Anda di halaman 1dari 22

IDENTIFIKASI IKAN KERAPU (Epinephelus tauvina)

LAPORAN PRAKTIKUM IKTIOLOGI

Perikanan C / Manejemen Sumberdaya Perairan/Kelompok 2


RIDHO JULIANTO
NPM. 230110150164
GITA ENDANG PALUFI

NPM. 230110150172

M. DIKYAH FADILLAH

NPM. 230110150180

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2016

DAFTAR ISI
BAB

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................... iii


DAFTAR GAMBAR ................................................................................ iii
I

PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................. 2
Manfaat ........................................................................................... 2

II

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi , Morfologi, Anatomi .................................................... 3
Ciri Morfometrik dan Meristik ikan kerapu .................................... 6

III

METODOLOGI
Tempat dan Waktu .......................................................................... 7
Alat dan Bahan ................................................................................ 7
Prosedur .......................................................................................... 7

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Data Kelas .............................................................................. 9
Pembahasana Umum ..................................................................... 12
Pembahasan Khusus ...................................................................... 13

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ................................................................................... 15
Saran .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 16


LAMPIRAN ............................................................................................. 17

ii

DAFTAR TABEL

No

Judul

Halaman

1. Tabel Hasil Morfometrik Kelas .......................................................................... 10


2. Tabel Hubungan berat badan dengan panjang ukuran tubuh ....................... 11
3. Tabel Hasil pengolahan data ............................................................................. 12

DAFTAR GAMBAR

No
1.
2.
3.
4.

Judul

Halaman

Gambar Ikan kerapu .............................................................................................. 4


Gambar Organ Pencernaan Ikan kerapu .............................................................. 5
Gambar Insang Ikan kerapu ................................................................................. 6
Gambar Gonad ....................................................................................................... 7

iii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Ikan Kerapu (Epinephelus sp) umumnya dikenal dengan istilah "groupers"

dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik
dipasarkan domestik maupun padar internasional dan selain itu nilai jualnya cukup
tinggi. Eksport ikan kerapu melaju pesat sebesar 350% yaitu dari 19 ton pada tahun
1987 menjadi 57 ton pada tahun 1988 (Deptan, 1990 dalam Tarwiyah, 2001).
Produksi ikan kerapu saat ini masih relatif rendah sehingga mengakibatkan
harga jual kerapu juga masih mahal dibandingkan dengan keadaan mati (segar).
Harga ikan kerapu bebek (Chmoreleptis altivelis) di tingkat produsen atau
pengusahaan

KJA

mencapi

Rp

400.000

per

kilogram,

sedangkan

kerapu (Ephinephelus ) Rp 130.000 Per kilogram. Rendahnya produksi kerapu


disebabkan oleh masih tingginya penangkapan langsung dari laut yang bisa
menggunakan alat tangkap kail, yaitu hand line dan longline. Alat tangkap ini hanya
bisa satu per satu sehingga dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan kerapu
dalam jumlah besar. Selain itu jumlah kerapu di laut juga semakin berkurang karena
terjadi over fishing di beberapa daerah dan penggunaan bahan peledak serta potasium
sianida yang mengakibatkan anak-anak kerapu yang belum layak tangkap mati.
Penangkapan dengan menggunakan cara di atas juga mengakibatkan ikan yang
didapat dalam keadaan mati, padahal permintaan pasar luar negeri maupun dalam
negeri lebih banyak menginginkan kerapu dalam keadaan hidup (Sulaiman, 2010).
Permintaan jenis kerapu di pasaran internasional terus meningkat sehingga
untuk keperluan ekspor cukup tinggi dibandingkan jenis kerapu lainnya. Informasi
dari salah satu perusahaan swasta yang mengekspor berbagai jenis ikan ekonomis
penting menjelaskan bahwa permintaan untuk jenis kerapu sekitar 4.000 kg/hari
(Anonim, 1998 dalamAlit, 2010).

