Anda di halaman 1dari 17

1

Upaya Peningkatan Pemahaman Materi IPS


Melalui Penggunaan Media Audio Visual
Suroto
Guru SMPN 44 Sijunjung
Abstract
The problem found in teaching and learning social studies (IPS) at
SMPN 44 Sijunjung was students low understanding. It was caused of low
motivation with speech method or conventional model of learning. Speech
method closer by verbalism. As we knew verbalism was illness in the class.
The focus of the study was to analyze the extent to which the student could
improve their understanding by using audio-visual media and factor of
improving it. The finding of the study showed that implementing discussion
method and discovery learning by using audio-visual media could improve
the students understanding.
Kata kunci : Pemahaman materi, Media audio visual
A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini semakin
mendorong perubahan dan pembaharuan dalam pemanfaatan teknologi di
dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar. Meskipun
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi
dan komunikasi memiliki dampak negatif seperti pornografi dan pengaruh
paham radikalisme akan tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa ilmu
pengetahuan dan teknologi telah menciptakan inovasi yang mengesankan
dalam dunia pendidikan. Kemajuan ini juga menggeser model pembelajaran
klasikal dan konvensional ke arah model pembelajaran modern. Melalui
teknologi, berbagai hal nyata dapat disajikan di dalam kelas dalam bentuk
image (gambar), suara, rekaman video dan bentuk lainnya.

Pada era pendidikan modern ini guru dituntut untuk dapat


melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan
atau yang lebih dikenal dengan metode PAIKEM sebagaimana dalam
kurikulum

KTSP

2006.

Dalam

kurikulum

2013

selain

aktif

dan

menyenangkan proses pembelajaran juga ditekankan pada pendekatan


ilmiah (scientific approach). Metode yang digunakan dalam kurikulum 2013
meliputi tiga komponen utama yaitu: 1) project based learning, 2) problem
based learning, dan 3) discovery based leraning.
Pengalaman yang dialami oleh guru IPS di SMP N 44 Sijunjung,
ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan cara yang jarang
digunakan seperti menggunakan media power point, ternyata sekitar 75%
siswa menunjukkan minat untuk menyimak materi yang diberikan oleh guru.
Pengalaman inilah yang menjadi dasar untuk mencari jawaban mengapa
siswa cenderung tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model konvensional seperti ceramah yang diselingi tanya
jawab.
B. Masalah
Berdasarkan hasil tanya jawab dengan beberapa siswa, ternyata
sebagian besar waktu dihabiskan untuk bermain seperti game playstation,
atau permainan/ game di handphone dan kadang kala game online di
warnet. Hal ini menunjukkan bahwa siswa cenderung menyukai hal yang
bersifat baru dan yang menarik dari segi tampilan warna, suara, dan
gambar. Dengan demikian belajar melalui ceramah merupakan hal yang
membosankan dan menjenuhkan bagi siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis berupaya memberikan
motivasi, mencari strategi dan menciptakan media audio-visual rancangan
sendiri dengan menambahkan kuis di dalamnya. Dalam hal ini, media audiovisual merupakan jembatan agar siswa meningkat baik partisipasi maupun
pemahaman materinya. Tujuan pembelajaran tetap menjadi prioritas utama
yang hendak dicapai. Oleh sebab itu akan dibahas hal-hal sebagai berikut :
3

(1) Apa konsep pemahaman materi dan media audio visual ? (2) Apakah
media audio visual dapat meningkatkan pemahaman materi dalam
pembelajaran IPS ? Kedua permasalahan tersebut akan diuraikan berikut
ini.
C. Pembahasan Konsep
1. Konsep Media Audio-Visual
Sebelum dibahas tentang konsep media audio visual alangkah
baiknya diuraikan terlebih dahulu secara singkat konsep media. Kata media
berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah,
perantara atau pengantar. Association of Education and Communication
Technology (AECT) memberi batasan tentang konsep media. Media
diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. (Arsyad, 2004 : 3)
Sementara itu secara harfiah audio dapat diartikan sebagai bunyi
atau suara, sedangkan visual dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat
dilihat, diamati atau sesuatu yang memiliki bentuk sehingga dapat dilihat.
Dengan demikian media audio-visual merupakan sebuah media yang
menggabungkan antara media yang dapat didengar (audio) dengan media
yang dapat dilihat (visual).
Menurut Arsyad (2004 : 30), pembelajaran melalui audio-visual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada
pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
Di dalam media audio-visual, tampilan gambar dan slide dapat
bergerak secara mekanis yang diiringi dengan suara latar yang sesuai
dengan materi pembelajaran. Selain itu dalam media ini dapat pula
ditambahkan suara narasi yang menjelaskan tentang materi pembelajaran
tersebut.

