Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
suatu
menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain
bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan
mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat laba bersih suatu
perusahaan.
Tabel I.1
Data Modal Kerja, Aktiva Tetap, Dan Laba Bersih
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Aktiva Lancar
1.566.650.457.397
1.815.113.154.150
2.133.046.448.310
2.262.226.208.594
194.739.685.737
Hutang Lancar
1.086.530.490.073
1.272.356.532.418
1.526.638.697.706
1.565.759.623.956
1.465.759.630.487
Aktiva Tetap
175.324.813.060
203.374.980.705
223.049.922.385
209.771.871.672
194.739.685.737
Modal Kerja
480,119,967,324
542,756,621,732
606,407,750,604
696,466,584,638
(1,271,019,944,750)
Laba Bersih
108.657.718.639
108.495.128.708
117.671.693.208
133.863.947.441
165.209.011.078
Dari tabel I.I dapat dilihat bahwa terjadi penurunan nilai laba bersih pada
beberapa tahun hal ini akan berdampak, dimana dengan kondisi ini perusahaan
akan mengalami kekurangan dalam pembayaran bunga, dividen, dan pajak
pemerintah, sementara menurut teori Hery (2012:187) menyatakan ukuran laba
bersih menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan profit
untuk membayar bunga kreditur, deviden, dan pajak pemerintah.
Dari data diatas terjadi penurunan nilai modal kerja sementara teori Agus
Sartono (2001:261) Modal kerja adalah penggunaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang
lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan laba
perusahaan.
Demikian juga halnya pada beberapa tahun terjadi penurunan nilai aktiva
tetap sementara menurut teori Munawir (2004:53) Investasi aktiva tetap yang
dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan,
dimana penyusutan karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam
menentukan dan menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Modal kerja mengalami penurunan di beberapa tahun.
2. Aktiva tetap mengalami penurunan di beberapa tahun.
3. Laba bersih yang mengalami penurunan pada beberapa tahun
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana modal kerja dapat meningkatkan laba bersih ?
2. Bagaimana aktiva tetap dapat meningkatkan laba bersih ?
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Uraian Teoritis
1. Laba
1.1. Pengertian Laba
Sedangkan
menurut
Henry
Simamora
(2002:
45)
Laba
adalah
3. Laba Bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba rugi dimana untuk
mencarinya laba operasi bertambah Penjualan lain-lain dikurangi oleh beban
lain-lain.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi
penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan,
pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan
kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang
menanamkan modalnya pada perusahaan.
2. Laba bersih
2.1. Pengertian Laba bersih
Laba merupakan selisih antara Penjualan dengan beban, sehingga laba
dapat mengukur masukan (dalam bentuk beban yang diukur dengan biaya) dan
keluaran (dalam bentuk Penjualan yang diperoleh). Hal ini seperti pernyataan
10
bahwa Laba yang dicapai merupakan pengukur penting efisien dan efektivitas
organisasi (R.A Supriyono, 2000:330).
Pencapaian laba bersih adalah tercapainya target laba bersih yang
maksimal dengan menunjukkan adanya Penjualan yang lebih tinggi daripada
harga pokok Penjualan (Iyan Rohaeni 2004:15).
Laba bersih merupakan hasil dari Penjualan bersih dikurangi dengan harga
pokok Penjualan, hal ini sejalan dengan kutipan dari Soemarso (2001.234) Laba
bersih (gross profit) adalah Penjualan bersih dikurangi harga pokok Penjualan.
Menurut Ahmad Belkaoli (2003: 244) Laba bersih atas Penjualan,
merupakan selisih dari Penjualan bersih dan harga pokok Penjualan . Laba ini
dinamakan laba bersih hasil Penjualan bersih sebelum dikurangi dengan beban
operasi lainnya untuk periode tertentu.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya atau
masukan atau input akan menunjukkan ukuran pencapaian laba bersih apabila
setelah jumlah Penjualan diketahui sebagai salah satu faktor yang menentukan
nilai laba bersih suatu perusahaan.
11
12
13
3. Modal Kerja
3.1 Pengertian Modal Kerja
Perusahaan yang bergerak di bidang apapun baik itu perusahaan jasa
maupun perusahaan produksi selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai
kegiatan usahanya,dengan harapan dana yang telah dikeluarkan dapat kembali
masuk kedalam perusahaan dalam jangka yang relatif pendek. pengertian modal
dalam perusahaan belum terdapat suatu kesatuan pendapat diantara ahli ekonomi.
untuk melihat pengertian modal itu,maka penulis mengemukakan oebdapat dari
beberapa ahli ekonomi yang memberikan defenisi modal kerja.
Kasmir (2011, hal, 250) Menyebutkan bahwa : Modal kerja adalah
modal yang digunakan untuk meelakukan kegiatan operasi perusahaan atau dapat
pula diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan
aktiva lancar lainnya.
James C.Van Horne (2005, hal, 308) Menyebutkan bahwa : Modal kerja
adalah Aktiva lancar yang dikurangi kewajiban jangka pendek.
Jumingan (2005, hal, 66) menyebutkan bahwa : modal kerja adalah
kelebihan aktiva lancar terhadap utang jangka pendek.
Agnes Sawir (2005, hal, 129) menyebutkan bahwa : Modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan,atau dapat pula dimaksudkan
sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari.
Secara tradisional,modal kerja (Working Capital) didefenisikan sebagai
investasi perusahaan dalam aktiva lancar (Current asset). Aktiva lancar itu sendiri
14
perusahaan
dalam
waktu
yang
pendek
melalui
penjualan
produksinya.Uang yang masuk berasal dari penjualan produk tersebut akan segera
dikeluarkan lagi untuk membiayai operasiselanjutnya. Dengan demikian maka
dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan
masih berjalan.
Menurut Kasmir (2011, hal, 250) pengertian modal kerja secara
mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi tiga macam,yaitu :
1. Konsep kuantitatif
Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh
aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana mencukupi
kebutuhan dana atau membiayai operasi perusahaan jangka pendek.
2. Konsep Kualitatif
Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitik beratkan kepada
kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva
lancar dengan kewajiban lancar, konsep ini disebut modal kerja bersih
atau (net working capital).
3. Konsep Fungsional
Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang
dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba
perusahaan.
15
16
17
bervariasi tergantung pada volume pembelian dan harga beli perunit dari
barang yang dijual.
3. Syarat pembelian dan penjualan : syarat kredit pembelian hutang dagang
atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja.
Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya
bila pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka
kebutuhan uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi
lebih besar.
Disamping itu modal kerja juga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan
barang. Semakin lunak kredit yang diberikan kepada pelanggan, maka
akan semakin besar kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan dalam
piutang. Untuk mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi resiko
kerugian karena adanya kebutuhan piutang yang tidak terbayar, biasanya
perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai (cash discount).
4. Tingkat
perputaran
persediaan
tingkat
perputaran
persediaan
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli dan
dijual kembali. Semakin tinggi tingkat perputaran tersebut, maka jumlah
modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang harus diinvestasikan dalam
persediaan) semakin rendah untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang
tinggi maka harus diadakan perencanaan dan pengawasan persediaan
secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran
akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan karena
penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu
18
memperbesar
tingkat
persediaan.
Peningkatan
jumlah
19
musim
perusahaan
yang
dipengaruhi
oleh
musim
20
21
22
23
ini
akan
mengakibatkan
No
1
Nama
Judul
Tabel II.1
Penelitian Terdahulu
Variabel Hasil
Sumber
Penelitian
Modal Kerja Skripsi USU
(2010)
bersih
Kerja
Bersih Kerja
dapat
24
Dalam
bersih.
meningkatkan
Meningkatkan
Laba
Laba bersih
Laba
Bersih Bersih
Pada
Perusahaan
Pertambangan
Yang Terdaftar
2
Ratih
Di BEI
Analisis Modal Modal
Modal
(2010)
Kerja
bersih
Dalam Kerja
Meningkatkan
Laba
Bersih Laba
Pada
3
Bersih,
meningkatkan
Vol.V.
laba bersih
171
No.
