Tegangan Sisa
Selama pengelasan, logam las dan logam induk mengalami siklus thermal berupa
pemanas dan pendinginan. Siklus thermal ini menyebabkan terjadinya tegangan dan regangan
yang selanjutnya mengakibatkan adanya tegangan sisa (residual stress) dan distorsi
(distorsion). Tegangan sisa bias menyebabkan penggentasan, berkurangnya ketahanan lelah,
menurunnya kekuatan las dan ketahanan korosi.
Tegangan sisa adalah tegangan yang bekerja pada bahan setelah semua gaya-gaya luar
yang bekerja pada bahan tersebut dihilangkan.
Penyebab terjadinya tegangan sisa:
1. Tegangan sisa sebagai akibat dari tegangan thermal seperti pada pengelasan dan perlakuan
panas
2. Tegangan sisa yang disebabkan karena transformasi fasa (seperti baja karbon)
3. Tegangan sisa karena deformasi plastis yang tidak merata yang disebabkan gaya-gaya
mekanis seperti pada pengerjaan dingin selama pengerolan, penempaan, pembentukan logam
atau pekerjaan lain yang dilakukan dengan mesin
Sifat-sifat tegangan sisa
1. Tegangan sisa sangat tinggi biasanya terjadi di daerah las dan daerah HAZ
2. Teganga sisa maksimum biasanya sampai tegangan luluh (yield stress)
3. Pada bahan yang mengalami transformasi fasa minsalkan baja karbon rendah, tegangan
sisa mungkin berfariasi pada permukaan dan bagian dalam dari logam induk.
Pengaruh tegangan sisa
1. Tegangan sisa yang disebabkan oleh proses pengelasn dapat mempengaruhi sifat-sifat
mekanis struktur las seperti patah getas, kelelahan, dan retak karena kombinasi tegangan dan
korosi
2. Pengaruh tegangan sisa menurub jika tegangan yang bekerja pada bahan meningkat.
3. Pengaruh tegangan sisa pada struktur las bias diabaikan jika tegangan yang bekerja pada
struktur tersebut melebihi tegangan luluhnya
4. Pengaruh tegangan sisa menurun setelah pembenan berulang.
Tegangan Tarik
Tegangan tarik adalah besar gaya tarik dibagi dengan luas penampang suatu benda.
Tegangan tarik termasuk gaya persatuan luas.
t = F/A
Rumus :
Dimana :
t = Tegangan tarik (kg/cm)
F = Gaya yang bekerja/beban (kg)
A = Luas penampang (cm)
Tegangan tarik ijin
Tegangan tarik ijin adalah pembebanan tegangan yang diijinkan, dimana besarnya
tegangan itu masih dianggap aman untuk bahan yang akan diberi beban.Bila besar tegangan
yang timbul yang merupakan kekuatan maksimum bahan adalah t , maka besar tegangan
patah yang diijinkan adalah :
= t / v
Apabila diketahui besar gaya yang bekerja adalah F kg, maka rumus mencari penampang
batang A
adalah :
A = F/t
Beban maksimum yang diperbolehkan diterima oleh penampang F adalah :
F=xA
Dari rumus di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tegangan tarik yang timbul akibat
pembebanan tidak boleh lebih besar dari tegangan yang diijinkan.
Tegangan Tekan
Tegangan tekan adalah tegangan yang terjadi di dalam suatu batang apabila gaya-gaya
luar yang bekerja padanya adalah gaya-gaya tekan.
Bila F adalah gaya luar yang bekerja dan A adalah penampang lintang dari batang, maka
rumus tegangan tekan dapat ditulis :
d = F/A
Dimana :
d = Tegangan tekan (kg/cm)
F = Gaya yang bekerja/beban (kg)
A = Luas penampang (cm)
Pengaruh Pembebanan Terhadap Bahan
Pada suatu bahan yang menerima beban tarik akan timbul gaya tarik dan adanya tegangan tarik
ini akan mengakibatkan bahan bertambah panjang. Demikian juga pada pembebanan tekan, pada
bahan yang bersangkutan akan terjadi perpendekan. Selain itu juga terjadi perubahan pada
penampang lintangnya, pada beban tarik penampang akan menjadi lebih kecil dan pada beban
tekan penampang akan menjadi lebih besar.
Hukum eksperimental Hook menyatakan Dalam batas-batas tertentu, perpanjangan atau
pemendekan suatu bahan adalah berbanding langsung dengan bebannya terhadap panjang mula
mula, namun berbanding terbalik terhadap penampang bahannya.
Pertambahan panjang atau perpendekan juga dipengaruhi oleh sifat-sifat dari bahan, sehingga
rumusnya adalah :
l = C x F x l/A
Dimana :
l = pertambahan panjang atau perpendekan (cm)
C = koefisien perpanjangan
F = besar pembebanan (kg)
l = panjang bahan sebelum dibebani (cm)
A= penampang bahan (cm2)
Namun harga C untuk bahan-bahan logam sangat kecil, maka untuk mempermudah
perhitungan dipakai harga kebalikannya yang disebut modulus kenyal (E = 1/C). Sehingga
rumusnya menjadi :
l = (F x l) / (E x A)
l/l adalah perubahan panjang untuk setiap satuan panjang bahan yang disebut perpanjangan
spesifik disingkat . Dan F/A adalah tegangan pada bahan.
Tabel Modulus Kelenturan Beberapa Bahan
Panji Waskito
NIM : 110401106