PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan banyaknya pelayanan Rumah sakit yang ada sekarang ini
dan berkembangnya pelayanan kesehatan saat ini serta semakin
banyaknya
pelayanan
diperlukan
suatu
kesehatan
peningkatan
yang
tersedia
pelayanan
bagi
kesehatan
masyarakat,
agar
dapat
Sumber
Daya
Manusia
yang
berkompeten
dan
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Rawat Inap adalah bagian yang mengelola rawat inap,
penyakit bedah, penyakit pada bayi dan anak sakit, penyakit
kebidanan dan kandungan, penyakit persyarafan, penyakit THT,
penyakit mata, penyakit paru selama masa perawatan di Rumah
Sakit
2. Kepala Instalasi Rawat Inap adalah seseorang yang diserahi
tanggung jawab untuk mengelola Instalasi Rawat Inap
3. Kepala Ruangan adalah seseorang yang diserahi tanggung jawab
untuk mengelola salah satu ruangan perawatan dalam instalasi
Rawat Inap
4. Ruang Perawatan Bedah adalah merawat pasien dengan kasus
system pencernaan, system perkemihan dan yang memerlukan
tindakan pembedahan
E. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari penyusunan pedoman Instalasi
Rawat Inap adalah :
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/88 tentang Rumah
Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/93 tentang
berlakunya
Standar
Pelayanan
Rumah
Sakit
dan
Standar
Pelayanan Medis;
6. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Kemenkes RI
Nomor YM.02.03.3.5.2626 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
dan Sarana Kesehatan Lainnya;
7. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Susunan Organisasi RSUD Kab. Ciamis;
Upaya
Kesehatan
tentang
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
maupun
mengambil
keputusan
klinis
dan
A. Alur Kegiatan
Kamar
Mayat
Dokter
Perawat
Ruang Linen
Bersih
Meninggal
Dunia
Ruang
Ruang
Dokter
Perawat
Ruang
Pos
Konsultasi
Perawat
Gudang
Bersih
Ruang
Linen
Kotor
Spoolhoek
& Gudang
pulang
sehat
Kotor
Pasien
Ruang
Ruang Administrasi
& Pendaftaran
INSTALASI RAWAT INAP
Tunggu
Pengantar
Instalasi
Instalasi
Instalasi
Gawat
Bedah
Rawat Jalan
Instalasi
ICU
Darurat
Pasien+Penga
ntar
Pasien+Pengan
tar
Pasien+Pengan
Pasien +
Pasien +
pengantar
pengantar
Pasien +
pengantar
Pasien +
pengantar
B. Standar Fasilitas
N
o
1
Nama
Ruangan
Ruang
Perawatan
Fungsi
Kebutuhan
Ruangan untuk
Ruangan/Luas
Tergantung
Fasilitas
Tempat tidur
pasien yang
Kelas &
pasien , lemari,
memerlukan
keinginan
asuhan dan
desain
kusi, televisi,
pelayanan
kebutuhan
keperawatan dan
ruang 1 tt min
pengobatan secara
7.2 m2
ruang perawatan
berkesinambungan
lebih dari 24 jam
RSUD KABUPATEN CIAMIS
Besar
VIP)
Ruang Stasi
Ruang untuk
Perawat
melakukan
(Ket:perhitunga
(Nurse Station)
perencanaan,
pengorganisasian
perawat
asuhan dan
melayani
pelayanan
maksimum
keperawatan (pre
tempat tidur)
lemari arsip,
dan post-
terus menerus
confrence,
fungsi-fungsi
pengatur jadwal),
vital pasien
dokumentasi
sampai dngan
3
Ruang
evaluasi pasien
Ruang untuk
Sesuai
Meja, Kursi,
Konsultasi
melakukan
kebutuhan
lemari arsip,
konsultasi oleh
telepon/intercom
profesi kesehatan
, peralatan
kantor lainnya
Ruang
keluarganya
Ruangan untuk
Tindakan
melakukan
tindakan pada
tempat tidur
periksa, tangga
tindakan invasive
roolstool,
ringan maupun
wastafel, lampu
non-invasive
periksa, tiang
12-20 m2
Lemari alat
infus dan
kelengkapan
5
R.Administras
Ruang untuk
lainnya
3-5 m2/petugas Meja, Kursi,
i
/Kantor
menyelenggarakan
(min.9 m2)
kegiatan
telepon/intercom
administrasi
, komputer,
khususnya
printer dan
pelayanan pasien
peralatan kantor
di Ruang Rawat
lainnya
lemari arsip,
pendataan pasien,
pendatanganan
surat pernyataan
keluarga pasien
apabila diperlukan
6
R. Dokter
tindakan operasi
Ruang kerja dan
Sesuai
Tempat tidur,
Jaga
kebutuhan
sofa, lemari,
meja/kursi,
Ruang
Pendidikan/
Diskusi
Ruang tempat
Sesuai
wastafel.
