Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1

Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian epidemiologi ini adalah


studi

ekologi

yaitu

menggunakan

data

dari

seluruh

populasi

untuk

membandingkan frekuensi penyakit yang berbeda pada dari suatu populasi pada
periode waktu yang sama dan kelompok yang sama pada periode waktu yang
berbeda.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kasus malaria dan
pemetaan wilayah endemis malaria berdasarkan karakteristik host, agent dan
enviroment di Kab. Bangka Barat tahun 2016. Selain dengan menggunakan
analisis

tersebut

dalam

menggambarkan

kasus

malaria,

penelitian

ini

menggunakan analisis spasial untuk menggambarkan analisis keruangan masalah


malaria berdasarkan wilayah sehingga nantinya dapat menjadi model intervensi
wilayah program pengendalian malaria dan program pengendalian penyakit
lainnya.
3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di wilayah Bangka Barat yang datanya
diambil pada tahun 2016.

3.3

Cara Pengumpulan Data

3.3.1 Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang didapat dari laporan bulanan penemuan dan pengobatan malaria di
Kab. Bangka Barat tahun 2016 kemudian data curah hujan, kelembaban,
dan suhu yang didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
serta data ketinggian dan tata guna lahan dari Badan Perencanaan dan
Pembangunan Daerah Kab. Bangka Barat. Data yang telah dikumpulkan
dan dianalisis disajikan dalam bentuk dummy table, grafik, dan peta.

27

Penyajian data dalam bentuk tabel berupa kasus berdasarkan orang,


tempat dan waktu. Penyajian data dalam bentuk grafik berupa analisis
kecenderungan (trend) kasus malaria di Bangka Barat dan analisis kasus
malaria dengan curah hujan, suhu dan kelembaban. Penyajian data dalam
bentuk peta digunakan untuk pendekatan keruangan dalam kasus malaria
baik dalam bentuk analisis wilayah endemis kasus malaria serta
endemisitas kasus malaria dengan wilayah potensi perindukan nyamuk
yang nantinya ditumpang susunkan dengan basis data yang telah
dikumpulkan dari data sekunder.
3.3.2 Instrumen Penelitian
Instrumen

penelitian

adalah

alat-alat

yang

digunakan

untuk

pengumpulan data penelitian. Instrumen penelitian ini adalah laporan


bulanan yang telah dikumpulkan oleh masing-masing instansi. Variabel,
instrumen dan instansi penelitian tersebut adalah:
N

Variabel

o
1

Kasus

Instrumen
malaria,

kelamin,

umur,

jenis Laporan

Instansi
Bulanan Dinas Kesehatan

jenis Penemuan

Plasmodium, kecamatan

Pengobatan

dan Bangka Barat


Kasus

Malaria
Curah hujan, suhuh, dan Laporan Bulanan Iklim

kelembapan.
Bangka Belitung
Wilayah potensi perindukan Peta Tata Guna Lahan, BAPPEDA
nyamuk dan ketinggian

Shapefile Ketinggian

BMKG

Prov.

Bangka Barat

3.4 Rencana Manajemen Data


3.4.1 Pemeriksaan Data
Data yang telah dikumpulkan dalam tabel dummy table diperiksa
kembali untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan telah lengkap.
Data yang dikumpulkan dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, BAPPEDA,
dan BMKG dikumpulkan menjadi satu lalu dipilih data yang diinginkan

28

dari tiap-tiap laporan tersebut. Setelah data yang ingin dikumpulkan


didapat, maka dimasukkan kedalam tabel yang telah disiapkan agar dapat
diketahui apakah data yang telah dikumpulkan telah lengkap dan siap
untuk dianalisis tahap lanjut.
3.4.2 Pemberian Kode
Data yang telah lengkap diberikan kode berdasarkan tujuan dari tiap
variabel. Pemberian kode juga dilakukan untuk pemetaan wilayah dalam
analisis spasial endemisitas sebuah wilayah. Data endemisitas didapat
berdasarkan perhitungan nilai AMI. Pemberian kode 1 didalam tabel
(warna hijau) jika daerah tersebut non endemis/rendah, kode 2 (warna
kuning) untuk daerah endemis sedang dan kode 3 (warna merah) untuk
daerah endemis tinggi. Pemberian kode ini mempermudah dalam
menganalisis spasial didalam software yang digunakan nantinya sehingga
peneliti tidak perlu melakukan analisis data spasial secara manual dalam
memetakan daerah endemis.
3.4.3 Pemasukan Data
Pemasukan data yaitu memasukan data dengan bantuan komputer
dengan aplikasi pengolah data tabular dan menggunakan aplikasi pengolah
data spasial untuk kemudian dianalisis berdasarkan pemetaan wilayah
endemisitas kasus malaria. Data yang dimasukkan kedalam aplikasi
pengolah data tabular dilakukan tahap normalisasi data tabular. Tahapan
dalam normalisasi data tabular adalah menghapus kolom tabel yang tidak
diperlukan

didalam

analisis

data

seperti

judul

tabel

dan

menyederhanakannya judul tabel sehingga tidak membutuhkan lebih dari 1


sel di lembar kerja pada pengolah data tabular.
Setelah disederhanakan, tahap selanjutnya adalah membuka file dbf
dari atribut shapefile yang telah tersedia dari BAPPEDA. Setelah filenya
terbuka, maka tahap selanjutnya adalah menyalin kolom primary key
dalam file .dbf tadi untuk dimasukkan kedalam lembar kerja yang telah
dibuat dan memindahkan kolom primary key untuk dicocokkan dengan
nama kelurahan dengan menggunakan tekhnik dragging. Lalu dilakukan
29

pengecekan kembali apakah data yang dimasukkan sudah tidak terjadi


kesalahan. Tahap berikutnya adalah menyimpan lembar kerja pengolah
data tabular dalam bentuk CSV dan data tabular tersebut siap untuk
diintegrasikan kedalam data spasial.
3.4.4 Pembersihan Data
Data yang telah dimasukkan kedalam komputer dicek kembali untuk
memastikan bahwa data tersebut tidak terdapat kesalahan, baik kesalahan
pengkodean maupun kesalahan dalam membaca kode. Dengan demikian
diharapkan data tersebut benar-benar siap untuk dianalisis.
3.5

Analisis Data Penelitian


Data yang telah melalui tahap pengolahan data dianalisis dengan
menggunakan analisis data univariat yaitu melihat distribusi kasus malaria
berdasarkan jenis kelamin, umur, jenis Plasmodium, curah hujan, suhu,
dan kelembaban. Kemudian distribusi kasus dipetakan berdasarkan
wilayah dengan tingkat endemisitas yang telah ditentukan dalam definisi
operasional. Selanjutnya dipetakan dengan tumpang susun antara wilayah
endemis dengan wilayah yang berpotensi perindukan nyamuk dengan
menggunakan analisis spasial.
Analisis data penelitian untuk kasus malaria dilakukan dengan
menggunakan indikator AMI dan API. Indikator ABER dan SPR tidak
digunakan karena pada laporan bulanan penemuan dan pengobatan kasus
malaria tidak didapatkan data terkait jumlah sediaan darah yang diperiksa
sehingga analisis data menurut indikator ABER dan SPR tidak dapat
dilakukan.

3.6

Teknik Validasi Data Sekunder


Validitas data sekunder yang dilakukan dengan membandingkan data.
Pada data tersebut dicari laporan yang berbeda antara data Puskesmas dan
Dinas Kesehatan. Data digunakan ketika kasus Puskesmas dan Dinas
Kesehatan sama. Pada data yang berbeda, dilakukan tahap verifikasi data
dengan menanyakan langsung ke petugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan

30

serta melakukan perhitungan sendiri untuk perhitungan matematis yang


salah rumus seperti perhitungan jumlah kasus, AMI dan API. Data yang
telah dikumpulkan dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah
data terdistribusi secara normal sebagai salah satu cara untuk menguji
validitas data yang ada. Jika data tidak terdistribusi normal maka tahapan
selanjutnya adalah dilakukan pemeriksaan kembali data tersebut untuk
membuktikan data yang dimasukkan tersebut memang benar seperti yang
tercatat didalam laporan.
Selain itu, validitas data sekunder juga melihat kelengkapan dokumen
laporan penemuan dan pengobatan kasus malaria.

31

Anda mungkin juga menyukai