1.2Tujuan

Mengetahui klasifikasi dari ikan kerapu

Mengetahui karakterisitik dari ikan kerapu

Mengetahui morfologi dari ikan kerapu

Mengetahui fungsi organ pada ikan kerapu

1.3 Manfaat

Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi dari ikan kerapu

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami karakteristik dari ikan kerapu

Mahasiswa dapat mengetahui bentuk morfologi ikan kerapu

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagian bagian organ ikan


kerapu dan fungsinya

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Klasifikasi, Morfologi, dan Anatomi Ikan kerapu


a. Klasfikasi

Klasifikasi Ikan kerapu Menurut (Forsskl, 1775) adalah sebagai berikut


Kingdom

: Animalia

Phylum

: Chordata

Class

: Actinopterygii

Order

: Perciformes

Family

: Serranidae

Genus

: Epinephelus

Species

: Epinephelus tauvina
Gambar 1. Kerapu

b. Morfologi

Adapun ciri-ciri kerapu kayu secara morfologi yaitu bentuk tubuh agak
rendah, moncong panjang memipih dan menajam, maxillary lebar di luar mata,
Mulut lebar dan di dalamnya terdapat gigi kecil yang runcing (Kordi, 2001),
terdapat bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian
dorsal dan posterior.
Selain itu, Ikan kerapu kayu memiliki badan yang berwarna dasar sawo
matang dan pada bagian bawah agak keputihan. Terdapat garis menyerupai pita
yang berwarna gelap, yang melintang pada badannya dalam jumlah sekitar 4-6
buah. Saat masih muda, pada seluruh tubuhnya terdapat noda-noda berwarna
merah sawo (Murtidjo, 2002).

c. Anatomi
Sistem jaringan otot. Ikan kerapu kayu (Epinephelus tauvina): Ikan kerapu
kayu dapat berenang dengan bantuan sistem jaringan otot. Kerangka ikan kerapu
kayu dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe: kerangka utama dan kerangka
pendukung. Dikendalikan oleh sistem saraf, jaringan otot melekat dengan
kerangka (tulang) dan membuat kontraksi dan aktivitas otot sehingga ikan kerapu
kayu dapat bergerak dan berenang.
Sistem pencernaan. Ikan kerapu kayu termasuk ikan karnivora, terbukti dari
organ pencernaanya, yaitu ususnya yang pendek tidak seperti oyang terdapat
pada ikan herbivore atau ikan omnivora. Makanan akan diubah menjadi nutrisi
oleh sistem pencernaan dan penyerapan. Sedangkan makanan yang sudah dicerna
akan dibuang menjadi feses. Sistem pencernaan ikan kerapu kayu terdiri dari
mulut, rongga mulut , faring, esophagus, lambung, pyloric caeca, usus, rectum,
kloaka dan bermuara ke anus. Saat mencerna makanan ikan kerapu kayu juga
dibantu oleh enzim dan kelenjar pencernaan yang dihasilkan oleh organ pyloric
caeca dan hati.

Gambar 2. Organ Pencernaan Ikan Kerapu


Sistem pernafasan. Ikan kerapu kayu bernafas dengan insang dan tidak
terdapat organ pernafasan tambahan pada ikan kerapu. Sistem kerja pernafasan
ikan kerapu adalah ketika mulut dan opercula bergerak dengan harmonis, maka
oksigen yang terlarut dalam air akan dibawa ke pembuluh darah kapiler, air akan
keluar melwati insang, sedangkan karbondioksida dalam darah dilepaskan ke air.

Gambar 3. Insang Ikan Kerapu


System urogenital. Reproduksi ikan kerapu macan bergantung pada system
urogenital. Ikan kerapu merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit protogini,
dimana proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betima ke fase jantan atau
ikan kerapu ini memulai siklus hidupnya sebagai ikan betina kemudian berubah
menjadi ikan jantan. Perubahan kelamin ini biasanya terjadi pada tahun kedua
atau ketiga umur ikan kerapu kayu.

