa yang menumpuk dibiarkan
menjadi limbah yang kemudian mengering dan pada akhirnya dibakar. Padahal dari satu buah
kelapa dapat diperoleh rata-rata 0,4 kg sabut. Pada abu sabut kelapa mengandung 20-30%
kalium dan 2% fosfor, sehingga sangat berpotensi dijadikan sebagai pupuk. Akan tetapi
penggunaan pupuk yang diberikan secara sebar ke permukaan tanah dalam jangka panjang
dapat menyebabkan kurang efisiensi pelepasan unsur hara pada tanaman, sehingga menjadi
permasalahan tersendiri dibidang pertanian. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi untuk
memperbaiki efisiensi pelepasan unsur hara . Salah satu usaha untuk mengurangi kehilangan
unsur hara dan meningkatkan efisiensi pupuk kalium adalah dengan memodifikasi pupuk
tersebut menjadi Slow Release Fertilizer (SRF) yaitu dengan mencampurkan pupuk yang
berasal dari bahan serabut kelapa dengan bahan yang mempunyai nilai Kapasitas Tukar
Kation (KTK) tinggi seperti zeolit dan nanopartikel kitosan. Maka penelitian ini menitik
beratkan terhadap pengujian efisiensi pelepasan unsur hara dari pupuk serabut kelapa dengan
kombinasi zeolit teraktivasi dan nanopartikel kitosan sebagai pengontrol pelepasan unsur
hara. Kelebihan dari pupuk ini adalah dapat memanfaatkan limbah dari serabut kelapa serta
mempunyai kemampuan yang slow release dimana unsur hara dilepaskan secara perlahan dan
terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga kehilangan unsur hara akibat pencucian
oleh air lebih kecil.

Kata kunci : Serabut Kelapa, Pupuk Kalium, Enkapsulasi, Slow Release Fertilizer.

Anda mungkin juga menyukai