17
(a)
(b)
Gambar 11. gambar persiapan wadah pemeliharaan induk, (a) wadah
pemeliharaan, (b) pengisian air.
3.1.2
Cupang Alam (Wild Betta) perlu dilakukan karena kegiatan tersebut merupakan
langkah awal dalam proses pemijahan atau pembenihan Ikan Cupang Alam Induk
yang dipersiapkan adalah induk ikan yang telah matang gonad atau telah siap
untuk memijah.
Pengadaan induk Ikan Cupang Alam disiapkan dengan cara pemeliharaan
sendiri maupun hasil membeli dari para petani yang sengaja menjual atau
menyediakan indukkan. Indukan Ikan Cupang Alam di pasaran biasa dijual
sepasang seharga Rp 200.000 untuk jantan dan Rp. 150.000 untuk betina. Selain
18
itu indukan Ikan Cupang Alam juga didapat dari hasil anakan yang dibesarkan
sendiri hingga mencapai indukan yang siap dipijahkan. Indukan yang siap
dipijahkan berukuran 6-7 cm dan telah berumur lebih dari 8 bulan serta
telah menghasilkan busa atau gelembung.
19
menyatu. Ikan akan keluar dengan sendirinya, hal ini bertujuan untuk
menyesuaikan pH air di akuarium dan pH air di plastik agar ikan tidak stres.
Induk dipelihara di sterofoam berukuran 30 x 21 x 25cm3 dengan ketinggian
air 7-8 cm. Dalam pemeliharaan induk, induk dipelihara selama satu minggu.
Sebagai media kehidupan ikan, air merupakan faktor terpenting dalam menunjang
keberhasilan pemeliharaan Ikan Cupang Alam. Apabila kualitas air pemeliharaan
menurun maka kesehatan ikan akan terganggu. Masalah utama yang berkaitan
dengan media pemeliharaan adalah cepatnya air menjadi kotor. Penyebab
kotornya air yaitu berasal dari kotoran ikan dan sisa-sisa pakan ikan(Monvises et
al. 2009).
3.1.3
Seleksi Induk
Salah satu parameter keberhasilan dalam usaha pemijahan Ikan Cupang
Alam adalah didapatkannya anak ikan yang berkualitas baik dengan tingkat
kematian rendah. Agar didapat hasil yang optimal, maka harus dimulai dengan
memilih induk yang berkualitas baik. Untuk induk sebaiknya dipilih yang telah
berumur lebih dari lima bulan dan memiliki ciri fisik tidak cacat, gerakan lincah,
memiliki panjang tubuh antara 6-7 cm, panjang rata-rata 48,35 4,729 mm dengan
bobot rata-rata sebesar 1,514 0,116 gram. Sementara induk jantan mempunyai
panjang rata-rata 50,59 1,771 mm dengan bobot rata-rata 1,529 0,100 gram.,
warna tubuh cerah, nafsu makan yang baik dan sudah matang gonad.
Pengetahuan dalam membedakan Ikan Cupang Alam jantan dan betina
sangat penting karena telur tidak akan menetas apabila tidak dibuahi oleh sperma.
Untuk membedakan ikan jantan dan betina dewasa dapat dilihat dari produksi
gelembung. Pada ikan jantan, produksi gelembung relatif lebih banyak dan
diameternya besar dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih
langsing dibandingkan dengan ikan betina yang mempunyai bentuk perut yang
gemuk. Untuk Induk jantan semakin panjang badannya akan semakin baik,
sedangkan untuk induk betina semakin gemuk perutnya (tempat telur) akan
semakin baik pula. Induk Ikan Cupang Alam dapat matang telur setelah berumur 5
20
bulan dengan panjang 6-7 cm (Yuono, 2006). Perbedaan jantan dan betina dapat
dilihat pada gambar 13.
(a)
(b)
3.1.4
Pemberian Pakan
Kebutuhan pakan merupakan kebutuhan yang sangat penting karena pakan
21
Gambar 14. Pakan Induk Ikan Cupang Alam Berupa Blood Worm (larva
Chironomus sp)
3.2
Pemijahan Induk
agar bakteri ataupun penyakit yang mungkin hidup di dapat mati dan steril dari
bakteri dan penyakit.
3.2.3 Teknik Pemijahan
Lokasi atau tempat pemijahan Ikan Cupang Alam sebaiknya dipilih lokasi
yang tenang agar ikan tidak stress dan terganggu akibat suara berisik yang
ditimbulkan. Ikan Cupang Alam dipijahkan secara masal atau sepasang. Menurut
Hermawaty (2008), pemijahan dengan cara set pasang dapat dilakukan di
sterofoam dan dapat diisi induk sebanyak 2 ekor dengan perbandingan 1 jantan
dan 1 betina. Semua sterofoam yang digunakan berjumlah 6 unit berisi sepasang
Ikan Cupang Alam yang siap dipijahkan.