Meja, kursi,
melaksanakan
kebutuhan
perangkat audio
kegiatan
visual, dll
pendidikan/diskus
8
Ruang
i
Ruang istirahat
Sesuai
Sofa, lemari,
Perawat
perawat
kebutuhan
meja/kursi,
Sesuai
wastafel
Lemari,
kebutuhan
meja/kursi, sofa,
Ruang kepala
Ruang tempat
melakukan
komputer, printer
manajemen
dan peralatan
asuhan dan
kantor lainnya
pelayanan
keperawan
diantaranya
pembuatan
program kerja dan
10 Ruang Loker
pembinaan
Ruang ganti
Sesuai
Loker, dilengkapi
pakaian bagi
kebutuhan
toilet (KM/WC)
Min. 4 m2
Lemari
Min. 4 m2
Bak
petugas instalasi
11 Ruang Linen
Bersih
rawat inap
Tempat
penyimpanan
bahan-bahan linen
12 Ruang Linen
steril/bersih
Ruangan untuk
Kotor
menyimpan
penempungan
bahan-bahan linen
linen kotor
(Laundry)
Fasilitas untuk
4-6 m2
Kloset leher
membuang
kotoran bekas
pelayanan pasien
khususnya yang
+ 80-100n dari
berupa cairan.
permukaan
Spoolhoek berupa
lantai
bak/kloset yang
dilengkapi dengan
leher angsa (water
14 KM/WC
seal)
KM/WC
(pasien,
@ KM/WC
Pria/wanita
petugas,
luas 2 m - 3 m
pengunjung)
15 Dapur Kecil
(Pantry)
Kloset, wastafel,
bak air
Sebagai tempat
Sesuai
Kursi + meja
untuk menyiapkan
Kaebutuhan
untuk makan,
makanan dan
sink, dan
minuman bagi
perlengkapan
petugas di Ruang
dapur lainnya
Rawat Inap RS
C. Persyaratan Khusus
1. Perletakan ruangannya
secara
keseluruhan
perlu
adanya
10
tidak
rontok
dan
tidak
11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
petugas
yang
mengoperkan
dan
mengklarifikasi
tujuan
memperoleh
data
awal
dan
sudah
terjalin
terapy yang sudah diberikan dan therapy apa saja yang akan
12
dilakukan
pada
saat
operan
dilakukan
sehingga
tidak
kembali
kepada
petugas
yang
mengoperkannya.
dapat
terhindarkan
6. Orentasi
Setiap pasien yang masuk rawat inap diharuskan mengenal
kondisi ruangan , petugas yang bertanggung jawab pada saat jaga.
staf yang bertugas di anjurkan mengorentasikan pasien atau
keluarga pasien dengan menjelaskan tempat-tempat pasien yang
mesti diketahui dalam rangka kebutuhan dasar pasien selama
dirawat, seperti; toilet, tempat cuci tangan, bel bila terjadi
kedaruratan, dan alat yang terpasang pada pasien kegunaan dan
hal yang harus dihindari, dst
B. Asesmen Pasien Ulang
Setelah pasien tenang di tempat tidur maka petugas melakukan
asesmen ulang dengan tujuan memahami pelayanan apa yang dicari
oleh pasien, memilih pelayanan yang terbaik bagi pasien, menetapkan
diagnose awal, memahami respon pasien terhadap pengobatan
sebelumnya. Adapun persiapan dari petugas terdiri dari:
1. Alat pemeriksaan fisik; stetoskop, penlight, replek hammer, tensi
meter, pengukur suhu tubuh, dan peralatan khusus bila pasien
dinyatakan berindikasi diagnosis tertentu misal kekurangan cairan
13
terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan
kasus pasien tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan viste apoteker
14
maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
D. Perencanaan
Dalam melakukan perencanaan lakukan dengan pola: spesifik,
mesureable, actual, realita dan time ( SMART)
1. Medis
a. perencanaan pemberian therapi lakukan dengan mengacu pada
PPK
b. Setiap perencanaan asuhan dokumentasikan dalam clinical
pathway
c. Catat pula
dalam
dalam
rekam
medis
yaitu
catatan
asuhan
dan
10
penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan
dengan melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada
rekam medis
15
4. Farmasi/Apoteker
a. Perencanaan apoteker didokumntasikan pada rekam medis
catatan perkembangan yang terintergrasi
b. Acuan perencanaan mengacu pada pemberian therapy/obat
yang diajukan dokter dan hasil visite
E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat
inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada
tenaga perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam
tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan
bimbingan kepada tenaga perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan
pemasangan
kedaruratan cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang
khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
16
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
3) Membantu mobilisi fisik ke toilet
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu Potong kuku
5) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri
lainnya
2) Mengkaji tingkat rank nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
17
lakukan
edukasi
asuhan
perawatan
18
3. Pasien Meninggal
a. Bila pasien meninggal lakukan asuhan jenazah di ruangan
perawatan (lihat panduan asuhan pasien terminal)
1) Buka semua peralatan yang menempel di pasien
2) Buka baju pasien
3) Ikat tangan pasien tangan kanan memegang tangan kiri
4) Tutup hidung dan telingan dengan kapas
5) Tutup dengan laken
6) Tunggu 2 jam
7) Informasikan kebagian ambulan dan jenazah
b. Pasien dirujuk
Pasien dirujuk bila atas indikasi tidak dapat dilakukan di
rumah sakit dikarenakan sarana tidak lengkap, permintaan
sendiri dari pasien adapun persiapan yang harus dilakukan
1) Lakukan komunikasi dengan tempat yang akan menerima
rujukan (lihat panduan Komunikasi dan informasi )
2) Bila sudah tersedia ruangan maka hubungi ambulan dan
minta formulir kondisi ambulan saat ini
3) Setelah siap ambulan kondisikan tim yang akan merujuk
sesuai dengan kondisi pasien (lihat pada panduan transfer
pasien)
H. Alur Sirkulasi Pasien Di Instalasi Rawat Inap
19
Instalasi Bedah
Instalasi
Rawat
Inap
Instalasi Pemulasaraan
JenazahIntensif
Instalasi Perawatan
BAB V
LOGISTIK
mendata
kebutuhan
barang
(BHP,
alat
20
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
1)
8) Gunting Verband
9) Korentang dan tempatnya
Bak Instrumen besar
Bak Instrumen sedang
Bak Instrumen kecil
Bengkok
Pispot Standar infus
Urinal
Masker O2
Kanule O2
Set angkat jahitan
Reflek hammer
Termometer
Set ganti balutan
Eskap
WWZ
Metline
b. Ruang Rawat Inap Bedah
1) Tensimeter
2) Stetoscop
3) Timbangan berat badan/tinggi badan
4) Sterilisator
5) Tabung Oksigen + Flow meter
6) Slym Zuiger
7) Gunting Verband
8) Korentang dan tempatnya
9) Bak Instrumen besar
Bak Instrumen sedang
Bak Instrumen kecil
Bengkok
Pispot
Standar infus
Urinal
Masker O2
Kanule O2
Set angkat jahitan
Reflek hammer
Termometer
Set ganti balutan
Eskap
WWZ
c. Ruang Rawat Inap Nifas
Tensimeter
21
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
Stetoscop
Timbangan berat badan/tinggi badan
Sterilisator
Tabung Oksigen + Flow meter
Slym Zuiger
Gunting Verband
Korentang dan tempatnya
Bak Instrumen besar
Bak Instrumen sedang
Bak Instrumen kecil
Bengkok
Pispot Standar infus
Urinal
Masker O2
Kanule O2
Set angkat jahitan
Reflek hammer
Termometer
Set ganti balutan
Tromol
22) Doppler
23) Metline
d. Ruang Rawat Inap Anak
1) Nebulizer
2) Suction pump
3) Neonatal bag mask
4) Pediatric bag mask
5) Humidifier manometer O2
6) Timbangan bayi
7) Pulse oksimetri
8) Oksigen konektor
9) Tempat tidur tindakan
10) Trolley obat
11) Tensimeter anak
12) Stetoskope pediatrics
13) Stetoskope dewasa
14) Tongue spatel
15) Korentang + tempat
16) Bak instrumen besar
17) Bak instrumen kecil
18) Baki stainless
19) Gunting benang
22
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
Gunting verband
Pinset anatomis
Pinset cirurgis
Kom betadin besar
Kom besar
Termometer digital
Termometer manual
Manometer O2
Timbangan berdiri
Lampu penghangat
Tromol besar
Tromol kecil
Eskap
e. Ruang Rawat Inap Perinatologi
1) Inkubator
2) Baby scale manual
3) Baby scale electric
4) Neonatal transport incubator
5) Radian warmer
6) Infusion pump
7) Syringe pump
8) Suction
9) Standar infuse
Laringoskop milier
Bag mask neonatus
Manometer
Termometer digital
Phototerapi
Bed side monitor neonate
Humidifier
EKG neonate
Pulse oximetri
Lampu sorot
Kom betadin kecil
Tromol besar
Tromol kecil
Neerbeken
Klem
Pinset
Gunting tali pusat
Bak stainless kecil
Bak stainless sedang
Bak stainless besar
23
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
CPAP
Kit partus/resusitasi
Stetoskop bayi
Stetoskop dewasa
Lemari obat kaca
Meja perasat/tindakan
Tutup Fototerapi
f. Ruang Rawat Inap ICU
1) Ventilator
2) Bedside Monitor
3) Syringe pump
4) Infuse pump
5) Stetoskop
6) Ambubag Anak
7) Nierbeken
8) EKG
9) Gunting balutan
Gunting kertas
Korentang
Oxymeter portable
Termometer digital
Manometer 02 dinding
Bak injeksi
Kom tertutup
Suction portable
Standar infus
Suction pump
Regulator oksigen
Bag valve mask ventilation (Ambubag) bayi
Laringoskop anak
ETT 2.5
ETT 3
ETT 3.5
Stetoskop Bayi
Termometer digital
Timbangan bayi
Oksigen sentral
2. Alat Tenun
a. Selimut pasien
b. Selimut pasien anak
c. Sprey anak
d. Sprey dewasa
e. Sarung bantal
24
f. Sarung guling
g. Baju pasien
h. Sarung buli-buli panas
i. Popok bayi
j. Baju bayi
k. Barak short
l. Sarung O2
m. Penutup sprey
n. Gordin
o. Vitrage
3. Peralatan Rumah Tangga
a. Kursi roda
b. Lemari obat emergency
c. Senter
d. Meja pasien
e. Over bed table
f. Waskom mandi
g. Roda untuk Waskom mandi
h. Lampu sorot
i. Lampu senter/lampu emergency
j. Nampan
k. Tempat sampah besar
l. Jam dinding
B. Barang Habis Pakai
1. Obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP)
a. Tiap ruangan dalam Instalasi Rawat Inap memiliki persediaan
obat dan bahan habis pakai yang berasal dari bagian farmasi
untuk keadaan kegawat daruratan sesuai dengan standar
therapy
b. Pemakaian obat pasien dilakukan dengan cara meresepkan
obat sesuai kebutuhan dan disimpan dalam loker obat pasien
selama pasien dirawat di ruangan rawat inap.