Gambar 4 Gonad Ikan kerapu

2.2 Ciri Morfometrik dan Meristik Ikan kerapu


a. Morfometrik
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur,
jenis kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi kehidupan ikan di antaranya adalah makanan, derajat keasaman
(pH) air, suhu, dan salinitas. Faktor-faktor tersebut, baik secara sendiri-sendiri
maupun secara bersama-sama, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pertumbuhan ikan. Dengan demikian, walaupun dua ekor ikan mempunyai umur yang
sama namun ukuran mutlak di antara keduanya dapat saling berbeda. Morfometrik
adalah ukuran bagian-bagian tertentu dari struktur tubuh ikan
Ukuran ikan adalah jarak antara satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk diukur antara lain panjang total,
panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan, tinggi dan panjang sirip, dan
diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999)
Ciri Morfometrik Ikan kerapu, panjangnya dapat mencapai ukuran 70cm
dengan berat
b. Meristik
Berbeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran
bagian-bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan penghitungan
jumlah bagian-bagian tubuh ikan .Variabel yang termasuk dalam karakter meristik
antara lain jumlah jari-jari sirip dan jumlah sisik.

BAB III
METODOLOGI

3.1

Tempat dan Waktu

Praktikum ikhtiologi ini dilaksanakan pada tanggal 25 April 2016 pukul 08.00 sampai
dengan pukul 09.50 bertempat di laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan
lantai 1 Gedung Dekanat FPIK UNPAD Jatinangor.
3.2

Alat dan Bahan


a. Alat

Milimeter blok, untuk mengukur morfometrik ikan kerapu.

Jarum sonde, untuk menusuk kepala ikan kerapu.

Gunting, untuk membedah ikan kerapu.

Pinset, untuk mengambil organ ikan kerapu.

Pisau bedah, untuk menguliti ikan kerapu.

Penggaris, untuk mengukur morfometrik ikan kerapu.

Cawan petri, untuk menaruh organ-organ ikan kerapu.

Mikroskop, untuk melihat anatomi sisik ikan kerapu.

b. Bahan

3.3

Ikan kerapu, sebagai objek atau preparat yang akan diteliti.

Prosedur
a) Alat-alat

praktikum

yang

dibawa

sendiri

dan

yang

disediakan

dosen/asisten,disiapkan di meja masing masing. Periksa dan laporkan bila ada


alat yang kurang atau rusak
b) dicatat petunjuk yang diberikan dosen atau asisten sebelum praktikum
dimulai, terutama mengenai teknis pekerjaan praktikum

c) bahan praktikum yang disediakan, diambil dan diletakkan pada baki preparasi.
Preparat diletakkan lateral, dengan bagian kepala atau anterior disebelah kiri.
Jika dilihat dorsal atau ventral, bagian anterior harus tetap disebelah kiri.
Bebrapa preparat harus dilihat frontal.
Lakukan pembedahan sesuai petunjuk dan pembedahan harus dilakukan
dengan hati hati agar tidak merusak organ atau sistem organ lainnya.
d) Untuk praktikum identifikasi ikan, dibuat catatan mengenai perbandingan
beberapa sifat morfometrik terhadap panjang baku dan tinggi tubuh; hasil
perhitungan sifat meristik;serta catatan sifat morfologis penting lainnya.
e) Untuk praktikum anatomi buat gambar dan catatan mengenai organ dan
sistem organ tersebut.
f) Selesai praktikum semua alat dibersihakan dan dikembalikan dalam keadaan
utuh.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Data Kelas