Sebelum pemijahan terjadi, induk jantan akan mengeluarkan busa atau
gelembung yang akan digunakan induk betina untuk bertelur. Sesuai dengan
pendapat Groth. (2000), pemijahan akan berlangsung saat terdapat induk jantan
dan betina yang saling bertindak agresif. Setelah dirasa nyaman induk betina akan
mulai bertelur diantara sela-sela gelembung dan dibawah wadah telur, dan sang
jantan akan terus mengeluarkan gelembung sperma di tempat induk betina
mengeluarkan telur. Pemijahan dilakukan secara total atau dengan mengeluarkan
seluruh telur dalam 1 kali pemijahan. Telur yang terbuahi berbentuk bulat dan
berwarna putih, sedangkan telur yang tidak terbuahi akan berwarna abu-abu dan
pipih .
pemijahan,
pemindahan
tersebut
dilakukan
untuk
menghindari
23
pemangsaan oleh induk terhadap telur-telur Ikan Cupang Alam. Gambar telur
yang menempel pada substrat dapat dilihat pada Gambar 16.
Telur
Wadah
penempelan
24
Umur (hari)
03
4 30
Pemberian
Jenis Pakan
Persediaan
kuning telur
Artemia
(Artemia
2 kali/ hari
sp)
makanan ikan agar sterofoam tidak cepat kotor. Selain itu juga dilakukan
pembersihan kotoran dengan cara penyiponan yang dilakukan 1 minggu sekali
agar ikan tidak stress. Parameter kualitas air pembenihan Ikan Cupang Alam
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Parameter Kualitas Air Pembenihan Ikan Cupang Alam (Wild Betta)
Betta imbellis ladiges 1975.
NO
PARAMETER
WAKTU
KONDISI
Awal
Tengah
Akhir
OPTIMAL
pH
6,5
6,5-7,8*
SUHU(0C)
27,3
26,4
27,2
24 28**
3
DO (ppm)
5,37
5,45
5,72
6,8-7,0***
(sumber, *Dermawan, I. Dan Lesmana. (2004),** Hermawaty. (2008),
***Bachtiar.(2004) ).
Dari hasil test kualitas air didapatkan berada di kisaran optimal. Kualitas air
juga cenderung stabil sehingga kegiatan pemijahan dapat dilaksanakan dengan
baik. Penyiponan kotoran biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum pemberian
pakan. Alat penyiponan yang digunakan berupa selang, ukuran selang sipon
disesuaikan dengan ukuran ikan yang ada di dalam akuarium. Selain penyiponan,
setiap 1 bulan dilakukan pembersihan sterofoam
pemeliharaan menggunakan
spon kasar agar lumut dan kotoran menempel terbuang. Pergantian air dilakukan
setiap 2 minggu sekali atau tergantung dari kondisi air di sterofoam jika air
terlihat keruh maka segera dilakukan pergantian air.
3.3.3.1 Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) perlu dipantau karena kondisi telur dan larva cukup
rawan terhadap perubahan keasaman perairan. Hasil pengukuran Derajat
keasaman (pH) pada budidaya Ikan Cupang Alam berkisar antara 6,5-7,0. Sesuai
dengan pernyataan Lesmana dan Dermawan (2004) pH optimum yang diperlukan
27
untuk pemeliharaan Ikan Cupang Alam adalah 6,5-7,8 jadi pH air yang digunakan
untuk pembenihan Ikan Cupang Alam ini cukup baik.
Menurut Kordi. (2004), apabila Derajat keasaman (pH) mengalami fluktuasi
sehingga tidak optimal, maka kondisi tersebut akan berpengaruh pada ikan.
Seperti berenang yang melambat, nafsu makan mulai menurun dan yang terburuk
adalah kematian.
3.3.3.2 Suhu
Suhu air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar
maupun air (cairan) dalam tubuh ikan. Semakin suhu naik maka reaksi kimia akan
semakin cepat, sedangkan konsentrasi gas dalam air akan semakin menurun,
termasuk oksigen. Ikan merupakan binatang berdarah dingin (poikilothermal)
sehingga metabolisme dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya. Adapun
untuk menjaga suhu sterofoam pemeliharaan larva tetap hangat maka diletakkan
didekat dinding fiber agar suhu dapat terjaga(Effendi, H. 2003).