2. Alat kebersihan
Regulasi sesuai dengan kebutuhan di ruangan
3. Cetakan
Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan
4. Alat tulis kantor
Regulasi sesuai dengan kebutuhan ruangan
25
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
kepada
petugas
yang
penting
mengoperkan
dan
terdapat
tanda
tangan
26
keluarga
pasien
sebagai
27
28
terjadi pada waktu yang akan datang ( lihat pada standar asuhan
kasus pasien tersebut)
6. Untuk tenaga gizi dapat dilihat pada asuhan gizi dan
7. Tenaga farmasi dapat dilihat pada panduan visite apoteker
8. Setelah data terkumpul, baik data hasil pemeriksaan bersifat
subyektif
maupun
obyektif
maka
lakukan
analisa
sehingga
dalam
dalam
rekam
medis
yaitu
catatan
asuhan
dan
10
penyakit terbanyak
b. Bila tidak tersedia dalam 10 penyakit terbanyak lakukan
dengan melihat respon pasien
c. Perencanaan asuhan didokumentasikan pada
rekam medis
29
E. Implementasi
1. Medis
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga medis di ruangan rawat
inap adalah tindakan yang tidak dapat di limpahkan kepada
tenaga perawat atau bidan, karena belum memiliki sertifikat dalam
tindakan tersebut atau implementasi yang sifatnya memberikan
bimbingan kepada tenaga perawat.
Jenis tindakan yang harus dilakukan oleh dokter;
a. Tindakan insisi vena untuk penanganan
pemasangan
kedaruratan cairan
b. Pemasangan infuse lewat tulang rawan
c. Memberikan inform consent terkait tindakan operasi
d. Konsul kepada sub spesilis atau konsulen dalam bidang
khusus
2. Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh tenaga perawat dan bidan
adalah tindakan yang bersifat kolaborasi/pelimpahan wewenang
maupun asuhan mandiri
Jenis tindakan yang kolaboratif dalam bidang:
a. Oksigenisasi
1) Pemasangan kanul oksigen
2) Pemasangan masker oksigen
3) Tindakan saction
b. Cairan dan elektrolit
30
1) Pemasangan infuse
2) Pemasangan tranfusi darah
c. Nutrisi
1) Pemasangan NGT
2) Suntik IM.IV,Subkutan
d. Eliminasi
1) Pemasangan Kateter
2) Huknah
Tindakan mandiri dalam keperawatan
a. Oksigenisasi
1) Membersihkan jalan napas dengan menggunakan lidi woten
2) Membantu batuk efektif
b. Cairan dan elektrolit
1) Mengobservasi intake dan output
2) Membantu member minum
c. Nutrisi
1) Membantu memberikan makan lewat mulu
2) Membantu meberikan makanan cair lewat NGT
d. Eliminasi
1) Membantu BAK di tempat tidur
2) Membantu BAB ditempat Tidur
3) Membantu mobilisi fisik ke toilet
e. Personal Hygine
1) Membantu memandikan di tempat tidur
2) Menseka
3) Membantu cuci rambut
4) Membantu Potong kuku
5) Membantu Oral higine
f. Perawatan luka (lihat pada panduan perawatan luka)
g. Pemberian edukasi (lihat panduan edukasi)
h. Gangguan rasa nyaman:nyeri
1) Mengalihkan nyeri melalui destraksi dan manipulasi nyeri
lainnya
2) Mengkaji tingkat range nyeri
3. Gizi
Implementasi yang harus dilakukan oleh tenaga Gizi adalah
a. Memberikan nutrisi
b. Mengobservasi makanan yang habis dan tidak habis
c. Memberikan konsultasi diit
31
4. Farmasi
Implemntasi tindakan asuhan klinik farmasi adalah
a. Memberikan obat yang sudah perdosis/shif
b. Memberikan konsultasi penggunaan obat
c. Memberikan saran kepada dokter terkait obat yang di resepkan
F. Evaluasi
1. Medis
a. Dilakukan sesuai rencana waktu therapy akhir terapi atau
evaluasi yang sifat formatif (setelah tindakan)
b. Evaluasi dicatat kedalam catatan perkembangan pasien dan
terutama pada kolom Planing dicatata apakah therapy di stop
atau dilanjutkan
2. Keperawatan
a. Dilakukan sesuai rencana target waktu asuhan atau evaluasi
yang sifat formatif (setelah tindakan/setelah shif)
b. Evaluasi yang dilakukan diakhir dinas pada catatan E
evaluasi
3. Gizi
a. Dilakukan setelah pemberian nutrisi diperkirakan sudah 30
menit keatas
b. Catat hasil evaluasi dalam catatan perkembangan pada kolom
O (obyektif)
4. Farmasi
a. Dilakukan setelah dilakukan implementasi berupa respon
setelah pemberian obat atau edukasi
b. Catat dalam catatan perkembangan yang terintergrasi pada
kolom O (obyektif)
G. Pasien Pulang
1. Resume Pasien Pulang
a. Pasien pulang diperoleh setelah hasil evaluasi dokter tindakan
therapy diberhentikan dan perbolehkan pulang
b. Lakukan resemu pasien sebagai bahan untuk control dan
keperluan riwayat penyakit dalam pertimbangan therapy yang
akan datang
2. Rencana tindak lanjut
RSUD KABUPATEN CIAMIS
32
Rencana
tindak
lanjut
lakukan
edukasi
asuhan
perawatan
33
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
34
yang
kecelakaan
ketika
melakukan
pekerjaan
2. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya
paparan dari zat kimia yang membahayakan
3. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja
4.
5.
6.
7.
8.
9.
35
terpeleset
Ruangan
gudang
linen
didesain
dengan
air dan
persiapan
makanan
36
infeksi nosokomial
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat objektif
dan berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada
sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai
standar klinis yang bermutu.
Penegmbangan mutu Instalasi Rawat Inap meliputi :
A. Pengembangan Mutu Standar Prosedur Operasional
Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional seluruh staf rawat
inap dengan mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi Standar
Prosedur Operasional yang telah ada dan menambahkan Standar
Prosedur Operasional yang belum ada/belum lengkap serta merevisi
Standar Prosedur Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan
dilingkungan kerja
37
terhadap
laporan
bulanan,
pencegahan
infeksi
dan
38
alat
kesehatan
sesuai
petunjuk
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap ini disusun dengan tujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan kebidanan di
Instalasi Rawat Inap. Dengan adanya pedoman ini diharapkan dapat
tersusun standar pelayanan keperawatan di ruang rawat inap, standar
asuhan keperawatan di ruang rawat inap dan tersusunnya prosedur atau
protap kerja di ruang rawat inap.
Perawat dan bidan dalam hal ini sangat memegang peranan penting
dan strategis untuk menentukan keberhasilan pelayanan yang diberikan
kepada pasien di ruang rawat inap. Untuk itu pedoman ini diharapkan
dapat menjadi acuan bagi perawat dan bidan di ruang rawat inap dalam
memberikan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan.
39