Media audio-visual sedikit berbeda dengan media video karena


dalam tampilan meda audio-visual gambar tidak bergerak sebagaimana
aslinya tetapi hanya gambar atau foto yang dapat ditampilkan secara
bergantian. Sedangkan dalam media video gambar dapat bergerak
sebagaimana aslinya. Kedua media tersebut dalam penyerapan materi
membutuhkan indera ganda yaitu pandangan dan pendengaran.
Belajar dengan menggunakan indera ganda yaitu pandangan dan
pendengaran akan memberikan keuntungan bagi siswa. Menurut Dale,
pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui
indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%. (Arsyad,
2004 : 10)
Dalam artikel ini, penulis mencoba menggunakan media audio-visual
dalam

menyampaikan

setiap

materi pembelajaran dengan harapan

pemahaman siswa dapat meningkat nantinya dalam setiap proses belajar


mengajar. Media audio-visual pembelajaran yang penulis gunakan adalah
media

audio-visual

rancangan

sendiri

yang

dalam

penyusunannya

menggunakan berbagai sumber baik berupa gambar atau materi dalam


buku yang diedit sedemikian rupa sehingga sesuai dengan materi
pembelajaran. Selain itu juga ditambahkan suara narasi yang menjelaskan
tentang isi ide/gagasan materi pelajaran. Dalam memproduksi media ini,
penulis menggunakan aplikasi Camtasia yang memang sangat sesuai dalam
pembuatan media karena selain mudah mengoperasikannya juga dapat
membuat kuis sekaligus di dalam aplikasi tersebut.
Dalam pemanfaatan media audio-visual dalam proses belajar
mengajar menggunakan alat bantu untuk menampilkan di papan tulis. Alat
bantu yang dimaksud adalah laptop dan digital projector serta speaker aktif
yang dapat menghasilkan suara lebih baik sehingga seluruh siswa di dalam
kelas dapat mendengarkan dan mengamati tayangan audio-visual secara
jelas.

2. Konsep Pemahaman Materi


Kata pemahaman berasal dari kata dasar paham yang berarti
mengerti. Dengan demikian secara harfiah pemahaman berarti keadaan
paham atau mengerti tentang sesuatu. Pemahaman materi berarti keadaan
mengerti akan materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Menurut Winkel dan Mukhtar dalam Sudaryono pemahaman adalah
kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan
atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk
lainnya. (http://digilib.uinsby.ac.id/872/5/Bab%202.pdf)
Sementara itu dalam taksonomi Bloom pemahaman didefinisikan
sebagai kemampuan untuk memahami materi/bahan. Proses pemahaman
terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi/bahan ke
materi/bahan lain. Seseorang yang mampu memahami sesuatu antara lain
dapat menjelaskan narasi (pernyataan kosa kata) ke dalam angka, dapat
menafsirkan sesuatu melalui pernyataan dengan kalimat sendiri atau
dengan rangkuman. Hasil belajar dari pemahaman lebih maju dari ingatan
sederhana, hafalan, atau pengetahuan tingkat rendah. (Yulaelawati, 2007 :
72)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah
kemampuan seseorang atau siswa dalam memahami materi atau bahan
pembelajaran melalui kegiatan menjelaskan secara verbal, menafsirkan, dan
merangkum dalam bentuk tertentu ke bentuk lainnya.
Dalam tulisan ini sebagai alat ukur tingkat pemahaman digunakan
instrumen yaitu hasil kerja kelompok. Nilai hasil kerja kelompok dimasukkan
ke dalam tabel data dan dicari persentase, terakhir data dipindahkan dalam
bentuk grafik balok sehingga tergambar tingkat pemahaman setiap
kelompok.

