Oleh :
1. Mega Tri Asih
13030204031
2. Isti Annisa Turrobiah 13030204074
DAFTAR ISI
Daftar Isi..............................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
...................................................................................................................................
1
B.
Rumusan
masalah
...................................................................................................................................
2
C.
Tujuan
...................................................................................................................................
3
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Profil
Home
Industri
...................................................................................................................................
4
B.
Limbah
Aktivitas
Peternakan
...................................................................................................................................
6
D.
Integrasi
Sistem
Manusia
dan
Sistem
Alam
...................................................................................................................................
9
C.
Meminimalisasi
Energi
dan
Material
...................................................................................................................................
10
D. Meminimalisasi Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Kerusakan Lingkungan
...................................................................................................................................
12
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Simpulan
...................................................................................................................................
16
B.
Saran
...................................................................................................................................
16
LAMPIRAN........................................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
bahan setengah jadi, dan barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi
untuk penggunanya. (UU No.5 1984). Kegiatan industri memanfaatkan bahan atau
material yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan manusia. Industri menyediakan
berbagai hasil olahan, meliputi barang dan jasa. Industri menurut jumlah tenaga
kerjanya dibedakan menjadi 4 yaitu, industry rumahtangga, industry kecil, industri
sedang maupun industry besar. (godam, 2015). Kegiatan home industry memiliki
makna rumah usaha produk barang dan jasa. Dalam UU NO.9 TAHUN 1995
menyebutkan bahwa usaha kecil adalah usaha dengan kekayaan bersih paling banyak
adalah Rp. 200 Juta/tahun.
Pengembangan usaha peternakan sapi perah sebagai salah satu komponen
subsektor peternakan sangat prospektif mengingat (i) pasardomestik yang terus
meningkat, (ii) ketersediaan sumberdaya pakan dan teknologi, serta (iii) harga susu
dunia yang semakin meningkat. Kebijakan pemerintah yang memposisikan sapi perah
sebagai komoditas andalan untuk mensuplai susu domestik, telah memberikan
kontribusi cukup menggembirakan bagi pembangunan subsektor peternakan nasional.
Dukungan pemerintah yang sudah berlangsung intensif selama kurun waktu dua
puluh tahun (sejak tahun 1979) dengan menerapkan sejumlah kebijakan yang saling
terkait dan sambung menyambung pada keseluruhan sektor usaha sapi perah
domestik, mampu menjadi mediator yang cukup efektif dalam membangun iklim
yang kondusif bagi berkembangnya industri persusuan nasional. Sejumlah kebijakan
secara masif dan terarah telah diterapkan meliputi aspek budidaya sapi perah,
distribusi, pengolahan dan pemasaran.susu segar di dalam negeri. (Yanto, dkk. 2000).
Masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh peningkatan industry peternakan
sapi perah adalah limbah cair yang langsung dibuang ke badan air tanpa adanya
pengolahan terlebih dahulu. Limbah peternakan sapi perah merupakan sumber bahan
saat
ini
masih
mementingkan
produktivitas
ternak
dan
belum
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Dapat mengetahui sistem integrasi Manusia dan Sistem alam pada usaha
home industri Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo.
2. Dapat mengetahui cara meminimalisasi penggunaan energi dan mineral pada
usaha home industri Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo.
BAB II
ISI
A. Profil Home Industri
Peternakan Sapi perah mahira didirikan pada tahun 2013. Peternakan
tersebut terletak di Desa Tawangsari Timur Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
Pemilik peternakan bernama ibu Windy Astuti yang berusia berusia 36 Tahun dan
suaminya yang bernama Bapak Hadi. Didalam Peternakan tersebut mempunyai 14
sapi perah, 3 sapi anakan dan 3 sapi pejantan. Semua sapi berasal dari jenis limosin.
Kandang sapi berukuran 5 x 7 meter dengan lantai Landai. Kandang terbuat
dari besi (tiang) dan atap berupa kayu triplex. Dalam keseharian sapi tersebut diperi
pakan berupa ampas tahu, singkong, dedak dan rumput. Sapi diperah 3 kali dalam
sehari sebelum diperah sapi dimandikan terlebih dahulu. Dalam peternakan tersebut
terdapat dua orang pegawai yang bertugas membersihkan kandang dan memberi
pakan.
1. Desain kandang
Kandang sapi berlokasi di belakang rumah pemilik peternakan
dengan jarak dari rumah sekitar 3 meter, kandang berukuran 5 x 7 meter.
Pada ujung kandang berbatasan langsung dengan sungai tawangsari.
