Anda di halaman 1dari 3

TOR

seminar IPB

TERM OF REFERENCE SEMINAR


OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ENERGI
UNTUK KETAHANAN NASIONAL
Bogor, 13 Desember 2016
1. Pendahuluan
Indonesia sangat beruntung dikarunia cukup banyak jenis sumberdaya energi yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dalam jangka panjang. Cadangan
minyak bumi masih sekitar 3,5 miliar barel dan akan cukup digunakan dalam waktu sekitar 12
tahun kedepan. Sementara cadangan terbukti gasbumi sekitar 150 triliun kaki kubik (tscf) cukup
digunakan hingga sekitar 60 tahun kedepan. Cadangan terbukti batubara pada tahun 2013 tercatat
sebesar 28 miliar ton dan dapat digunakan hingga 70 tahun kedepan. Tentu saja angka-angka
diatas dengan asumsi tidak dilakukan pencarian sumberdaya energi yang baru. Perkembangan
teknologi juga akan mampu meningkatkan jenis dan jumlah energi fosil Indonesia khususnya
dengan mulai berkembangnya gas metana batubara (CBM), shale gas dan oil sands. Penelitian
awal menunjukkan potensi CBM yang cukup besar atau sekitar 450 tscf dan shale gas yang juga
mencapai sekitar 574 tscf (KESDM, 2014). Sejauh ini pemanfaatan energi fosil non
konvensional ini belum berjalan dengan baik dan memerlukan terobosan dari sisi regulasi dan
penyelesaian berbagai persoalan lintas sektor.
Namun Indonesia tidak boleh lagi terus bergantung pada energi fosil khususnya minyak
bumi. Indonesia harus segera merubah arah pembangunan energi menuju ke optimalisasi
pemanfaatan energi terbarukan yang saat ini hanya sekitar 6% dalam bauran energi nasional.
Penggunaan energi terbarukan pada umumnya bersifat setempat dengan berbagai variasi skala
untuk pengembangan kapasitasnya sehingga sangat tepat untuk menjadi backbone pemenuhan
kebutuhan energi di berbagai wilayah di Indonesia di masa depan. Seacara teoritis Indonesia
memiliki potensi sumber energi terbarukan yang tergolong cukup besar khususnya panasbumi,
tenaga air dan energi laut disampiang potensi lainnya seperti energi matahari, energi angin dan
energi biomasa termasuk sampah, biodiesel dan hutan tanaman energi. Dengan ineventarisasi
potensi yang akurat serta pengelolaan dan keberpihakan pada sumber energi terbarukan maka
jenis energi ini dapat memenuhi target bauran energi terbarukan pada tahun 2025 maupun 2050
sebagaimana diamanatkan dalam Kebijakan Energi Nasional.
Dalam Kebijakan Energi Nasional 2014-2050, Dewan Energi Nasional telah menetapkan
target yang sangat positif dalam pemanfaatan energi terbarukan yaitu sebesar 23% pada tahun
2025 atau sekitar 90 juta toe dari seluruh kebutuhan energi yang diproyeksikan sebesar 400 juta
toe pada tahun 2025. Banyak yang berpandangan bahwa target ini terlalu ambisius dengan
berbagai argumentasi yang cenderung pesimis terhadap pencapaian target tersebut.
Pengembangan energi terbarukan memang masih menghadapi berbagai kendala saat ini dari
persoalan kebijakan yang tumpang tindih antar kementerian maupun antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, harga listrik yang menurut pengembang masih murah sehingga tidak
kondusif sementara menurut PLN sudah mahal (bila dibandingkan dengan pembangkitan listrik
dari batubara). Khusus untuk pengembangan energi terbarukan berbasis pertanian, terdapat
kekuatiran akan terjadi kompetisi bahan baku pangan dengan energi. Pengembangan energi
terbarukan sudah pasti membutuhkan dana yang sangat besar dengan potensi nilai tambah dan
penyerapan tenaga kerja yang juga besar. Dalam konteks ini Indonesia tidak boleh hanya
menjadi pasar dari produk energi terbarukan dari negara maju atau negara berkembang yang
sudah lebih dahulu mengembangkan energi terbarukan. Oleh sebab itu, peran perguruan tinggi
1

TOR seminar IPB

dan lembaga riset dalam negeri sangat penting untuk turut mendukung pengembangan energi
terbarukan maupun teknologi konservasi energi serta bidang-bidang pengembangan bidang
keenergian lainnya.
Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai kondisi energi kita saat ini dan
upaya-upaya dalam mengamankan pasokan energi kedepan, Program Studi Pengelolaan SDA
dan Lingkungan (PSL) IPB bekerjasama dengan Pusat Kajian Sumber Daya Alam, Energi dan
Lingkungan (Center for Natural Resources, Energy and Environmental Studies, CNEE) akan
menyelenggarakan seminar dengan topik optimalisasi pengelolaan sumberdaya energi untuk
ketahanan nasional.
2.

Pembicara
Seminar ini akan menggunakan sistem panel dengan 6 orang pembicara, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Dr. Sonny Keraf, Mantan Menteri LH, anggota Dewan Energi Nasional
Ir. Satya Wira Yudha, MSc., anggota Komisi VII DPR-RI
Drs. Sutijastoto, MA, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian ESDM
Dr. Herman Darnel Ibrahim, Ketua Dewan Pakar, Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia
5. Ir. Taslim Z. Yunus, Kadiv Humas SKK Migas
6. Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, MSc., Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, IPB
3. Susunan Acara
08.00 08.30
08.30 08.40
08.40 08.50
08.50 09.00
09.00 09.15
09.15 13.30
09.15 09.35
09.35 09.55
09.55 10.15
10.15 10.35
10.35 10.55
10.55 11.15
11.15 11.35
11.35 13.00
13.00 14.00

Registrasi dan pembagian seminar kit


Acara Pembukaan
Sambutan Ketua Panitia Pelaksana
Sambutan Rektor IPB
Rehat kopi
Panel Diskusi
Moderator: Dr. Arief Yunan, M.Si
Kebijakan Energi Nasional dan Penguatan Sinergi Lintas Sektor,
Oleh Dr. Sonny Keraf
Reformasi Tata Kelola Energi
Oleh Ir. Satya Wira Yudha, MSc.
Rencana Strategis Sektor Energi dan Mitigasi Perubahan Iklim
Oleh Drs. Sutijastoto, MA
Prospek dan Tantangan Pengembangan Energi Terbarukan
Oleh; Dr. Herman Darnel Ibrahim
Peningkatan Nilai Tambah Sektor Migas
Oleh Ir. Taslim Z. Yunus
Peran Perguruan Tinggi Dalam Riset Energi Terbarukan
Oleh Prof. Dr. Ir. Erliza Hambali, M.Si
Diskusi
Penutupan dan Ishoma

TOR seminar IPB

4. Peserta Seminar
1. Dosen IPB
2. Mahasiswa IPB
3. Kepala Dinas ESDM Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota
4. Bappeda Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota
5. BUMN (Pertamina, PLN wilayah) dan BUMD
6. Universitas swasta di Bogor, Jakarta dan Bandung
7. Pelaku Usaha energi, kehutanan dan industri
8. LSM
Total peserta sekitar 200 orang
5.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan Acara

Acara seminar akan dilaksanakan 13 Desember 2016, bertempat di Auditorium Andi Hakim
Nasoetion, Rektorat IPB, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat.

Anda mungkin juga menyukai