D. Solusi Permasalahan Pembelajaran IPS


Model pembelajaran konvensional cenderung membuat siswa pasif.
Hal ini disebabkan guru lebih dominan dalam penyampaian materi yaitu
dengan metode ceramah (verbalisme). Dalam model pembelajaran modern
metode ceramah tidak memungkinkan lagi untuk diterapkan. Verbalisme
dalam kelas hanya akan membebani siswa untuk mengingat kata-kata tanpa
melihat suatu hal atau konsep secara langsung maupun divisualkan dalam
sebuah gambar (image).
Dengan adanya rancangan media ataupun sumber belajar berupa
audio visual paling tidak siswa akan memperoleh gambaran yang terwakili
dari sebuah benda atau konsep yang sebenarnya di dalam kelas. Dengan
demikian mengaudiovisualkan materi (konten) pembelajaran IPS di dalam
kelas sangatlah penting dalam upaya meningkatkan pemahaman materi IPS
bagi siswa.
Dalam pembuatan media audio-visual ini penulis menggunakan
aplikasi Camtasia Studio 8. Sebelum memulai menggunakan aplikasi ini
terlebih dahulu disiapkan bahan dan sumber rujukan. Bahan yang dimaksud
berupa gambar dan video.
Gambar-gambar bersumber dari internet dan buku sekolah elektronik.
Sebelum dipindahkan ke aplikasi Camtasia, gambar terlebih dahulu
disimpan dalam aplikasi Power Point agar gambar dapat disimpan dalam
bentuk Picture. Setelah disimpan dalam bentuk picture maka gambar dapat

di-import ke dalam aplikasi Camtasia dan dapat memulai membuat media


audio-visual. Gambar-gambar yang dimaksud seperti : gambar fauna, hutan,
peta, tokoh, keadaan alam dan lain sebagainya.
Bahan berikutnya adalah berupa video. Bahan dan sumber video
diperoleh dari internet juga khususnya dari situs youtube. Untuk bahan video
setelah disalin (copy) dalam laptop dapat langsung diimport ke dalam
aplikasi Camtasia. Untuk durasi video dapat diedit sesuai kebutuhan dengan
menggunakan menu cut. Bahan video yang penulis gunakan adalah :
cuplikan film Dibalik 98, kegiatan penambangan batu bara, kegiatan
pengolahan sawah, kegiatan jasa pengiriman barang, dan lain sebagainya.
1. Proses Pembuatan Media Audio-Visual Pembelajaran
Menyiapkan

media

berupa

media

audio-visual

pembelajaran

rancangan sendiri yang disesuaikan dengan materi pada setiap pertemuan.


Berikut

dijelaskan

langkah-langkah

pembuatan

media

audio-visual

pembelajaran dengan mengunakan aplikasi Camtasia. Dalam merancang


media audio-visual diperlukan beberapa bahan seperti buku sumber,
gambar dan video. Buku sumber materi ajar adalah buku Galeri
Pengetahuan Sosial Terpadu Untuk SMP/MTs Kelas VIII karangan Sri
Sudarmi dan Waluyo terbitan Pusat Perbukuan Depdiknas tahun 2008 di
Jakarta. Buku sumber berikutnya adalah buku Seri IPS (Geografi)
Kehidupan di Muka Bumi karangan Akhmad Zamroni terbitan PT. Widya
Duta Grafika tahun 2007 di Surakarta. Dan sumber yang ketiga adalah buku
IPS Terpadu untuk SMP Kelas VIII karangan Tim Abdi Guru terbitan
Erlangga tahun 2007 di Jakarta. Kegiatan berikutnya adalah pengumpulan
gambar. Setelah semua bahan penyusunan media terkumpul maka kegiatan
berikutnya adalah mulai membuat media audio-visual dengan aplikasi

Camtasia. Untuk lebih jelasnya berikut akan diuraikan langkah-langkah


pembuatan salah satu media audio-visual dengan aplikasi Camtasia.
1. Aktifkan aplikasi Camtasi dengan mengklik dua kali.
2. Pilih tampilan judul animasi di menu library, kemudian klik dan seret
letakkan di track. (lihat gambar 1)
Gambar 1. Memilih Tampilan Judul Animasi

3. Ketik judul media yang kita inginkan (lihat gambar 2)


Gambar 2. Membuat Judul Media Audio-Visual

4. Tambahkan suara latar/musik yang diinginkan dari


menu library (lihat gambar 3)

Gambar 3. Memilih Suara Latar/Musik

5. Tuliskan uraian materi yang akan dijelaskan dalam


media (lihat gambar 4)
Gambar 4. Membuat Uraian Materi dalam Media

6. Untuk mendukung isi materi dalam media, tambahkan


gambar ilustrasi yang sesuai seperti gambar-gambar
hutan yang ada di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengimpor media dengan cara mengklik
menu import media di bagian kiri atas. (lihat gambar 5, 6
dan 7)

10

Gambar 5. Mengimpor Gambar (Media)

Gambar 6. Mengimpor Gambar (Media)

11

Gambar 7. Mengimpor Gambar (Media)

7. Supaya tampilan lebih menarik, tambahkan efek transisi


pada tampilan dengan mengklik dan memilih efek
transisi yang diinginkan. (lihat gambar 8)
Gambar 8. Menambahkan Efek Transisi dalam
Media

8. Untuk memasukkan kuis di dalam aplikasi yaitu dengan


cara mengklik menu more dan klik pilihan quizzing.
Kemudian pada tampilan, klik tombol add quiz. (lihat
gambar 9)

12

Gambar 9.

Menambahkan

Kuis

dalam

Media.

9. Setelah itu ketik soal yang akan dijadikan kuis dan kunci
jawaban sekaligus. Kita juga dapat memilih bentuk
soalnya seperti pilihan ganda, mengisi titik-titik, jawaban
pendek dan betul salah. (lihat gambar 10)
Gambar 10. Mengetik Soal dan Kunci Jawaban
Kuis.

10. Akhir dari pembuatan media audio-visual dengan


aplikasi Camtasia ini adalah proses pembuatan media
audio-visual (rendering video). Langkah ini dapat
dilakukan dengan mengklik menu produce and share.

13

Dalam langkah ini membutuhkan waktu beberapa


menit tergantung durasi dari audio-visual tersebut.
(lihat gambar 11)
Gambar 11. Memproduksi Video/Audio-Visual (Rendering
Video)

2. Analisis Hasil Pembelajaran


Secara

teori

penggunaan

media

audio

visual

dapat

meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang dibahas dalam


bagian konsep media audio visual. Media audio visual untuk
pembelajaran telah berkembang dengan pesat seiring dengan
perkembangan

teknologi

informasi

dan

komunikasi

(TIK).

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah


menghasilkan berbagai media audio visual yang menarik untuk
pembelajaran.
Untuk memproduksi media audio visual telah dikenal berbagai
aplikasi diantaranya adalah : windows movie maker, macro media
flash, camtasia studio dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis
menggunakan aplikasi camtasia studio untuk memproduksi media
audio visual. Setelah media audio visual diproduksi maka media
siap digunakan untuk pembelajaran.

14

Media ini telah penulis gunakan secara berulang-ulang dalam


pembelajaran sehingga terbukti dapat meningkatkan pemahaman
materi. Secara keseluruhan penulis telah menghasilkan belasan
media

ini.

Berikut

akan

diuraikan

secara

singkat

hasil

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual.


Data untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman materi
dalam setiap pertemuan diperoleh melalui hasil kerja kelompok.
Analisa dari hasil kerja kelompok diperoleh kesimpulan bahwa
pemahaman materi oleh siswa dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan media audio visual cenderung tinggi yaitu 94
persen.
Grafik 3. Peningkatan Pemahaman Materi dari Hasil Kerja
Kelompok.

Rata-rata Pemahaman Materi Tiap


Kelompok
84.5
84
83.5

Rata-rata Pemahaman
Materi Tiap Kelompok

83
82.5
Klp. 1

Berdasarkan

Klp. 2

analisa

data

Klp. 3

yang

Klp. 4

diuraikan

kesimpulan secara keseluruhan bahwasannya

di

atas

diperoleh

pemberian media audio-

visual rancangan guru sendiri dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat


meningkatkan pemahaman materi pada siswa.

15

E. Kesimpulan dan Harapan


Selain

mudah

membuat

dan

mengoperasikannya,

secara

keseluruhan, pembelajaran dengan menggunakan media audio-visual


rancangan guru sendiri telah berhasil meningkatkan pemahaman materi
pada siswa. Tayangan yang ditampilkan dalam media audio-visual dapat
digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan dan memudahkan dalam
memahami materi pelajaran. Selain itu tayangan tersebut dapat juga
berguna sebagai sumber belajar sebab dalam setiap tayangan audio-visual
juga memuat uraian materi.
Berdasarkan hasil pembelajaran, penulis berharap agar media audiovisual ini dapat digunakan dalam pembelajaran IPS, karena media ini dapat
meningkatkan pemahaman materi. Di samping itu guru juga harus kreatif
dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam setiap
kegiatan pembelajaran di kelas, agar tercipta pembelajaran yang menarik,
menyenangkan, dan berkualitas.

16

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2010. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya :


Penerbit Insan Cendekia
Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Dahar, Ratna Wilis. 2006. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung :
Penerbit Erlangga.
Nasution, S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Penerbit Bumi
Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung : Penerbit
Remadja Karya CV.
Sulhan, Najib. 2010. Pembangunan Karakter pada Anak, Manajemen
Pembelajaran Guru Menuju Sekolah Efektif. Surabaya : Penerbit
Surabaya Intelektual Club.
Suparlan. 2005. Menjadi Guru Efektif. Yogyakarta : Hikayat Publishing.
Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Pakar Raya.

Internet :
http://digilib.uinsby.ac.id/872/5/Bab%202.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai