MDGs 2000-2015
50 persen
Target
dan
separuh:
sasarannya
mengurangi
terlalu
minimal. Banyak negara telah terlebih
Mengakhiri kemiskinan
100 persen pendudu kmemiliki akta
dahulu mencapainya
kelahiran
Memerlukan fokus, untuk merangkul
kemiskinan.
SDGs 2015-2030
100 persen
Target
yang
SDGs
memandang
semua
negara
dan
mempunyai
Sementara
3
berkembang
pekerjaan
itu
negara
harus
bekerja
sama
untuk
17
tujuan
yang
berupaya
Kesetaraan gender
Tata pemerintahan
Perubahan
konsumsidanproduksi
Perubahansistemperpajakan
pembiayaan pembangunan
Diakuinyamasalahketimpangan
Diakuinyamasalahperkotaan
II.
Target SDGs yang Berkaitan dengan Kesehatan Wanita
halnya
dengan
soal
pajak
dan
model
Goal KeTarget
2 (Nol
- Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk malnutrisi, termasuk mencapai target
Kelaparan
internasional 2025 untuk penurunan stunting dan wasting pada balita dan
mengatasi kebutuhan gizi remaja perempuan, wanita hamil dan menyusui, serta
lansia.
3 (Kesehatan - Pada 2030, mengurangi angka kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000
yang Baik)
kelahiran hidup. Saat ini angka kematian ibu berdasar data SDKI 2012 adalah
359/100.000 KH
- Pada 2030, menjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan
reproduksi , termasuk keluarga berencana (KB), informasi dan edukasi, serta
pun
- Menghilangkan segala bentuk kekerasan terhadap seluruh wanita dan perempuan
pada ruang publik maupun pribadi, termasuk perdagangan manusia, seks, dan
jenis eksploitasi lainnya
- Menghilangkan segala bentuk praktik berbahaya, seperti pernikahan anak-anak,
usia dini, dan terpaksa serta sunat perempuan
- Mengakui dan memberi nilai pada pelayanan tak berbayar dan pekerja rumah
tangga dengan penyediaan kebijakan-kebijakan layanan umum, infrastruktur dan
jaminan sosial, serta promosi pembagian tanggung jawab dalam rumah tangga
dan keluarga sesuai dengan kondisi nasional
- Memastikan partisipasi penuh dan efektif serta peluang yang sama untuk
kepemimpinan pada seluruh tingkat pengambilan keputusan dalam kehidupan
politik, ekonomi, dan masyarakat
- Menjamin akses semesta kepada kesehatan seksual dan reproduksi serta hak-hak
reproduksi. Proporsi negara yang memiliki hukum dan perundang-undangan
yang menjamin akses seluruh wanita dan remaja kepada pelayanan dan KIE
kesehatan reproduksi.
- Melakukan reformasi untuk memberikan kesetaraan hak sumber daya ekonomi
kepada wanita, sebagaimana pula akses kepada kepemilikan dan kendali atas
tanah dan properti lainnya, layanan keuangan, harta warisan, dan sumber daya
alam, sesuai hukum nasional
- Meningkatkan penggunaan teknologi yang mendukung, khususnya teknologi
informasi dan komunikasi, untuk mendorong pemberdayaan perempuan
- Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang logis serta legislasi yang dapat
ditegakkan untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan seluruh
SDGs
Target 2030
< 70 per 100.000 kelahiran
hidup
hidup
Kira-kira 31 persen ibu nifas mendapatkan pelayanan pascanatal tepat waktu. Ini
berarti pelayanan dalam waktu 6 sampai 48 jam setelah melahirkan, seperti yang
ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Pelayanan pasca persalinan yang baik sangat
penting, karena sebagian besar kematian ibu dan bayi baru lahir terjadi pada dua hari
pertama dan pelayanan pasca persalinan diperlukan untuk menangani komplikasi setelah
persalinan. Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur dan Papua menunjukkan kinerja
terburuk dalam hal ini, cakupan pelayanan pasca persalinan tepat waktu hanya 18 persen di
Kepulauan Riau. Sekitar 26 persen dari semua ibu nifas pernah mendapatkan pelayanan
pascapersalinan.Cakupan pelayanan pascapersalinan tepat waktu yang relatif rendah
kemungkinan besar disebabkan oleh kurangnya prioritas di antara perempuan untuk
pelayanan ini, bukan oleh kesulitan akses atau ketersediaan.
3.6 Grafik Pelayanan ibu hamil k4 dan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan (pn) di indonesia tahun 2005 2014
3.11 Grafik Usia Ideal Menikah Pertama Untuk Wanita Menurut Remaja 15-19
tahun
perempuan menikah pertama kali pada umur kurang dari 15 tahun dan 23,9%
menikah pada umur 15-19 tahun. Akibatnya angka kehamilan perempuan pada umur
kurang dari 15 tahun adalah 2,68% dan 1,97% pada umur 15-19 tahun (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). Organ reproduksi remaja dengan umur kurang dari 20 tahun masih
belum siap untuk menerima kehamilan sehingga dapat menimbulkan komplikasi seperti
bayi yang dilahirkan mengalami cacat fisik, kelahiran prematur, preeklamsia, eklamsia,
perdarahan bahkan kematian pada ibu dan bayi (Rohan & Siyoto, 2013). Kehamilan pada
usia kurang dari 15 tahun yaitu 0,03% dan 2,71% pada umur 15-19 tahun terutama terjadi
di pedesaan. Hal ini biasanya disebabkan oleh faktor rendahnya pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi yang berujung pada kehamilan diluar penikahan atau kehamilan yang
tidak diinginkan (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
3.13 Keluarga Berencana (Grafik TFR)
Menurut World Population Data Sheet 2013, Indoesia merupakan negara ke-5 di dunia
dengan penduduk terbanyak yaitu 249 juta. Di antara negara ASEAN Indnesia menempati
10
anga 2.6 dalam Total Fertality Rate (TFR) yang masig berada diatas rata-rata negara
ASEAN.
3.14 Grafik Contraceptive Rate (CPR) dan Total Fertility Rate (TFR)
Data SDKI menunjukan tren prevalensi penggunaan kontasepsi sejak tahun 1991-2012
yang cenderung meningkat. Sedangkan, cakupan TFR (Total fertality rate) menurun. Ini
menandakan pelayanan KB sejalan dengan menurunnya angka fertilitas.
3.15 Sasaran Strategis KB
Sumber : BKKBN,2015
IV. Program yang Sudah Dilakukan Pemerintah Terkait Kesehatan Wanita
11
12
2. Rumah Tunggu Kelahiran Untuk daerah dengan akses sulit. Rumah Tunggu
Kelahiran tersebut dapat berupa rumah tunggu khusus yang dikembangkan melalui
pemberdayaan masyarakat maupun di rumah sanak saudara yang letak rumahnya.
Akan tetapi ke 2 program ini belum belum ada evaluasi ketercapaian sehingga
belum dapat dihubungkan/dikaitkandengan persalinan yang menjadi kematian ibu .
manfaat
Jampersal,
program
asuransi
kesehatan
13
1. Buruknya
kualitas
pelayanan
kesehatan
antenatal,
persalinan
dan
14
VI. Harapan dan Solusi dari Perspektif Bidan Terkait Kesehatan Wanita
1. Hambatan Persentase persalinan di fasilitas kesehatan
Harapan : Keluarga masyarakat dan tokoh masyarakat dapat mendukung ibu hamil
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan dan persalinan di fasilitas kesehatan.
Solusi : Melakukan penyuluhan kepada warga tentang pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan persalinan di tenaga kesehatan serta melakukan HE tidak hanya pada
ibu hamil namun juga pada suami atau keluarga yang mendampingi saat pemeriksaan
kehamilan. Kader juga diharapkan dapat ikut berperan dalam mendata atau mencatat
ibu hamil yang ada di wilayah itu serta membantu bidan untuk membangkitkan
semangat keluarga dalam mendukung ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
15
layanan
kesehatan
secara
memadai
sistematis
sesuai
dengan
Daftar Pustaka
Dr. John Coonrod, dalam Kern Beare, www.feelgood.org. Diakses Jan, 2015.
Hoelman. M. K., B. T. P. Parhusip, S. Eko, S. Bahagijo, H. Santono. 2015.
Panduan SDGs Untuk Pemerintah Daerah (Kota dan Kabupaten) dan Pemangku
Kepentingan Daerah. Jakarta: Infid
Kemenkes
RI,
2016.
Data
MDGs
dan
SDGs.
Unicef,
2012.
Ringkasan
Kajian
Kesehatan
Ibu
dan
Anak.
18
Dalam