Praktikum iktiologi ikan kerapu dilakukan oleh setiap kelompok dengan

beragam bentuk dan ukuran ikan kerapu tersebut. Ada yang mendapat ikan kerapu
jantan dan ada yang mendapatkan ikan kerapu betina, dan mendapatkan berbagai
macam spesies, ada yang mendapatkan jenis kerapu kayu dan ada juga yang
mendapatkan jenis ikan kerapu macan. Ukuran dan bentuk juga bervariasi, sehingga
dilampirkan tabel yang berisi pengukuran yang ada di tubuh ikan kerapu tersebut.
Tabel ini menggambarkan keragaman ikan kerapu pada setiap kelompok di dalam
kelas.
KELO
MPOK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Nama Spesies
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus

Nama
Indonesia /
Lokal
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu

Berat
Badan
(g)

TL

SL

BD

LL

107,99

19,8

17

5,4

92

116,47

19,7

15,8

3,5

83

104,71

18,9

15,8

52

121,09

20,2

17

4,8

84

115,4

19,5

16,6

5,4

93

107.51

20,3

17

4,5

72

102,84

19

16,4

5,3

105

137,64

21,3

18

5,5

84

113,14

19,8

16,4

4,3

81

125,93

21

18

5,5

107

116,25
121,74

19,6
20,1

16,5
17,4

5,7
5

91
113

Morfometrik

10

tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus
Epinephelus
tauvinus

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu
Ikan Kerapu
Kayu

105,74

19,5

15

93

109,73

20,7

17,2

5,1

109

127,27

21,1

17

5,8

108

107,25

20,7

17,5

4,5

103

104,5

19,1

16,5

5,3

90

118,95

20,5

15,5

5,4

101

120

20

16

83

109

19,9

15,9

4,8

82

123

20,2

16,3

104

115

20

15

5,3

97

114

20

16

4,3

117

113

19,9

15,9

5,2

114

Tabel 1. Hasil Morfometrik Kelas


Sampel tubuh ikan kerapu yang didapatkan, memiliki ukuran tubuh yang
bervariasi dari yang besar hingga kecil, beratnya pun bervariasi berbanding lurus
dengan ukuran tubuh ikan tersebut. Semakin besar tubuh ikan kerapu maka semakin
berat pula berat badannya.berikut adalah data hasil praktikum pengukuran terlihat
bahwa mayoritas ikan kerapu mengalami pertumbuhan yang seimbang antara
pertumbuhan panjang tubuh dan berat badan atau dapat disebut isotermik.

Kelompok
1
2
3
4

Spesies Ikan
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus

TL
(cm)
19,8
19,7
18,9
20,2

W (g)
107,99
116,47
104,71
121,09

Linea Lateralis
92
83
52
84

11

Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus
Epinephelus tauvinus

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

19,5
20,3
19
21,3
19,8
21
19,6
20,1
19,5
20,7
21,1
20,7
19,1
20,5
20
19,9
20,2
20
20
19,9

115,4
107.51
102,84
137,64
113,14
125,93
116,25
121,74
105,74
109,73
127,27
107,25
104,5
118,95
120
109
123
115
114
113

93
72
105
84
81
107
91
113
93
109
108
103
90
101
83
82
104
97
117
114

Tabel 2. hubungan berat badan dengan panjang ukuran tubuh


Untuk pengelompokkan ikan apakah ikan tersbut termasuk pada kelompok
ikan yang berukuran kecil sedang ataupun besar. Maka perlu dilakukan pengolahan
data dari data yang telah didapatkan. Berikut ini adalah hasil dari pengolahan data
dari data yang telah di dapatkan kelas.
No
1
2
3
4
5
6

Batas Bawah
18,85
19,33206676
19,81413353
20,29620029
20,77826706
21,26033382

Batas Atas Jumlah Individu


19,28206676
3
19,76413353
4
20,24620029
10
20,72826706
4
21,21033382
2
21,69240058
1

Tabel 3. Hasil pengolahan data

Frekuensi Relatif
12,5
16,66666667
41,66666667
16,66666667
8,333333333
4,166666667

