Info El Nino Dan La Nina
Info El Nino Dan La Nina
15 September 2007 La An
selama ini kita sering mendapatkan info ENSO dari koran atau berita2 di TV, padahal info ENSO ini
dah bisa kita lihat dan dan terjemahkan dari infomarsi suhu permukaan laut yang di bandingkan
dengan suhu permukaan laut saat ini. selain itu informasi ENSO (El Nino dan La Nina) juga bisa
kita lihat dari data SOI yang selalu ter up to date yang dibandingkan dengan tabel di bawah
Menurut Effendy (2001) untuk memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada periode
mendatang adalah melihat tiga kemungkinan kejadian yaitu kondisi normal, ada El Nino ataukan
muncul La Nina. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, pertama melihat prediksi curah hujan
beberapa bulan mendatang, kedua melihat prediksi anomali suhu muka laut (Sea Surface
Temperatur Anomaly (SSTA)) (Gambar dibawah) cara ketiga melihat Indeks Osilasi Selatan
(Southern Ocilation Indeks (SOI)) lewat Tabel di bawah yakni melihat nilai beda tekanan atmosfer
antara Tahiti dan Darwin.
Kenapa? Karena faktor penyebab hujan itu sangat banyak. Secara umum keragaman hujan di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaannya di garis katulistiwa, aktifitas moonson,
bentangan samudera Pasifik dan Hindia serta bentuk topografi yang sangat beragam. Gangguan
siklon tropis (El-Nino, La-Nina, Madden Julian Oscillation (MJO) dan angin badai) diperkirakan juga
ikut berpengaruh terhadap keragaman curah hujan.
Normalnya daerah indonesia adalah daerah bebas dari kejadian siklon tropis, dimana menurut
tjasyono (2004) 65% kejadian siklon tropis terjadi di antara 10 o dan 20o dari equator. Akan tetapi
efek dari siklon tropis dapat mempengaruhi kondisi cuaca di sekitarnya meliputi curah hujan yang
tinggi, angin kencang dan gelombang badai (strom surge). Masih dalam buku yg sama Tjasyono
mengatakan bahwa sekitar 2/3 kejadian siklon tropis terjadi di belahan bumi utara.
BMG (2006) menyatakan bahwa awal musim hujan untuk tahun 2006 ini mundur akibat anomali
atau penyimpangan suhu permukaan air laut di selatan Pulau Jawa dan Barat sumatera, pada saat
itu suhu permukaan air lautnya masih rendah sehingga penguapan dan produksi awan masih
sedikit.
Seringnya terjadi anomali atau penyimpangan ini mungkin disebabkan oleh efek pemanasan
global, sehingga proses penyeimbangan panas atau suhu bumi sebagai faktor penggerak cuaca
juga mengalami perubahan sehingga mengakibatkan munculnya siklon2 tropis yang tidak pada
waktu dan tempatnya.
Balitklimat, pada pertengahan bulan Maret 2007 telah mengeluarkan Peta Pergeseran Permulaan
Musim Kemarau 2007 terhadap Normal dan Peta Permulaan Musim Kemarau 2007 di sentra
produksi padi di pulau Jawa yang didasarkan pada kondisi curah hujan 30 tahun terakhir. Berikut
disajikan kedua peta tersebut.