Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara maritim sebagian besar penduduk pesisir di Indonesia
menggantungkan hidupnya dari bidang perikanan. Mewacanakan tentang
kehidupan masyarakat pesisir, mau tidak mau akan bersentuhan dengan
masyarakat nelayan dan pembudi daya ikan. Masyarakat nelayan adalah orang
atau sekelompok orang yang bekerja sebagai nelayan yang bertempat tinggal di
kawasan nelayan dan/atau sekitarnya. Nelayan atau orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Walaupun mata pencarian orang-orang desa di pesisir beragam, namun
sebagian besar adalah nelayan dan kegiatan nelayan menjadi sumber penghasilan
utama masyarakat desa. Koentjaraningrat (1997) mengatakan :
Selain berburu dan meramu, mencari ikan juga merupakan
mata pencaharian hidup yang telah ada sejak awal keberadaan
manusia di bumi. Manusia purba yang kebetulan hidup dekat rawarawa, sungai, danau atau laut, telah memanfaatkan sumber alam itu
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika manusia mulai
mengenal kepandaian bercocoktanam, mencari ikan sering kali
Dahulu pada tahun 1960 Desa Pesisir Lalang awalnya berbentuk rawa,
mata pencaharian penduduk mayoritas sebagai nelayan yang masih sangat
tradisional. Teknologi yang digunakan sangat sederhana, yaitu perahu sampan
dayung dan jaring kecil hasil rajutan sendiri. Wilayah penangkapan ikan pun
hanya dilakukan di pinggir-pinggir laut.
Pembangunan industri di Desa Pesisir Lalang Kecamatan Medang Deras
Kabupaten Batu Bara ini di mulai Pada tahun 1976. Saat itu Jepang masuk ke
Indonesia dan melakukan kerja sama guna membangunan pabrik INALUM
(Indonesia Asahan Alumunium). Sejalan dengan pembangunan INALUM desa
ikut bangkit dan berkembang. Pembangunan yang dilakukan diantaranya jalan
raya, jembatan, rumah-rumah permanen, instalasi listrik dan air. Penduduk
setempat pun mulai beralih mata pencaharian menjadi pekerja pabrik. Mulai tahun
1995-2009 industrialisasi terus terjadi. Sederet perusahaan besar seperti pabrik
berkembangnya
industri
dan
kegiatan
ekonomi,
maka
1. 3. Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pesisir Lalang Kecamatan Medang
Deras Kabupaten Batu bara. Hal ini didasari karena banyak pembangunan industri
yang selama ini diyakini sebagai penyebab perubahan pada berbagai aspek
kehidupan masyarakat Desa Pesisir Lalang
1. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk dampak
industrialisasi terhadap perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
Masyarakat di Desa Pesisir Lalang. Secara akademis, penelitian ini dapat
menambah wawasan ke ilmuan khususnya Antropologi, dalam memahami
perubahan kehidupan masyarakat pesisir. Secara praktis, dapat memberi masukan
bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan pembangunan yang
akhirnya membentuk berbagai aspek kehidupan warga, khususnya masyarakat
pedesaan.
1. 5. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Linton (dalam Behrendf, 1974) manusia dewasa ini baru sampai
pada permulaan taraf yang ketiga dari perkembangannya. Pada taraf budaya
pertama yang paling tua umurnya manusia bekerja hanya sebagai pemungut dan
pemburu saja, sedangkan taraf hidup kedua mulai kira2 sejak tahun 8000 atau
6000 SM dicirikan oleh pertanian dan peternakan serta pekerjaan tangan yang
sederhana. Baru sejak dua abad yaitu dimulai dari revolusi industri manusia
dari suatu negara meningkat dalam suatu masa panjang, dan dalam masa yang
bersamaan jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan tidak bertambah,
dan distribusi pendapatan tidak makin senjang (dalam Marzali, 2005 : 62)
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses perubahan pada berbagai
aspek khususnya pada penelitian ini di pedesaan. Perubahan tersebut tidak hanya
berupa mekanisasi atau teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan
ekonomi dan sosial, yang mencakup perubahan bentuk, ciri, struktur dan
kemampuan sistem kegiatan pertanian dalam menggairahkan, menumbuhkan dan
mengembangkan, dan menyehatkan perekonomian masyarakat pedesaan (Pranaji,
2000)
Seiring dengan jalannya pembangunan mengarah pada munculnya
industrialisasi. Indonesia sedang dalam proses menuju era industrialisasi, suatu
era yang dipandang sangat penting dalam sejarah kebudayaan bangsa karena pada
era inilah diharapkan Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dari negara lain
sehingga dapat hidup sederajat dengan negara-negara maju yang lain. Era industri
dipandang sebagai era strategis untuk memacu bangsa dalam mencapai cita-cita
kemerdekaan. Pada masa orde baru, pemerintah menetapkan tiga aspek kebijakan
ekonomi untuk menumbuhkan iklim perekonomian menjadi semakin baik. Ketiga
kebijakan tersebut diantaranya adalah: dirombaknya sistem devisa transaksi luar
negeri lebih bagus dan sederhana, dikuranginya fasilitas yang khusus disediakan
bagi perusahaan yang diambil kebijaksaaan pemerintah baru untuk mendorong
pertumbuhan sektor swasta bersama dengan sektor perusahaan negara serta
dikeluarkannya Undang-Undang penanaman modal asing (Mountjoy,1983).
Wujud konkrit dari kebijakan tersebut yaitu dengan banyak bermunculan industriindustri baru.
Pembangunan industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi (Bintarto,1997:86). Industri adalah semua
perubahan atau semua usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan mentah
menjadi barang jadi atau setengah jadi yang kurang nilainya menjadi barang jadi
yang lebih tinggi nilainya. Industri juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
untuk memproduksi barang jadi, bahan baku atau barang mentah melalui proses
penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan
harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sandy, 1985:148).
Industri dapat diartikan dengan seluruh kegiatan manusia yang produktif.
Jadi disini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, industri
pertambangan dan sebagainya. Yang dimaksud dengan industri disini adalah
setiap usaha yang merupakan satu unit produksi yang membuat barang atau yang
mengerjakan suatu barang untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Jadi bila
usaha tersebut berpindah-pindah atau tidak memiliki tempat yang tetap untuk
melakukan usaha, belum bisa disebut industri.
Adapun beberapa penggolongan industri menurut Hardjanto dalam
Breman (1986) antara lain yaitu :
c. Industri atas
b. Industri seda
karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan
dengan kebudayaan itu sendiri.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Soekanto
(1990) mengatakan perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang
meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang
lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun
demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut
sangat sulit untuk dipisahkan.
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial.
Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan.
Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan
bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan
(Davis, 1960).
Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor (dalam Soekanto,
1990)
kebudayaan
merupakan
kompleks
yang
mencakup
pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta
kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah
segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.
meninggalkan faktor yang diubah. Perubahan itu bisa bergerak ke suatu bentuk
yang baru sama sekali, bisa juga bergerak ke suatu bentuk yang sudah ada di masa
sebelumnya.
Perubahan sosial dan budaya yang sedang berlangsung dimasyarakat
merupakan dampak dari modernisasi. Schoorl (1980), melihat modernisasi
sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala
aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks
industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan
perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke
lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu
yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di
dalam dan memelihara masyarakat modern.
Sedangkan Dube (1988), berpendapat bahwa terdapat tiga asumsi dasar
konsep modernisasi yaitu ketiadaan semangat pembangunan harus dilakukan
melalui pemecahan masalah kemanusiaan dan pemenuhan standart kehidupan
yang layak, modernisasi membutuhkan usaha keras dari individu dan kerjasama
dalam kelompok, kemampuan kerjasama dalam kelompok sangat dibutuhkan
untuk menjalankan organisasi modern yang sangat kompleks dan organisasi
kompleks membutuhkan perubahan kepribadian (sikap mental) serta perubahan
pada struktur sosial dan tata nilai.
Tujuan akhir dari modernisasi adalah terwujudnya masyarakat modern
yang dicirikan oleh kompleksitas organisasi serta perubahan fungsi dan struktur
meliputi
struktur
penduduk,
kohesi
sosial,
stabilitas
1. 6. METODOLOGI PENELITIAN
1. 6.1. Tipe penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci tentang dampak
industrialisasi terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa
Pesisir Lalang Kec Medang Deras Kab Batu Bara.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok
yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
dari lapangan, melalui observasi dan wawancara mendalam.
Sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh dari Penelitian
kepustakaan, yaitu cara penelitian dalam perolehan data melalui studi pustaka
sebagai sumber data sekunder yang bersifat teoritis, dalam hal ini berupa bukubuku, literature, jurnal, tesis, laporan penelitian, skripsi, serta bahan-bahan relevan
lainnya.
Teknik pengumpulan data Primer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipasi yang dilakukan
oleh seorang peneliti tanpa harus ikut terlibat di dalam kehidupan
masyarakat yang diteliti. Observasi non partisipasi dilakukan untuk
mengamati tentang :
Kondisi rumah.
Kondisi jalan.
Kondisi lingkungan maupun kondisi alam
Aktifitas yang dilakukan oleh para nelayan tradisional dalam kehidupan
sehari- hari, mulai dari melaut, bertani, dan lain sebagainya. Observasi
yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk mengabadikan halhal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil photo yang
dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di
lapangan.
kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah orang yang mengetahui
secara luas tentang masalah yang sedang di teliti Dalam penelitian ini yang
menjadi informan kunci adalah kepala desa, tokoh adat dan tokoh
masyarakat. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah masyarakat
desa Pesisir Lalang yang tinggal di lokasi penelitian.