12

INTERVAL
18.85 - 19.28
19.33 - 19.76
19.81 - 20.24
20.29 - 20.72
20.77 - 21.21
21.26 - 21.69
TOTAL

JML
INDIVIDU

N1+FREKUENSI
RELATIF
3
4
10
4
2
1
24

12,5
16,66666667
41,66666667
16,66666667
8,333333333
4,166666667
100

Jumlah Individu Ikan Kerapu (ekor)

Data Pengamatan
Ikan Kerapu Kelas C
12
10
8
6
4
2
0

Interval

4.2

Pembahasan Umum
Pada praktikum kali ini jenis ikan kerapu adalah ikan kerapu kayu dengan

nama spesies Epinephelus tauvina ikan kerapu kayu adalah salah satu jenis kerapu
dengan bintik bintik pada sirip dorsal dan sirip analnya, mirip seperti ikan nila pada
umumnya. Perbedaan yang mencolok antara kerapu kayu dengan kerapu macan
adalah pada bercak ditubuhnya, pada kerapu kayu bercak atau bintik hanya terdapat
pada sirip dorsal dan anal saja sedangkan pada kerapu acan bercak atau bintik
terdapat hampir diseluruh tubuhnya.. Sirip punggung terdiri dari 14 15 tulang rawan

13

dan 11 tulang keras dengan barisan ke-3 atau ke-4 lebih panjang sedangkan pada sirip
anus terdapat 3 tulang keras dan 8 tulang rawan dengan panjang 2,0 2,5 bagian
panjang kepala. Warna tubuh coklat muda dengan lima seri tompel coklat besar yang
tidak beraturan sirip ditutupi oleh titik-titik kecil coklat dimana pada bagian tompel
berwarna lebih gelap. Sirip ekor membundar dan mata besar menonjol. Panjang
standar untuk ikan dewasa 11 55 cm.Untuk jenis ikan kerapu kualifikasi layak
konsumsinya adalah ikan yang bobotnya sudah melebihi 500 gram sampai dengan 1.2
kg (Dewi Yanuarita et al.,2011). Sedangkan untuk kerapu yang siap pijah atau
indukan yang baik adalah kerapu yang berbobot lebih dari 4 kg untuk betina dan lebih
dari 6 kg untuk jantan (Teknologi-dkp.go.id). Sedangkan dilihat dari data kelas ikan
kerapu yang didapatkan belum termasuk dalam ikan kerapu layak konsumsi maupun
ikan kerapu yang siap pijah. Dan untuk kematangan gonad dapat diukur
kematangannya dengan rumus
GSI = Wg/W x 100 %, dengan keterangan:
GSI : Gonado Somatic Index
Wg : Berat gonad ikan (gram)
W : Berat tubuh ikan (gram) (Effendie, 2002).
Apabila digunakan rumus tersebut maka tingkat kematangan gonad ikan kerapu dapat
diketahui dalam bentuk persentase.

4.3

Pembahasan Khusus
Ikan kerapu yang menjadi sampel kelompok kami memiliki panjang tubuh

19,7 cm dengan bobot tubuh 116,97 gram. Ikan kerapu yang kami amati termasuk
ikan kerapu dengan ukuran diatas rata rata apabila dibandingkan dengan data kelas.
Ikan kerapu yang kami teliti termasuk dalam ikan yang belum siap konsumsi dan
tingkat kematangan gonadnya dilihat dari rumus GSI hanya sekitar 6,4 % dengan
berat gonad 7 gram dan berat tubuh 109 gram (sudah dikurangi berat gonad). Bentuk
tubuh ikan kerapu kami compressed dengan keadaan ikan yang sudah tidak terlalu
baik karena saat dilakukan pembedahan banyak cairan yang keluar dari dalam

