hidup vegetatif akibat kecelakaan mobil yang dialaminya pada tahun 1983.
Orangtuanya mengajukan permohonan kepada pengadilan Missouri untuk
melepaskan selang makanan gastrostomi, dan dengan dengan kerelaan hati
mereka tidak menginginkan kehidupan anaknya yang tanpa harapan tersebut.
Pengadilan missouri menolak permintaan tersebut, berdasarkan alasan bahwa
mereka tidak pernah mendengarkan keinginan dari Nn. Cruzan sendiri tentang
perasaannya dalam menggunakan alat bantu pemberian makan tersebut. Kasus
ini sampai pengadilan tinggi Amerika Serikat, ini kasus pertama yang
berhubungan dengan terminasi perawatan. Pada 25 Juni 1990, pengadilan tinggi
membenarkan keputusan pengadilan Missouri, karena ditemukan tidak adanya
pelanggaran terhadap hak-hak konstitusional federal, tetapi mengakui adanya
kompetensi seseorang untuk menolak pengobatan. Pada 49 negara bagian yang
lain, dimana hukum yang berhubungan dengan hal ini lebih liberal dan tidak
membutuhkan pengungkapan harapan tertentu dari pasien terhadap tipe
pengobatan, penilaian penegasan kembali tentang hak-hak dari kompetensi
pasien untuk meminta pengobatan tidak diberikan atau diberhentikan
pemberiannya.
Diskusi di sini difokuskan pada tidak memberikan atau penghentian
pemberian pengobatan untuk mempertahankan kehidupan. Termasuk dalam hal
ini tindakan seperti Resusitasi Jantung Paru (RJP), pengobatan gawat darurat,
ventilator mekanik, infus, alat bantu pemberian makan, antibiotik dan dialisa.
baik untuk seseorang. Dari sudut pandang medis, yang bersifat protektif maka
intervensi paternalistik cenderung dapat diterima secara moral etik.
Dari sudut pandang keperawatan, sebagaimana yang telah dinyatakan dalam
pembukaan Kode-kode untuk perawat, penghormatan terhadap seorang me
Penelitian Klinik
Title MB, Moody L, Becker MP : Nursing Care Requirement of Patient With Orders
in Intensive Care Unit. Heart Lung 21 (3) : 235 242.
Banyak anggota keluarga dan dokter kuawatir tentang pesanan jangan
melakukan resusitasi (DNR) yang pada akhirnya berarti pasien tidak akan
menerima perhatian dan perawatan yang sama dengan pasien yang tidak
menerima pesanan seperti itu. Tetapi suatu penelitian yang dilakukan di ICU
menyatakan bahwa pasien dengan pesanan jangan melakukan resusitasi pada
kenyataannya memperoleh perawatan yang lebih. 62 orang pasien dengan
pesanan jangan melakukan resusitasi dibandingkan dengan 62 orang pasien
tanpa pesanan, karakteristik seperti lamanya perawatan di ICU dan kebutuhan
akan asuhan keperawatan yang disusun berdasarakan suatu skala
ketergantungan juga diperhitungkan. Dalam rentang tingkat ketergantungan
sedang, pasien dengan pesanan jangan melakukan resusitasi menerima
asuhan keperawatan yang lebih dibandingkan dengan pasien tanpa pesanan
jangan melakukan resusitasi walaupun keparahan penyakitnya sama.
Penelitian ini menguatkan bahwa perawat-perawat di ICU tetap tergerak
hatinya untuk memberikan asuhan keperawatan, meskipun dalam penelitian ini
belum menemukan jawaban mengapa pasien-pasien tersebut menerima
perawatan yang lebih. Peneliti-peneliti tersebut berspekulasi bahwa tenaga
keperawatan mungkin merasakan bahwa kebutuhan keluarga akan terpenuhi jika
keluarga mengetahui bahwa pasien tetap memperoleh perawatan secara
maksimal.