Anda di halaman 1dari 2

Info El Nino dan La Nina terkini

15 September 2007 La An
selama ini kita sering mendapatkan info ENSO dari koran atau berita2 di TV, padahal info ENSO ini
dah bisa kita lihat dan dan terjemahkan dari infomarsi suhu permukaan laut yang di bandingkan
dengan suhu permukaan laut saat ini. selain itu informasi ENSO (El Nino dan La Nina) juga bisa
kita lihat dari data SOI yang selalu ter up to date yang dibandingkan dengan tabel di bawah
Menurut Effendy (2001) untuk memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada periode
mendatang adalah melihat tiga kemungkinan kejadian yaitu kondisi normal, ada El Nino ataukan
muncul La Nina. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, pertama melihat prediksi curah hujan
beberapa bulan mendatang, kedua melihat prediksi anomali suhu muka laut (Sea Surface
Temperatur Anomaly (SSTA)) (Gambar dibawah) cara ketiga melihat Indeks Osilasi Selatan
(Southern Ocilation Indeks (SOI)) lewat Tabel di bawah yakni melihat nilai beda tekanan atmosfer
antara Tahiti dan Darwin.

Susahnya Memprediksi Hujan


20 Juni 2007 La An
Hari ini cuaca di denpasar dingin bangat. Hujan mulai tadi subuh dan berhenti siangnya. Sekarang
bulan Juni, berdasarkan teori pada bulan Juni adalah masa2 musim kemarau. JJA atau Juni, Juli
dan Agustus adalah musim kemarau dengan curah hujan yg rendah pada daerah2 berpola hujan
munsoon apalagi untuk daerah bali dan nusa tenggara. Bali dan nusa tenggara merupakan daerah
yang curah hujannya sangat di pengaruhi oleh keberadaan benua australia (Oledman, 1981)
dimana pada saat periode JJA pola angin yg terjadi adalah pola angin munsoon tenggara. Angin
munsoon tenggara sangat sedikit membawa uap air, sehingga wilayah yg dilewatinya mengalami
musim kemarau.
Saat ini banyak sekali terjadi petani salah memulai awal musim tanam karena salah memprediksi
awal musim hujan dam akhir musim kemarau. Kompas menceritakan bahwa produksi tanaman
tembakau menurun akibat dari berubahnya polah hujan pada saat musim petik daun pertama.
Menurut beberapa ahli telah terjadi perubahan iklim yang salah satu indikasinya adalah perubahan
pola hujan, tapi ada beberapa ahli yang menyatakan belum terjadi perubahan iklim karena, kerana
perubahan pola hujan ini masih dalam taraf perubahan variabilitas saja akibat adanya anomali2
iklim seperti siklon2 tropis dan dan kejadian El Nino dan La Nina.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling bervariasi, terutama di daerah tropis. Boer
(2003) mengatakan bahwa hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena
keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat, oleh karena itu kajian tentang
iklim lebih banyak diarahkan pada faktor hujan.
Menurut Ana Turyanti (2006) Hujan dipandang sebagai salah satu variabel peramalan cuaca dan
iklim yang sangat penting karena mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia di berbagai sektor
seperti pertanian, perhubungan, perdagangan, kesehatan, lingkungan hidup dan
sebagainya. Namun demikian, hujan merupakan salah satu variabel atmosfer yang paling sulit
diprediksi, dan pada saat ini masih merupakan tantangan yang besar bagi para peneliti
meteorologi. Dari sejumlah model yang digunakan di dunia pada saat ini, belum satupun yang
dapat memberi prediksi hujan yang cukup baik, terutama untuk wilayah katulistiwa. Wilayah ini
memang memiliki tingkat non-liearitas yang tinggi, sehingga kondisi atmosfer di wilayah ini lebih
sulit diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang tinggi.

Kenapa? Karena faktor penyebab hujan itu sangat banyak. Secara umum keragaman hujan di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaannya di garis katulistiwa, aktifitas moonson,
bentangan samudera Pasifik dan Hindia serta bentuk topografi yang sangat beragam. Gangguan
siklon tropis (El-Nino, La-Nina, Madden Julian Oscillation (MJO) dan angin badai) diperkirakan juga
ikut berpengaruh terhadap keragaman curah hujan.
Normalnya daerah indonesia adalah daerah bebas dari kejadian siklon tropis, dimana menurut
tjasyono (2004) 65% kejadian siklon tropis terjadi di antara 10 o dan 20o dari equator. Akan tetapi
efek dari siklon tropis dapat mempengaruhi kondisi cuaca di sekitarnya meliputi curah hujan yang
tinggi, angin kencang dan gelombang badai (strom surge). Masih dalam buku yg sama Tjasyono
mengatakan bahwa sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi utara.
BMG (2006) menyatakan bahwa awal musim hujan untuk tahun 2006 ini mundur akibat anomali
atau penyimpangan suhu permukaan air laut di selatan Pulau Jawa dan Barat sumatera, pada saat
itu suhu permukaan air lautnya masih rendah sehingga penguapan dan produksi awan masih
sedikit.
Seringnya terjadi anomali atau penyimpangan ini mungkin disebabkan oleh efek pemanasan
global, sehingga proses penyeimbangan panas atau suhu bumi sebagai faktor penggerak cuaca
juga mengalami perubahan sehingga mengakibatkan munculnya siklon2 tropis yang tidak pada
waktu dan tempatnya.
Balitklimat, pada pertengahan bulan Maret 2007 telah mengeluarkan Peta Pergeseran Permulaan
Musim Kemarau 2007 terhadap Normal dan Peta Permulaan Musim Kemarau 2007 di sentra
produksi padi di pulau Jawa yang didasarkan pada kondisi curah hujan 30 tahun terakhir. Berikut
disajikan kedua peta tersebut.

Anda mungkin juga menyukai