PT. Bersih
Ramlan
Indocement
Analisis Modal Modal
Modal
Kerja
Jurnal
(2009)
Kerja
Bersih
dapat
Universitas
Bersih Kerja
Dalam
Menghasilkan
Laba
Laba
Bersih Bersih
laba
Gorontalo
yang maksimal
Pada
Perusahaan
Makanan
Dan
Minuman Yang
Terdaftar
4
Citra
Di
BEI
Analisis Modal Modal
Modal
kerja
Jurnal
25
(2014)
Kerja
Bersih Kerja
bersih
Dalam
Menghasilkan
laba bersih
belum
Vol 2 No.2
menghasilkan
Subekti
Laba Bersih
Analisis Modal Modal
laba bersih
Modal Kerja
(2006)
Kerja
Bersih,
Bersih Kerja
EMBA
Dalam
Memprediksi
laba bersih
Laba
Jurnal
UNPAN
Vol. 7
Nomor 15
Susanti
Laba
Analisis Modal Modal
Modal
kerja
Skripsi
(2007)
Kerja
bersih
dapat
Sunan
Dalam Kerja
Meningkatkan
Bersih,
meningkatkan
laba
Industri
yang dihasilkan
Bersih
Gunung Jati
bersih
Telekomunikasi
7
Wisnu
Indonesia
Analisis Modal Modal
Adanya
Skripsi
(2008)
Kerja
kenaikan
Gunadharm
Dalam kerja
Meningkatkan
Laba
Bersih,
Bersih Laba
Bersih
modal
kerja
sementara laba
bersih
mengalami
penurunan
B. Kerangka Berfikir
26
menghasilkan laba yang telah terjadi pada periode tertentu, kemudian laporan
keuangan tersebut dianalisis
perusahaan.
Bila perusahaan dapat menekan biaya operasi, maka perusahaan akan
dapat meningkatkan laba, demikian juga sebaliknya, bila terjadi pemborosan biaya
akan mengakibatkan menurunnya laba.
Dengan modal kerja yang ada, perusahaan diharapkan mampu
menjalankan aktivitas perusahaan seperti membiayai operasi dan juga memenuhi
kewajiban perusahaannya. Dengan kata lain sebagian modal kerja harus
disediakan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dan kemudian
digunakan untuk membiayai operasi perusahaan dalam hal memperoleh laba.
Aktiva tetap merupakan investasi yang dilakukan perusahaan dalam
jangka panjang (lebih dari satu tahun) yang bertujuan tidak untuk dijual kembali
melainkan untuk digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap
menuntut pemanfaatan maksimum selama umur ekonomisnya, oleh karena itu
perlu dibentuk suatu fungsi yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur
penggunaan, pemindahan, pemberian otorisasi dan penghentian aktiva tetap. Jika
masing-masing fungsi memiliki wewenang untuk menggunakan, memindahkan,
dan menghentikan pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva tetap tidak akan
27
optimum, karena aktiva tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak dapat
dimanfaatkan oleh fungsi lain.
Munawir (2004:53) Investasi aktiva tetap yang dapat disusutkan sering
kali merupakan bagian signifikan aktiva perusahaan, dimana penyusutan
karenanya dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan
menyajikan posisi keuangan dan hasil/laba usaha perusahaan. Dengan kata lain
bahwa penyediaan aktiva tetap yang mengalami penyusutan (depresiasi) akan
mempengaruhi perusahaan dalam menentukan tingkat laba bersih suatu
perusahaan
Adapun kerangka berpikir dapat peneliti gambarkan sebagai berikut :
Laporan Keuangan
Laba Bersih
Modal Kerja
Aktiva Tetap
Gambar II.1
Kerangka Berpikir
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan
penelitian
deskriptif.Pendekatan
yang
deskriptif
peneliti
merupakan
gunakan
adalah
penelitian
pendekatan
yang
hanya
29
2. Aktiva Tetap
Hutangyang
Lancar
Harta kekayaan
berwujud, yang bersifat relatif permanen,
digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dibeli dengan
tujuan tidak untuk dijual kembali
3. Laba bersih
Kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk suatu periode
tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam bentuk
laporan laba rugi.
Laba bersih = Pendapatan Beban
Jadwal kegiatan
Tabel III.1
Waktu Penelitian
Bulan Pelaksanaan 2015-2016
30
Desember
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1.Pengajuan judul
2.Pembuatan Proposal
3. Bimbingan
Proposal
4. Seminar Proposal
5. Pengumpulan Data
6. Bimbingan Skripsi
7. Sidang Meja Hijau
D. Jenis Dan Sumber Data
Jenis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis data kuantitatif. Data
kuantitatif, berupa angka-angka penjelasan atau pernyataan tentang laporan
keuangan PT. Tiga Raksa Medan dari tahun 2010-2014.
Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian
ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari
perusahaan berupa data tertulis, seperti laporan keuangan dan laporan lainnya
yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, dan Alan J. Marcus. 2008. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan. Jilid 2. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi pertama, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta
Amstrong, Gary & Philip, Kotler. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jilid
1, Alih Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta:
Penerbit Prenhalindo.
Hatta. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi
Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI Volume 6 No. 2, Desember 2002
Ratnawati. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Internal. JAAI
Volume 6 No. 2, Desember 2002
Devi.
Mempengaruhi
Pertumbuhan
Internal.