Kandang didesain dengan membujur ke arah selatan dengan posisi miring
Penempatan sapi berjajar hanya satu baris dengan tempat pakan didepan
sapi, tempat pakan dan air berukuran lebar sehingga memudahkan sapi
dalam mengonsumsi makanan yang disediakan (gambar 1).
3 meter dari besi, tiang dibau tinggi agar ventilasi udara cukup dan atap
terbuat dari kayu. Dinding peternakan terbuat dari tembok.
Bahan
kering
89,4
90,1
88,4
95,6
91,8
91
90
89,9
88,7
92,4
90,1
91,1
90,22
91,81
89,23
dengan
mengakibatkan
upaya
pengolahan
berbagai
pencemaran
limbah
maka
lingkungan
usaha
peternakan
meliputi
akan
pencemaran
air,
2. Air
(berbau,berasa, berwarna)
2. Keadaan air sungai menjadi kotor
bekas
memandikan
ternak
3. Sisa makanan ternak
dan keruh
3. Aliran sungai
tidak
pendangkalan sungai
lancer,
b. Pencemaran udara
Aktivitas peternakan menghasilkan limbah kotoran sapi secara tidak langsung
menyebabkan bau yang tidak sedap. Lokasi kandang ternak sapi perah berada di
belakang rumah dan berada satu lokasi bersebelahan dengan pemukiman warga.
Sehingga pencemaran udara tidak luput akibat dampak aktivitas peternakan. Bau
kotoran sapi menjadi hal yang biasa pada aktivitas peternakan. Hal ini sangat
berpengaruh dan mengganggu aktivitas manusia karena lokasi kandang bersebelahan
langsung dengan pemukiman.
c. Pencemaran suara
Aktivitas peternakan di tengah pemukiman yang padat penduduk tentunya
sangat berpengaruh sensitive terhadap aktivitas manusia. Salah satu hal yang paling
sederhana yaitu suara hewan ternak dan berbagai aktivitas hewan ternak yang
dilakukan dapat secara langsung berpengaruh terhadap manusia yang berada di
sekitar kandang ternak.
jenis ternak rumaninansia yang penting dalam memasok kebutuhan susu. Fungsi
protein hewani sangat menentukan dalam mencerdaskan manusia karena kandungan
asam aminonya tidak dapat tergantikan (irreversible) oleh bahan makanan lainnya.
Salah satu sumber protein hewani tersebut didapat dari susu sapi.
Sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas sangatlah penting,
dalam pengolahan dan pemanfaatan hasil susu sapi perah. Produk yang dihasilkan
peternakan sapi perah mahira adalah susu sapi muri, selain itu peternakan ini juga
mengolah susu sapi tersebut menjadi beberapa produk yang bermanfaat. Produkproduk trsebut adalah :
sapi perah dapat menghasilkan produk hasil pangan yang kreatif. Produk yang
dihasilkan berdasarkan dari susu sapi. Susu sapi diperoleh dari mengembangbiakan
sendiri dan merawat sapi perah hingga diperoleh susu yang berkualitas tinggi.
Peternak memerlukan susu sapi yang berkualitas tinggi sehingga pemeliharaan juga
dilakukan dengan baik. Keterkaitan sistem alam ditinjau dari ketersediaan pakan
ternak yang berkualitas yang tersedia pada sistem alam Indonesia yang memiliki
kekayaan alam yang baik. Sehingga sistem alam memiliki keterkaitan dengan sistem
manusia dalam pensuplai produksi pangan.
ampas tahu juga bertujuan mengurangi materi berupa penggunaan rumput dan
singkong.
Energi lain yang digunakan untuk membuat produk seperti yoghurt dan kefir
juga memanfaatkan energi yang efisien berupa bakteri. Proses fermentasi juga
dilakukan secara konvensional.
Peminimalisiran energi yang lain juga dilakukan pada penggunaan air sumur
untuk membersihkan kandang sapi. Air yang digunakan tidak menggunakan air
PDAM melainkan air sumur dengan efisien harga lebih rendah.
a. Ampas tahu,
Dalam
pakan
sapi,
tahu
karbohidrat.
mengandung
Peternak
perusahaan tahu
10
c. Rumput
Rumput
merupakan
pendamping
makanan
ampas
tahu.
utama
Rumput
karena
glukosa
didalamnya.
Singkong
yang
diberikan
terlebih
yang baik. Selama ini pemilik belum memanfaatkan limbah sapi perah secara
optimal. Limbah sapi perah memiliki potensi yang baik apabila dimanfaatkan secara
bijak. Selama ini pemilik usaha ternak sapi perah langsung membuang limbah
kotoran sapi ke aliran sungai yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas air
dan menimbulkan pencemaran air di aliran sungai tersebut.
Limbah peternakan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan. Limbah
ternak masih mengandung nutrisi atau zat padat yang potensial untuk dimanfaatkan.
Limbah ternak kaya akan nutrient (zat makanan) seperti protein, lemak, bahan ekstrak
tanpa nitrogen (BETN), vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain
(unidentified subtances). Limbah ternak dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan
ternak, pupuk organik, energi dan media pelbagai tujuan (Sihombing, 2002).
Langkah yang dapat digunakan untuk usaha meminimalisasi limbah kotoran
ternak yaitu dengan pengolahan limbah yang tepat. Beberapa pemanfaatan limbah
kotoran ternak dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Untuk Pakan dan Media Cacing Tanah
Sebagai pakan ternak, limbah ternak kaya akan nutrien seperti protein,
lemak BETN, vitamin, mineral, mikroba dan zat lainnya. Ternak membutuhkan
sekitar 46 zat makanan esensial agar dapat hidup sehat. Limbah feses
mengandung 77 zat atau senyawa, namun didalamnya terdapat senyawa toksik
untuk ternak. Untuk itu pemanfaatan limbah ternak sebagai makanan ternak
memerlukan pengolahan lebih lanjut. Tinja ruminansia juga telah banyak diteliti
sebagai bahan pakan termasuk penelitian limbah ternak yang difermentasi
secara anaerob.
Penggunaan feses sapi untuk media hidup cacing tanah, telah diteliti
menghasilkan biomassa tertinggi dibandingkan campuran feces yang ditambah
bahan organik lain, seperti feses 50% + jerami padi 50%, feses 50% + limbah
organik pasar 50%, maupun feses 50% + isi rumen 50% (Farida, 2000).
2. Pemanfaatan Sebagai Pupuk Organik
Pemanfaatan limbah usaha peternakan terutama kotoran ternak sebagai
pupuk organik dapat dilakukan melalui pemanfaatan kotoran tersebut sebagai
pupuk
organik.
Penggunaan
pupuk
kandang
(manure)
selain
dapat
13
hidrolisis akan menjadi bahan makanan bagi bakteri pembentuk asam. Produk
akhir dari gula-gula sederhana pada tahap ini akan dihasilkan asam asetat,
propionat, format, laktat, alkohol, dan sedikit butirat, gas karbondioksida,
hidrogen dan amoniak.
Di perdesaan, biogas dapat digunakan untuk keperluan penerangan dan
memasak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada minyak tanah
ataupun listrik dan kayu bakar. Bahkan jika dimodifikasi dengan peralatan yang
memadai, biogas juga dapat untuk menggerakkan mesin.
4. Pemanfaatan Lainnya
Selain dimanfaatkan untuk pupuk, bahan pakan, atau b, biogas ternak juga
dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar dengan mengubahnya menjadi briket
dan kemudian dijemur/dikeringkan. Briket ini telah dipraktekkan di India dan
dapat mengurangi kebutuhan akan kayu bakar. Pemanfaatan lain adalah
penggunaan urin dari ternak untuk campuran dalam pembuatan pupuk cair
maupun penggunaan lainnya.
F.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Sistem integrasi Manusia dan Sistem alam pada usaha home industri
Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo yaitu dengan memelihara ternak dengan
baik untuk menghasilkan susu sapi yang berkualitas tingi dan produk yang
dihasilkan juga bernilai tinggi.
2. Cara meminimalisasi penggunaan energi dan mineral pada usaha home
industri Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo adalah dengan meminimalkan
penggunaan pakan ternak dengan memanfaatkan bahan yang tidak
digunakan seperti ampas tahu, singkong, rumput (gulma), dan dedak.
3. Cara meminimalisasi dampak aktivitas manusia terhadap kerusakan
lingkungan pada home industri Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo adalah
dengan mengolah limbah berupa kotoran ternak dengan menjadi Pakan,
Media Cacing Tanah, pupuk organik, biogas dan briket.
B. Saran
Pengolahan limbah kotoran sapi seharusnya diterapkan di industri
Peternakan Sapi Mahira, Sidoarjo dengan mengolah limbah berupa kotoran ternak
dengan menjadi Pakan, Media Cacing Tanah, pupuk organic, biogas dan briket.
15
Lampiran
Kandang sapi
Sapi
16
Kefir mahira
17
Susu kambing
19