Suhu air yang didapat pada hasil pengukuran adalah 26,4-27,3 oC, Hal ini
sesuai dengan pendapat Hermawaty. (2008), suhu air optimal untuk pemeliharaan
Ikan Cupang Alam berkisar antara 24-27C. Adanya perubahan suhu perairan
perlu diperhatikan. Fluktuasi suhu tidak boleh terjadi, terutama dalam proses
pergantian air dan transportasi. Fluktuasi suhu akan sangat membahayakan ikan
yang sedang dibudidayakan karena dapat mengganggu metabolisme dan fisiologis
ikan sehingga akan mengganggu kelangsungan hidup ikan budidaya.
3.3.3.3 DO (Kandungan Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut sangat penting dalam budidaya ikan. Sumber utama
oksigen berasal dari aerasi. Rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh terhadap
fungsi fisiologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat engakibatkan
kematian. Konsumsi optimum oksigen terlarut pada akuarium pemeliharaan Ikan
Cupang Alam adalah 6,8-7,0 ppm(Bachtiar, 2004).
Pada pembenihan Ikan Cupang Alam di BPPBIH didapatkan nilai DO
antara 5,37-5,72 ppm, sehingga akan mengganggu kelangsungan hidup Ikan
Cupang Alam menurunnya aktivitas ikan.
28
benih
yang
kepadatannya
50ekor/10L.
Kelompok
yaitu
30
3.3.6 Pemanenan
Pemanenan dilakukan sesuai dengan ukuran yang diinginkan oleh pasar.
Biasanya pembenihan Ikan Cupang Alam dipanen saat mencapai ukuran 6-7 cm
pada umur 8 bulan (Tan, 2005). Kadangkala beberapa petani ikan sengaja
membeli larva pembenihan Ikan Cupang Alam yang baru menetas untuk
kemudian dibesarkan. Sebelum dilakukan pemanenan benih ikan, ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan guna mendukung keberhasilan panen, antara lain :
persiapan panen, umur atau ukuran benih, teknik pemanenan dan pengemasan.
A. Persiapan Panen
Sebelum pemanenan terlebih dahulu dipersiapkan alat-alat dan sarana
perlengkapan lainnya.
ember dan seser halus sebagai alat tangkap benih, selang sipon untuk
menyurutkan air sterofoam, kain halus, sendok plastik besar.
B. Umur dan Ukuran Benih
Umur dan ukuran benih sangat menentukan kelayakan dalam proses panen.
Hal ini dikarenakan apabila pemanenan dilakukan belum pada waktunya maka
kualitas benih pembenihan Ikan Cupang akan menurun dan harganya pun akan
turun secara drastis. Benih pembenihan Ikan Cupang sudah dapat dipanen pada
umur 8 bulan .
31
Ikan Cupang Alam merupakan ikan hias yang tumbuh dengan cepat.
Pengambilan contoh pertumbuhan dimulai saat larva mulai berumur 5 hari dan
dilakukan setiap 10 hari dengan menggunakan milimeterblock. Tingkat
pertumbuhan Ikan Cupang Alam (Wild Betta) Betta imbellis ladiges 1975 dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat Pertumbuhan Ikan Cupang Alam (Wild Betta) Betta imbellis
ladiges 1975
No
1
2
100ekor/10L
0,4
0,7
Alam dapat dilihat bahwa
terdapat korelasi positif antara umur dan panjang tubuh larva, semakin lama umur
larva maka semakin panjang tubuh larva.tetapi pada kasus beda kepadatan, jumlah
larva dengan kepadatan yang lebih banyak tidak terlalu baik dibandingkan
kepadatan yang jumlahnya lebih rendah.
C. Teknik Pemanenan dan Pengemasan
Waktu pemanenan benih ikan sebaiknya tidak lebih dari jam 11.00 pagi. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari terik matahari yang dapat mengakibatkan
ikan stres. Pemanenan dilakukan mula-mula dengan menyurutkan air sterofoam
secara perlahan-lahan agar ikan tidak stres akibat tekanan air yang berubah secara
mendadak. Setelah air surut benih mulai ditangkap dengan seser halus atau jaring
dan ditampung dalam ember yang telah disiapkan.
Kemudian benih dikemas kedalam kantung plastik, kantung plastik yang
digunakan yaitu plastik polietilin (PE) berukuran 40 x 40 x 40 cm dengan
ketebalan 0,5 mm yang dirangkap dan pada bagian belakangnya diikat dengan
karet agar tidak terbentuk sudut untuk menghindari kebocoran. Adapun cara
pengemasan Ikan Cupang Alam yaitu:
1. Plastik diisi dengan air sebanyak 1/3 bagian dari volume plastik.
32
33