14

perutnya tetapi keadaan sirip masih dalam keadaan sempurna, pada sirip dorsal tulang
jari jari didominasi oleh tulang jari jari keras dan lunak mengeras dengan jumlah jari
jari tulang keras ada 10 dan jari jari tulang lunak mengeras ada 12.sedangkan pada
sirip caudal ,pectoral, ventral dan anal didominasi oleh sirip tulang lunak mengeras
dengan jumlah jari jari tulang lunak mengeras sebanyak 15 buah pada sirip lunak
mengeras , pectoral ,12 buah pada sirip caudal. Ikan kerapu yang kelompok kami
teliti memiliki jenis sisik stenoid karena ikan kerapu merupakan jenis ikan
osteichtyes. pada linea lateralis ikan kerapu terdapat 83 buah sisik.letak mulut ikan
kerapu terminal dengan bentuk mulut biasa, berukuran besar karena ikan kerapu
merupakan ikan karnivor.
Pada organ dalam ikan kerapu yang diamati terlihat ikan kerapu tersebut
merupakan ikan karnivora, dapat dilihat pertama, dari mulutnya, mulut ikan kerapu
berukuran besar dan terdapat gigi jenis molariform yang tajam dan kuat berguna
untuk mengunyah makanan, kedua, tapis insang ikan kerapu yang sedikit, pendek,
dan kaku untuk memudahkan makanan lewat. ketiga terlihat dari usus ikan kerapu
yang pendek dengan ukuran 12,8 cm dan lambungnya berukuran besar, lambung
besar tersebut berguna untuk mencerna makanan karena ikan kerapu memakan ikan
yang lebih kecil,udang, dan kepiting. lambung tersebut berguna untuk mencerna
makanannya karena cara makan ikan kerapu memakan mangsanya secara utuh maka
dari itu kerja lambung semakin berat dan membutuh kan lambung yang besar untuk
mencerna makananya yang berupa kepiting, udang dan ikan yang lebih kecil.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
Klasfikasi
Kingdom
Phylum
Class
Order
Family
Genus
Species

: Animalia
: Chordata
: Actinopterygii
: Perciformes
: Serranidae
: Epinephelus
: Epinephelus tauvina (Forsskl, 1775)

Karakteristik dari ikan Kerapu adalah ikan ini merupakan ikan karnivora,
dapat dibuktikan dari kepiting yang terdapat didalam mulutnya (memakan
kepiting) serta organ pencernaannya yang pendek. Ikan ini memiliki bercak
hamper disegala bagian tubuhnya dan bentuknya meyerupai ikan purba.

Morfologi Ikan Kerapu : moncong panjang memipih dan menajam, maxillary


lebar di luar mata, gigi-gigi pada bagian sisi dentary 3 atau 4 baris, terdapat
bintik putih coklat pada kepala, badan dan sirip, bintik hitam pada bagian
dorsal dan posterior memiliki misai dekat mulutnya. Saat masih muda, pada
seluruh tubuhnya terdapat noda-noda berwarna merah sawo (Murtidjo, 2002).

5.2

Saran
Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna bagi

mahasiswa khususnya jurusan perikanan, sehingga dapat memahami tentang mata


kuliah ikhtiologi khususnya tentang ikan kerapu atau ikan kerapu kayu (Epinephelus
tauvina).

15

16

DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Mulyono S., Taurusman, Am Azbas dan Sudirman. 2010. Tingkah


Laku Ikan Hubungannya dengan Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap.
Lubuk Agung. Bandung. Diakses 1 mei 2016

Buchar. 1999.Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.Puslitbang


Oseanologi Lipi. Jakarta. Diakses 1 Mei 2016

Saanin,H.1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Banatjipta. Bandung.


Diakses I mei 2016

http://digilib.unila.ac.id/6351/21/BAB%20II.pdf diakses 1 Mei 2016

http://blogs.unpad.ac.id/alfarico/ diakses 1 mei 2016

17

LAMPIRAN

Gambar gigi ikan kerapu

Gambar ikan kerapu

Gambar Insang Ikan Kerapu

Gambar Organ Pencernaan Ikan kerapu

Ikan Kerapu saat di timbang

Gambar Bagian dalam ikan kerapu

18

Anda mungkin juga menyukai