BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu hal yang menjadi perhatian terkait peningkatan daya saing
and Cases, dalam Logistix partners Oy, Helsinki, FI, 1996, (New Delhi:PHI Learning, 2009)
hlm.2.Cases, dalam Logistix partners Oy, Helsinki, FI, 1996, (New Delhi:PHI Learning, 2009) hlm.2.
2
Firman MU Tamboen et al, Cetak Biru Penataan dan Pengembangan Logistik Indonesia
Dalam beberapa sudut pandang teori manajemen, istilah supply chain juga sering
dikaitkan dengan istilah demand chain dan value chain. Dengan demikian supply
chain bersifat koordinasi dan integrasi dari rangkaian kegiatan suplai mulai dari
pemasok pertama untuk mensuplai kebutuhan pelanggan paling akhir yang dapat
difasilitasi oleh service providers (penyedia jasa).3
Menurut Council of Supply Chain Management Professional (CSCMP) yang
berkedudukan di Amerika Serikat:4
Logistics Management is that part of Supply Chain Management that
plans, implements, and controls the efficient, effective forward and
reverse flow and storage of goods, services and related information
between the point of origin and the point of consumption in order to
meet customers' requirements, atau,
Manajemen Logistik adalah bagian dari Manajemen Rantai Suplai
yang merencanakan, menerapkan dan mengendalikan tingkat efisiensi
dan efektifitas dari arus dan penyimpanan barang, jasa dan informasi
yang terkait, dari hulu-ke-hilir dan sebaliknya, mulai dari titik asal
barang tersebut hingga titik tempat digunakan atau dikonsumsinya
barang tersebut, untuk dapat memenuhi persyaratan dan permintaan
dari pelanggan.
Menurut Christopher:5
The supply chain is the network of organizations that are involved,
through upstream and downstream linkages, in the different processes
and activities that produce value in the form of products and services
in the hands of ultimate consumer. Thus for example a shirt
manufacturer is a part of a supply chain that extends upstream
through the weavers of fabrics to the manufacturer of fibers and
downstream through distributors and retailers to the final consumer.
Each of these organizations in the chain are dependent upon each
other by definition and yet paradoxically by tradition do not closely
co-operate with each other.
Ibid., hlm.7.
Ibid.
5
Martin Christopher, Logistics and supply chain management: strategies for reducing cost
and improving service (England: Pearson Education Limited, 1998) hlm.15.
4
Menurut Richard, peran dari Supply Chain adalah untuk mengantarkan produk
yang benar, dalam jumlah yang benar, kepada pelanggan yang benar, di tempat tujuan
yang benar, pada waktu yang benar, pada kondisi dan harga yang benar.6
Sebagaimana diungkapkan oleh Bohling, globalisasi dan hilangnya batasbatas perdagangan internasional telah mendorong pada pentingnya manajemen supply
chain hampir pada semua lini bisnis. Untuk menjaga tingkat persaingan penting bagi
semua pihak yang terlibat dalam supply chain untuk berkolaborasi . Dua keadaan ini
bersama dengan inisiatif efisiensi, konsentrasi pada kompetensi inti perusahaan serta
alih daya fungsi-fungsi tertentu dapat meningkatkan daya saing dan kualitas
pelayanan perusahaan. Namun demikian terdapat kesenjangan antara performa yang
dikehendaki dengan kemampuan mandiri perusahaan. Oleh karena itu, dasar
pemikiran untuk mengalihdayakan beberapa bidang pekerjaan semakin meningkat.
Hal ini mendorong perkembangan perusahaan-perusahaan pengelola logistik pihak
ketiga atau third party logistics (3PL).7
Selain pertimbangan-pertimbangan diatas, perusahaan sekarang lebih terfokus
pada kegiatan intinya daripada sekedar memikirkan hal-hal lain yang mungkin tidak
6
minimizing costs in the modern warehouse (United Kingdom: Kogan Page Limited, 2011) hlm.7.
7
Janina Bohling, Outsourcing and Third Party Logistics (GRIN Verlag, 2013) hlm.1.
memberikan nilai tambah bagi perusahaan yang dimaksud. Keadaan seperti itu tentu
akan memberikan suatu keunggulan tersendiri bagi perusahaan karena perusahaan
dapat meningkatkan nilai tambah produk atau jasa sebagai hasil yang akan dinikmati
oleh konsumen akhir. Pemberian nilai tambah pada suatu produk ataupun jasa dari
perusahaan tersebut secara tidak langsung merupakan perwujudan dari peningkatan
kinerja perusahaan yang akan menambah daya saing mereka terhadap kompetitor
yang ada. Banyak perusahaan merasa tidak perlu untuk terfokus pada kegiatan
pengelolaan logistik secara mandiri karena hal tersebut hanya akan menambah beban
dari suatu proses produksi dibandingkan nilai tambah yang didapat. Perusahaan lebih
memilih untuk berkonsentrasi pada proses bisnis intinya untuk menghasilkan suatu
barang yang memiliki nilai tambah yang unik di mata para pelanggan. Pada akhirnya,
perusahaanperusahaan semakin menyadari bahwa peran dari organisasi luar sebagai
penyedia layanan pengelolaan logistik merupakan suatu hal yang penting disamping
melaksanakan proses produksi yang ada pada internal perusahaan. Fokus pada
masalah produksi tidak akan begitu terganggu dengan adanya jasa dari pihak ketiga
tersebut.8
Pelayanan third party logistics berdasarkan suatu kontrak yang mengatur
mengenai lingkup pekerjaan, biaya layanan, indikator performa layanan serta
pembagian tanggungjawab. Kontrak dimaksud dapat membuat hubungan yang kokoh
diantara perusahaan 3PL dan prinsipal dan memperkuat aliansi diantara kedua belah
pihak. Oleh karena itu layanan oleh perusahaan 3PL sering juga disebut kontrak
8
Nemoto Toshinori, Koichiro Tezuka, Advantage of Third Party Logistics in Supply Chain
logistik. Di bawah payung kontrak logistik yang luas, perusahaan 3PL menyediakan
layanan untuk pusat persiapan gabungan, pusat distribusi, gudang, dan layanan
manajemen transportasi.
CEVA terbentuk dari merger dua perusahaan Thomas Nationwide Transport
(TNT) Logistics dan Eagle Global Logistics (EGL), dimana merger tersebut rampung
pada 2 Agustus 2007. Nama CEVA sebagai brand sendiri diperkenalkan pada 30
Nopember 2007. CEVA dimiliki oleh Apollo Management L.P., sebuah firma
pengelola ekuitas swasta yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat. CEVA
merupakan perusahaan 3PL global yang menawarkan layanan kontrak logistik dan
ekspedisi muatan (freight forwarding). Lingkup usaha CEVA berfokus di sektor
otomotif, consumer and retail, perawatan kesehatan, teknologi, industrial dan energy
di lebih dari 170 negara dan mempekerjakan sekitar 44 ribu orang dan mengelola
sekitar 9 juta meter persegi gudang penyimpanan di seluruh dunia. Di Indonesia,
CEVA menjalankan usahanya melalui dua entitas yaitu PT CEVA Logistik Indonesia
dan PT CEVA Freight Indonesia yang mana keduanya berkantor pusat di Jakarta.9
Penelitian ini dilakukan terhadap perjanjian jasa logistik khususnya jasa
transportasi darat lingkup domestik oleh PT CEVA Logistik Indonesia dengan
pemilik barang dalam skema kontrak logistik.
1.2
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi aplikasi teori dan
konsep pengelolaan logistik oleh perusahaan 3PL terutama mengenai teori-tori
pembatasan tanggung jawab kontraktual pada perjanjian pengelolaan logistik
khususnya jasa transportasi darat oleh perusahaan 3PL.
2. Manfaat praktis, sebagai referensi bagi pembaca atau peneliti lain yang tertarik
dalam bidang logistik khususnya mengenai ketentuan-ketentuan kontraktual
perjanjian jasa transportasi darat antara perusahaan 3PL dan prinsipal pemilik
barang, lebih khusus terkait pembatasan tanggung jawab atas kerugian tidak
langsung pemilik barang.
1.5
Keaslian Penelitian
Dari penelusuran bahan pustaka yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa
10
logistik dan tanggung jawab pengangkut yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti,
antara lain:
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No.
Peneliti
1.
Chairunisah
2.
Pipit Sari
Puspitorini
3.
Ramandhika
Suryasmara
4.
Ramadani
Fitria
Manurung
Jenis
Penelitian
Tesis
Model
Program
Stokastik
dalam
Transportasi
dan Logistik
Tesis
Model
Pemilihan
dan Alokasi
Order ke
Perusahaan
Jasa Logistik
Tesis
Tanggung
Jawab Para
Pihak dalam
Perjanjian
Pengangkutan
Barang
Melalui Laut
Pada PT
XXX
Tesis Pelaksanaan
Perjanjian
Baku dalam
Instansi
Universitas
Sumatera
Utara
Institut
Teknologi
Sepuluh
November
Untuk
mengembangkan
pengambilan keputusan secara
sistematis dalam pemilihan
Third Party Logistic (3PL)
dengan model integrasi Fuzzy
Data Envelopment Analysis
(FDEA).
i. pelaksanaan pengangkutan
yang dilakukan PT. XXX
sudah
sesuai
dengan
ketentuan yang ada dalam
pengangkutan barang;
ii. PT. XXX dalam perjanjian
mempunyai tanggung jawan
untuk
berkewajiban
menyelenggarakan
pengangkutan dan menjaga
keselamatan
barang,
sedangkan tanggung jawab
dari
pengirim
adalah
memberikan informasi yang
sebenar-benarnya mengenai
sifat, jenis dan jumlah
barang yang akan diangkut
serta membayar seluruh
biaya yang timbul.
perjanjian
baku
dalam
perjanjian pengangkutan di
perusahaan CV. Asi Murni
tidak sesuai dengan asas
Universitas
Gadjah
Mada
Universitas
Sumatera
Utara
11
Perjanjian
Pengangkutan
Barang
Melalui
Perusahaan
Angkutan
Darat di Kota
Medan (Studi
di Perusahaan
Pengangkutan
Barang CV.
Asi Murni)
Dengan demikian penelitian ini adalah penelitian yang pertama dan asli
adanya, namun demikian apabila ternyata pernah dilakukan penelitian yang sama
maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya.