Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
Nining Shofiyyah
Nurul Fajriati
Pipta Ria Puspa D
Ratna Dian S
Ria Pangestika K W
(1404025)
(1404026)
(1404027)
(1404030)
(1404031)
A. TINJAUAN PUSTAKA
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
(mengandung air atau tidak kurang dari 60%).
Krim ada dua tipe yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci
dengan air (M/A), ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat
digunakan untuk pemberian obat melalui vagina.
1. Kualitas dasar krim, yaitu:
a. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari
inkopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
b. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen.
c. Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai
dan dihilangkan dari kulit.
d. Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat
atau cair pada penggunaan (Anief, 1994).
2. Penggolongan Krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asamasam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim,
yaitu:
a. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak :
Contoh : cold cream
Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud
memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih,
berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil
dalam jumlah besar.
b. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air
Contoh: vanishing cream
Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk
maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing
cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan berminyak/film
pada kulit.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
e.
Pemerian: Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip
amoniak, higroskopik
Kelarutan: Mudah larut dalam air dan dalam wadah etanol (95%), larut dalam
kloroform
e. PROPYLENGLYCOLUM (FI III hal 534)
Pemerian: Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik
Kelarutan: Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan
kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan
eter minyak tanah dan dengan minyak lemak.
f. AQUA DESTILLATA (FI III hal 96)
Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
B. FORMULA STANDAR
Tiap 10 gram mengandung :
Asam stearate
15,0
Cera alba
Vaselin album
Trietanolamin
1,5
Propilenglikol
Aquades
65,5
1%
Paraffin
1%
Parfum
0,1%
Asam stearate
15,0%
C. FORMULA PENGEMBANGAN
Cera alba
2%
Vaselin album
8%
Trietanolamin
1,5%
Propilenglikol
8%
Aquades
S. Vanishing cream base
65,5%
BAHAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sulfadiazine
Paraffin liquid
Asam stearate
Cera alba
Trietanolamin
Propilenglikol
7. Aquades
8. Vaselin album / vaselin putih
9. Parfum
10. KOH 0,1 N
11. Indikator Fenolftalein
1
100
c. Parfum :
0,1
100
Pengambilan bahan
1
100
b. Paraffin liquid :
c. Parfum :
0,1
100
d. Asam stearate :
e. Cera alba :
2
100
1
100
f. Vaselin album :
8
100
g. Trietanolamin :
1,5
100
h. Propilenglikol :
8
100
i. Aquades :
65,5
100
F. CARA KERJA
Timbang semua bahan
Lelehkan vaselin album, asam stearate, dan cera alba
Masukkan sulfadiazine dalam mortir, gerus ad halus
Masukkan lelehan vaselin album, asam stearate, dan cera alba, gerus ad halus
G. ETIKET
BIRU
Timbang kaca penutup, letakkan kaca tersebut diatas massa cream danbiarkan
selama 1 menit
Ukurlah berapa diameter cream yang menyebar dengan menghitung panjang ratarata dari beberapa sisi
Tambahkan 50 gram beban diatas kaca penutup diamkan selama 1 menit dan
catatah diameter cream yang menyebar seperti sebelumnya
Olesi kertas tersebut dengan cream yang akan dicoba pada salah satu muka
seperti lazimnya orang mengunakan cream
Pada kertas saring yang lain dengan ukuran sama dibuat ditengahnya luas area
3 cm x 3 cm dibuat batas dengan arsiran parafin padat yang telah dilelehkan
Tempelkan bagian kertas dengan lelehan parain, diatas kertas yang dileskan
cream
Lihatah kertas yang dibasahi fenolftalein pada waktu 15, 30, 45 dan 60 detik, 3
menit dan 5 menit
Bila tiak ada noda merah berarti cream dapat memberikan proteksi terhadap
cairan KOH 0,1 N
I. HASIL PERCOBAAN
1. Organoleptis
Bau
: Mawar
Bentuk
: Semi padat
Warna
: Putih
3. Daya lengket
Replikasi
I
II
III
Rata-rata
Waktu
1,35 detik
1,87 detik
2,03 detik
1,75 detik
4. Daya sebar
Beban
Tanpa beban
50 g
100 g
200 g
RI
5 cm
6 cm
6 cm
6 cm
Daya sebar
R II
6 cm
7 cm
7 cm
7 cm
R III
6 cm
7 cm
7 cm
7 cm
RI
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Daya Proteksi
R II
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
R III
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Rata-rata
5,67 cm
6,67 cm
6,67 cm
6,67 cm
5. Daya proteksi
Waktu
15 detik
30 detik
45 detik
60 detik
3 menit
5 menit
Kesimpulan
Tidak
ada
noda
merah
J. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan mencoba membuat sediaan cream dan
melakukan evaluasi atau pengujian terhadap cream yang dibuat. Cream adalah bentuk
sediaan setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60%
dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Sediaan cream dikemas dalam pot cream.
Tujuan dari praktikum ini antara lain : praktikan mampu mengetahui formulasi yang
akan digunakan untuk membuat cream, prktikan mampu membuat cream, dan
praktikan mampu melakukan evaluasi atau pengujian terhadap cream yang dibuat
apakah sudah memenuhi standar atau belum.
Dalam praktikum ini, praktikan membuat sediaan cream berdasarkan formula
yang sudah ada di buku petunjuk praktikum. Selanjutnya Alat yang digunakan berupa
mortir dan stamfer sebagai tempat mengerus bahan-bahan yang akan dibuat.
Timbangan digunakan untuk menimbang bahan obat yang akan dibuat. Beker glass,
gelas ukur, kaca arloji digunakan meletakkan bahan obat yang sudah ukur dan
ditimbang. Pipet tetes digunakan untuk meneteskan bahan obat kedalam wadah.
Kompor listrik digunakan untuk memanaskan vaselin album yang akan dilebur.
Cawan porselen digunkan sebagai wadah vaselin album yang akan dilebur. Pot salep
digunakan untuk wadah salep yang telah dibuat. Indikator fenoftalein digunakan
untuk mengetahui apakah ada noda merah pada kertas saring atau tidak. Alat uji daya
sebar digunakan untuk menguji daya sebar pada sediaan salep yang dibuat. Alat uji
daya lengket digunakan untuk menguji daya lengket sediaan salep yang dibuat. Kertas
saring digunakan untuk menguji daya proteksi sediaan salep yang dibuat. Bahan yang
digunakan berupa sulfadiazine yang berkhasiat untuk antibakteri. Vaselin album
digunakan sebagai zat tambahan. Asam stearate digunakan sebagai zat tambahan.
Cera alba digunakan sebagai zat tambahan. Trietanolamin digunakan sebagai zat
tambahan. Propilenglikol digunakan sebagai zat tambahan atau zat pelarut. Parfum
digunakan untuk pemberi aroma pada salep.
Pada saat praktikum ini sebaiknya semua bahan harus sudah disiapkan terlebih
dahulu, karena pada proses pembuatan cream bahan-bahan yang sudah disiapkan,
harus segera dicampurkan pada saat vaselin, cera alba dan asam stearate sudah
meleleh. Jika tidak segera dicampurkan maka cream yang dibuat tidak jadi, karena
vaselin, cera alba dan asam stearate tidak bias bercampur dengan bahan lain dan lama
kelamaan akan mulai memadat lagi.
Beberapa macam evaluasi yang digunakan untuk menguji sediaan cream yang
dibuat antara lain :
a. Evaluasi pertama adalah uji organoleptis, evaluasi yang dilakukan dengan dilihat
bentuk, warna, dan bau dari sediaan cream yang dibuat tersebut. Evaluasi ini
dilakukan agar mengetahui sediaan yang dibuat sesuai dengan standar cream
yang ada, dalam arti sediaan cream tersebut stabil dan tidak menyimpang dari
standar cream.
b. Evaluasi kedua yaitu uji homogenitas. Uji ini dilakukan dengan tujuan agar
mengetahui sediaan yang dibuat homogen atau tidak, karena sediaan cream yang
baik harus homogen dan bebas dari pertikel-partikel yang masih mengumpal.
c. Evaluasi ketiga adalah uji daya lengket. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
lamanya daya lengket sediaan cream yang dibuat. Uji ini menggunakan alat yang
bernama alat uji daya lekat.
d. Evaluasi keempat adalah uji proteksi. Uji ini dilakukan yang pada prinsipnya
untuk mengetahui sediaan cream tersebut memberikan proteksi atau tidak.
e. Evaluasi kelima adalah uji daya sebar. Uji ini dilakukan untuk mengetahui daya
sebar yang dapat ditempuh sediaan cream yang dibuat.
Berdasarakan masing masing uji diperoleh data sebagai berikut :
a. Uji organoleptis sediaan cream yaitu bentuknya semi padat, bau Oleum rosae
(mawar), warna putih.
b. Uji homogenitas, hasil yang diperoleh adalah sediaan cream yang dibuat adalah
homogen, tidak terdapat partikel yang mengumpal.
c. Uji daya lengket dengan 3 kali replikasi pengujian yang diperoleh hasil dengan
rata-rata 1,75 detik untuk daya lengket dari cream terhadap alat penguji.
d. Uji daya proteksi pada cream dilakukan dengan 3 kali replikasi pengujian pula,
untuk menimimalisir terjadinya kesalahan perolehan data. Pada rentang waktu
antara 15 detik, 30 detik, 45 detik, 60 detik, 3 menit dan 5 menit cream tidak
menimbulkan noda merah pada kertas saring yang menandakan bahwa cream ini
mampu memberikan daya proteksi.
e. Uji daya sebar, dengan 3 kali replikasi pengujian yang diperoleh terhadap luas
pemukaan cream dengan tanpa beban adalah 5,67 cm, beban 50 gram adalah 6,67
cm, beban 100 gram adalah 6,67 cm, dan pada beban 200 gram adalah 6,67 cm.
Berarti salep mampu menyebar dengan cukup luas dipermukaan kulit jika
digunakan.
K. KESIMPULAN
1. Telah dibuat sediaan cream dan tidak mengalami kesulitan.
2. Cream yang dibuat berwarna putih, berbentuk semi padat, dan berbau Oleum
Rosae (mawar).
3. Uji daya lengket cream waktu yang dibutukan sampai kedua objek terpisah ratarata 1,75 detik.
diameter
6.67
5.67
6.67
6.67