Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagai negara maritim sebagian besar penduduk pesisir di Indonesia
menggantungkan hidupnya dari bidang perikanan. Mewacanakan tentang
kehidupan masyarakat pesisir, mau tidak mau akan bersentuhan dengan
masyarakat nelayan dan pembudi daya ikan. Masyarakat nelayan adalah orang
atau sekelompok orang yang bekerja sebagai nelayan yang bertempat tinggal di
kawasan nelayan dan/atau sekitarnya. Nelayan atau orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari.
Walaupun mata pencarian orang-orang desa di pesisir beragam, namun
sebagian besar adalah nelayan dan kegiatan nelayan menjadi sumber penghasilan
utama masyarakat desa. Koentjaraningrat (1997) mengatakan :
Selain berburu dan meramu, mencari ikan juga merupakan
mata pencaharian hidup yang telah ada sejak awal keberadaan
manusia di bumi. Manusia purba yang kebetulan hidup dekat rawarawa, sungai, danau atau laut, telah memanfaatkan sumber alam itu
guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika manusia mulai
mengenal kepandaian bercocoktanam, mencari ikan sering kali

Universitas Sumatera Utara

dijadikan mata pencaharian tambahan. Akan tetapi sebaliknya di


samping menangkap ikan, masyarakat-masyarakat nelayan yang
menggantungkan hidupnya dari menangkap hasil laut itu juga
mengerjakan kebun dan ladang. Dibandingkan berburu, mata
pencaharian menangkap ikan lebih banyak dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi. Selain alat-alat yang digunakan misalnya
berbagai jenis kail, tombak, jala, dan perangkap, para nelayan juga
membutuhkan perahu yang selain harus dilengkapi dengan berbagai
jenis peralatan navigasi dan pengamanan, juga menuntut adanya
keterampilan untuk mengemudikan, pengetahuan mengenai ciri-ciri
dan cara hidup berbagai jenis ikan, mengenai cuaca, dan mengenai
bintang-bintang. Di Indonesia metode-metode ilmu gaib dan ilmu
dukun pun masih banyak diterapkan dalam usaha dalam usaha
penangkapan ikan di laut.

Pembangunan kawasan pesisir pada dasarnya adalah suatu proses


perubahan pada berbagai aspek di desa. Perubahan tersebut tidak hanya berupa
mekanisasi atau teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan ekonomi dan
sosial. Dengan demikian proses pembangunan kawasan pesisir dapat dikatakan
sebagai proses transformasi pedesaan. Proses ini menyentuh seluruh lapisan
masyarakat di penjuru desa.

Universitas Sumatera Utara

Proses transformasi mayarakat pedesaan, tentu sangat berkaitan erat


dengan faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi dan menetukan arah dan
tahapan perkembangan sebuah desa. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
perubahan saat ini adalah modernisasi. Modernisasi adalah suatu persoalan yang
harus dihadapi oleh masyarakat. Setiap manusia dalam masyarakat sangat sulit
untuk lepas dari pengaruh modernisasi yang melanda dunia saat ini. Menurut
Schoorl (1980), pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu
transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti
teknologi serta organisasi sosial menuju kearah pola-pola ekonomis dan politis
yang menjadi ciri negara Barat yang stabil.
Industrialisasi merupakan aspek dari paham modernisasi yang pada
tingkatan negara-negara berkembang ternyata mempunyai kelemahan-kelemahan
mendasar, walaupun paham modernisasi terlanjur menjadi rujukan utama dalam
proses pembangunan (Dove, 1985:45). Industrialisasi sangat erat kaitannya
dengan teknologi modern. Teknologi merupakan cara yang harus dilakukan
manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya yang makin meningkat baik
kualitas maupun kuantitasnya, oleh karena itu diperlukan alih teknologi (transfer
of technology) dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang. Proses
pengambilalihan teknologi ini memerlukan perhitungan yang matang agar
teknologi yang baru dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat waktu itu atau
sampai menjadi teknologi yang adaptif.
Sejalan dengan perkembangannya industri justru kemudian memposisikan
desa sebagai arena pertarungan dalam memperebutkan sumber daya alam.

Universitas Sumatera Utara

Hadirnya industri di wilayah pedesaan mempunyai konsekwensi logis atas


tercerabutnya sumber-sumber maritim, khususnya pada kelautan. Nelayan
kemudian menjadi kehilangan mata pencaharian akibat keberadaan industri di
pedesaan. Itu artinya bahwa fenomena muncunya industri justru membawa
perubahan yang sangat mendasar tidak hanya pada fragmentasi lahan, selebihnya
proses transformasi di pedesaan cenderung berjalan begitu cepat dan membawa
perubahan-perubahan juga secara subtansial di berbagai aspek kehidupan
masyarakat desa (Castles, 2001). Mata pencaharian nelayan pun kurang diminati
lagi, penduduk desa telah menjadikan industri sebagai mata pencaharian.
Perubahan dari nelayan ke industri ini juga terjadi pada masyarakat Desa
Pesisir Lalang Kecamatan Medang Deras. Hal ini bisa dilihat dari catatan Harian
Analisa (Selasa 3/3/2009) bahwa :
Penurunan luas ini berpotensi mengakibatkan abrasi pada kawasan
pantai. Selain itu, peralihan ke industri juga berakibat pada
pengalihan sistem mata pencaharian nelayan. Sejak lima tahun
belakangan ini diperkirakan ratusan hektar tambak udang produktif
di Kecamatan Medang Deras, Batubara dibiarkan terlantar begitu
saja oleh pemiliknya. Sehingga semua areal pertambakan itu
tertimbun lumpur dan semak-semak. Hasil keterangan yang
diperoleh di lapangan menyebutkan, tak berfungsinya dan
terlantarnya ratusan hektare areal pertambakan itu akibat bibit
(nener) udang pertumbuhannya sudah jauh berkurang, tidak seperti
sebelumnya, sehingga mempengaruhi kualitas pemasaran dibanding

Universitas Sumatera Utara

modal pembibitan selama 3-4 bulan. Wagiran (45) salah seorang


mantan karyawan tambak udang membenarkan, bibit (nener) udang
beberapa tahun belakangan ini kualitas tanah lokasinya jauh
berkurang akibat kesuburan tanah lokasinya, sehingga tak
memungkinkan lagi pertumbuhannya. Dikatakannya, kalaupun
pemilik tambak berminat lagi mau membuka lahan baru terpaksa di
lokasi lain, jauh dari lokasi semula itupun harus sesuai mutu tanah
lumpur di pinggir pantai.

Dahulu pada tahun 1960 Desa Pesisir Lalang awalnya berbentuk rawa,
mata pencaharian penduduk mayoritas sebagai nelayan yang masih sangat
tradisional. Teknologi yang digunakan sangat sederhana, yaitu perahu sampan
dayung dan jaring kecil hasil rajutan sendiri. Wilayah penangkapan ikan pun
hanya dilakukan di pinggir-pinggir laut.
Pembangunan industri di Desa Pesisir Lalang Kecamatan Medang Deras
Kabupaten Batu Bara ini di mulai Pada tahun 1976. Saat itu Jepang masuk ke
Indonesia dan melakukan kerja sama guna membangunan pabrik INALUM
(Indonesia Asahan Alumunium). Sejalan dengan pembangunan INALUM desa
ikut bangkit dan berkembang. Pembangunan yang dilakukan diantaranya jalan
raya, jembatan, rumah-rumah permanen, instalasi listrik dan air. Penduduk
setempat pun mulai beralih mata pencaharian menjadi pekerja pabrik. Mulai tahun
1995-2009 industrialisasi terus terjadi. Sederet perusahaan besar seperti pabrik

Universitas Sumatera Utara

minyak goreng MULTIMAS NABATI ASAHAN dan pabrik minyak goreng


DOMAS mulai membangun pabrik di kawasan tersebut.
Dengan

berkembangnya

industri

dan

kegiatan

ekonomi,

maka

memungkinkan orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut. Hal tersebut


dapat dilihat bahwa pekerja di pabrik atau perusahaan terus meningkat, sedangkan
yang bekerja di sektor pertanian dan perikanan makin menurun.
1. 2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka
permasalahan yang diajukan adalah bagaimana dampak industrialisasi perubahan
sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa Pesisir Lalang Permasalahan ini
diuraikan ke dalam 3 (tiga) pertanyaan penelitian yaitu :
1. Jenis industrialisasi apa saja yang hadir di Desa Pesisir Lalang Kecamatan
Medang Deras ?
2. Apa akibat yang ditimbulkan dari kehadiran industri terhadap kehidupan
sosial, mata pencaharian, dan nilai budaya masyarakat Desa Pesisir Lalang
Kecamatan Medang Deras?
3. Bagaimana tanggapan masyarakat desa atas kehadiran berbagai industri
yang ada di Desa Pesisir Lalang Kecamatan Medang Deras?

Universitas Sumatera Utara

1. 3. Lokasi Penelitian.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Pesisir Lalang Kecamatan Medang
Deras Kabupaten Batu bara. Hal ini didasari karena banyak pembangunan industri
yang selama ini diyakini sebagai penyebab perubahan pada berbagai aspek
kehidupan masyarakat Desa Pesisir Lalang
1. 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berbagai bentuk dampak
industrialisasi terhadap perubahan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
Masyarakat di Desa Pesisir Lalang. Secara akademis, penelitian ini dapat
menambah wawasan ke ilmuan khususnya Antropologi, dalam memahami
perubahan kehidupan masyarakat pesisir. Secara praktis, dapat memberi masukan
bagi pihak yang berkepentingan dalam membuat kebijakan pembangunan yang
akhirnya membentuk berbagai aspek kehidupan warga, khususnya masyarakat
pedesaan.
1. 5. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Linton (dalam Behrendf, 1974) manusia dewasa ini baru sampai
pada permulaan taraf yang ketiga dari perkembangannya. Pada taraf budaya
pertama yang paling tua umurnya manusia bekerja hanya sebagai pemungut dan
pemburu saja, sedangkan taraf hidup kedua mulai kira2 sejak tahun 8000 atau
6000 SM dicirikan oleh pertanian dan peternakan serta pekerjaan tangan yang
sederhana. Baru sejak dua abad yaitu dimulai dari revolusi industri manusia

Universitas Sumatera Utara

sanggup membuka sumber tenaga baru yang makin kuat (uap,listrik,motor


ledakan, tenaga atom).
Kebudayaan adalah suatu kelompok cara-cara merasa, berfikir dan
bertingkah laku, yang sudah menjadi kebiasaan dari sejumlah manusia tertentu
sehingga dapat dipandang sebagai ciri2 masyarakat itu. Semua faktor itu saling
mempengaruhi dan mempunyai tugas-tugas tertentu di dalam keseluruhan
hubungan-hubungan kebudayaan itu. Oleh sebab itu, setiap perubahan besar
dalam lingkungan bagian yang satu mempengaruhi lingkungan bagian yang lain
dan dengan demikian mengakibatkan perubahan susunan pula. Jadi kebudayaan
adalah suatu bentuk hidup masyarakat, yang agak tetap dan berlaku untuk
beberapa generasi. (Behrendf, 1974 : 36)
Dinamika berarti suatu cara hidup yang diciri tegaskan oleh pertumbuhan
kebudayaan yang tetap berlangsung dalam perubahan yang menyolok mata, yaitu
perubahan tata nilai, perubahan cara berfikir, dan bertingkah laku, perubahan
peralatan teknis, perubahan alat2 produksi, perubahan syarat organisasi dan
kesemua perubahan itu dalam waktu yang panjang melalui beberapa generasi dan
terutama ditujukan ke arah perbaikan dan penambahan tenaga manusia dan
kebendaan, dan juga ke arah pengluasan lingkungan hubungan kemasyarakatan
dan pelembagaan sosial yang dianggap penting dalam kehidupan manusia.
Untuk itu pembangunan merupakan suatu hal yang penting untuk
dijalankan dalam suatu masyarakat. Dari sudut pandang ekonomi Meier
mengatakan Pembangunan adalah suatu proses dimana real per capita income

Universitas Sumatera Utara

dari suatu negara meningkat dalam suatu masa panjang, dan dalam masa yang
bersamaan jumlah penduduk yang di bawah garis kemiskinan tidak bertambah,
dan distribusi pendapatan tidak makin senjang (dalam Marzali, 2005 : 62)
Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses perubahan pada berbagai
aspek khususnya pada penelitian ini di pedesaan. Perubahan tersebut tidak hanya
berupa mekanisasi atau teknologi namun lebih jauh lagi pada kelembagaan
ekonomi dan sosial, yang mencakup perubahan bentuk, ciri, struktur dan
kemampuan sistem kegiatan pertanian dalam menggairahkan, menumbuhkan dan
mengembangkan, dan menyehatkan perekonomian masyarakat pedesaan (Pranaji,
2000)
Seiring dengan jalannya pembangunan mengarah pada munculnya
industrialisasi. Indonesia sedang dalam proses menuju era industrialisasi, suatu
era yang dipandang sangat penting dalam sejarah kebudayaan bangsa karena pada
era inilah diharapkan Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dari negara lain
sehingga dapat hidup sederajat dengan negara-negara maju yang lain. Era industri
dipandang sebagai era strategis untuk memacu bangsa dalam mencapai cita-cita
kemerdekaan. Pada masa orde baru, pemerintah menetapkan tiga aspek kebijakan
ekonomi untuk menumbuhkan iklim perekonomian menjadi semakin baik. Ketiga
kebijakan tersebut diantaranya adalah: dirombaknya sistem devisa transaksi luar
negeri lebih bagus dan sederhana, dikuranginya fasilitas yang khusus disediakan
bagi perusahaan yang diambil kebijaksaaan pemerintah baru untuk mendorong
pertumbuhan sektor swasta bersama dengan sektor perusahaan negara serta
dikeluarkannya Undang-Undang penanaman modal asing (Mountjoy,1983).

Universitas Sumatera Utara

Wujud konkrit dari kebijakan tersebut yaitu dengan banyak bermunculan industriindustri baru.
Pembangunan industri disesuaikan dengan perkembangan masyarakat,
ilmu pengetahuan dan teknologi (Bintarto,1997:86). Industri adalah semua
perubahan atau semua usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan mentah
menjadi barang jadi atau setengah jadi yang kurang nilainya menjadi barang jadi
yang lebih tinggi nilainya. Industri juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha
untuk memproduksi barang jadi, bahan baku atau barang mentah melalui proses
penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan
harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sandy, 1985:148).
Industri dapat diartikan dengan seluruh kegiatan manusia yang produktif.
Jadi disini industri meliputi juga industri pertanian, industri peternakan, industri
pertambangan dan sebagainya. Yang dimaksud dengan industri disini adalah
setiap usaha yang merupakan satu unit produksi yang membuat barang atau yang
mengerjakan suatu barang untuk masyarakat di suatu tempat tertentu. Jadi bila
usaha tersebut berpindah-pindah atau tidak memiliki tempat yang tetap untuk
melakukan usaha, belum bisa disebut industri.
Adapun beberapa penggolongan industri menurut Hardjanto dalam
Breman (1986) antara lain yaitu :

Universitas Sumatera Utara

1. Klasifikasi Industri menurut jenisnya


a. Industri berat.
Merupakan industri yang bergerak di bidang alat-alat berat seperti industri
alat-alat pertanian, logam, mekanik, dan lain-lain.
b. Industri ringan.
Merupakan industri yang bergerak di bidang alat-alat ringan seperti
industri makanan, kosmetik dan lain sebagainya.
2. Klasifikasi Industri berdasarkan ukuran
a. Industri besar
b. Industri sedang
c. Industri ringan
3. Klasifikasi Industri berdasarkan bahan baku yang digunakan
a. Industri primer
b. Industri skunder
c. Industri tersier
4. Klasifikasi Industri menurut tingkatannya
a. Industri dasar

c. Industri atas

b. Industri seda

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan penyelenggaranya, dapat digolongkan menjadi dua yaitu :


1). Industri Rakyat/Industri Kecil yang mempunyai ciri-ciri: produksinya banyak
menggunakan pekerjaan tenaga manusia, menggunakan alat-alat dan teknik
sederhana, tempat produksi dilakukan dirumah. Yang termasuk industri kecil
adalah industri batik, batu bata, dan lain-lain.
2). Industri Besar yang memiliki ciri-ciri : modal yang digunakan besar,
menggunakan mesin modern dalam proses produksi, tenaga kerja yang digunakan
merupakan tenaga yang terdidik.
Mc. Cawley membagi industri berdasarkan tenaga kerjanya yaitu industri
besar yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang, industri sedang memiliki
tenaga kerja antara 20-99 orang, industri kecil yang memiliki tenaga kerja 5-19
orang, dan industri rumah tangga yang memiliki tenaga kerja kurang dari 4 orang.
Begitu pula bila dilihat dari jenis tenaga kerjanya dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu terdidik, terlatih, setengah terlatih dan tidak terlatih (Simanjuntak, 1990:20).
Industrialisasi merupakan proses merubah masyarakat dari sistem mata
pencaharian pertanian ke industri. Di dalam proses ini, segala aspek masyarakat,
kebudayaan dan lingkungannya turut bergeser.Industri terwujud dalam berbagi
bentuk dan cenderung terjadi di wilayah pedesaan baik itu di wilayah pertanian
ataupun perikanan. Sebagai contoh dapat dilihat dari berdirinya pabrik-pabrik di
Desa Pesisir Lalang.

Universitas Sumatera Utara

Perkembangan yang pesat dari industrialisasi yang terjadi di kawasan Desa


Pesisir Lalang tentunya memiliki dampak terhadap perubahan berbagai aspek
kehidupan masyarakat, baik itu Perubahan sosial dan budaya. Perubahan sosial
dan budaya mempunyai dua konsep yang saling terkait dan tidak terpisahkan.
Dalam menghadapi perubahan sosial budaya tentu masalah utama yang perlu
diselesaikan ialah pembatasan pengertian atau definisi perubahan sosial dan
perubahan kebudayaan itu sendiri.
Kebanyakan definisi membicarakan perubahan dalam arti yang sangat
luas. Moore mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan penting dari
stuktur sosial dan yang dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola
perilaku dan interaksi sosial (Moore, 1967 : 3). Dengan demikian dapat diartikan
bahwa perubahan sosial dalam suatu kajian untuk

melihat dan mempelajari

tingkah laku masyarakat dalam kaitannya dengan perubahan.


Soemardjan mengatakan perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola
kelakukan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat (dalam, Soekanto,
1974: 217). Definisi ini menekankan perubahan lembaga sosial, yang selanjutnya
mempengaruhi segi-segi lain struktur masyarakat. Lembaga sosial ialah unsur
yang mengatur pergaulan hidup untuk mencapai tata tertib melalui norma. Artinya
perubahan sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya.
Tekanan pada definisi tersebut adalah pada lembaga masyarakat sebagai

Universitas Sumatera Utara

himpunan kelompok manusia dimana perubahan mempengaruhi struktur


masyarakat lainnya.
Davis (1960) berpendapat bahwa perubahan sosial ialah perubahan dalam
struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, dengan timbulnya organisasi buruh
dalama masyarakat kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan antara buruh
dengan majikan, selanjutnya perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan
politik.
Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam
unsur geografis, biologis, ekonomis dan kebudayaan. Sorokin (1957), berpendapat
bahwa segenap usaha untuk mengemukakan suatu kecenderungan yang tertentu
dan tetap dalam perubahan sosial tidak akan berhasil baik.
Ogburn (dalam Soekanto 1990) berpendapat, ruang lingkup perubahan
sosial meliput i unsur-unsur kebudayaan, baik yang material ataupun yang bukan
material. Unsur-unsur material itu berpengaruh besar atas yang bukan material.
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam
struktur dan fungsi masyarakat.
Dari beberapa definisi di atas dapat dilihat bahwa perubahan sosial adalah
perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau komunitas,
perubahan dapat menyangkut struktur sosial atau pola nilai dan norma serta peran.
Dengan demikian, istilah yang lebih lengkap adalah perubahan sosial kebudayaan

Universitas Sumatera Utara

karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan
dengan kebudayaan itu sendiri.
Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Soekanto
(1990) mengatakan perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang
meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi
perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya. Ruang
lingkup perubahan kebudayaan lebih luas dibandingkan perubahan sosial. Namun
demikian dalam prakteknya di lapangan kedua jenis perubahan perubahan tersebut
sangat sulit untuk dipisahkan.
Perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial.
Pendapat tersebut dikembalikan pada pengertian masyarakat dan kebudayaan.
Masyarakat adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antar organisasi dan
bukan hubungan antar sel. Kebudayaan mencakup segenap cara berfikir dan
bertingkah laku, yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolik dan bukan warisan karena keturunan
(Davis, 1960).
Apabila diambil definisi kebudayaan menurut Taylor (dalam Soekanto,
1990)

kebudayaan

merupakan

kompleks

yang

mencakup

pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta
kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan kebudayaan dalah
segala perubahan yang mencakup unsur-unsur tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Soemardjan (1982) mengemukakan bahwa perubahan sosial dan


perubahan kebudayaan mempunyai aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut
paut dengan suatu cara penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam
cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.
Untuk mempelajari perubahan pada masyarakat, perlu diketahui sebabsebab yang melatari terjadinya perubahan itu. Apabila diteliti lebih mendalam
sebab terjadinya suatu perubahan masyarakat, mungkin karena adanya sesuatu
yang dianggap sudah tidak lagi memuaskan. Menurut Soekanto (1990), penyebab
perubahan sosial dalam suatu masyarakat dibedakan menjadi dua macam yaitu
faktor dari dalam dan luar. Faktor penyebab yang berasal dari dalam masyarakat
sendiri antara lain bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk, penemuan
baru, pertentangan dalam masyarakat, terjadinya pemberontakan atau revolusi.
Sedangkan faktor penyebab dari luar masyarakat adalah lingkungan fisik sekitar,
peperangan, pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan cara yang sederhana untuk
mengerti perubahan sosial (masyarakat) dan kebudayaan itu adalah mendapatkan
gambaran yang lebih jelas lagi mengenai perubahan mayarakat dan kebudayaan
itu dan mencoba menangkap semua kejadian yang sedang berlangsung di tengahtengah masyarakat itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat
dianalisa dari berbagai segi diantaranya, ke arah mana perubahan dalam
masyarakat itu bergeak (direction of change), bahwa perubahan itu bergerak

Universitas Sumatera Utara

meninggalkan faktor yang diubah. Perubahan itu bisa bergerak ke suatu bentuk
yang baru sama sekali, bisa juga bergerak ke suatu bentuk yang sudah ada di masa
sebelumnya.
Perubahan sosial dan budaya yang sedang berlangsung dimasyarakat
merupakan dampak dari modernisasi. Schoorl (1980), melihat modernisasi
sebagai suatu proses transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala
aspek-aspeknya. Dibidang ekonomi, modernisasi berarti tumbuhnya kompleks
industri dengan pertumbuhan ekonomi sebagai akses utama. Berhubung dengan
perkembangan ekonomi, sebagian penduduk tempat tinggalnya tergeser ke
lingkungan kota-kota. Masyarakat modern telah tumbuh tipe kepribadian tertentu
yang dominan. Tipe kepribadian seperti itu menyebabkan orang dapat hidup di
dalam dan memelihara masyarakat modern.
Sedangkan Dube (1988), berpendapat bahwa terdapat tiga asumsi dasar
konsep modernisasi yaitu ketiadaan semangat pembangunan harus dilakukan
melalui pemecahan masalah kemanusiaan dan pemenuhan standart kehidupan
yang layak, modernisasi membutuhkan usaha keras dari individu dan kerjasama
dalam kelompok, kemampuan kerjasama dalam kelompok sangat dibutuhkan
untuk menjalankan organisasi modern yang sangat kompleks dan organisasi
kompleks membutuhkan perubahan kepribadian (sikap mental) serta perubahan
pada struktur sosial dan tata nilai.
Tujuan akhir dari modernisasi adalah terwujudnya masyarakat modern
yang dicirikan oleh kompleksitas organisasi serta perubahan fungsi dan struktur

Universitas Sumatera Utara

masyarakat. Secara lebih jelas Schoorl (1980) mengatakan proses petumbuhan


struktur sosial yang dimulai dari proses perbesaran skala melalui integrasi. Proses
ini kemudian dilanjutkan dengan diferensiasi hingga pembentukan stratifikasi dan
hirarki.
Motivasi teori modernisasi untuk merubah cara produksi masyarakat
berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah cara produksi pra-kapitalis ke
kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah menerapkannya untuk ditiru.
Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas yang terkadang batasannya
tidak dapat ditetapkan secara mutlak. Modernisasi mencakup suatu transformasi
total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi
serta organisasi sosial menuju ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang
menjadi ciri negara barat yang stabil (Soekanto, 1990).
Dampak sosial muncul ketika terdapat aktivitas modernisasi seperti
proyek, program, atau kebijakan yang diterapkan pada suatu masyarakat.
Aktivitas yang biasanya berasal dari luar masyarakat ini mempengaruhi
keseimbangan pada suatu sistem masyarakat. Pengaruh itu bisa positif bisa pula
negatif. Hal ini hanya dapat di uji seperti yang dikatakan Hadi (1995) dari nilai,
norma, aspirasi, dan kebiasaan dari masyarakat yang bersangkutan.
Dapatlah disimpulkan bahwa dampak sosial merupakan perubahan yang
terjadi pada manusia dan masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas
pembangunan. Lebih rinci lagi perubahan itu menurut Armour meliputi aspekaspek:

Universitas Sumatera Utara

1. Cara hidup (way of life) termasuk di dalamnya bagaimana manusia dan


masyarakat itu hidup, bekerja, bermain dan berinteraksi satu dengan yang
lain.
2. Budaya termasuk didalamnya sistem nilai, norma dan kepercayaan.
3. Komunitas

meliputi

struktur

penduduk,

kohesi

sosial,

stabilitas

masyarakat, estetika, sarana dan prasarana yang diakui sebagai public


falities adalah gedung sekolah, mushola, balai rukun warga, dan balai
kelurahan. (dalam Hadi, 1995 : 24-25).

1. 6. METODOLOGI PENELITIAN
1. 6.1. Tipe penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara terperinci tentang dampak
industrialisasi terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat Desa
Pesisir Lalang Kec Medang Deras Kab Batu Bara.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok
yaitu data primer dan data skunder. Data primer merupakan data yang diperoleh
dari lapangan, melalui observasi dan wawancara mendalam.
Sedangkan data skunder merupakan data yang diperoleh dari Penelitian
kepustakaan, yaitu cara penelitian dalam perolehan data melalui studi pustaka

Universitas Sumatera Utara

sebagai sumber data sekunder yang bersifat teoritis, dalam hal ini berupa bukubuku, literature, jurnal, tesis, laporan penelitian, skripsi, serta bahan-bahan relevan
lainnya.
Teknik pengumpulan data Primer dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Observasi yang dilakukan adalah observasi non partisipasi yang dilakukan
oleh seorang peneliti tanpa harus ikut terlibat di dalam kehidupan
masyarakat yang diteliti. Observasi non partisipasi dilakukan untuk
mengamati tentang :
Kondisi rumah.
Kondisi jalan.
Kondisi lingkungan maupun kondisi alam
Aktifitas yang dilakukan oleh para nelayan tradisional dalam kehidupan
sehari- hari, mulai dari melaut, bertani, dan lain sebagainya. Observasi
yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk mengabadikan halhal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil photo yang
dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di
lapangan.

2. Wawancara mendalam ditujukan untuk menggali informasi yang


didapatkan dari informan. Informan terbagi atas dua jenis yaitu informan

Universitas Sumatera Utara

kunci dan informan biasa. Informan kunci adalah orang yang mengetahui
secara luas tentang masalah yang sedang di teliti Dalam penelitian ini yang
menjadi informan kunci adalah kepala desa, tokoh adat dan tokoh
masyarakat. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah masyarakat
desa Pesisir Lalang yang tinggal di lokasi penelitian.

1.6.3. Analisa Data.


Analisa data merupakan sebuah pengkajian di dalam data yang mencakup
prilaku objek, atau pengetahuan yang teridentifikasi. Hasil pengumpulan data
penelitian akan dianalisis secara kualitatif. Beberapa hal yang dilakukan dalam
analisa data yaitu: pemilihan, pemilahan, kategorisasi dan evaluasi data. Data
yang diperoleh tersebut dianalisis menggunakan teknik analisis domain. Teknik
analisis domain digunakan untuk menganalisis gambaran objek penelitian secara
umum, namun relatif utuh tentang objek penelitian.
Artinya analisis hasil penelitian ini hanya ditargetkan untuk memperoleh
gambaran penelitian seutuhnya dari dampak industrialisasi terhadap kehidupan
sosial, ekonomi dan budaya pada masyarakat Desa Pesisir Lalang. Analisis data
dilakukan mulai pada saat meneliti atau selama proses pengumpulan data
berlangsung hingga penulisan laporan penelitian selesai.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai