Anda di halaman 1dari 7

Pidato

Mencari

Ilmu

itu

wajib

bagi

tiap-tiap

muslim

Assalamualaikum
wr.wb
Alhamdulillahilladzi anama alaina bi nimatil iman, wal islam. Asyahadualla ilaha
illaloh,wasyhadu anna Muhammadarrosullulah. Allohuma sholi ala Muhammad
waala
ali
syaidina
Muhammad
amma
badu
Hadirin
Ikhwatul
iman
rohimakumuloh
!
Seiring berjalannya waktu,hari berganti minggu,bulan berganti tahun.
Perkembangan manusia pun banyak mengalami perubahan yang didukung dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mutakhir. Manusia dengan
mudah dapat memenuhi kebutuhan dan mewujudkan impiannya dengan
memanfaatkan kemajun ilmu pengetahuan. Dulu untuk mengirim dan
menyampaikan berita membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi sekarang
hanya dengan beberapa detik saja kita dapat memberi dan menerima kabar
dengan cepat dan mudah, meskipun dari jarak yang jauh. Itu semua berkat
kemajuan
ilmu.
Pidato
Mencari
Ilmu
itu
wajib
bagi
tiap-tiap
muslim
Hadirin
yang
dirahmati
alloh.
Dalam islam sebagaimana kita tahu,bahwa ilmu sangat berguna dan
menentukan,seperi
dalam
Al-Quran
Al-Mujadalah
ayat
11:
Bismillahirrahmanir rahiim. Yarfaillaahul ladziina aamanuu mingkum walladziina
uutul
ilma
darojaat.
Wallohu
bimaa
tamaluuna
khobiir
Alloh akan mengangkat orang-orang yang beriman dari kalian dan orang yang
diberi ilmu beberapa derajat. dan alloh Maha Waspada dengan apa-apa yang kamu
kerjakan.
Maksudnya : Alloh kan mengangkat derajat orang yang berilmu yang disertai dengan keimanan
kepada Alloh.

Oleh karena itu Alloh mewajibkan untuk mencari ilmu kapanpun dan dimanapun,
sebagaimana dalam hadist yang diriwayatkan oleh ibnu majah :
Tholabul ilmi fariidotun alaa kulli muslimin
Mencari Ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim
Nah,yang merasa orang islam wajib hukumnya untuk mencari ilmu dimanapun dan
kapanpun. Mengapa wajib?
Walaa taqfu maa laisa laka bihi ilmu
Dan janganlah kamu mengerjakan Apa-apa yang tidak tahu ilmunya .
Bisa dibayangkan oleh teman-teman, misalkan kita tidak tahu ilmu elektronika
terus kita membongkar computer. Maksud hati untuk memperbaiki tapi apa yang
terjadi? Malah ancur.
Hadirin dan teman-teman, Para pencari ilmu!
Apapun citacita atau keinginan kita, Insya Alloh dapat kita capai dengan memiliki
ilmunya. Sebagaimana Rasul bersabda man aroda dunya faalaiha bil ilmi,waman
arodal akhiro faalaiha bil ilmi,waman aroda huma faalaihim bil ilmi Siapa yang
menghendaki kehidupan dunia maka dapat di capai dengan ilmu, Siapa
menghendaki kehidupan akhirat juga dicapai dengan ilmu, dan siapa yang
menghendaki kehidupan dunia dan akhirat keduanya dapat di capai dengan ilmu.
jadi apapun cita-cita dan keinginan kita dapat kita raih bila kita memiliki ilmunya

tentunya disertai dengan kerja keras dalam proses pembelajara tersebut.khusus


untuk teman-teman sebaya, mumpung kita masih kecil masih imut-imut belum
amit-amit mari kita mencari ilmu dengan belajar dan belajar agar besar nanti
menjadi orang yang berguna bagi bangsa, agama dan orang tua.
Dan di usia kita banyak sekali keuntungannya, sebagaimana dalam syair lagu yang
tentunya teman-teman juga hafal
Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu belajar sesudah bagaikan
mengukir di atas air. Kalau main gitar pakai akar kedongdong Kalau mau pintar
belajar dulu dong. Aqulu Qouli hada, Assalamualaikum Wr Wb.






Hadarotil

Mukarromin

Yang

tadzimi

saya

para

Keluarga

alim
besar

ulama
yayasan

yang
pendidikan

saya

tadzimi,

Miftahul

Huda

Yang saya tadzimi Kepala MI Miftahul Huda dan seluruh dewan asatidz serta
hadirin
para
undangan
bapak
ibu
yang
saya
hormati.
Tak lupa juga kepada teman-temanku di MI Miftahul Huda yang berbahagia.
Syukur Alhamdulillah marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat wal afiat sehingga kita bias bermuwajjahah di tempat
yang mubarokah ini dalam rangka persiapan haflatul imtihan.Sholawat beserta
salam semoga tetap tercurahlimpahkan ke haribaan baginda rosulullah SAW sang
proklamator islam yang telah menggiring umat manusia dari alam kejahilan hingga
alam
yang
terang
menderang
yaitu
agama
Islam.
Pidato

Bertema

"

BERBAKTI

KEPADA

ORANG

TUA

"

Hadirin rahimakullah
Teman teman .
Kita sebagai umat islam tentunya ingin menjalani hidup dengan jalan yang lurus
yang diridhoi oleh Allah SWT.sedangkan ridho allah itu hanya dapat diperoleh
dengan melakukan birrul walidain.hai temen-temen apa itu birrul walidain itu??????
temen-temen ada yang tahu????????
Temen-temen.
Birrul walidain adalah berbuat baik kepada kedua orang tua baik ayah atau
ibu.ingatlah,,,,orang tua telah membesarkan kita,,,,,mengasuh kita,,,,,memberi
makan,,,,,,,,minum dan pakian,,,memberi uang jajan,,,,,,merawat kita ketika kita
sakit dan masih banyak yang lainnya.Apakah kita tidak merasakannya???
Temen-temen .
Maka birrul walidain itu diwajibkan oleh allah sebagaimana yaqng difirmankan
allah dalam al-quran surat al-isro ayat 23 yang artinya:
Maka sekali kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia
Temen-temen
Jikalau kita melihat dari ayat tersebut diatas maka cara untuk berbuat baik adalah
janganlah berkata uf atau kata-kata lain yang bernada cemoohan atau celaan
yang dilontarkan kepada orang tua.
Janganlah membentak bila kita dinasehati oleh orang tua atau disuruh sesuatu
oleh orang tua.berkatalah yang mulia terhadap orang tua yaitu berkata yang baik

dan sopan bahkan kalau bisa kodhu abesa dhe reng seppoh.Tore nika Pasera se
abesah dhe reng seppona ???
Temen-temen..
kiranya cukup sampai disini apa yang dapat saya sampaikan,terimakasih segala
perhatiannya dan mohon maaf atas segala kesalahan.
Tobung poteh kanangkaan,E pajeng tak ngangguy tale,sobung pole tor ator
sapanikaan,manabi korang ngonjang pole.
Akhirulkalam wabillahitaufiq wal hidayah
WASSALAMUALAIKUM WR.WB
Nah itulah contoh pidato tentang berbakti kepada orang tua, semoga Contoh
pidato berbakti kepada orang tua ini bermanfaat, dan semoga kita termasuk
menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.Aamin.

Contoh

Pidato

Peringantan

Maulid

Nabi

Muhammad 1438

Assalamu
Alaikum
wr.Wb
Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali memanjatkan puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita
sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah terindahnya berupa kesehatan
serta
oksigen
yang
kita
hirup
tanpa
harus
membayar
sepeserpun.
Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju
jalan
yang
terang
benderang
Bapak-bapak,
Ibu-ibu,
para
hadirin
yang
saya
hormati.
Tanggal 12 Rabiul Awal 1438 H, bertepatan pada tanggal seluruh kaum muslim
merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain merupakan warisan peradaban
Islam
yang
dilakukan
secara
turun
temurun.
Dalam catatan historis, Maulid dimulai sejak zaman kekhalifahan Fatimiyah di bawah
pimpinan keturunan dari Fatimah az-Zahrah, putri Muhammad. Perayaan ini
dilaksanakan atas usulan panglima perang, Shalahuddin al-Ayyubi (1137M-1193 M),
kepada khalifah agar mengadakan peringatan hari kelahiran Muhammad. Tujuannya
adalah untuk mengembalikan semangat juang kaum muslimin dalam perjuangan
membebaskan Masjid al-Aqsha di Palestina dari cengkraman kaum Salibis. Yang
kemudian, menghasilkan efek besar berupa semangat jihad umat Islam menggelora
pada
saat
itu.
Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya untuk mengena
akan keteladanan Muhammad sebagai pembawa ajaran agama Islam. Tercatat dalam
sepanjang sejarah kehidupan, bahwa nabi Muhammad adalah pemimipn besar yang
sangat
luar
biasa
dalam
memberikan
teladan
agung
bagi
umatnya.
Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi
diri atas kesalehan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai
profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari
demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta
lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme. Dalam
tatanan sejarah sosio antropologis Islam, Muhammad dapat dilihat dan dipahami dalam
dua
dimensi
sosial
yang
berbeda
dan
saling
melengkapi.
Pertama, dalam perspektif teologis-religius, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai
sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini
memposisikan Muhammad sebagai sosok manusia sakral yang merupakan wakil Tuhan
di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk
pesan
suci
Tuhan
kepada
umat
manusia
secara
universal.
Kedua, dalam perspektif sosial-politik, Muhammad dilihat dan dipahami sebagai sosok
politikus andal. Sosok individu Muhammad yang identik dengan sosok pemimpin yang
adil, egaliter, toleran, humanis, serta non-diskriminatif dan hegemonik, yang kemudian
mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan
masyarakat
sosial
yang
sejahtera
dan
tentram.
Tentu, sudah saatnya bagi kita untuk mulai memahami dan memperingati Maulid secara
lebih mendalam dan fundamental, sehingga kita tidak hanya memahami dan
memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi dan rasul terakhir yang
sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun
menjadikannya
sebagai
kelahiran
sosok
pemimpin.
Karena bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin
bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat
sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan
Muhammad
untuk
seluruh
umat
manusia.
Kontekstualisasi peringatan Maulid tidak lagi dipahami dari perspektif keislaman saja,

melainkan harus dipahami dari berbagai perspektif yang menyangkut segala persoalan.
Misal,
politik,
budaya,
ekonomi,
maupun
agama.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, para hadirin yang saya cintai.
Nabi Muhammad dilahirkan ke dunia.
Datangnya membawa tugas.
Perginya meninggalkan bekas.
Datangnya membawa tugas yang diselesaikan dalam 23 tahun.
Datangnya ke dunia diperintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah Akhlak)
supaya ummat ini menjadi umat yang sopan santun (makarimal akhlak)
Sopan terhadap siapa?
Sopan terhadap Alloh yang telah menciptakan kita
Sopan terhadap Rosululloh
Sopan terhadap agama yang kita peluk masing-masing
Sopan terhadap diri sendiri
Sopan terhadap orangtua
Sopan terhadap masyarakat
Sopan terhadap ibu pertiwi
Sopan terhadap negara.
Sopan terhadap Alloh.
Contohnya bagaimana kita sebelum makan berdoa dulu bismillahirrohmanirrohim.
Dengan nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah adalah bentuk kesopanan kita kepada
Alloh.
Dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan atas berkat Rohmat Alloh Yang Maha Kuasa merupakan
bentuk kesopanan para pendahulu kita kepada Alloh. Mereka mengakui bahwa kemerdekaan bangsa
Indonesia ini bukan karena pemberian sekutu, bukan pemberian Jepang dan bukan semata-mata
karena perjuangan bangsa Indonesia melawan Belanda. Tapi adalah karena Rohmat Alloh Yang
Maha Kuasa.
Ada orang yang berpidato menyebutkan bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah karena hasil
perjuangan rakyat Indonesia adalah bentuk ketidak-sopanan kepada Alloh. Sopan terhadap
Rosululloh, Rosul merupakan pintu gerbang agung agama. Maka sudah sepantasnya kita sopan
kepada Rosululloh agama, itu adalah kebohongan. Itu adalah atas nama hawa nafsu mereka sendiri
Semua agama mengajarkan kesucian. Karena itu kita harus sopan dalam beragama
Demonstrasi dengan meneriakkan Allohu Akbar sambil saling memukul, menghancurkan, itu juga
bentuk ketidak-sopanan kepada agama. Kalimat Allohu Akbar adalah kalimat pertama yang dibaca
pada waktu sholat, bagaimana bisa digunakan untuk sesuatu seperti itu. Kalau tidak setuju dengan
sesuatu, maka lakukan dengan sopan pula. Penggusuran dengan meneriakkan Allohu Akbar, ini kan
pelecehan terhadap agama. Ketidaksopanan kepada agama. Mereka tidak menyadari bahwa dengan
berbuat seperti itu mereka telah berbuat tidak sopan kepada agama.
Sopan kepada diri sendiri
Bagaimana kita diperintah untuk menutup aurat adalah bentuk kesopanan pada diri sendiri dan
sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. Tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi yang diciptakan
Alloh ini ibarat sepet (kulit sabut kelapa-red.), sedangkan berliannya adalah manusia, maka sopanlah
kepada diri sendiri.
Sopan kepada orang tua
Jangan sampai kita durhaka seperti kisah bagaimana seorang dari desa yang berhasil
menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana dan orang yang sukses. Tapi ketika orang tuanya
datang tidak dihormati malah diusir. Ketidak-relaan orang tua menyebabkan anak itu dan keluarganya
diazab Alloh dengan dihancurkan rumah dan keluarganya. Padahal seharusnya si anak bangga
dengan orang tuanya yang tinggal di desa tersebut karena telah berhasil mendidik anaknya menjadi
orang yang sukses dibandingkan dengan orang kota yang belum tentu berhasil mendidik anaknya
menjadi orang yang sukses.
Sopan kepada masyarakat
Dalam kehidupan ini kita tidak bisa keluar dari masyarakat, maka kita harus sopan kepada
masyarakat.
Sopan kepada ibu pertiwi
Hadis Cinta tanah air bagian dari iman adalah bentuk kesopanan kepada ibu pertiwi. Pendahulu kita
memberikan lambang negara berbentuk Garuda Pancasila melambangkan jiwa yang besar. Namun
yang terjadi sekarang jiwa bangsa Indonesia sedang sakit kronis dengan semakin berkurangnya rasa

Cinta Tanah Air Di zaman sekarang ini globalisasi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Namun
tak ada satu negara pun yang mau dilibas oleh negara lain. Satu-satunya cara adalah dengan
menumbuhkan Cinta Tanah Air. Jepang, Korea tidak sampai terlibas dalam era globalisasi karena
mereka mempunyai akar yang kuat dengan Cinta Tanah Air.
Sedangkan pada siapa kita diajar untuk santun?
Kita diajar santun kepada anak-anak yatim
Kita diajar santun kepada para fakir miskin
Kita diajar santun kepada orang-orang yang teraniaya
Kita diajar santun kepada orang-orang yang terkena bencana.
Semoga uraian ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.Wasssalamu
alaikum wr. wb.

Anda mungkin juga menyukai