Suruei Hidrografi
dengauf<onuibusi:
In
In
Savnbutaw
0t.
RF. TEK. i 1.
2005
Dr. der Nat. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah,
M.T.
Survei Hidrografi
Editor
Setting
: Teddy Soleh
Susandi
Desarn Sampul
: lman Taufik,
B.A.
Anggota IKAPI
Cetakan Pertama: Maret 2005
rlr
Pengantar penw[is
Dosen di Departemen
so
AL
997'2002\,
il
i1
be known.
Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penulisan buku ini adalah
dalam menentukan kedalaman pembahasan. Tingkat kedalaman pembahasan
yang dituliskan di buku ini merupakan pandangan subjektif penulis terhadap
kebutuhan pembaca dan dianggap sebagai topik-topik yang harus diketahui
Dr. der Naf. Poerbandono, S.T., M.M. & lr. Eka Djunarsiah, M.T.
poerbandono@gd.itb.ac.id ; http://laul.gtl rllr ,rt rl
naskah dari topik keilmuan yang dijalani sedikit orang untuk diterbitkan
sebagai referensi akademik nasional. Selain itu, banyak pihak yang membuat
kami bersemangat menyelesaikan buku ini. Untuk itu, kami sangat berterima
kasih kepada para kontributor: Samsul Bachri, Ph.D., Hasanuddin Z. Abidin,
Ph.D. dan lrdam Adil, M.T. atas sumbangan tulisan mereka yanS sanSat
berarti untuk memperkuat isi buku ini. Kami juga berterima kasih kepada
guru kami, I)r.-lng. Sjamsir Mira, atas kesediaannya membaca dan
vltt
lx
oaftar Isi
SAMBUTAN
PENGANTAR PENUTlS
DAFTAR ISI
Bab
PENDAHULUAN --
F.
......
lt
(r
Referensi
Bab
A.
DI TAUT ..
a.
Sistem Koordinat
b. Datum Ceodetik
c. Proyeksi Peta .
B.
Penentuan Posisi di Laut..
a. Ceometri Caris Posisi ................
b. Penentuan Posisi Berbasis Caris Posisi.
c. Teknik Penentuan Posisi secara Optik
rl. Pr.rrcntuan Posisi secara Elektronik
C. l'r,rrr.rrlu.rrr l'osisi rlengan CPS
,r k,rr,rIlr.r l.,lrk \rslom CPS.......
lr lvt,lnrh' l'r,rrr.rrlu,rrr l'osisi rk'rrg.rrr (;l'S ..
I0
1',2
14
20
20
)2
24
2()
l2
il
t/
C.
d.
e.
f.
l(l
Kelautan
40
46
47
sl
Bab
A.
Pasut
51
a.
b.
c.
52
55
55
57
59
63
B.
C.
D.
Teori Pasut
Model Matematika Pasut dan Konstanta Harmonik...'...
Tipe Pasut
Arus Pasut
Datum Vertikal
a.
b.
Pengamatan Pasut
Pengikatan Stasiun Pengamat Pasut
Prediksi Pasut.
a. Analisis Harmonik
b. Prediksi LAT ..
c. Pengaruh Faktor-faktor Non-Harmonik
Referensi
Referensi
Bab
A.
xii
Bab
A.
B.
6B
69
69
70
73
73
C.
D.
l(x)
l0i
t07
l0()
ilt
|)
I t7
I I ()
t)t
124
12lt
t'),,
l.f
I ) (t
d.
67
Referensi
)7
I )7
I
I 2t)
)tl
I l)
I l)
I
l .i
l.]4
135
74
74
B1
B2
B3
B6
B9
91
91
92
94
96
Referensi
66
PEMERUMAN -- 71
A. Pengukuran Kedalaman
a. Desain Lajur Perum
b. Prinsip Penarikan Caris Kontur.......
c. Teknik Pengukuran Kedalaman
B. Akustik Bawah Air untuk Pemeruman
a. Sifat Celombang Akustik.......
b. Alat Perum Cema
c. Sumber Kesalahan dan Kalibrasi ..".
d. Pemeriksaan Data Pemeruman
C. Detil Situasi dan Caris Pantai
a. Caris Pantai ....
b. Pengukuran Detil Situasi dan Caris Pantai
D. Beberapa Ketentuan tentang Kartografi Peta Laut
Bab
B.
4B
Referensi
lr.
.
rl.
(
97
()7
..
Lampiran A
Lampiran
Posisi
Segiempat dan Elips Kesalahan
Standar Ketelitian Survei Hidrografi
Lampiran C
Lampiran D
TENTANG PENUTIS
.- 163
..
37
141
147
.l5ir
Pendahulurrn
A.
DEFINISI
The art and science of compiling and
producing charts, or maps, of water-covered
areas of the Earth's surface.
The sclence of the measurement and
description and mapping of the surface of the
earth with special reference to navigation
The art of measuring and describing the sea,
lakes, rivers, and other waters, with their
phenomena.
That branch of surveying which embraces the
determination of the contour of the bottom of
a harbor or other sheet of water, the depth of
soundings, the position of channels and
shoals, with the construction of charts
:'
! ltSL h e:spptaybr
!: ! t
SUMBER
Encyclopaedia
Britannica
(2004)
HyperDictionary
(2004)
Webster's
'191.1
QOOa);
BrainyDictionary
(20O4)
'\^rr' /f'lr"'t''tl'
rrrt
I J----
-t
Br--tt:-r*ir
- r-r
E---
chart) dan survei untuk eksplorasi minyal< dan gas bumi (lngham, lr975).
Peta navigasi laut memuat informasi penting yang diperlukan untuk menjamin
keselamatan pelayaran, seperti : kedalaman perairan, rambu-rambu navigasi,
garis pantai, alur pelayaran, bahaya-bahaya pelayaran dan sebagainya. selain
itu, kegiatan hidrografi juga didominasi oleh penentuan posisi dan kedalaman
di laut lepas yang mendukung eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas
bumi.
Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi pergeseran mendasar pada lingkup
HIDROGRAFI
i,,,,i,i,i,i,,i,i,i,l,l,.i,i,,i,,i,,i,i,ll,:;.,;;,;,;,;,,:,;,;,;;;,i;,1;;.
atxt ,tdfufiting r o.lrl,rl rtr(ln, wilh spe,<'i,tl 1,[sJp111'1' kr lhrir tnt, llt lln,
purposc ttl' tt,tvig,rlitnr'. (,toul) <i Exlrcrls on f ly<lu4it,11rlrrr \rrrvt,yrrt1l ,rttrl
Naulir,r/ ( lr.rrtrtrli rut'rrgcrnul<al<an bahwa hidrogr,rli ,rrl.rl,rlr 'tlrc s(ir.,r(t ()l'
measurirtl4, describing, and depicting nature and configuratittrt of lht,
seabed, geographical relationship to landmass, and chara<'ft,nslrcs ,urrl
dynamics of the sea'.
Perkembangan hidrografi juga mengakibatkan perulr:rh.rn rk,lrnrsr
hidrografi yang oleh IHO didefinisikan sebagai 'that branch of appli<rl
sciences which deals with the measurement and description of tht
features of the seas and coastal areas for the primary purpose of
navigation and all other marine purposes and activities, inclucling
-inter alia- offshore activities, research, protection of the environm<ml,
and prediction services' (Corziglia, 2004). Buku ini mengadopsi <ft'l'irrrsi
hidrografi yang didokumentasikan oleh Kelompok Keahlian (KK) l'litlrrrgr,rlr,
Departemen Teknik Ceodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaarr, lrrstrtrl
Teknologi Bandung, yaitu 'cabang ilmu yang berkepentingan rleng,ur
pengukuran dan deskripsi sifat dan bentuk dasar perairan dan rlirranrik.r
badan air'(KK Hidrografi, 2004).
Fenomena dasar perairan yang disebut dalam definisi di al.rs rrrr,lrprrtr
ntu k:
l)
rrl,rnr,rny,r
l'r'tt1i11
Ir,rtr,,1 r)r
,\",u, il,/,,'y,a/,
a r
&J
a r
r:-
Et
E&E
-r Fr
-' *E
lEt
--
E -
-'
C. KELEMBAGAAN HIDROGRAFI
lnternational Hydrographic Organization (lHO) adalah lembaga
internasional yang berwenang untul< mengelola dan menyelenggarakan
penerbitan bg+bagai publikasi untuk l<eperluan navigasi. Lembaga ini
berkedudul<an di Monaco dan dikelola oleh representasi pakar-pakar hidrografi
yang lebih luas. Lembaga ini disebut sebagai The Hydrographic Society atau
Masyarakat Hidrografi.
;.1
"
2(X) t):
(2) Military
(3) lnland Water
(4) Coastal Zone Management
(5) Offshore Seismic
(6) Offshore Construction
(7) Remote Sensing
Apl i kasi n auti cal ch arti ng (pemetaan laut)
ituj
E. KONFIGURASI SURVEI
HIDROGRAFI
hidrografi. Buku ini membahas aktivitas utama survei hidrografi yang nrt.liptrli
(Gambar 'l .1):
D.
.
.
.
.
.
.
Penentuan posisi
(7)
Pengukurankedalaman(pemeruman)(2)
Pengukuran arus (3)
Pengukuran (pengambilan contoh dan analisis) scrlimon (4)
Pengamatan pasut (5)
Pcngul<rrran detil situasi cl;ln g;rris 1l,rnt,ri (rrrrtul< pr,nrcl,r,rn pcsrsrr)
(l r)
.\urut, //,,/"ot.a,l,
c. a i-J & { r-
- EE-Er
rtr
E;E.-:r.Er
-EE
rf
r, - c.}
*,l,u,o,l;
;,";.;;;;;-,;;;
"
l,rirr ,r<l,rl,rlr lltt' I1t,1trt111,1111111 lotrrtral
y,rrrg rlrlr.rlrrlk,rrr olllr llt,'
.','rl,rttgl<,ttr
Ilytln44r,r1ilrtr \rrr rlll ,
,rrtil<t'l-,rrl il<t.l illri,rlr l)()l)ul(,r tr,rrl,rrrlq
lritfrogr.t[i rliptrlrlr[,rsrl\.ur ()l('lr majalah Hydrc /N7l/(NA tl()Nt\l
.
Referensi
B ra
ny D
l. A.
(2oo.,)
,!
ro,,,,lry
Lockwood Staples.
lngham,
Data yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas tersebut di atas dapat disajil<an
and Engintt'r.
Lrtt:rrtctr
Blacl<well Science.
sebagai informasi dalam bentuk peta dan non-peta serta disusun dalam
bentuk basis data kelautan.
F.
Mit,t,
'- 1f ')()ll)
I lyrl^,f,',r,',,ty
in
ltxlorrcsl,r. I lyrlro lN
ll
l(NA
ll( )Nn I
,\u."r, /1,/*r.ul,
Br
r!
&-Jlr--
DE
-rr-
---.-.-.
r-r
r-r-r-r:D
Webster's
91
- = - > - -
ll(
)Nn I , A;rrrl.
3 (2004). www.hyperdictionary.com.
1x'r,rir,rrr
A. SISTEM
REFERENSI GEODETIK
'!':'J!!r'!r--r
----]ErrE!--
EDD;
G>>G
-ff=3--;G>>>
'r1,",
>
------->----
lok.rl rl.rrr rr.gion,rl. l).rlrrrn gloll,rl IX.'rt,lnril rlitct.rpl<,rn 1l,rrl,r l,rlrrrrr l'l(ro
deng,an nama World Ceor/etlc- -Sy-slent (WC5-60) untuk l<epcrlu,ttt 1x'tttcl,t,tn
darat dan laut serta navigasi. Versi terbaru yanB masih digunal<an hingga
saat ini adalah WCS-84, yang dikembangkan untuk menggantrkan
WCS-72, yang diperoleh dari data, teori dan teknik terbaru tentang penentuan
bentuk bumi. Pada tahun 1979, lnternational Union of Ceodesy and
Ceophysics (IUCC) menerima proposal lnternasional Association of
Ceodesy (lAC) untuk menggunakan Ceodetic Reference System yang baru
,,r.r,lrl,,,,l
-
--
FDI
morrdrirrt y;trtt;
memolorrrl
1t
meridian
CRS 57, dan mempunyai sedikit perbedaan dengan WCS-84. Pada tahun
'1983, IHO menggunakan WCS-84 sebagai sistem referensi global untul<
peta laut.
a. Sistem Koordinat
Lokasi tertentu atau posisi suatu titik di permukaan bumi dinyatakan
dalam sistem koordinat. Sistem koordinat yang paling banyal< digunakan
saat ini adalah sistem koordinat geodetil<. Posisi suatu titil< dapatjuga
dinyatal<an terhadap sistem koordinat kartesian yang berpusat di bumi dan
melekat di bumi.
Sistem Koordinat Geodetik
Cambar 2.
l).rr,rr'n(.1('r
l0
X,
Y <l,rn
Lintang (9"), buiur (1") dan tinsgi (h) geodetik titik l'
sistem koordinat geodetik
grarl.r
.
.
.
ke
[,rtttlrit,rtr A.
lt
pusat
C am
b. Datum Geodetik
Penentuan suatu datum geodetik didasarkan pada bentuk bumi,
sedangkan penetapan suatu sistem referensi didasarkan pada keperluan
menggambarkan posisi geografis suatu titik. Elipsoid yang digunakan sebagai
sistem referensi untuk menyatakan posisi suatu titik, mempunyai parameterparameter: setengah sumbu panjang (jari-jari ekuator a) dan koefisien
pegepengan (hubungan antara jari-jari ekuator dan kutub f = (a-b)la).
Parameter-parameterelipsoid referensi lainnya seperlisetengah sumbu pendek
l')
e lip so
id
Er.E--D
- - D- E
- - r- r'r'r- --3 jr-ErrEr-E
p, y) tl,rrr .,,rltr
ltaramt,tcr translasi (t,, t,.,t,), tiEa l)ilramcter rotasi (cv,
parameter skala (Cambar ).4). Rumus-rumus yang digunakan r-rttlul<
melal<ukan konversi posisi titil< pada sustu datum ke datum lain
didokumentasikan pada Lampiran A.
!.':'J''!'t'!r
:;: ; ; i;;
; ; :,
Berdirs.rrl<,rrr l<r'lrtrtuhan
.
.
.
.
Mercator
Lambert
Transverse Mercator
Stereografik
X
Cambar 2.4 Transformasi datum
c. Proyeksi Peta
Bentuk bumi yang didekati dengan elipsoid mempunyai permukaan
yang melengkung. Karenanya, proyeksi posisi titik di permukaan bumi pada
peta tidal< mungkin dilakukan tanpa distorsi. Salah satu proyeksi peta yang
lazim digunakan dalam geodesi adalah proyeksi konform. Proyeksi ini
mempertahankan sudut yang dibentuk oleh perpotongan dua kurva, sehingga
sudut yang digambar di peta akan sama dengan sudut yang berada di
permukaan elipsoid. Proyeksi peta dipilih sedemikian rupa sehingga
meminimasi beberapa distorsi teftentu (karena tidak mungkin semua distorsi
dihilangkan). Dengan demikian, dalam proses pembuatan peta, dilakukan
pemilihan proyeksi peta al(an tergantunB pada persyaratan khusus dari peta
yang akan dibuat.
tetap). Kelemahan proyeksi ir-ri adalah i;rrak clirn luas yang tcr<li'.lor',r
ttrt
srrrrrlrrr .,rrrllr
lrrrl.rnlg proycl<sirry,r
t\
*:'!'!T
'!-a
(n11rmal)
rliyt
r B --
---
- rr
BEr'--i
r rEB
- E - E D - D - - E 'l
.
.
.
.
.
--
lt.,l, ,r.,r ;,rr,rl. ,r, l,rl,rl r trol r lt cl<tt,tlrlr, ll,lllltll l \('lll,ll\lll ttl,'lttl x ",,tt
r['rr13,rrr lx,rt,rrrrl r,rlrrry,r lrrrt,rrrli. I )r lculttlr, <lislt>rsi sl<,tl,t tttt'tt;,lrlr l,rl. lx'tltttr1i1i,r
llrpsoir l, rrr,rl.,r
tli
l,tp.rttg,rtr,
dengan sumbu simetri bidang proyeksi tegak lurus dengan sumbu clilrsoirl
(transverse) dan tidak terjadi distorsi bentuk/suduI (conform) atau clisirrgk,rt
cylincler transverse conform. Proyeksi ini diperkenalkan oleh Lantht'rl p,rrl,r
tahun 1772 dan 5O tahun kemudian Causs memberikan p('rltrrtrrr,rlr
analitisnya. Tahun 1912, Krliger menyelesaikan penurunan malt'm,ttistty,r,
.
.
.
.
.tl<,ttr
dari ekuator (lintang nol), sedangkan sumbu-Y dapat dipilih sesuai l<t'1x'rltr,ttt
(Cambar 2.5).
1A
It,t ,,t,l
lrlttr'tlltl,lll
lx)',1',1
t7
,\^.ut, //,,/.ort.al,
':':':':'tr'*
- -:
- -ar--r-
ErBt
-:EB---
- - D --
- - - ' r -
I""t
' ,.=r,, 1', 1,,,,,'.', ,,,', 1, t,l' ,t 1" ""'r""" 1""'r"' 'l'
j j_
G-
-t
---_-----D
---DDDD->>>>>>----
--
scntral
lll0"Bll
I?lUBT
l6li"BB
l7,1"BB
L)
meridian
ll()"
ini pertama
zona, faktor skala clan sistem koordinat (cambar 2.7\. Proyeksi
keperluan
kali digunakan oleh Amerika Serikat di awal tahun 1950-an untuk
sera8am
peta
yanE
militer negara-negara NATO sebagai sistem proyeksi
dari
untuk seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Beberapa karakteristik
proyeksi U niversal Transverse Mercator adalah:
yang terbagi
Elipsoi<1 referensi yang digunakan terserah pemakai,
rore UIM
i
i
I
t
1
>x
LS (Lintang Selatan).
berharga negatif.
i111H.
1
"
titik nslsemu
belahan burni
F
x
o
(3
{3
Selatan
t.
..^
. ". *:..-.-.,,;4
>x
(,antbar
2 .U
fransverse Mercator
lt'l
'!':'J!!'z|!rrrr
B.
-r!.rErEr
PENENTUAN POSISI DI LAUT
oleh,
rf,BrlD-D*,,,u
Posisi suatu titik di atas bidang datar dapat ditentukan dengan l<ombinasi
(perpotongan) dua atau lebih garis posisi (Line of Position - LOP). LOP
adalah lokasi atau l<eberadaan titik-titik dari suatu pengamat yang memiliki
satu besaran pengamatan tetap (dari titik referensi ke titik yang ditentul<an
posisinya) yang dapat berupa: arah, jarak, sudut atau beda jarak. Di atas
permukaan laut, besaran penBamatan tetap tersebut diperoleh menggunakan
instrumen-instrumen pengukuran yang bekerja dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip optik (cahaya tampak) atau elektronik (gelombang radio).
,",u,
Garis Lurus
Jika i adalah pengamat yang menjadi referensi dan ditetapl<an satu
acuan arah yang didefinisikan sebagai 0', maka titik-titil( u1,ut,ut, ..., u,j
berada pada garis sepanjang iu pada arah a,,,. Posisi u berada pada LOP
garis Iurus yang diamati arahnya dari satu titik referensi (Cambar 2.9a).
Pada sistem koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu
Y dan ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, mal<a posisi titik u menjadi
fungsi dari posisi titik I dan pengamatan a,.
Li
ngkaran konsentri
l<
di satu titik. Jika titik I adalah pengamat yang menjadi referensi dan dari i
ditarik suatu garis sejauh 5,,,, maka titik-titik u,, u, t)r, ..., u,, berada pada
lingkaran yang clibentuk oleh titik i sebagai pusat dan jari-jari 5.,,. Posisi u
beracla parla LOP ling,karan yang rliamali jarakrrya dari satu titil< rcfcrcrrsi
(C,rrllr,tr 2.()ll) l',rrl,r sislcnt koorrlirr,rl k,rrlcsi;trt rlrr;r rlimt'lrsi, rlr,trli,rrr
?o
arah 0" sebagai sumbu Ydan ditetapkan sumbu Xyangtegal< lrrrus Y, ttt,rl,,r
posisi titik u merupakan fungsi dari posisi titik i dan pengamatan \,,,.
Iingkaran Eksentrik
Lingkaran eksentrik adalah lingkaran-lingkaran yang melewati tltr.r lilil<.
Jika titik i dan titik I adalah pengamat yang menjadi referensi, maka titil< titik
ut,u2,tJ.r ...r
Lingkaran Konsentris
- r E -,- -- ri
*:'J!'!'t::!r
r r a r f, r r - - D r -. - t - -D - - > - r D -
-G3--;;;;,-.,
Hiperbolik
Caris-garis hiperbolik adalah garis-garis yang terbentul< olt'lr lrlil<-titik
yang selisih jaraknya ke dua titik lain konstan. Jika titik I dan titrk l adalah
pengamat yang menjadi referensi, maka titik-titik u,, u2,u3, ..., un berada
pada sepanjang garis hiperbolik yang dibentuk oleh titik-titik yang selalu
tetap selisih jaraknya ke titik idan titik i. Posisi titik u ditentukan berada
pada LOP hiperbolik dari dua titik referensi (Cambar 2.9d). Pada sistem
koordinat kartesian dua dimensi, dengan arah 0" sebagai sumbu Y dan
ditetapkan sumbu X yang tegak lurus Y, maka posisi titik u menjadi fungsi
dari posisi titik i, titik I dan pengamatan jarak S, dan 5,,.
b.
;;;i;;l;;;,t ;;,
;. rlrl.lt,r
;;;;: ;,",
t()l,tttttl
,tl,tttrh'trp,,rtr.rl,rl
4.
rrl
rltl'
/,rst't /r,',tttt.
rl,rtt tnttrttn,tl
/i. l)osisi titik u rlitcrrtrrl<,rn tl,rri 1x.r1lolon1i,rrr
ant,rr,r l( )l' y,rrrg nrcnrpunyai beda jarak A.Sr (A\r ls,, s, ,l
konst.rn) rlan A5, (ASr= l5,u-5;u I = konstan) yan,l siun,r ,rrrl,rr',r lrlrl.
referensi (disebut: master) dengan titik il<at pcrrtrnj.rrr13 (rlist,lrrrl:
s/ave) (Cambar 2.10d). Kombinasi LOP i ni dipal<ai rl.rl,rnr l x'n(,nl u, u
posisi menggunakan gelombang rad io. Beda .jaral< dilxrrok'l r r k.n1;, rn
mengukur beda pulsa antara ketiga titik tersebut.
I)r't1xrlotrl.i,rrr
rsr r,
l rl,rrr
arah-arah
s",,
',
s,,,
>:
,,'
?2
/t
'!,':' !/'!"1: lE r E r B E r. E E
- - - - E ] r r B E D. = - - G - - r - B -,
St'l,rinorlr[),lt l)(ls,lnl.l L()l'sr'1x'rti y,rtrgrlilunjul<k,tn1t,trl,t(r,uttl r,rt .'lo,
secara teorctil<, enam komtlinasi LOP lair-rnya rlapat clrperolt'lr rl,rri cntpat
jenis geometri LOP. Contoh kombinasi LOP tersebut misalnya: L()1'} garis
lurus dan LOP lingkaran konsentrik (kombinasi pengamatan arah dan jarak),
LOP garis lurus dan LOP lingkaran eksentrik (kombinasi pengamatan arah
dan sudut) dan sebagainya. Estimasi ketelitian penentuan posisi dengan
kombinasi garis posisi didokumentasikan dalam Lampiran C.
Pada kondisi tertentu, kombinasi LOP belum cukup memberikan posisi
;;;;
,1
i
lh
t
jr
.".a"".
P ,.,
I
!
!t'
ln
.R
\
---'*'---
'\
'il{)/
!1
c. Teknik
)4
t'tts(/
<lcttg,ttr
/i
- ill r lt
(].
S
t)
'!':'J/!t'!- - -- - -- --E-EE-, r, -E - E - - -- efek l<clt-'r-rg,kung,itlt lrumi ltattya tncnrIrcri pcrrg.rrurlr kct rl p,rrl.r l\(,nr,ilil1)u.il1
It,r'\
/(,2
. l,'
Metode Elektro-optik
Instrumen elektro-optik terutama dipakai untuk mengaplikasikan
kombinasi LOP lingkaran konsentrik (pengamatan jarak). Cambar 2.15
memperlihatkan penggunaan sistem Polarfix dari Atlas untuk mengukur jarak
dan arah dari titil(-titik referensi di pantai ke kapal di laut yang ditentukan
posisinya. Posisi diperoleh dengan kombinasikan pengukuran jarak secara
elektronik (dengan gelombang radio) dan pengukuran arah (srrrlrrt) rk'rrg;rn
cara optik. Pacla litil< y,rng tlilr:ntukan J;osisinya dilcmpalk;rrr rr'l/r,r tor rl,rrr
p;rrl;r titik r('f('r(.nsi rli rl,rr,rl rlitr.rnp,rll<.tn ,tl,rl clcl<tro oJrlik.
26
se<
ara opliL
',r.r.,,, l',1,,.
Metode Elektro-optik
Parl.l llitl,rrrgrl,tl,tr (( r,unl r,u .'.l(rr ). 5tr<lut /1,,, y.rrrgtlilx.rrtrrk ok'l t k,r1r,rl rl,rrr
titik-titik rt'lt'tctrrr r rl,rrr 1tlrrl,rr,rt tlitlctcksi ricngalr ll.rrrtu,rrr rt'llt.ktor rr.lk,kkrr
.
Celombarrg y.tttg r lilr,rtrlrrlk,rn kcnrbali akan dideteksi olt-.h alal irri rl,rrr rlip,rk.rr
untuk memlrcri tatttla .rr.rh-arah (relatif dari kapal) rcflcktor i tl.rrr I. Strrlrrt
--"-Q,,,
Snring llead
000
sw lt72 0
u./\
-/a-/
,,--..1-?
-rr"rr*
AZ t026 A
-----1
FJ,
OO0
Oo-Board St.tion
-vi fi
Control Unir
swltT0Aool
d.
,\'u.ur, //,,/.ooral,
f r -E L*--
-r
r-rr
rE=E-rrEr-r
r--r--D----DD
saat
(f).
f (Hz)
i (cm)
GETOMBANC
>3x10r5M
3x108-3x10r5M
>3.1 0-r0
30000-3x l 0sM
0.01-3x10-r
1-0.01
3000-10000M
10-1
00-3 000M
3x10-ro-3x10
Radiasi kosm ik
Sinar-X, gamma, ultra
violet. cahava tamoak
lnfra
erah
30-300M
3-3 0M
300k-3M
30-300k
3-30k
1x10r-1x1O']
xl04-1x
lxl05-1x
l
x 1 06-
0.r
04
x 0s
lx.l 07-1x
0n
dilakukan oleh jam pada recelver yang mengukur selang, wal<lu sr';,rk
gelombang meninggalkan transmitter hingga diterima oleh re<riycr. /,/r,rrr,
discriminator di receiver mendeteksi saat gelombang cliterrim,r rl,rn
(EHF)
1x1O'z-10
^;;
rtri tl,tp,rl rlt1t,ll.,rt tttrlrtl, nr|l,rIuL,rtr 1x,ttr'ttltt,ttt lx)st\t (L'r r;i,trr rrrr,l,rkrrL,ilr
ll0ttgtlkttr,ttt l,ll,ll\ l.il,rl\ y,rrli rr'l,rltl pcilrlt'k rk'rtg,rrr sislr,rrr,rl,rl,rrrl,rr,r l,rrrr
Ilc<lroni<' /)rsl,rrrr r'fuft'tr,r (t l)M) ,rt,ru tODM (E/r,< lro ()1tti< I )rst,rrrr t'Mt'lt'rl.
(VHF)
rrrr
dan VHF.
Pemanfaatan Gelombang Radio
Pengukuran farak secara Elektronik
Pengul<uran jarak secara elektronik dilakukan dengan metode-metode
two way ranging, one way ranging atau range difference. Teknik two way
ranging dilakukan deng,an satu instrumen pemancar g,elombang yang disebut
dengan ma.ster dan satu instrumen pemantlrl gelombang yang disollut k'rtg;trt
r('mot(. ;rl:ttr rcfloktor. Pt.ngukuriln selang waktu clilakukalr ololr j,rttt 1l.rrl,t
r)),rslr,r y,lnli n'r(,nliul<rrr sr'l,rrr13 w,rl<ltr st'j,rk gr.lonrll;rn11 rnltrrtrlili,rll..,,',
<
ln
1rr,1.111,1,,,,
1,rr,rl.
,\L.x; //,i/,oo,oth
- --- &J
l',.,,,.,,r,,,,,,
-
-----
---
,,,,1,1,,,,r
--D--
dengan jangkauan sekitar.l0 km. ['arla konrlisi cuirr.ir yirrrg lr,rrl. lrr,l x'r ,rp,r
sistem dapat mengukur jarak sampai 100 km. Contoh sistem ini rrris,rlrrya:
Syledis, Miniranger, Trisponder, Microfix dan Autotape.
p,
frekuensi antara 1.5 hingga 5 MHz dapat mencapai jarak maksimum antara
150 hingga 1200 km. Pencapaian jarak pengukuran sangat tergantung pada
P,
refleksi dari ionosfer dan lintasan gelombang melalui daratan atau lautan.
Contoh darisistem gelombang menengah ini misalnya: Argo, Hi-Fix, Raydist,
Ceoloc dan Hydrotac. Frekuensi rendah digunakan untuk navigasi di laut
lepas dan seluruh dunia yang tidak memerlukan ketelitian tinggi. Sistem
'\. -----
.)#.''
t-
'''t.,,
C.
olefu lr.
]{asanuddin Z. .4bidin.,tr[1c..
Cambar
q{ D.
2./
Penjelasan yang lebih detil tentang CPS dan aplikasinya dall.rl rlilrlr,rr
Abidin (2000).
rlr
il'\ t.rrliri ,rr;rs lig;r segmen utama, yaitu: (i) s(,gnr(lr'r ,rrrgl<,rs,r (s1r,rr r,
sr'1;rrrlrrt) y,rrrpi tr,rr lrri <l,rri satelitsirtclit CpS, (ii) sogntcn sislcrl l<orrlrol
(t ttttlrt r/ ',\ .'lrttt ',t'l:tttt'ttl\ y,rrrg lcrrliri rl.rri rl,tsirrrr-sl,tsirrn
;x,rrlorrrlor rl,rrr
y,nrli lr,rrlrrrrl,rrr
,\n.,n,
r &iE
//,,/roor,u{,
&*r
r r--BE---
GG>*
---rGrr-rG-:--
>-
Gr r
Cambar 2.1
;,;
;;i; ;; ; ;,
B.
SATELIT
-jumlah; 21+3
"periode orbit: 12 jam
-ketinggian orbit:
PENGGUNA
-mengamali sinyal
-hitung posisi dan kecepatan
-dapalkan informasi waktu
SISTEM KONTROL
-sinkronisasi waktu
-predik$i orbit
-injeksi data
-monitor kesehatan satelit
2. I 8
di angkasa, yang
dilengkapi dengan a.ntena-antena untuk mengirim dan menerima
Satelit CPS bisa dianalogikan sebagai stasiun radio
l4
,\".tt,
r
r.i
fi,/.t,1tt11,
-
lit J r.r
--
-' -
G>-
EB-
rD-t-E:-F---
-r
204600
Frekuens Dasar
(0silatorAtom)
10
---r;
x154
-1
Kode-ClA
--}i'
1875.47WH2
" '-':t*-Q1
I
|
1.023M1"12
:**
panjang:
perioda:
Kode-P {Y}
10.23MH2
Naviphon
i'30m
50Hz
Message
.:.:T:
Kode-P
{Y} 1
10.23MH2
i'3om
$23
b. Metode
1227.60MH2
,
t
I
,
y,lt.lll t'n(.trutrtrrl kr,tr.lrlr,rn lx.l x,r.rp,r rlttt, st'1x'rti: sttrvt'i rl,ttt 1x'tlx't,t,lll rl('()l()Bl
rlan lxtrtantlr,rrrll,rrr, lx,t(,nt,tl,t,ttl 1x'lir, scrt;r lrmlraltgtttt,ttt tl,ttt 1x't.cttl,ti,t,ttt
Jtasis data Sislcnr lrrkrnrr,rsi ( ir,ogr.r[i (SlC). Sedartgkatt rer-t'ivt'r tilx'gt'rxft'lik
10.23M1'tz
--
Message
',, Y:Y
2,3547x10"cirps
chips
'1ms
Navigatian
1500hrh
2fi7 harl
GPS
R=r-P
(2.',l)
Tipe Navigasi
Penentuan
Posisi
--o
\rc
1r,rtl,r
Cambar 2.22. Dalam hal ini, parameter yang akan ditentukan adalah vcklot
posisi geosentrik pengamat (R). Untuk itu, karena vektor posisi gt'ost'trtrtk
satelit CPS (r) telah diketahui, maka yang perlu ditentukan adal.rh vcklot
posisi toposentris satelit terhadap pengamat (p):
r (diketahui)
TiPe SiPil
Pusat bumi
Tipe Militer
Cambar 2.22 Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (pendekatan vektor)
Tipe Pemetaan
Tipe Satu-Frekuens
Tipe Geodetik
Receiver
GPS
Trpe Dua-Frekuensi
Pada pengamatan dengan CPS, yang bisa diukur harryalalr i,tr,tk ,tttt,tr,t
o---4Tining
Receiver
['t'rs,rtrt,t,trt
ilu
rfu1,rhrrL.rrr
postsi
sr.k,rligtt', '[ilr.tl,t ',ttrtrtll.rtt, rl,rrt tirl,rk ll,ttty,t lctll,r<l.tp s,tltt s,tk'ltl, ',r'1x'tlt
,\i,.*, //,l,rjro/,
E Er-
d.r
-. -E-it:--
r-
Er---ra--EEF
D -
Er - - -t
-D-G->->>>-
M'
\.r'
ilr1rrn
' ,*,
D if
ere nsia
Dilerensia
-tn ..
p1
.&.
r..,i
P,
p,
'1. l,
raE
Pseudo-kinematic
seudoran ge (DGPS)l
Statik Singkat
p{rsaf barnl
c. Ketelitian Posisi
GPS
i9
,\7,*, //,/,oo.rl,
r rr-4.{r
- G--r-r--EE------'f
--rr
----}-}}--
lx,!tasa
FAKTOR
50m
w:
availabilrtv
'
.
.
Ceometri satelit
<
SUMBER
Ketelitian data
availabilily
Kualitas receiver
Level dari kesalahan dan bias
. Jumlah satelit
. Lokasi dan distribusi satelit
<
.o
l>
10m
5m
.@
differenltalcode
1m
,{--*.-.---.--..-'
carrier-smoothedcode
5cm
+------t-------r-
3m
lmm
SPS
1cm
1Ocm
1m
ini adalah salah satu keindahan CPS, karena pemakai CPS mempunyai
keleluasaan dalam melaksanakan penentuan posisi sesuai dengan tingkat
ketelitian yang diperlukan secara optimal dan effisien (baik waktu maupun
biaya). Oleh karena itu, CPS dapat melayani cukup banyak aplikasi dengan
tuntutan ketelitian yang beragam.
d. Aplikasi
Kelautan
Dalam hal survei dan pemetaan sefta penentuan posisi di laut, CPS
telah digunakan untuk keperluan survei hidro-oseanografi, survei seismik,
penentuan posisi rambu-rambu dan peralatan bantu navigasi serta titik-titik
pengeboran minyak lepas pantai, ataupun untuk mempelajari kirrirktcrislik
artrs, golomlr;rrrg, atarrl'run l),lsul rli lepas p;tnt,ri. B;rlrkarr lx'lx't ,tp,r 1x'ttcltli
40
tlr'trf i,rrr
sistim penentuan posisi akustik, untuk menentukan posisi titil<-titik rli rl,r',,rr
laut secara teliti, dalam rangka mempelajari dinamika lempcng-lt'rtllx'rrti
benua di bawah lautan. CPS juga telah digunakan untuk membattttt l)r()\(",
pengerukan pelabuhan.
Patutdicatatdi sini bahwa sebelum adanya CPS, survei hidro-ost',tttogt,rlt
umumnya menggunakan sistem penentuan posisi elektronik y,rtrli
memanfaatkan gelombang radio seperti Mini Ranger, Polarfix, Sylt'tlis,
Hyperfix dan Argo untuk mendapatkan informasitcntang posisi. Kittl,rrrgl<,rl,r
sekstan dan theodolit juga masih digunal<an. Satc'lit Dopplor (Tr,rnsit) itrg,r
digunakan oleh beberapa pihak. Saat ini penBg,Llnaatr Cl'>S rl,tl,trtt stttvt't
'
'
.
1x'rrcnltr;rr-r posisi
lx,ru'trln,ur
4l
,\),,*,
Err-L
//,,/.ro.o(,
J - - Er
.
'
r-EE--G-----E-Eti
-B-
-DD>>
> - - -
--
-,],],i;;,
di
penBeboran (rig).
1.
2.
3.
*-
stasiun referensi
(titik tetap)
l:;aseline dalam jaringan, (ii) perataan jaringan yang melibatl<itn setnrtt.t b,tsr'/tttr'
untuk menentukan koordinat dari titik-titik dalam jaringan dan (iii) lrattsfornt,tst
l
i
:
l
I
I
satelit GPS
satelil GPS
I
I
ii
I
I
'1
stasiun
referensi
1,
\:
,r,Lllfr/[,llllr;,
titik yang akan
ditentukan posisinya
(itttttltttr2.26 I'cnentuanposisititik-titikdclrgatrnrctodcstrrvci
(lrrrxlit.iaringalr)
4?
(,lltS
( ,,ttrtl,,rt
4t
*:!*f!-
-:--
E- -E r --3
-.-
r - ---r
- E---
- F D D,
DE-
lctli,rtrltttrli 1r,rrl,r
lLr.rs wil,ry,rlr (,rl\up,rn l.,rrr,k,,rrf,r, sistcnt lX;l'}S tttlltttlltty,r rlilrcrl,rk,rrr ,rl,r.,
Lo< al An,a l X ;l'\ (l n t X il'S) <l,rrr Wirle Area DCPS (Wn l X;l'S).
rrtrtrrrrr rlrlirrn,rl.,rrr p,rrl,r,,rrrvci sulvci kol,tttl,rtr.
Sistem RTK
Sistem RTK (Rea/-fime Kinematic) adalah suatu akrotrim y.rrrg stul,rlr
umum digunakan untuk sistem penentuan posisi real-trme s()( ara rli[r'rcrrsi,rl
menggunakan data fase. Untuk merealisasikan tuntutan real-tlnrt,-ny,r, sl,rsrr rrr
referensi harus mengirimkan data fase dan pseudorange-nya ke 1x'nggrrrr,r
secara real-time menggunakan sistem komunikasi data tertentu, scpr.rli y,rng
diilustrasikan pada Cambar 2.29.
slasiun
referensi
satelit GPS
pengguna
shsiun
/'\.rt
referensi
koreksi
diferensial
44
,,rrrtlttr
2.211 Sislt
Ketelitian posisi yang diberikan oleh sistem RTK ini aclalah sckil.rr I
hingga 5 cm. Sistem RTK dapat pula digunakan untuk pencnltr.rrr lxrsisi
objek-objek yang diam maupun bergerak, sehingga sistem RTK irri lirl,rk
hanya dapat merealisakan survei C PS real -ti me, tapi j uga navi gasi [x'rkr.t
iIit
i,rr
tinggi.
m l)GPS
4tt
e. Keunggulan Metode
Pertama, CPS dapat digunakan setiap saat tanpa tcrg.ttltttttg w,rl<ttr <litn
cuaca, baik siang maupun malam hari, dalam kondisi cuaca y.tttg bttruk
sekalipun seperti hujan ataupun kabut. Karena karakteristiknya ini maka
penggunaan cPS dapat meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas dari
pelaksanaan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan penentuan posisi, yang
pada akhirnya dapat diharapkan akan dapat memperpendek waktu
pelaksanaan aktivitas tersebut serta menekan biaya operasionalnya'
Kedua, satelit-satelit CPS mempunyai ketinggian orbit yang cukup tinggi,
datum global yang dinamakan WCS-84. Dengan kata lain, posisi yang
diberikan oleh CPS akan selalu mengacu ke datum yang sama, tidak tergantung
pada lokasi dari kawasan-kawasan survei laut yang ditangani. Karakteristik
ini sangat menguntungkan untuk kondisi lndonesia yang wilayahnya sangat
luas dan terdiri dari banyak pulau, tempat kawasan-kawasan laut secara
topografis banyak'terpisah' oleh pulau-pulau.
kctr.liti,rrr
y,rrr1-,,
rllrrtrrl,r
,,r,r
l<r.l,rtrt.rrr.
(gr
siny,rl (il'S
,rlrs). Sr'l,ttlt,r
ttt,ll<,r
y,rrr11
Posisi
A1
I
dalam suatu datum lokal yang hubungan geomL'trisny,t (l('nll,rlr (l,lltrrll
WCS-84 tidak diketahui atau tidak jelas.
Ketiga, komponen tinggi koordinat tiga-dimensi yang diberikan CPS
adalah tinggiyang mengacu ke permukaan ellipsoid, yaitu ellipsoid referensi
WCS-84. Jadi, tinggi titik yang didapatkan dengan CPS bukanlah tinggi
oftometris, yaitu tinggi yang mengacu ke permukaan geoid (umum didekati
dengan muka laut rata-rata, MSL), yang umum digunakan sehari-hari untuk
keperluan praktis. Perlu diingat bahwa tinggi CPS tidak boleh langsung
diintegrasikan dengan tinggi yang diperoleh dari pengukuran terestris dengan
metode sipat datar (levelling) ataupun dengan MSL yang diestimasi dari
hasil pengamatan pasut.
Keempat, karena CPS merupakan teknologi yang relatif baru, maka
sumberdaya manusia yang menguasai masalah teknologi ini di lndonesia
relatif masih belum terlalu banyak. Oleh sebab itu, seandainya suatu instansi
pemerintah ingin menggunakan teknologi CPS ini untuk mendukung pekerjaanpekerjaan survei kelautan di lingkungan mereka, maka selain pengadaan
perangkat keras dan perangkat lunak CPS, penyiapan sumber daya manusia
yang terkait .iuga tidak boleh dilupakan. Tanpa didukung dengan sumber
daya manusia CPS dengan kuantitas dan kualitas yang memadai, maka
peralatan-peralatan yang canggih sekalipun akan menjadi kurang berarti.
Referensi
Abidin, H. Z. (2000). Penentuan Posisi Dengan CPS dan Aplikasinya. P.f
Abidin,
H.2.,
Jones,
A., &
Kahar,
P.T.
pp. 70-76.
Wells, D. 8., Beck, N., DelikaraogloU, D., Kleusberg, A., Krakiwsky, E.
J., Lachapelle, C., Langley, R. B., Nakiboglu, M., Schwarz, K. P.,
Tranquilla, J. M. & Vanicek, P. (1986). Cuide to CPS PositioninS4.
Canadian CPS Associates. Fredericton, N.8., Canada.
l)trstakir
L,ttt1;t'r,t,rr,
W (|'lll,l)
',
,\"",". /il.,'!rql,
]D
-r
l:*
f
r
-t
----r.-
-B-BD-l;-
G-
-_
D _ > _ _ _ E_
A.
Ilnh il
lurl
PASUT
Pasut laut (ocean tide) adalah fenomena naik dan turunnya pcrnrtrk,r,rrr
gr,rvrr,rsr
waktu tertentu. Data tinggi muka air pada rentang waktu tertenlu jtrg,r
berguna untuk keperluan peramalan pasut. Analisis data pengamatan lirrggi
muka air juga akan berguna untuk mengenali karakter pasut dan ft.rronrcrr,r
lain yang mempengaruhi tinggi muka air laut.
!":'!l!'r'!r - - ! rr - ] r-
D,
F-->>>>>-----D
-l.lB---
----
--
E-
D-i
<lt'tt13,ttl
{>
a. Teori Pasut
Irrrrrrr
(-
')
F.
D,;
',
P'i
tl
bulan
F^
>"
!!
F = 6mtYz
(3.1)
r'
gaya sentrifugal sistem bumi-bulan (Fr) dan gaya gravitasi bulan (Fr).
F, bekerja dalam persekutuan pusat gravitasi bumi-bulan yang titik massanya
terletal< di sekitar % jari-jari bumi dari titik pusat bumi. F, bekerja dengan
kekuatan yang seragam di selurLrh titik di permukaan bumi dengan arah
yang selalu menjauhi bulan pada garis yang sejajar dengan garis yang
menghubungkan pusat bumi dan bulan. Besar F, tergantung pada jarak
pusat massa suatu titik partikel air di permukaan bumi terhadap pusat massa
bulan. Resultan F, dan F,, menghasilkan gaya pembangl<it pasut di sekujur
permukaan bumi (Cambar 3.'l).
titik-titik di permukaan bumi pun akan semakin kecil. Di tilik /,', gaya
sentrifugal lebih dominan dihanrJing llaya gr;rvitasi bulan (F,, <
barlan ;rir lt'rtlril< nrt'nj,ruhi lrrrnri p,rrl;r ;rr,rh ntr.nj,rrrlti lrLrl,rrr.
5?
/-,,)
,,r,lrirr1i1i,r
\
-'.1--1i,,.&
i,i
t.;
*u:;r{
Cambar 3. / Arah gaya sentrifugal dan gaya gravitasi bulan yang hekerj.r
di permukaan bumi
/t
(t
\'rt-
bumi
._,.___._.
=-?_-
\1
,bulan
m atah ari
//
-/
Saat neap, yaitu saat kedudukan matahari tegal< lurrrs tk'ng,rn srrrrrlrtr
bumi-brrlan, terjadi pasut minimum pada titik di pcrmtrk,r.rrr lrrrnri y,rrrli
teg;tk lttrrtr sttntlxt btrmi-hulan (Cambar 3.3). Saal tersclrul lr.rj,rrlr rli pcrr,nrp,rt
bttl,ttt ,tw,rl rl,ttt pctctttpitl bulan akltir. Fcnom('n,t l),lsul 1l,rrl,r l<r,tlurlrrli,rrr
rk'ntikr,rtr rlr',r'lrrrl r|r'rr1i,rrr rrr',111 llrle ;rt,rrr p,rsrrl rrr,rli. Irrlr;i1i,rrr1i p,r.,rrl (;,rr,rk
vcrlrl.,rl Ir'rlrrrlrtl ,rrr pr'rnlul\,r,ur ,trr lcrlirrggi rl,rn lcrr,rrrl,rlr) s,r,rl .,1 rrrr11; h'lrrlr
lrr,,,,rt rltlr,tttrltnll',,r,rl rrr,.11r
,\',,rrr,
/lihyr(,
--E-E-f
lE---r-trr-r--tr-rrE-f
:=f
*'
l-Dr
--'r
;- ;;;;;;;"-;;.;;
bulan
;,
;;-;
;;;;;
()
!r,= A,cos(rul+r/)
(|..i)
matahari
>
lr,rr ntorrrl.
lrr,r rl.rrt
periodanya.
c. Tipe Pasut
Pasut di satu lokasi pengamatan dipisahkan menurut lipc r/rurrr,r/,
semi-diurnal dan mixed. Pasut diurnal(harian tunggal) terjadi d,rri s,rtrr [,rlr
kedudukan permukaan air tertinggi dan satu kali kedudukan pcrmuk,l,ln ,ur
terendah dalam satu hari pengamatan. Pasut di pantai utara Jawa tcnn,rsrrl.
jenis ini. Pasut semi-diurnal(harian ganda) terjadi dari dua kali kerlurltrl<,rrr
permukaan air tinggi dan dua kali kedudukan permukaan air rendalr rl,rl,rrrr
satu hari pengamatan. Pasut mixed (campuran) terjadi dari gabtrng,rrr
diurnal dan seml-diurnal. Defant (1958) mengelompokkan pasLrt nt('nrrrut
perbandingan jumlah amplitudo komponen diurnal terharlap jrrrrrl,rlr
amplitudo komponen semi-diurnal, yang,dinyatakan cleng,an
:
(hour)
200 400
I
600
(iour)
Cambar 3.4 Dala pengamatan tinggi muka air 1 piantan (25 iam) dan
1 bulan (744iam) diDelta Mahakam, Kalimantan
(sumberd.rta: Tol.tl [ & P lndonesie)
800
A/
Kr+O,
't[- - M,-5"
{l
r)
<lil,rrrrlrtll.,rrr 1r,rrl.r
,\7,*., //,,/,0y.,(,
r IrI-f,
-rrI;-rr-r
-EII
rIIrI-IG:-;
-E----3
NAMA
KOMPONEN
Semi-diurnal
M2
s2
N2
K2
Diurnal
K1
o
Perioda
M,
panjang
Perairan
25M2
dangkal
MN52
MKt
PERIODA
FENOMENA
(iam)
12.42
Cravitasi bulan dengan
orbit lingkaran dan sejajar
ekuator bumi
1 2.00
Cravitasi matahari dengan
orbit lingkaran dan sejajar
ekuator bumi
12.66
Perubahan jarak bulan ke
bumi akibat lintasan yang
berbentuk elips
11 .97
Perubahan jarak matahari
ke bumi akibat lintasan
yang berbentuk elips
23.93 Deklinasi sistem bulan
dan matahari
25.82 Deklinasi bulan
24.07 Deklinasimatahari
327.86 Variasi setengah bulanan
661.30 Variasi bulanan
2191.43 Variasi semi tahunan
11 .61 lnteraksi bulan dan
matahari
1 3.1 3
lnteraksi bulan dan
matahari dengan
perubahan jarak matahari
akibat lintasan berbentuk
B.1B
eliPs
matahari dengan
56
Mo
6.21
MS
2.20
NI[AI
frNrs
BENTUK
PASUT
0<N,<0.25
o.25 < Nf < 1.5
Campuran
berganda
1.5<Nf<3
N,>
FENOMENA
Campuran
tunggal
Tunggal
murni
B.
ARUS PASUT
Cerak vertikal (naik dan turunnya) permukaan air laut kitrt'n,t p,t',rtl
pada wilayah perairan dan interaksinya dengan batas-batas perair,ttt lcnrp,rl
pasut tersebut terjadi menimbulkan gerak badan air ke arah lrorisorrl,rl
Batas-batas perairan tersebut dapat berupa dinding (pantai dan kc'rl,rtrgl<,rl,rrr)
dan lantai (dasar) perairan. Fenomena ini sangat terasa pada wilayah pcr,rit,rtr
tertutup (teluk), perairan dangkal, kanal-kanal pasut dan muara sung,ai (rlcll,r
dan estuari). lstilah tidal stream atau tidal current atau arus pasut kcntu<li,rrr
diberikan pada fenomena ini yang merupakan gerak horisontal barlatt ,rir
menuju dan menjauhi pantai seiring dengan naik dan turunnya muka l,rul
yang disebabkan oleh gaya-gaya pembangkit pasut.
Arus pasut mempunyai sifat bergerak dengan arah yang saling lrcrlol,rk
belakang atau bi-directional. Arah arus saat air meninggi hiasanya lx.rlol,rl<
belakang dengan arah arus saat air merendah. Kcr.epalan ,trtrs ll.rsrrl
minimum atau efektif nol terjadi saat air ting,gi .rt,ru air rt'rrrlah (s/,rr (
wat('r\). 1),r<la s;rat-saat tersebut terjadi perubahan ;rrah artrs p;rsrrt. Kct r'p,rl,rtr
arus l),r\rl rrr,rIsirrrrrrrr tcrjadi pada saat-saat antara;rir lirrggi rl,rrr,rir rcrrrl,rlr.
Dcttl.i,rrr rlcrrrrl,r,rrr, pcr iorl,r l<r:ccpatan artrs llirsrrl irl<,rrt ntcrrliil<rrli ;rcrrorl,r
p,rslrl y,rrrli urltrrl,,rrrlgl.rll.,rrrrry,r. C.rnrlrirr.i.5 tttcrnlrol lilr,rll<,rn lrrrlrrrrrli,rn
llr,ng,rttt,rl,rtt lr,r',rl \rlr (ti,lrr,, lrPis) rlcrtg,rrt,rr,rlr,r(l) rl,rl,tttt rlr,r,r;,rl lr,rlr,rrl,rp
trl
'!:'!'!f!D]D
DD
---
Ut,tr,t tl,ttt kt'ktt.tt.ltl ,trtts lt,tsttt tr(l) <litl.rnt nt/s (g,rris [,11,, lr.l,,rl) lrrgrolr,lrli
pada p;rntai yang memclnjarrg pada ilrah Timur-B;rrat <k'rr1i.rrr lr,r11,rrr l,rlr
terletak di sebelah Selatan. Cambar 3.6 menunjukl<an lrulrtrrrg,rrr ,urlar.r
arus pasut dan tinggi muka air pada pengamatan arus di sepanjang pen.lmpang
sebuah kanal pasut selama 21 jam.
-)
180
il
----;:;;:,
;;;, :^-;:;
-,-
:;:,;;, ::;
s-)
120
s.
60
os
-1
205
-3
t80
1m
cambar 3.5 Hubungan antara pasut dengan arah (kiri) dan kekuatan arus pasut
"e '''
f;;0
,
i -r,,
Tabel 3.3 Beberapa istilah* dan definisi datum vertikal (CARIS, 2(Xl:t)
depth (m)
qe
,JIi
VERTIKAL
Tinggi titik di pantai atau kedalaman titik di laut hanya dapat clilt'tttul<,rrr
secara relatif terhadap bidang yang disepakati sebagai referensi tirtggi ,rl,rtr
datum vertikal. Datum vertikal ditentukan dengan merata-ratakan <l;tt,t p,rsul
-2
0
C. DATUM
n/s
a
ro
1.s
NO.
1
lt1
xl
I
; 0.5
,0
cambar 3.6 Hubungan antara pengamatan tinggi muka air dan kekuatan
arus pasut (dimodifikasi dari poerbandono, 2003)
Lowest
Astronomical
-1.
Approximate
Mean Low
Water
Australian Navy)
An arbitrary level, usually within *0...lrrt frorrt llt,rt ol
mean low water springs (MLWS). (Hyrlr<>gralrhit St'rvtt t
Royal Australian Navy)
An arbitrary level, usually within !0.lrrt Irttrrr tlrtt ol
mean lower low water (MLLW). (llytlrogr,rltlrit \t'rvtt t',
Royal Australlan l!uy)
An arbitrary level, usu;tlly witltin ]t). )rtr lrotrt tlt,tl rtl
r))(';rn sea /eve/ (MSL). (l'lyrlrogr,rplrrr \r'rvx r', l(rry,rl
4pproximate
Vean Low
4.
Spring,s
Approximate
Mean Lower
lctw Water
a
z\y
11
rr
lc
ox irrr.r
A'lr,,rtt
(t,l)
Tide
2.
Nater
Kekuatan maksimum arus pasut dapat diperkirakan dari ampritudo pasut
dan kedalaman perairan pada daerah yang diamati dan dinyatakan dengan
(Knauss, 1979):
DEFINISI
ISTITAH
Approximate
"r,,t
I tllltut,t ll,tl
rrl r, liltl I l\
l
r,vr'/
Arr',tr,rli,rrr N,rvy)
ttl
,rn
Ir/1,,/lrt\
It.rtrr
58
tl ()
I
Irglt W,rtt'r
of the time.
An arbitrary level, approximating that of mean high
Springs (MHWS) water springs. (Hydrographic Service, Royal Australian
F--
--FID;.GG!GG>---
l(
.,r(/{'(l lWl lr
t7. Iowr,rl
Astrotuttttit,tl
firle
High Water
Higher High
Water Large
Iide (HHWLT)
Highest
Astronomical
ride (HAT)
lndian Spring
Low Water
Creat lakes
Datum 1985
(ICLD 1985)
Local Datum
5S.,rings
o! zr,l / r rt\
W,ttt,r l,rrlir
(LA I)
Lowest Low
Water
19. Lowest Low
Water Springs
18.
It
It
I /r,. /r,rvlrl tt lt'it,al wiu lii ,,,, ltr' ltrttlt lttl lrt ru t rtr
urrr/r,r ,rvcr,tgt'ntet<rroltlgi<,tl rtttxIititttts,rrtr/ ttttt/r't ,ttt\
r orrr/rirr,rtir;n of astronomi< al < otttlitio ur. (ll l( )
t1 41\
21
Mean High
Water Springs
(MHWS)
(MHHW)
23. Mean Low
Water (MLW)
lligh Water
l()
ll/,tlr'l
Arrstr,rli,rrr N,rvV)
of spring titlt's
Also called spring high water. (lHO Dictionary, S- l.f
5th Edition, 31 44)
The average height of higher high waters al .r p/,rr ,' r,r,,'r
a 19-year period. (lHO Dictionary, S-'32,5th Itlrlrorr,
The average height of the high waters
3l40)
5th Edition,
,t
31 50)
Edition,
31 45)
,r
'\rr,,lr,rlr,trr N,rvy)
60
6t
'!': !'!r!t
- D D D D D l r D r D - D - r - - r - D D !. D > > D - D r r
LJrtttrl< l<t'pttrlttittt rt.tvi1.;.tsi tligutr,rk.rtt ntul<;t;rir lcrorrrl,rlr ,,,,lr,r1i,rr rl,rltrnr
vertikal untuk angk;r-angka keclalaman laut yang, dinyat.rk.rrr l.lr,r1i,rr ,rngl<,rangka dan garis-garis kontur kedalaman pada peta navigasi l.rut. Muk,r air
terendah dipilih sedemikian rupa sehingga hampir tidak pernah terjadi l<eadaan
ketika angka kedalaman yang tercantum di peta lebih kecil dari kedalaman
aktual. Datum vertikal ini disebut sebagai chart datum atau muka surutan.
Penentuan muka surutan ditu.jukan untuk menjamin keselamatan pelayaran.
Muka surutan yang ditetapkan dari pengamatan pasut umumnya lebih rendah
dari tinggi rata-rata permukaan air laut terendah saat bulan perbani. Pada
Cambar 3.7 diperlihatkan kedudukan relatif beberapa datum vertikal.
D
D -
>>*>---->D-DD----
---D>-->D
--
/.o ),1,
rl
G-
rrl.,'l
->
(L")
NEGARA
Amerika
lnggris
Prancis
zo
Zn= M,
Zn = 1.1(Mr+Sr)
Zn = 1.2(Mr+Sr+Kr)
lrltttrt;rtl
dengan kedudukan muka air pada saat tertinggi. Pengguna(llr rrrtrl\,r ,rrr
tinggi sebagai referensi elevasi dimaksudkan untuk menjamin kt'scl,tttt,tl,ttt
investasi di wilayah pesisir dan dataran rendah di sekitarnya. Dattrttr vctltl.,rl
yang dipakai untuk referensi bagi elevasi atau tinggi nol bagi titik lilrl\ (lr
daratan biasanya ditentukan dari muka laut rata-rata'
a. Pengamatan Pasut
Cambar 3.7 Visualisasi kedudukan beberapa datum vertikal
(de f ong et al., 2002)
6?
lrrlrrL l.,,p,,t ltt,ttt grr,rl'tis arlalah 15 atatl 2() pi,tttl,ttt (l pi,rtrl,rtt .'', l,tttl)
Irrlr,rv,rl rr,,rltr plrrr,rt,rl,rrr,rl,rtr llcrkitnt,rrr lirrggi rttttk,r l,lttl lrt,ts,ttty,t,trl,tl,rlr
lrr, l(I ,tl,ltt l'lI tttltttl
6l
'!':' !!!r!
r.
i ] - ! - D- ! i
r. D
] r E - - - - D D - D D. > > D P i - - -
I
- - -,:,;,;.;,,
;,;;,;;;;,
';;
(,lr,l pt,lltl,ll rl,rrr rrr,,1r,,rlrrl.,rrr ()t,url.l y(ulll <littr1l,rsi rtttlttl< tltcttli,lttt,tlt
,:;;
; ; ; ;;;;
;;; ;;;;;;.
rl,rn
rrrppr';tl.rt tirrlilgr ptrrl.,r ,rrr. 5r'lltt.rh alat l)('l'lSilrr,ll ll,tsttl tltt'l<,ttttl. y,tttli
rligunakan lpt1k ini .rrl,rl,th tide gauge. Ceral<att naik rl.rll lrtrtttltty,t,rir l,tttl
rliclctel<si dengan selruah pelampung yang digantungkirtr p,rrl.r l<,rw,rl lr'ri,r,
Kawat baja tersebut digulungkan pada suatu silinder pcnggtrlttttg St'lrtt'tlr
sistem mekanik melakukan peredaman dan konversi gt'ral<,ttl silirrtlcr
penggulung kawat baja dari ke arah vertikal menjadi ke arah horisottl,tl.
Cerakan horisontal bolak-bal ik tersebut kemudian disambungkan ;larl.r st'lrt t,rl t
pena yang menggoreskan tinta pada gulungan kertas perekam dat;r y,tttg
g
tg.
(s
+-.i
;.
'i-r
f.
l,rfilrll,rr | 'r lll'lr.tttt,ttt rl.rla pcng;rmal.ln pnsul tlt'ngan lidc g,tttgt' nx'k'rlrik
'!':'
!(f!-,
- : - = E - r D r - . - - 3 r - D D B -, - D > D - - - - r r
D t
GD-D-D->E>>-
-*-
----'b->--
---
-D
gauge mekanik, l<arena sensor tinggi muka air dan pencatatannya pun dilakukan
pasur
pengamal pasut
penBlkatan stasiun
staslun pengamat
Cambar 3. I0 Skema pengikatan
di seluruh bagian bumi. Sistem ini mempunyai footprint beam pada radius
sekitar 7 km dan sangat rentan terhadap noise yang ditimbulkan oleh daratan,
sehingga tidak memungkinkan untuk pemantauan lokal. Sistem pengamatan
pasut lokal dan dekat pantai yang paling maju saat ini adalah dengan suatu
sebaran stasiun pengamat pasut permanen dengan sensor laser dan perekaman
secara
atar"r
b. Pengikatan Stasiun
Pengamat Pasut
66
.
.
.
D. PREDIKSI
PASUT
hl
'!':' !'"!'!''!r
;;^";
"
;,;;;,",;;;,;,-,:
;;:,
;;;;,;
b. Prediksi
LAT
LAT merupakan kedudukan muka air laut terendah hasil prcdil<si st'l,tttt,r
periode waktu '18,6 tahun. Model prediksi kedudukan muka air laLrt tlitlt'l<,rti
dengan:
Foi + f"t
+Q,)
(\,7t
l-1
cerakan vertikal muka air laut yang periodik merupakan resultan atraksi
gravitasi bulan dan matahari pada waktu dan kedudukan tertentu. Maka
gelombang pasut yang diamati di suatu lokasi merupakan superposisi dari
beberapa gelombang yang masing-masing pada setiap saat tertentu
dibangkitkan oleh kedudukan benda langit tertentu. Deviasi muka laut
terhadap kedudukan rata-ratanya dinyatakan dengan:
i-l
;;;,
y(t)= !usr*Lr,O,.or(r,,
a. Analisis Harmonik
;:;",
dengan y(t) = kedudukan muka air laut saat t, /r.r, = keduduk,ttt ttttrlr,t,rtt
laut rata-rata atau MSL (Mean Sea [eve/) terhadap alat pcttg,tnt,tl p,t.'rtl,
v; = faktor nodal komponen pasut i, A, = amplitudo komJrrtttt'tt l),t\ttl ,,
(D = kecepatan sudut komponen pasut i, F' + F = fase komll<lttt'tt p,t',ttl
kesetimbangan i, dan 0, = fase komponen pasut i. Keduduk;rn MSI ',r'rl,r
amplitudo dan fase masing-masing komponen pasut yang dilib:rtl<,ttt tl,rl,rttt
dengan, /(t) = tinggi muka laut sesaat, )zo = tinggi muka laut rata-rata,
A. = amplitudo komponen pasut I dan n jumlah komponen pasut yang
dilibatkan. Dari data pengamatan pasut akan diperoleh data untuk persamaan
3.6 di ruas kiri yaitu y(t) dan dengan mengasumsikan keterlambatan fase
untuk komponen pasut i, maka Persamaan 3.6 dapat dipecahkan untuk
menemukan A-.
/r0
'!t:,' !'!f!
; -. -, - ],
3 D r. r r r D -
.,
Pt-.morumiln
Referensi
Adams, R. (2004). Seam/ess Data and Vertical Datums - Reconci/ing Chart
Datum with a Clobal Reference Frame. The Hydrographic Journal
.t13.
cA
(2
003
).
v e rti
al D atu m .
verdat.htm.
l. A. (2002).
Hydrography. Delft University Press. Delft, The Netherlands.
Defant, A. (1985). Ebb and F/ow. University of Michigan Press, Ann
Arbor, USA.
Crant, t. t. (,988). Simplified Tidal Analysis and Predictton. Lighthouse,
37, Canadian Hydrographic Service, Nova Scotia, Canada.
Knauss, J.
Oceanography.
(a)
meter
Cambar 4.I Visualisasi dasar perairan dengan garis-garis kontur kedal.rman (a)
dari pemeruman di sebuah putau terumbu karang (b)
1t
'Y:'!Y
-,
r-
-r --
-.
- D]
B -,
-r
-. -. D -
------
> D D D,
-'
;
>r
- ->
;;;;,;;;;;;;-->>D>-D>
a. Desain Lajur
Perum
kecenderungan bentuk dan topografi pantai sekitar perairan yanpi ,t l<, r rr r lr,,r
rrvr,r
7?
perairan
( ,,trrrlt,rr
Y:'%:
-B
D r - r -E--.-
a--B-r
r 3r--E-
D>D D > - - r r
Dari Ptltt13Ltl<ttrittt l<crl.tl,rnr,rrr (li tilik-lilik [il<s llcrrrrrr p,rrl,r l,r;rrr l,r;rrr
perum yang telah didesain, akan didapatkan sebararr titil(-litik lrls rprsrT)
f
pada daerah survei yang nilai-nilai pengukuran kedalamannya claJrat
rlipakai
untuk menggambarkan batimetri yang diinginkan (Cambar 4.5). Berdasarkan
sebaran angka-angka kedalaman pada titik-titik fiks perum itu, batimetri
perairan yang disurvei dapat diperoleh dengan menarik garis-garis kontur
kedalaman. Penarikan garis kontur kedalaman dilakukan dengan membangun
grid dari sebaran data kedalaman. Dari grid yang dibangun, dapat ditarik
garis-garis yang menunjukkan angka-angka kedalaman yang sama.
Irtk ryrrl
o
t
1.
titik kedalanrar
J
D
Pengukuran
.'5
S,.3
'i
-.12.s
. 1. 7.5"
.18.7 .it.o
\
qaris
muka
,r'
laut
Metode Mekanik
pintai.--.".-..- -i
.g.g
.17.4
.22.2
24.1
,,,
,, -.
t\
nrt,n
.LJ.L
titik grid (D) dari tiga titik kedalaman pengukuran terdekat (1, 2 dan
c. Teknik
3).
Pengukuran Kedalaman
'y'ru
-- E- -r---.t
-r r - - - rlD-
r,D.
DD- D - -
Pada metode ini sudut transmisi sinar laser diarahkan tegak lurus
terhadap arah lintasan pesawat. cambar 4.7 menunjul<kan profil prinsip
kerja LADS dalam melakukan pengukuran kedalaman di titik p.
-;:;,.;;;
;;; ;,;; ;,
;;1",;,;.:;,;;ffi lltl('tlltt
lr'llr,rrl,r1r
lr,rrrsntisi sirr,rr l,r,,r.r rl,rrr pr,,,,rw,rl lr.rlr,rng tk'ng,ttr stttlttl
srrnttlu vcrlik,rl Ir'lrr,lnul\,r,ur,rrr, l',rrl.r tilik tli pcttttttl<,t,ttt,rir y,rtrg rltl,r'tr,rt
lr.rnsmisi, sr.lr,rgi,rrr liclorrrlr,rrr13 sitr.rr lilser rlip,ttttttll<,rrt <l,ttt tltllt,trk,ttt
l<c segala ar,rh rl.rrr s,rl.rlt satu berkasnya akan ntcttcntJlus l<r' tl,tl,trtt ,rrt.
Berl<as sinar laser yang menembus ke dalam air adalah st:l<it,tr()li'/, rl,rti
cnergi awalnya dan akan dibiaskan dengan arah menclck;rti g,rris ttotttl,tl
(garis vertikal) akibat perubahan dari densitas medium yang lcbih r('rrtitl,rrrtl
ke densitas medium yang lebih rapat.
Soz
dengan S, =
--1
0,
(4. t)
+hz
htan0. Dari
nttw=',, = 1in on
.t\,i
(4.
vw sin0,
))
iS"
I
I
\,"
dengan v" = kecepatan cahaya pada medium udara dan v* = l<t'tcl r,tl,ttt
cahaya pada medium air laut. Dari hubungan tersebttt rlipcrolclt:
o"\
r-"
t\
sitt
r',,
(4.
r)
76
t7
'y'Y--
rE-r
--:-
r --
--
r-
- r-r
rE--D
DDD
D, f, E
B EE
l)t'lt<,tl.tl w.tkltt tli 1x's.tw,tt t<'r[r,rrrg nrcngrrkrrr st'l,rrrg w,rklrr tot,rl (Al)
sejak gelombang clitransmisikan hingga diterima kcmtrali rli 1x's,rw,rt. l,,rn;.rn13
lintasan yang ditempuh sinar laser adalah r, dengan r = r,,+
maka:
f = fn l
rr.
= (r,,Lt,,+ v *Lt*)
r*.
lik,r
DDD-D>--
c-->---r-DD
>D>>G=
-D-->
l',,,,,,',,,,,,,,
-PlF
= vAt
(4.4)
l
i
(x,'t,),t. ....t.
,,
sehingga:
Lt = z(Lt,,+Lt,)
(4.s)
Jika v" telah diketahui, maka At, dapat dihitung dengan persamaan 4.5,
sehingga r. dapat pula dihitung. Jika v* telah diketahui, maka kedalaman
perairan di titik P diperoleh dengan:
d=
r cos9
D'W
@.6)
Arah transmisi gelombang sinar laser selalu dibuat tegak lurus terhadap
arah lintasan pesawat terbang. .farak horisontal pesawat ke titik p (titik yang
diukur kedalamannya)adalah sebesar5 =50+ 5_. Jarak horisontaldari titil< p
ke titik pembiasan sinar laser (5*) diperolei-l d"ngun'
Sx,w= dtan)
(4.7)
xr= x, + Ssin(a-180')
(4. B)
!r= !, + Scos(a-180')
@.9)
0j
t'.
/'
arah lintasan
pesawat
dengan pembangkitan daya sebesar 1 MW. Sistem ini dapat rlip,rk,ri rrrrlrrl.
melakukan pemeruman pada rentang kedalaman 2 hingga 50 ntctct rllttg,rtr
kondisi air yang jernih dan terbuka, cakupan daerah survei y,tttlg ltt,t', rl,rtr
untuk pemetaan pada skala kecil. Daerah-daerah yang sulil rlrj,rrrgk,ttt olrlr
wahana apung dengan teknologi mekanik atau akustik dapat <lrlilrrtl olrlr
sistem ini. Air laut hampir tidak dapat ditembus oleh hampir seffiLr,r gclontlr,rt r1i
elektromagnetik. Celombang elektromagnetik pada frekuensi HF, VLI lrrrrpif i,r
cahaya akan kehilangan intensitasnya pada kedalaman kurang <l;tri l()o trt
Teknik pengukuran kedalaman dengan metode optik efelctif digunak,rtt p,ttl,r
perairan dangkal yang jernih dengan kedalaman sekitar 50 m.
Metode Akustik
Penggunaan gelombang akustik untuk pengukuran-pengukurart lr,tw,rlr
air (termasuk: pengukuran kedalaman, arus dan sedimen) merupal<irtt tt'ktrtl<
yang paling populer dalam hidrografi hingga saat ini. Celomh;rng ;rktrstik
,l00
l8
|,.
.,t1. "-)-"-
y,rrrg l.nnlln!'u
\r'p.lrl.lrli
'2'%
- -rE-D
- DE -- Drr - - -- - -. - ---D -3-I--Al,rl Pt'rtrnr g('nr.l nlcnl.l,gun.rk.rn prirrsip pt:rrgrrktrr,ur lilr,rl. rl,rrg,rrr
memanfailtkan gelombang akustik yang dipancarkan tl.rrr rr,rrrrlusur
(cambar 4.9). Transduser adalah bagian dari alat perum gema yang me.gubah
energi listrik menjadi mekanik (untuk membangkitkan gelombang suara)
dan sebaliknya. celombang akustik tersebut merambat pada medium air
-dengan cepat rambat yang relatif diketahui atau dapat diprediksi- hingga
menyentuh dasar perairan dan dipantulkan kembali ke transduser
ffi;;;;;;;;
";,;;;,il;;;;,",
;;,
g,tris-garis fiks (/ix rrr,tr(). l',rtla garis-garis fiks tcr:;cllttt, w;ll<ltt 1x'rt'l<,tttt,ttr
rlata juga harus dit atat untuk sinkronisasi dengan korcksi 1l,rsttl. l'rolil
l<eclalaman yang dicontohkan pada Cambar 4.10 sangal cur;lm, st'ltitrgg,r
setiap potongan profil harus dibaca menurut skala pengukuran yang Jrt'rlrt'tl,t.
d,,2
=lvvt
dengan
(4.10)
B.
oleh'
lr
', V,,
(.1
ll)
,t1
'Y'Y*r
f,a-
- - - * - r j
3--
-EDEr
--r--:r
-- -==3l
tlt'ng.tn v = 11rl)irl r,lntl),rl gclorrtll,rng.tktrslik, K = nt(xlulu., r,l,r.,lr,,rl,r., llrritl,r
dan r = densitas fluida. Modulus fluida menyatakan kompn'silrrlit,rs, yaitu
rasio perubahan tekanan terhadap perubahan volume. Pada medium yang
lebih padat, misalnya: air dan udara, untuk mengubah volume suatu zat
diperlukan perubahan tekanan yang lebih besar. Karenanya, gelombang
akustik merambat lebih cepat di air (sekitar 1450 hingga 1500 m/s) daripada
di udara (sekitar 300 m/s), sebab air lebih tidak compressible dibanding
udara.
(Medwin, 1975\:
v
dengan
1449.2 + 4.67
- 0.05572 + 0.00029T
(t.34- 0.017)(s-
35) + 0.0r6d
+
(4.12)
-!
]lD-----DP--
tt.
ror,,lt
//
',,',,,1
;,,
--
-*
EE-_--
i3-D--
:or,'u[
,,r' ,,,,,',,,,
" ->F;
(.r r'r)
rr'[t'r0ttst;
t.lcngan /L = tingkat irrtensitas akustik dan /, = intensilas.tkttstil<
yonipud, medir.rm udara dipakai ambang terbawah kemamptt,ttt 1x'trrlt'trg'tt'Itt
1 kHz' Dalilnl ,tl<ttstil<
manusia yaitu 1xl0-12 Watt dengan frekuensi rata-rata
arlalah l ptl"r
bawah air, tekanan akustik referensi (P,) yang digunakan
(mikro Paskal; 1 PPa = 1 N2/m).
Kehilattg'rrt
lntensitas akustik akan berkurang sejak dibangkitkan.
jarak terhadap sumber gelomb'tttg
intensitas akustik tersebut sebanding dengan
Oleh
padaperairandangkalkarenatingginyaintensitaspelemahanaktrstil<.
digunakan r"rnlttk
sebaliknya, instrumen akustik berfrekuensi rendah banyak
aplikasi laut dalam.
t=LA
(4.13)
,\:* /&ral
3 t
E r,l
n E G-
=&G
GE-
-.Lt
E G___D
D _ _t E _ !_
rL'ttttl<i'rtr,rl<,rtr l)('r'B('l,lr
Ik,r <likclr.ri listril< tl,rrr st'lr,rlikrry,r, rrr.rrrlr,rrrril.rll<,rrr
I
istril<
l<r:t
il<,r rligct.trl<,rn.
nn,$lar saklar
skala transmisi
;-;;;,
lx.mitncr(lr A. l',rrl,r \,l,ll y,ulB s,rnr,l, l)('n,l stiltrs jtrg,r tt'r,rliri lrslril. rl,rrr
mcnggoreskan joi,rk gcnr,r rli posisi A pada kertas [x]runr. S,r,rl l<r'<ltttlrtl<,rtr
saklar transmisi di posisi t3, saklar terpisah deng,an pl.tt pt'ngutttp,ttt tl,tn
aliran listrik ke transduser pemancar A terhenti . Transclr-rst'r llcrrt'ritr,r /i
yang dibangkitkan oleh gelombang pantul dari dasar laut yang clikottvcrsi
dan diperkuat akan mengaktifkan pena stilus untuk menggoresk,rrr jci,rk
gema di posisi B pada kertas perum.
Bentuk gelombang yang dibangkitkan melalui transduser sebuah Jx'runl
gema akan berbentuk seperti pancaran yang menghasilkan jejak (fo<ttpritrtit
berbentuk lingkaran pada dasar perairan. Jari-jari lingkaran yang, rlilretrlttk
sebanding dengan kedalaman yang diukur. Sudut pancaran gelomharrg rlarr
transduser membentuk lebar pancaran B sehingga pada profil dasar Jrt'r,tit,ttt
dengan kemiringan y akan terjadi kesalahan pengukuran o,;tkilr,tl rl,ttt
pantulan gelombang yang berasal dari pancaran parla sisi lrt,rr
(Cambar 4.12).
+
l
I
--i-.--
lo.
Pe*a
Iti
sti,u$
",
-..L-."..''1'
".1,,
,...',1
,V,:=
ii
I
VV(r{i
l
I
Y"
kerlas
n6nrM
Psl uil
plat
sabuk
plat
pemburni
stilus
pengumpan
transduser tra*sduser
pemancar penerima
(l,uttlr,rt
<hrg,r,rtr
,l I I tttr.tttpr.rlrlr,rlL,rrr
(1,i,rrr,,
,\,t* /tur$,
>---D----Blfr___l___
-D---.---*>>_-D>]D__
D'D
D =-
Ialx.l
4.
>ts
FDFD>>>>Gf,
I Srrnrlx.r lrr.rl,rlr.rrr
D'D
> -
*'-:I']'
-';
(KllK l(r.larrl.rrr)
-SU,3ER
I'rrlrm
genu
KrsAL\lrAN
Ilrrgrw'l,rr I rrls.t,rw,rl
KCI\DISI
lxrlt sliltts ttrlxl,rl rrtl<,,rtt
arus listrik chri gr:l<nllrttg lrttx,tr lit l tl<
Gxesan saat
Fase perrgukuran
u u.l
pengukuran keclalanan
Azbkani
snp
kerj a
je.jak genu
rrekanik alat
cambar
4./3
listrik
Lry,t
l<r'
Kedudukan Kedudukanrzertikal
transduser
kapal
tranduser terhadap
perm.rkaan laut
Penisahan transduser
pErerira
Wahana
Sett/erBnt
aBrnS
Squat
oleh jurumrdi
Sifat
gdonbang
gelontrang
akustik
lapangan
runT{l.q!,ufll!,illjlll_
4.1 . Kesalahan-kesalahan
i.l,;rir,,,l,l
lr@kr"rir
llrr Irr rg
r.ftrrlr'.t
l',t..td
l,trI
l,rt rt y,,r4i
mrry*rilrku'r
rgg,r
tt6
t11
apung
y,rrrg lrt'n,rr.
t tt
saat berlalan
Laju dan arah gerak
Kondisi
1x't't
tlulltn
kr r lt r h tl" rt t
.lxrnuka,ttt itit'
lirtilltlrttt
rtt
l.
rt
tl
l<rhrhrl.,ur vrrlrk,rl
l\, tt('t
lrllllll\,l,ll
l, rt
rlitt
-Y!
--
- - D F..- -l-.r
D----D--DD--DDDF-
- -
l'r1"tl l"'r11t'r'rl'
"'l'rl
(})I).lsrtl,tlr.tt1,,,,rtt[.rr,.l...rlrrr1i1irtrrttk.r.rirl.tttlst.s.t.tl(.,tlttttt/tttIir/.tlttttl)
lr.rlt.ttl,rlltitrgg,tllrtl.rrrgtt.lt.t.t'ttsivt'rtil<.rl(MSl..rl.rtrrlr.trlr/.rlrtttt)
[)'lstll'
yang tlrpcroklll tl'rri 1x'trgolaltan data 1lt:t113'ltll'll'll'l
<lt,tnt rl'rn
lrl:l'l'
j, J,l
: - - - ;I ] = -G-G >;= = > j J, 7 - -' - -
,m-t
1'
o6PTl{ hl
t{Till3
}tH.
dari gelombang pancar ditepatkan pada skala 0) dan dimulai dari kedalaman
tali skala bar check 1 meter. Setelah itu, kedudukan bar check diturunkan
dengan selang satu meter hingga kedalaman maksimum daerah yang akan
diperum. Selanjutnya, dari kedalaman maksimum, tali bar check ditarik
dengan selang 1 meter hingga kembali pada kedudukan 1 meter.
Berdasarkan mekanisme kalibrasi itu, akan didapatkan jejak seperti
tangga pada kertas perum (Cambar 4.14). Anak-anak tangga yang
,tr
,ll
,lt.
(1)
(2)
tili
cirnrh,rr
m,rL,r P.rrl,r
.f.4,
r--
lrtW
-D-
D--D--
-D--*-
- - E----r
rD-D-
>-
- - i D -
Itl[ornt'tsi l('rIl,llll-]
;;;;;;;,,
;,,:;,;;;
;;:,
.;;;,";;;;,
";;;,.,
scl<tl,lttly,t
GARIS PANTAI
90
l)(,r(,n(,rr(r,r)
a. Garis Pantai
Caris pantai merupakan garis pertemuan antara pantai (rl;tt,rl,rtr) rl,ttt,ttt
(lautan). Walaupun secara periodik permukaan air laut sclaltr lrctttlr,tlr,
suatu tinggi muka air tertentu yang tetap harus dipilih untuk ntt'rrit'l,rsl.,rtr
posisi garis pantai. Pada peta laut biasanya digunakan garis ,tir li1g11r
(high water /ine) sebagai garis pantai (Cambar 4.16). Sedangl<.ttr ttttltrl.
acuan kedalaman biasanya digunakan garis air rendah (low watt'r lirx').
Walaupun secara teoritis, garis pantai diambil dari kedudukatt g,rri.' ,rtt
tinggi, pada kenyataannya, penentuan Saris pantai di lapang,ttt ,tk,rtt
menghadapi berbagai kendala dalam penentuan titik represcrtl,rlil y,rrtg
mewakili batas antar daratan dan perairan pada pantai-ll.ttrt,li tk'ttg,rtt
karakteristik seperti : pantai lumpur, pantai pasir, patrlai ll,tttt/lr,tltt l<t'tsil./
batu besar, pantai karang/karang terjal, pantai ctLlritm, p,tttl,ri pr'poltott,ttt,
pantai rerumputan atau pantai buatan. Penenluan garis llant,ri rli l,rp,rtrli,rtl
dap;rl rlil;rl<ukan dengan ketentuan sebagai beriktrt:
(,r)
(lrl
'y'Y
D- -I-Dr-
---r
D-D
--
r,
Dr DDD>
F;.'
EDr D]
ilr
(c)
(d)
(e) Untuk
;;;;;;;;;;;;;;" ;;;;I ;
llrtmi y.trrg tirl.rk tr,rgr,rr,rrrg) rl,rrr l,rrrl,rrt (1x'rntttk.t,ttt ltttlttt y,tttli lt'ltl('ll,tllH)
Pacla dasarny,r, lx,rrgrrLrrr,rrr rk.til situirsi rlrtn garis Jl.tnt,ti ittg,t rrtct up.tk.ttr
kegiatan pencntu,ul posisi titik-titik detil sepanjang toptlgrafi 1r,rni,ti tl,rtt
titik-titik yang terletak pada garis pantai. Dengan dc'mikian, mitka tt'kttik
CPS dapat diterapkan untuk keperluan pengukuran detil sitt-t1si tl,ltt g,trir
pantai (Cambar 4.17).
titik referensi
l!r\
1_l
garis pantai
a) Cara teresffis
r$i&
Cambar 4.16 Garis pantai dari garis air tinggi
b.
16'-
satelit
,*..
gafis pantai
receiver
u*s-riii
,d,
.-
recewer
..s-tetaP
1i
ilr
'\\'\\
l/ll\\
liit\
b) Menggunakan CPS
9t
Y'Y
---i - D--
- ] --
- D-----]*---
- DID
-, D -
Datum vertikal
Datum horisontal
Sistem proyeksi
SURVEI ORDE
SPESIAT
2m
10 m
10 m
apung _
SURVE!
ORDE
2m
SURVEI
ORDE 2 dan 3
Sistem satuan
Ketelitian
5m
20m
10 m
20m
Detil topograii
D. BEBERAPA KETENTUAN
PETA LAUT
TENTANG KARTOGRAFI
KETENTUAN
Lokal dengan chart datum, disebr-ttl<;rrr
kedudukan muka surutannya terhaclal> tlttrltrk
tengah
Titik kontrol horisontal pada elipsoicla
referensi WGS '84 dalam sistem gratiktrl
(jaring garis proyeksi lintang dan l^ruiur) p,rrl,r
interval 1O-20 cm di peta dengan grarlrt,rtttttt
frame (skala pembagi gratikul) di tt.pi-tr'pr
batas muka petanya
Mercator untuk 75'LU-75'LS
Polar Stereografis untuk 75o-90"1[.] rl,rrr
750-9001S
Metrik, dalam meter atau mil laut
2 1:10.000 untuk bandar, pelabulr:ttr, ,rlrtr
pelayaran dan perairan wajib panclu
2 1 :20.000 untuk alur pendekat pel.tItttlt,rtr
dan perairan lain yang digunakan ter,tlttr
untuk pelayaran
> 1 :50.000 untuk daerah pantai sampai
kedalaman rata-rata sekurang-kurangny;t l0tlt
1:50.000-1 :100.000 untuk daerah cleng,ttt
kedalaman antara E@_
Peta konvensional: mengikuti Peta Laut No. I
Peta disital: mengikuti SP-52 IHO tetrt,rtll-i
Aspek Kartografi ECDIS dan SP-.57 lH()
tqnlang Standar Pertuk
!lL-
lika data peta laut disajikan dalam wuiud digital mitl<,t rl,rl,r lorsclrttl
|r,rrtrs rf isirrrp,trr rl;rlam format dxf (digital cx< /t.utgt' l'orrtt,rt\ rl,rl,tttt stt,tltt
sislr.rrr lr,r,.r,. rl,rl,r rl,rrr llcmberian kode yang rlisl,tnrl,rrrlis,tsi prrl,r rl,tl,rttt
51t r,,' ll l{ ) llr.lrr.r,r1,,r pr.r,rngk,rl lrrrr,rk gr,rfis rrrrlrtk l<r'pr,tltt,rrr k,rtlolgr,rlr
rlrgtt,rl rl,r;r,rl trrctt;r,,1,,'t,r',tl',rn l'otrtl,tl rl,ttt sislcttt ll,tsis rl,tl,r ttrt
q
?%
-G,
r.--EE--
F--DrD
-D-
D-D-D
I DD - --
- -
Ii.ef'erensi
A.
PENGUKURAN ARUS
tl,rrrgk'rl,
Arus adalah gerakan badan air. Di pantai dengan perairan
dan -sampai tingkat tt'rl0ttltt
arus dapat dibangkitkan oleh pasut, gelombang
wilayith 1x't'ttt'ttt
angin. Pengetahuan mengenai dinamika arus pada suatu
,uigu, p"niing r-rntuk ka.iian mengenai dinamika dan kualitas litrgktttrg'rtr
r['ttg'ttt
,ert, ,ekryasa wilayah. Teknik pengukuran arus dapat dilakuk.lrr
dilaktrk'rrr rh'ttg'ttr
pendel<atan Lagrangian atau Eulerian. Pendekatan Lagrangian
tt'rlt'ttltt
pengamatan gerakan massa air permukaan dalam rentanS wakttt
pelampr-r.g S.l'tttt'r
impiem"ntasinya biasanya dilakukan dengan sebuah
yang tertentu pula, lx'lr8,lnl'rt
selang waktu tertentu dan dalam interval waktu
clt'miki'ttt
,unJu,u, posisi pelampung tersebut. Studi dinamika arus yan,
SanSatpenting-misalnya-untukmengkajimode|tumpahanminyak.tt.ttt
petrclck'tl'ttr
pengangkutan materi oleh badan air di permukaan. sementara,
pada suatu posisi tertcttttt tli
Eulerian dilakukan dengan pengamatan arus
pendekatan ini aclalah kcktt'tt'ttt
suatu kolom air. Data yang diperoleh dengan
Bukr-r irri lr;ttty'r
dan arah arus pada suatu tempat sebagai fungsi dari waktu.
al<an mendiskusikan
a. Sifat Gerakan
Badan Air
ftltlgsi tl,lri
Kecepatan arus U pada suatu penampanS A merrrpakatl
((2 ataLr <lt'ltit) tl'ttr ltt'ts
volume air yang clialirkan dalam setiap satuan wakttt
pen.rml)ang yang di laluinYa
lt
()tA
I )r 1x,r,ilt,ttl
rl,r,.,rr ;,r1r,1r.ur
95
(5
1)
,\7,*,
//^/n,,pnr,l,
D Dr-blr
-DD-
__
-r-rt-_
__-D_
_DtD_
t_
_D
> _
r.
lx'nrittl\ttt,ltl,tllt\ p,ttl,t',tl.tltt;tolottli,ttt
lr,ttr,rl lt.rsrtl ill(.nlllliltr,ll,,rrr lr.l.rrrl. ,rl.ttsltk tlcttg,ttt tt'srtlttst vt'tltl.,rl O 'r lll (l,lll
rcsoltrsi lt<lrisorrl,rl ,,r,[rl,rr (r nr s,l.rl rttcttjt'l,trtg sttrttl. l)r'rl,ttttlr,rl,rtt stslcttt,tltlr
tt.rlihat clerng,rn lrr,rl x'<l,r,rrr li.r'krr,rt,rn itrus di rlt'kitt l.rul rl,ts,tr <l,ur rli rk'l.,rl
( i,rtttlr,rt
', .'ntr,ltl,r,rlrlr,rll..rtr
lr,r',tl
1rt'rmul<aan air.
m/s
2
u (m/ s\
0.5'
'1
a (m/s)'1
0.5
1.5
1.5
1.5
;.
5+
6
gO
-1.
.)
.,I
pada kedalaman-kedalaman d
lnr
0
7X{1
n00
Cambar 5.2 Hasil pengukuran arus pada suatu penampang kanal pastrl
logaritmik
cambar 5. / Profil vertikal kecepatan arus di perairan dangkal dengan
kedataman h
0.1
qr)
.\n,*,
E--
1,,/,ro.t,(,
! L L. - -E
-rE
E-E
--
b. Prosedur Pengukuran
rDtrrr,-E
E---._.-
- _-
_ _ t r _
Arus
t-tll----->}GF-==-*
--EE-]-
-D
',
-'
potongan lokasi
pengukuran arus
/.
.
"i
t.
\"''
arah arus
pantai
Pemilihan lokasi pengukuran ditentukan berdasarkan pertimbangan
rlari
,rr,rlr rl,rrr l<r,r.r.p;rtarr;rrrrs 1l,rrl,r su,rlrt lok;tsi rlt'lrg,ttt kr'trnggi,rn lertcntu
rm
'f
alat ukur arus akustik cukup dioperasikan dari permukaan air deng,rtt posi'r
menghadap ke dasar perairan. Resolusi spasial dan temporal alat rrl<ur,rnrt
akustik juga lauh lebih baik dibanding current meter.
b) Neyrpic Dumas
10?
(a) Acoustic
Doppler
produksi SonTek
Prof iler
lnc.
(ADP)
c. Prinsip
,\".u,
--
/1,/.,,,t.a(,
lD
b.!rr--f
r--.--r
rDrD--
ED_D__i___
D_
-_
(y,rrr11
hubungan:
rr = v,
Kekuatan Arus
atr
(5
"2)
pantulnya dan menghitung kecepatan relatif arus pada lapisan air yang
diukur terhadap alat ukur arus akustik (Simpson, 2001). penggerbangan
waktu dilakukan untuk memperoleh profil kecepatan arus di sepanjang
kolom air (cambar 5.6). Ketika transduser bergetar dan mulai mengirim
gelombang akustik ke kolom air dengan frekuensi tertentu (fo) selama selang
waktu ato, alat pencatat waktu mulai bekerja dan menandai saat pengiriman
tersebut (dengan t =
L). sebelum menerima pantulan gelombang dari badan
air, transduser terdiam sejenak. setelah waktu terdiam tersebut, transduser
Arah Cerak
d
jarak
dari
6)O-*)$'
*6'
transduser
104
Alat ukur arus akustik menentukan arah gerakan badan itir Jr;trl,t litltts,ttt
yang diukur dengan memanfaatkan konfigurasi multi tr;rnsrlttst'r. Scll,rg,rt
ilustrasi, ADCP mempunyai empat transduser yang mengharl;tp kt' ('rlll),rl
arah yang berbeda dengan kemiringan masing-masing terh,rriap sttttllrtt lr'1i,tk
selrsar 20". Kedua pasang transduser ADCP tersehut memllctrlttl< sisllttt
krxlrrlirr,rl k,rrlcsi,ttr yitng disebut sebagai sumbu Ut.lIa tltlttrl< rllt,r p,r',,rtr;i
tr,rrrsrlrr.,r,r y,rrrli r,rlrnli lrcrtolak hclakirng rlan stttrtlrtt Tinttrr ttttlttli rltt,t l),1\,tltli
('unll)u IJl,rr.t rnt'rrrlr.lcl<si gcr',rl<,ttt ll,rtl,ttt ,tit
It,rrr,,rlrr,,r.r l,rrrrrry,r
;l,rrl,r ,rr,rlr
srrrnlrrr
mr'trrk'lcl.st
Iitttttt
vr.rlrl.rlt.,,r,rl.rn1ik,rrr
IJl,rr,t {rl.rrt
licr,rk,rtr lt,ttl,ttt,ttt
D-
-lrl>r-lD--llD_]D_,_B_
_irBDD
--
->
D -
_ _ ]
l),1(l,l,lr,lllJitttLrr(rl,rnvt'rtik,rl)rl,rrrr-rr,tsirrg-nl,tsirUlrlisr,lrrrl,_(,1),rll,rl.r,rr,1r,rl,rrr
Utara dan kecepatan Timur, sching,ga r<ec.c1;ata, arus (r/)
rrirrittrrrg rr.rrli,rrr:
u=
,1
*ur'
(s.J)
--
dengan
dan
il,
r,
sama.
Kecepatan arus absolut (relatif terhadap dasar perairan) clitentuk,tn rlt'ttg,ttt
cara yang serupa dengan pengukuran kecepatan arus pada kolont,rir. Al,rt
tinggi dibanding massa jenis air laut, maka intensitas yarrg rlitlr rrrr,r l,rrrr
lebih l<uat dibanding intensitas yang diterima dari l<olottt ,ttt l),rl,rrrr
terminologi ADCP, teknik ini disebut sebagai l>rtllttrrr lr,tt ktrr1l
(Cordon, 1996).
d.
,,2
-'
j\
.,t
tl
v"
106
Arus memiliki energi atau kapasitas angkut (carrying cap,lt lty) y,rrrli
sebanding dengan kecepatannya. Kapasitas angkut tersebut mcrttp,tk,ttt
representasi dari tekanan (stress)yang terjadi akibat gesekan (frictictn),tttl,tt,t
lapisan badan air yang bergerak dan dengan dasar perairan. Tcl<ittt.ttr y,rrrll
bel<erja di dasar perairan disebut sebagai tekanan geser dasar (Irt'r/ sltr',tt
stress)dan dinotasikan sebagairn. Pada sisi lain, sedimen rli rlas,rr pcr,tir',ttt
memiliki resistensi atau sifat enggan bergerak yang sccara Llmtlm st'll,ttttltttli
dengan ukurannya sehingga laju pengangkutan serlimt'n mcrttp,tk,ttr
kesetimbangan antara kapasitas angkut dengan ukttr;tn scrlirrtt'rr. ( )lclr
karonanya, hasil kajian mengenai dinamika badan itir ntr:rttp,rl<,rtt ittlirtttt,t',r
y.rrril 1rt'ttling trntuk kaj ian-kaj ian lan jutan, s('lx)rl i: ,tttgkttl,ttt sctlitltctr,
llcnyr,l r,rr,ur rrttltit'tr rl;rrr ol<si13cn, ;lnalisis lx'tt( ('tl),lr,ltt rl,rrt s,'l ),tli,tttry,r
,\^",r, h,/,tj.,(,
-t
-Db&rr---_D__t_DDD-______DD__-__
D _ D,
rl,ttt r/ = j.rr,rk vr,rtrk,tl l'.,,1,,,,,,,,, y,rrrlirlrw,rkili pCtrgttkttt,ttt tt,. ltl.,r l\r'( (,1),rl,rrl
;lrus rcpres('nl,rlil t('l,rll rlrlrrlrrrrg, rrr,rl<,r rlcllit air ((l,rrrrlr,rr li.tllr) rl,rp,rl rlrlrrlrrnli
dengan:
kedalaman:
=!*A
* u,*,)(2,*, - Z,)
dengan
=lw,a,
(s.s)
i
I
ii
ir
Ir
108
sl,rsrtrrr
I
j
,).r(l,r
dengan vektor arus yang menunjukkan secara umum kekuatan rlarr ,rr,rlr
arus di lokasi yang disurvei.
B.
representatif
pengukuran.
(5. t,1
(s.4)
representatif
.\ur*, //r,/.oora/,
- = t -'L &. - - rr
I.-r
rG-
t--E
--E--
--
E-
r r f, r E E
- -
l',,,.1,,1.,,,.,,' .\,,,,1,,,,',,,1,,,,.,,
-B-->DDDD]=--
>D-D-DD--5-DDl-
-DD->D-
> 0.5m/s
a) Secara polar
0.5
t li!/r,
IiII1/
(c lolal
1-
mhd
/ /t,
L-'__l_t l-.
a. Karakter Sedimen
b) Dengan vektor menurut waktu
Cambar 5.9 Visualisasi pengukuran arus pada stasiun tetap selama satu
siklus pasut (Ali, 2OO4)
ttn
,\1.n, //,/roo,aL
r
ri
(-L--F-f
=-
--.-
--
-D!-
D-DD-D
>>
D -
D -
(s.7)
-log, d
'
DD
- -D
DDD
F>>>>D
>
DD
-';:'::':'l':l';:'':,'-'l'r'l'
l./ tttltttlx'rlrlr,rll.,rrr lrrtlrrrtrll,rtr
',rttll),tt 'r.
(,l,,ll,ut
profi
k<lttst:trlr.tsi st'tlitrtt'tt rlcttll,rrr lok,rst
,rrrrr
d,ur
l kt'<
,ln(,tr,t
pcrrgambilan <;olrl<lh srrlimcrr <li dasar perair;tt't tlan yartg lt'r,tttgktrl scl r,rg,tt
suspensi pada suatu kolom air.
pengambitan
,
;;,i;h;;
muka air...,i-- ".-i -*- -,... l-/
i
volume
sehing8a,
d=2-o
(s. B)
i..,a
sand
mud
-"--,r\._-,_
""' 'lr--- - --r i --.*,r
-r'
rrg!_u ,-
ii'i
Prolil
kecepatan
'*t
Profil konsentrasi
hrsuspensi
;r,- Tdimen
"'rr-,:
I \I
l
a)
U)
^o
SoP
Rhb
xo0)
bo
otr
>{I
ob
i:o
.Julv
o,,a
i.....*,,,,**;-]'*./-t]
L--.
I
I
0.125
0.25 0,5 I
nioang
penga;!il---i.-..
|*1:/\'
\l\..*._-,-
256mm
-"
""
-*..
\
r-._...
(125pm)
b. Pengambilan Contoh
Sedimen
ittl-3,t sotlttttctr
yang tt.r,rrrgl<rrl oleh arus sebagai suspensi. PengukLtran strlimctt y.tttg tt't,tttgktrl
irri rlil,rkrrk,rn rk'rrgan mcrrgambil contoh air tl;rrr sualtt k<llotn 1x'ttgttkttt,ttt,
l)t,nli,rrrrlrrl,rrr r orrlolr rl,rp,rt rlil,rkukan st,r',tra s('s,t,ll ttt('rtl.l11tttt,tl<,rtt l,,tl),rl,ttt
/roll/r,r,rrrrlr/r'r {(r,rrrrlr,rr ',.l,l). l)r'rrg.rrnlril,rrt trtttlolr rl,rgl,rt pttl,r rlrl,rkttk,rtt
ttl
,\o.*, //,,/rno.
:---lL
T
---
t::-IIE-Er-
]i:EEEESl__D_
D > _ _ a_ _ Er
;;;;;;;;
;;;
; ;;:;;
;,",;;;;;,
;,,
I
_=
I
Io
kre-k"
tI .t
- p.n-kzr'
Io "-1'
(5.9)
(5'1o)
(,ill)
\(\
,y,r
,\1.,*, //n/.19.fi,
!
f, r
*rr-E-.EE---t----t---E--->---D
-Br
T
;;;,
;;;-;;,
.,1
pembelokan
;;;;;;;
;;;,;;;
rrtlttttrtt
Sedimen di alam tidak akan pernah memiliki ukuran yanS s(.ra8,tnr. lik,r
contoh sedimen yang terletak pada suatu permukaan dasar perairan cli;rntlril,
pembelokan
abs0rpsi
geometrik (q):
o, =
transduser
intensitas
/ i/ inlensitas
/ i pantulan
/ / batik
terkirim
ti
a*/
t
material padal
yang tersuspensi
i
,
i
i:
116
('r.
I 2)
//
I /
(doold,,u)o's
[)(.r,yt,l1 rk.rrp,,rrr lr.l rrrl. sicving. Dari talrcl tt'rst'ltttl rl,t1l,tl tlilr,tttgt
Iristogr ,lrrlrr,!rrr,rr,.r ((',unl),u 5.I6,r) tl,rrrrlistrilltrsi ktrrttrrl,rlif ltkttt,ttlst'tlttttr.tt
(( i,ttttl r,rt ', I I'l rl
117
,\".",,
//,,/,uo.ul,
] t - r L { r r. D r -, r - } r t D
- r - } r _ } r _ D}
}}
_ _ _ D _. _ } r
Diameter
Diameter
Minimum
Makimum
Pertengahan
(mm)
(mm)
(mm)
0.425
0.3s5
0.300
0.250
0.212
0.1 B0
0.500
o.425
0.355
0.300
0.250
0.212
0.1 50
0.1 B0
0.125
0.1 06
0.090
0.075
0.063
0.053
0.045
0.1 50
0.46
0.39
0.33
0.28
0.23
0.20
o.17
o.14
o.12
0.10
0.08
0.07
0.06
0.05
0.125
0.'t06
0.090
0.075
0.063
0.053
IMassa
iVlassa
(e)
(%)
0.00
0.10
0.28
4.07
19.99
53.55
19.47
30.90
0
0
0
2
'16.80
8.16
7.94
2.16
0.59
0.36
12
33
B5
12
53
19
41
10
22
12
i::
l*2
.'ri
o's-.o ?s
:0-l
r.0-0
pebbles, mustcls
I manh elc);
0
cambar 5.17 Peta sebaran sedimen dasar perairan menurut dr,, di Tay I slttdry,
lnggris (Buller & McManus,1975)
100
d. Analisis Konsentrasi
Sedimen
Contoh air yang diambil dari suatu kolom air akan melaltri l)r()\('\
filtrasi untuk memisahkan partikel-partikel sedimen dari air mclaltri st'lrtt,tlt
filter. Massa sedimen pada contoh air yang diambil diperolch rlt'tr1i,ttt
li
/:)
menimbang selisih berat kering filter setelah dan sebelum filtrasi. Kortst'ttlt,tst
a.
ii;n
25
{1
I
KilornctrcsO I
statutcmrtesoiffi
mm
0.063
"
llr.llr.rirll;r l<,tr',tl<lr,t .,r,lt,tt,ttt ttl\ttt,ttt lrtlltr st'tlttllt'tt, y,ttltt: t/,,,, O l'r() tttttt,
si[al sehilran y,rrrg wr.// sttrlt'rl, k,rrr<luttg.ttr lltnrpttr l'1, tl,ttt sl,ttrtl,tt tI'vt,tst
ge6metrik o, = l. tt,. l),rl.t sr.tlimcn (lasar perair;rtt <lrs;riik,rrr tl,rl,rttt lrt'ttlttl<
peta sebaran sedimL'n yang dibangun melalui intcrpol,tsi lr.ttty,tI lolr,tst
pengambilan contoh sedimen. Cambar 5.17 mem[)orlill,tll<.ttt 1x'try,t;t,rtr
peta sebaran sedimen dasar perairan menurut diameter mtlrli.ttttty,t.
phi
li: > 4
iu 4
:i
;
I (mm)
100
100
l;;.;;,
100
100
97
0
0
164.37
TOTAL
iMassa
Kumulatif
(%)
--
{} (}.1 0.2
r/ (nrnr)
{).3
0.4
pada suatu kolom air atau bidang potongan pengukttr;tn. fik,r tlikcl,rlrrri
konst'tttrasi Sedimen cdalam kg/mldan kc'ceplatan ilrtls t/ rlirl,rm tlt/s, ltt,rk'r
lljrr ,rrr1ll.rrl,ur s('(limen q dalam kg/m's clipcr<lklh rlt'tl1-i,ttt:
tl
ttt
('r.ll)
118
ll(,
E"
,fnn l,i/-o.rl,
r= r _:__t
---rG&r
D_ r__r-__t:-_-]
_ ___: __ _r
Lalu .rrrgkut.l, sulim('a (/ nro,)y.ltak(rn
m(rss(r s(\li,r(,a y,lrH rr.r,rrgkrr
pada setiap m2 ruas pe'ampang
daram setiap detik. lrrf,rrrr,rsi raju
pengangkutan sedimen dari dua
penampang pengukuran ditujukan
untuk
kajian dinamika batimetri (perubahan
erevasi dasar perairan) di antara dua
lokasi potongan pengukuran (cambar
5.18). pendekatan ini mengasumsikan
--
Referensi
l ."
SenraI<
l)tun
Tidak dipublikasikan.
i---.,^...
I
Q,n
4l4vl.
^Q*
dhJ
--.rx
darcarperairar
ah
dq
0t
I- e 0x
dengan a
ITENAS.
(s.14)
0hl0t dimodelkan
L A. (2()o2)
Hydrography. Delft University press. Delft, The Nerhcrr,rntrs.
Dyer, K. R. (1986). Coastal and Estuarine Sediment Dynami<:s. Wik'y,rrrrl
Sons, Chichester, England, 2nd edition.
Cartner, ).W. (2002). Estimation of Suspended Solids Concentrations /t,rrr,r/
on Acoustic Backscatter lntensity: Theoretical tsar kgrouttt!.
Turbidity and Other Sediment Surrogates Workshop.
cordon, R. L. (1996). Acoustic Doppler Current profiler: prinriltl<,s ttl
Operation. RD lnstruments, San Diego, USA, 2nd edition.
Poerbandono & Mayerle, R. (2005). Measurement of Sedlment Translttrt
Dynamics. Submitted to ,Die Kueste,.
Poerbandono (2005a). Penggunaan Alat L)kur Arus cli perairan D,rngk;
B agi an I : T ekn ik d an Kete r and al an Penguku r an . D iscra h ka
n l<r' I rrr r, I
Poerbandono (2005b). Penggunaan Alat L-Jkur Arus cli l)cr,rirap l),rtrt:k,rl
ll,tgi,trr ll: Estimasi Parameter Dinamika /t,slslr. [)iscr,rlrk,rrr l<r'lrrrrr,rl
tltNAS
Sittt;r',r,tr, N,l li
q
'!:'!/tT
'!,>
- - D- - - - DFr - ] D- - - DDFF>D>>- E
5<rtrlslry, li. L. (l<)()7). Dytt,ttrri<s <tl Marint, -\.rrrr/r. llrorrr,r,, lollor<l
Pr-rblications, Lonclorr, UK.
van Rijn, L. C. (1993). Principles of Sedlment Transport rn llivcr.s, [.stu.rries
and Coasta/ 5eas. Aqua Publications, Amsterdam, Tlre
Netherlands.
Wentworth, C. K. (1922). A Scale of Crade and Class Terms for Clastic
Sediments. Journal Ceology (30), 377-392.
D,
,,
neSarapantaimerupakanimplementasidariKonvensillrtkrtrtrl,rrrl
'tl'ttt
menyebutkan hahwa wilayah
l'tttl y'ttrg
12
mil
masing-masing
laut,
wilayah
terdiii dari wilayah daratdan
perairan l<t'pttl'ttt'rtr
diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan atau
untukwilayahlar-rtpropinsidansejauhsepertiganyauntukwilayalrl.rrrl
kctcnturtn-kt'lt'ttltl'ttt
Dalam konteks batas laut neSara (internasional),
tentangpenetapanbataslauttercantumdalamKonvensiHtlkumL.ttttl,llll
mclalLri Lll'l No lT
1g82. lndonesia telah meratifikasi konvensi tersebut
TahunlgB5padatanggal3lDesemberlgB.5,karenanya,lltrltlttr.lt.t
y'tttg
ketcntuatl-kt'lt'tlltt'ttl
berkewajiban untuk Secara konsisten melaksanakan
tt,tsiott'tl
perunclartg-ttnrl,lt.tg,ttt
produk
tcrcilat.m clalam konvensi. Semua
tirl,rk
lr.llI
Ix'rk'lit'ttt r|'ttg'ttt
r/
'Y'
!:t':y-
A.
- r - - r - r DD- - - - DDr i D-
DD
- ED- - >Dr -
l',,,,
-.f,
DDD
.::i
penutup
D---i:--
a)3
-*D
--
-r-=
penutup teluk
*re
grrirprngk\C)/
16,
kepulauan
pelabuhan
75,
(2)
----i-l->-----D-
sendiri garis pangkal wilayahnya dan harus diperlihatkan pada peta l,rrri
atau dibuatkan daftar koordinat geografis dari titiktitik dasarnya. Selanjutny,r,
salinan dokumen tersebut diserahkan kepada Sekretaris Jenderal PBB. l-l,rl
khusus yang harus diperhatikan adalah apabila dalam penetapan garis pangk,rl
berhadapan.
a. Perairan Pedalaman
Berdasarkan pasal B UNCLOS 1982, perairan pedalaman adalah perair.rrr
yang terletak pada sisi darat garis pangkal laut teritorial.
b. Lnut Terltorial
| ),rl,rrrr ;r,r,,,rl
-f
\7rx,
r
3-,
//,i/roXtn/,
-
D D-
ri-
t,f
-.--
D1-
--
tD-DBE--EDD5
-'
;;,;1.;,;;,:;;;;;;;,; ;;,; ;; ;
r1,it
tkt
tt l,tttt torit0ri,tl.
;;;
;;
i; ; ;,
trlik
pailgkal
Pada kawasan ini suatu negara pantai mempunyai hak cl<skltrsif r-rrrtrrk
melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pelestarian dan pengelolaan sumlx'r
daya alam (hayati dan non-hayati) di dasar, di bawah dan di atas laut, st:rl,t
350mil
alau
25il0m
kegiatan lain seperti produksi energi dari air, arus dan angin. Namun
demikian, semua negara lain dapat menikmati kebebasan pelayaran dan
penerbangan, sefta kebebasan meletakkan kabeldan pipa bawah laut, dengan
memperhatikan hak dan kewa.iiban negara pantai serta harus mentaati
peraturan yang ditetapkan oleh negara pantai. Lebar zona ekonomi eksklusif
tidak boleh melebihi 200 mil laut dari garis pangkal yang digunakan untuk
mengukur laut teritorial.
100mil.
,/
berhak menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidak
boleh melebihi 12 mil laut, diukur dari garis pangkal yang telah ditentukan.
Di dalam kawasan ini, negara pantai mempunyai hak berdaulat atas ruang
udara di atas laut teritorial, dasar laut serta tanah di bawahnya. penarikan
garis batas wilayah laut teritorial antara dua negara pantai yang berhadapan
atau berdampingan didasarkan pada garis tengah (median /lne) yang
titik-titiknya mempunyai jarak yang sama terhadap titik-titik terdekat pada
garis pangkal kedua negara, kecuali karena alasan historis atau keadaan
khusus. Caris pangkal untuk mengukur lebar laut teritorial harus dicantumkan
dalam peta dengan skala yang memadai atau diberikan dalam bentuk
koordinat geografis.
c. Zona
Tambahan
(i)
(ii) Menghukum
176
e. Landas Kontinen
Landas kontinen suatu negara pantai meliputi suatu kawasan dasar laut
dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak
di luar laut teritorial, sepanjang kelanjutan alamiah daratan hingga pinggiran
luar tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal,
dalam hal ini tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Jika jarak tepian
kontinen lebih dari 200 mil laut, maka penetapan pinggiran luar kontinen
dilakukan dengan cara:
(i) Menghubungkan titik-titik tetap terluar dimana ketebalan batu
endapan paling sedikit 1"/" dari jarak terdekat antara titik tersehut
dan kaki lereng kontinen (titik perubahan maksimum); atau
,\i,n ///n1n/,
--rD-
-L---
-'----3--D-
-i-------D--
- - -r
(iit.ltb'tr (r"i ntt'ttltrl.rlih.rlk.rrr
l)('n(,rnruan llatas lancJas k,rrr,rr,rr lr,,rtl,rs,rrk.rn
konvensi Hukum Laut pBB tahun
i982.
;;;f"-
- - - - - - - - - - - B - - - - - - I:r'l',ri :
l'] : i :'
Scmua lr.rgi,rrr rl,rrr l,rul y,rng tirlak tcrtnirsrrk rl,rl,rnr /()n,l (,1\()n()ilil
eksklusif, laut tcritori.rl <l.rn lrcrairan pedalaman su.ltu n(,B.lr,r ,rl,rrr pr,r,rrr,rrr
l<epulauan suatu neg,ara kepulauan merupakan k:rwirs.ur l,rut k'p,rs. l,rrrl
lepas terbuka untuk negara pantaiatau negara tidak berpantai unluk rrrt'l,rl<ul<,rrr
kegiatan-kegiatan:
lainnya,
C.
DI INDONESIA
,;r;;;r"
,r*tr!
itu, negara
pantai mempunyai kewajiban
untuk melakukan pembayrrun rruu'rumbangan
berupa barang merarui pihak berwenang
bertarian dengan eksproitasi sumber
kekayaan alam non-hayati landas
kontinen di luar 200 mil laut.
128
Semua kegiatan
di
llirr lrcrtrlr,r
kegiatan survei dan pemetaan laut. Produk akhir dari kegial;rrr lx'n('t,rl),ur
batas seperti yang disyaratkan dalam UNCLOS 1982 lrcrtrp,r pcl,r l,rrrl ,rl,rtr
dalam bentuk daftar koordinat geocletik (gcogra[is) rl,rri titik titik lr,rl,rs
Kotr.,r,p y,rrrg acla rlalam 1..,N( t()S
rlrtr.r ,rpl.,rrr
\('(,lt,l l,rtrg',rttrpi rrrrtrrk kcgi,rt.ln l)('n(,l,tl),rrr lr,rl,rs l,rrrl rrnlrrk rl,rr,r,rlt l)r()l)lr,,t
rl,ttt [,tl,rt;r,rllrr ,rl.ru kol.r rlr ltrrlotrr,rr,r 5t,r ,rr,r 1rr,rl.lr,,, ntr.nt,ttl]i rlrl,r.rlrr[,rrr
llt'ltrtt,tl ra lrrtltyr',iu,r.ln, lr,rul,iln,t y,rng lrr.tL,rtl,rtr (h.nH,ln lrr,lrrt,t;r,r lr,rl, y,rtlrr
--
Fl
1
Dt
""r
_--DF-EDP>>---i!-Ea-l!Dti
tl,rl,tttt t'tl
l)t,rtrlt,lirrisi,rrr g.rris lt,rrrt.ri sr.1x'tti y,rrlg tlrrtr.rl<sttrl
.l
pacla l<eclucluk.rtr llltll\'r l'lrrl; 'rp'rk'rh
Tal-run 999, harus ielas mengacLl
Nrr. /2
mukalautrenclah(sepertidalamUNCLoSlgB2),nrlrl<.ll.rttll..ll.l-rilt.]
(sepcrti clalam
(seperti dalam peta rupa bumi), atau muka laut tinggi
peta-peta
h id
rograf i).
*11:
maka harus
Jika garis pantai lurus dapat digunakan,
'Oi
garis pantat
(terutama
panllng maksimum dari garis pantai lurus tersebut
sufgri, teluk, dan pelabuhan, serta pulau-pulau)'
!1:':1
<24mtl
(terutamabagiwilayah."wilayah'lautyangSecarahistorismerupakan
propinsi tertentu)'
frrgirn yang"tidak terpisahkan dari suatu wilayah
sebagai contoh KePulauan Seribu'
dapat mencup.ui, 2 mil laut
Batas terluar wilayah laut propinsi yang
Laut Teritorial yang sudah
ticlak boleh metebihi batas ierluar dari bitas
propinsi B
UNCLOS 1982'
clitetapkan sebelumnya dalam rangka implementasi
Konseppenetapanbatasyansdikemukakandiatasselanjutnyaditerapkan
untuk wilayah laut yang terdiri dari:
meliputi wilayah laut yang dibatasi oleh
titik pangkal
garis pantai
(Cambar 6.5)'
bertetangga yang berhadapan
( ,,rrrrb;tr (r.5
lnl'rr propillsi
y'rng' llerst'belalr'rn
''::'
!! :!-
D.
a.
a]-i3t
---
--
Dt-----DD>>-
_G-_,-
_ -
Dr
t-r
retttlitlt
Survei batimetrik
berada di dekat titik-titik dasar, pada tempat yang aman dan tidak tergenang
air pasang, agar dapat bertahan lama. Secara visual diupayakan posisi
dapat
menjangkau posisi titik-titik dasar dengan alat ukur optis. Survei batimetri
dan pengukuran topografi pantai, idealnya dilakukan di sepanjang pantai di
dekat lokasi titik referensi dengan cakupan ke arah laut sejauh garis pasang
surut. Akibatnya, panjang jalur survei ke arah laut akan bervariasi, tergantung
pada kelandaian topografi dasar Iaut dan besarnya tunggang pasut. Semakin
landai dan semakin besar tunggang air, maka semakin panjang jalur survei
yang diperlukan. Pengamatan pasut sebaiknya dilakukan pada dua lokasi
iltik
referensi
Cambar
Survei
di
6'6
'*
Daerah survei
telahtersediapetadasar(PetaRupaBumiatauPetaNavigasiLaut).'[.rl,r
t r'tttt'tt
garis p"*i dapat juga ditentukan
besar, maka
'"'t*:'11-11:'-*ut
garis pantai pasut rt'ttrl'rlr
dengan asumsi bahwa
yang ada pada peta tersebut
peta'
garrs pantai yang ada dalam
berimpit dengan
b.
Pemasangan Pilar
Titik Referensi
Spesifikasipilartitikreferensidiperlukanagarterjadikeseragaman<l.tl.rrtr
pembuatanpila,oan,ntukkemudahanidentifikasidilapangan.Spesilrk.r.'r
yang diusulkan adalah:
.Titikreferensimerupakantitikyangdigurrakansebagaiacuantlttlttk
titik-titik pangkal di tapangan'
menetapkan
1\)
-D
gans all
(1)
(2)
(3)
.Padabagiantengahataspilardipasangsebuahkuni.nganllt'rht.ttttrk
til d"ngun tulisan Ktttlt' tl'ttt
l"mp"ng'n bullt berdiameteri0 pada buglr: samping Pil,rr kr'
Nomor Titik Referensi, sedangkan
arahlautdiberimarm.,u",ut.,,un)o*r6cm,dengantLllis.rrrlitrk
Referensi Batas Laut ProPinsi'
t::
c.
=l
r r - - - - B r - - - - -- - rr - r - DID' F - G - - -,
Penggambaran dan Penentuan Koordlnat 'l'lllk lfntas
!!:'!-
r.
titik batas
titik batas 2
L---:;:^:;:-;,
garis batas terluar
l2millaul
l2millaut
titik pangkal
titik pangkal 2
1
.'1
Canrbar 6.7 Penentuan titik batas wilayah laut dari garis pangkal lurus
1ld
il5
,lir* //,,/.yte/,
----,-
---,b--!-D--_
=l
___D-
D-__DDDb-_
__D
_D
Z + e'2.bsin3 0
p e2 acost g
orur(
7 = atanZ(Y,X)
(4. r)
t^- P
n=--N(E)
cos(q)
N(rP) =
- e2 sinz rp
1]6
f = (a-b)lb
dan e2 =
2[
'-
l'.
ll
,(,*, //,/.g.(,
!--f
rGrI
E -
*-
r----IlG!-;-I-:-!-t]-=D
rGf
D
-F',-D!D--_
R,,=
X =(N+tu)cosEcos/.
f = (N + ft)cosE sin 2
Etr-
-,
rr,,1't'
JC'O
""
,l l,
Jt-,';
sin(9n )r
(4.2)
aB
S
--_t
G"=-
in(E
),Y
dengan:
Konversi ke datum WCS-84 diperoleh
@*crso
tr*orro
-' )'u +
Qu+6E
6)"
(4.4)
l'*orro=hB+6h
-"[d1.,,*R.
61 _
-dX
sin
(R,,
cos(pB
7, y 6Y cos2a
+ hr)costpu
- (t- f ,)),i,,a,
/.,
(4.3)
tp u
- 6aa'
R,,
6a = a*"rno-au
6f
= f*.rno-fo
:
]:l
ll8
l19
Y'
'l
,\i.n,
//,,/.,y.a/,
-ElrBEtt-E-G-lEl--rf
-IEIItr_DDD
__
_ _ _ r
_r
t
Model Matematika Penentuan lDosisi
umum:
W+AX-V =
(lt.l)
(8.2)
*=Xo+X
(8.3)
atau scmbarang.
140
t4r
,\;,.*, //,,/Htrdl,
D-
-D-Df-E-----t-D--BD----D----DlD
--
Pengamatan Arah
dengan:
(8.4)
yr)-
*u- *,
\- o
.r,,
v',
[
)-"
diu = run-'(
(B's)
F,,=
OLlro
-0_*
*;
p"
- o"!"
d),u
d?,,'
Y;
- p"
d!,
7*'
't:),"
..0
::'
-Ji
l,
d*u
-vai,, :
(ll
rl)
Y;"i"
dEi
(ll
'))
oi,,
Pengamatan Sudut
X = (xr!rx,,,!,),
Pada dasarnya, sudut adalah selisih dua arah sehingga dapat clitulis:
(xo,,,!o,,)
P,, = d(xi,!ito,,yo,)
-ff ,+da(x,,!;,x,,,!,,) -
Vd,,=
dengan
1r.
(B.6)
,, = ob,,yi,xl,yl)-ok,
Oxl*o
rl,rr lr
dio,,
F',,,- dF,
dengan
dFo
rr tr,r
{}
i'
- ------
dl,,'
x'-xitanC,iu !,-!i
I , ,,,t1,,,.,,,
D---
D-
Oo
0.r,,
(8.7)
fri,i=
d,la,,i
(ll . l0)
-t
I
,\'o.*, //,,/.o1.d,
l:EE-E
--E
rrtrtr--
Ir-r-
l-l
----I.rt
- - D - - r --
;;;;---
;;;;;
dy,'
d'],"
#,. l+#),,
-p
- *,)'+
Fiil =d(x..v..x.v)-d.
\ I,rt
u.ru,
dengan
oq ,
_Nl
*M (ti"of; -rinaf,
"[
d?"
il.i
d',u
at
v,
"ot,pl
roraf;i
Fiu =by,
(B.
2)
dan cP,,
".
144
_M u.orafi aE,,
tu +lr,?
p"
N! cosq:;ina?'
o^"
(ll. l(,)
p"
d."
- dr,)-M
dl,
-Vfriuj =0
dengan
u iu
adalah:
l,o a ju
- N,ol
ldL"
| .orrpf ,otaf;,
i.-
(ll l")
=o
colco]rp'oL
dl'
(8. r 4)
=0
dk)-.?':r\0,,-#or,
Fi, =bY, -
:;,"1,
(lt. I ])
l^
d, = harga jarak definitif dan d(x,, Yi, X,,Y,\ = har8a iar;tk y'rtrg'
**
y,,)'
_Vfrirj =0
tu
Fiuj =
Or
duu=dJu-d.
(lr I /)
Iu
l4'l
t::'
fl
!'!''f"!r
B G r r G -- - r r -. : r - i - E B - r D - E - D - - - - r r r,
l,anr;linrn
oo."o
+'i d*,*\d,i-+dx
dY,
df,
aju
^*, '
y!,
y,
a', 'l''
(,|,-r'
.l1f
,y,-
*[-',
_ rg:r,
ai, lar,
)
yl-y,)
-;f)dYu-vdii'=o
F,j,
,cosal,
" ,.^,, ( u , rotol,
oEj-l
P"
(
-l
dengan
aE',
Nl
rrt,plsina,g,
IP"
lu
tu
lu
ill
al,,
pengamatan ik dan
_u ,"r""?r)Or;
P"
ff.$
(B.19)
_N! c2;olsinai;
p"
(f . d.. oP . o,o
l. Jika [)orrl],rrrr,rl,rrr
(a,u!.o,r
<l;ttr rr,^ lrl^),
kesalahan
mengandung
dari
i
dan
l<e arah k dari
i
maka k akan berada pada bidang yang dibatasi garis-gar-is l<r's,rl,rlr,ttt
LOp garis lurus dengan pengamatan arah di titik i dan titik
),t-
-vd,t, =g
(O',,, Lu,,).
I r,.,"
rl
)r/
/\.
Gambar
146
C.l
I dcngan
t4l
,\i,,,t,
-
//,,/.,,y.
t-
l)'trlit
t/,
DD--
t_t._ilD___>__
--lD__il
_-
D>-
_ t
p,l,r8,l.
;; ;;, ;;,,,,;;;;;;;;;,;;l;,"
;:;-
a2
b2
(c.
-2abcos(180-0)
l<arena cos(180-0)
sebagai beril<ut:
;;
l)r'tr1i,rtr
))
cP=a2+b2+2abcos9
F*on
Dari Persamaan-persamaan C.2 dan C.3 diperoleh:
---'t','
lll d -*-j
CTr, \'
= oo.csc9
(c.s)
6,r.CSC0
(c.6)
l<e
Persamaan C.4
menghasill<an:
G*tr,
ttTt
LOpr
Gambar C.2 Segiempat kesalahan dari pengamatan LOpodan
d dan
[Op,
(C.1)
b=
148
= cscOi\o&
* ob +2ooo B cosO/
(c.7)
0 = min
oa
sin 0
11
[A 180"-0]
(C.B)
(c.e)
oa
sin 0
G.2)
1Acl
,\l,tn; //,/.,y,r/,
t--
--E---
---E--B!-E-EE_:__;D->_
__
_i
E_
J4)=.r(r.)*#
*.WL*
+ .!t;l:)
"r'lr't1-1'tt
Ax"
",
lx'ttIttl
-0
(c. r r)
saja ddri
dengan n = oo. Jika sementara digunakan suku pertama dan ke dua
persamaan C.13 maka diperoleh linerisasi Persamaan C.11 sebagai:
L+v=f(x,).q#)*=o
(c.14)
iteratif' lika
Suku-suku ke-3 dan selaniutnya akan ditemukan kembali secara
fungsi dari X,,,
Xn adalah parameter pendekatan maka diperoleh L, sebagai
yangdinyatakandenganLo=f(X,,),kemudiandXdinyatakandenganmatriks
X dan turunan parsial p"rtrru f(X) terhadap X sebagai matriks A, maka
persamaan C.14 dapat dituliskan kembali menjadi,
(c.1 s)
v=AX-F
Gambar
c.3
top
Pendekatan
L= f(*)
(c.10)
Jika u adalah besaran yang hendak ditentukan nilainya dan n aclalah data
pengukuran maka redundansi r = n-u. Jika L adalah pengamatan yang
mengandung kesalahan dan L adalah pengamatan yang diangap benar
maka hubungan antara ke dua pengamatan tersebut dinyatakan dengan:
v=L-L
(c.1
1)
(c.12)
150
(c.1 6)
@=vrv mln
vrv =
(Arxr-r)(Ax-o = ArA{X-AXFI-ArYF+FIF
(C.17)
x = (ArA)-tArF
(c.1
X,
B)
c.1B termodifikasi
lil<a bobot pengamatan p tak seragam maka Persamaan
nrcrr j,rrli:
.\.
(c. re)
151
$|rx,
r rr
//n/.01,a/,
r I ! D El.-G-
rleng,an
1r.lr,r
E f,
It
1l.rr13.lrn(rl(ur 1t
Gr-._rGGr-Il
1/ol .
q,
- > l D, ' F D G E
'
-sC,
Grf
Ir=
r -'J--==
DDl = GI Er 3 r ' I
rtt
I
=rl +tr
,1,=ri +lv
xl
(c.2 3)
(^:
0,r.,.
L rlrl'lrr
r'3 - = ! Err'-
(x,f,),,,,,..11'
\d,
\
\
Ix
\ /(d'J4,
II
-r"
(c.24\
(c.20)
[ao,
t;t
!f I
r;l
L# #lr^ir
(c.21)
* = fA'l
lA,
152
((" t2)
151
,tl,r,r, //,,/r,yr,(,
D]
---t
_-_
_ _ __i__.__t
_ _-D*D-.D_
--i--
srrrrrl,rr
ul.trrr.r tlrps
r,rtr;,rrrg),
lcr lr,rrl,rtrr
l,rrntlrir:rn
lD
h---"
iG: -ol)+oi,
o'=)(o? *",?)-
(c.2 s)
(c.26)
2o
tan20= , 'r.
o; -o;
(c.27)
negatif.
1958 (Edisi ke-1), tahun 1 982 (Edisi ke-2) dan tahun 1987 (Edisi ke-3).
Ketiga standar survei hidrografi tersebut dimaksudkan untuk keperluan
pembuatan peta navigasi laut yang digunakan sebagai pedoman untuk
pelayaran. Penentuan skala survei didasarkan pada fase-fase rravigasi laut
yang dicerminkan oleh semakin besarnya sl<ala peta untuk fase navigasi
yang semakin dekat dengan pelabuhan. Skala survei selanjutnya dijadikan
sebagai dasar untuk penentuan standar ketelitian penentuan posisi, mulai
dari l<etelitian posisi titik-titik kontrol pantai lringga ketelitian dari
objek-objek yang akan clipetakan.
Pada edisi ke-4, penekanan diarahkan pada pengumpulan data untuk
sxl%rr
r.E E- E E- - E r r : Br - - E r rr r - r D - - ] r r. r
- internasional (implementasi uNCLos 1gB2), pcmork,l,ur l,rur rlan
Klaclflkaal Survel
Survei hidrografi dibagi berdasarkan berbagai persyaratan ketelitian untuk
daerah yang disurvei (Tabel D.1). Standar ketelitian untuk masing-masing
orde survei mencerminkan kepentingan ini dan secara efektif menggantikan
standar penentuan posisidan kerapatan data berdasarkan skala yang digunakan
pada standar survei hidrografi edisi sebelumnya.
Tabel
ontr
Spesid
CONTOH
Pelabuhan,
DAERAH
D.l l0.rtrilrcl
Pelabuhan,
pelabuhan
tempat
berlabuh, dan nrendekati
terusan kritis terusan, jalur
dengan
anjuran, dan
hambatan
daerah
sarat kapal
perairan
minimum
dengan
nrryel
2
Daerah yang
DaerAh lepas
kedalaman
hinesa 100 m
:,, : ; ; ;:; ;; ;,
berllahaya (misalnya: pasir). Standar yang digunak,ttt p,trl,t otrlt' rlli l('l,rlr
cligunakan pada edisi-edisi SP-44 sebelumnya. Survei ()rtlt' 2 rl,tp,tt rlilxrkai
untuk daerah dengan kedalaman kurang dari 200 m yang tidak tercakup
'1, sedangkan spesifikasi untuk Survei
oleh kriteiia Orde Spesial atau Orde
Orde 3 dapat dipakai untuk daerah dengan kedalaman lebih dari 2O0 m.
Fenentuan Poslsl
Pada SP-44 Edisi ke-3, disebutkan bahwa kedalaman ditentukan relatlf
terhadap titik kontrol sedemikian Fupa sehingga kemungkinan 95% posisi
kedalaman yang benar terletak dalam lingkaran dengan .iari-iari 1.5 mm
pada skala survei. Sebagai contoh, untuk skala survei 1:5,000 kedalaman
terletak 0-7.5 m terhadap posisi sebenarnya dengan tingkat kepercayaan
95%. Dengan demikian, semua peralatan dan kemungkinan kesalahan yang
berkaitan dengan penentuan posisi, serta kesalahan penggambaran titik-titik
kedalaman (baik secara manual maupun dengan alat plotter), termasuk di
dalamnya.
Dalam standar survei hidrografi yang baru (SP-44 Edisi ke-4), ditetapkan
berbagai ketelitian posisi horisontal dengan tingkat kepercayaan yang sama,
yaitu 95o/o, namun untuk empat macam orde survei. Salah satu konsep baru
yang muncul adalah adanya standar ketelitian posisi yang bergantung pada
faktor kedalaman (depth-dependent) yang dikaitkan dengan ketidakpastian
posisi kedalaman dari sistem multibeam sonar dengan bertambahnya
kedalaman (Tabel D.2).
Tabel D.2 Standar ketelitian posisi titik kedalaman
ORDE
Spesia!
KETELITIAN
2m
m*
5o/d
HORISONTAL
d = kedalaman dalam m
Ketelitian relatif titik kontrol primer yang digunakan sebagai acuan untuk
pencntuan posisi titik kedalaman dalam standar survei hidrografi edisi baru
a{,rl,rlr I :100,000 (survei terestris). Jika penentuan posisi dilakukan dengan
satr.lrl (trtr,,,rlrry,r: CPS), maka kesalahan posisi titik kontrol yang dihasilkan
lirl,rk lrnh,lr rrrrL.lrilri 10 <'m rlertgan tingkat kepcrcayaan 95'2,. Stxlangkan
157
'!':' !!f!-
DB
-E- ] - - - -- r r - - -r r - ->- - - D - - D r D r
yang penting dalam survei hidrografi dalam standar baru, ditentukan dengan
standar ketelitian yang diperlihatkan pada Tabel D.3.
Tabe! D.3 Standar ketelitian posisi alat bantu navigasi dan fitur penting lainnya
ORDE
ORDE
2m
5m
10 m
20m
10m
10m
l0m
20m
20m
20m
Pengukuran Kedalaman
Kesalahan total dalam pengukuran kedalaman, mengacu pada Sp-44 Edisi
ke-3, tidak boleh melebihi 0.3 m untuk kedalaman kurang dari 30 m atau
1'/' dari kedalaman untuk kedalaman yang lebih dari 30 m, dengan tingkat
kepercayaan 9o'h. lni tidak termasuk kesalahan yang berkaitan dengan
(1)
(2)
(3)
uas.
;;;;;;:;
;.- ;,"-,;;
(D.1)
a' + (ua)'
ORDE2&3
2m
20m
,;;;;;:;,.,,
lol<,rl
SPESIAT
--;.;:;
Spesial
KETEL!TIAN
a=0.25m
KEDALAMAN
b = 0.0075
a = 0.5m
b = 0.013
a = 1.0m
b = 0.023
a = 1.0m
b = 0.023
cakupan dasar laut) didasarkan pada skala survei, yaitu tidak boleh melebihi
satu sentimeter pada skala survei dan interval titik kedalaman tidak boleh
melebihi 4 hingga 6 cm pada skala survei kecuali pada daerah yang relatif
datar atau dasar laut yang beraturan. Pendekatan yang lebih ilmiah dilakukan
oleh IHO sejalan dengan perkembangan kemampuan komputer pengolah
data serta kemajuan teknologi side scan sonar dan multibeam sonar yang
telah dicapai.
Realisasi dari konsep baru tersebut adalah dengan penentuan kedalaman
dasar laut terbaik yang disebut model batimetrik dengan metode interpolasi
kedalaman hasil pengukuran. Data survei yang dapat diterima atau ditolak,
dinilai dengan membandingkan model kesalahan yang dihasilkan dengan
nil,ri yang didasarkan pada Persamaan D.1 untuk ketelitian kedalaman dengan
rril,rr ,r rl,rn /r seperti yang ditunjukkan pada Tabel D.5. Jika melebihi statrrlitr
y,rll, {lrlrr,r rl.,rrr, rn;rl<a titik-titik kcdalam;ln harus lellih rlirapatkarr.
l5(,
,\im
If
l,J.2.a/,
r..l-l.f
-E-Br:r.f
I_L_E:__f
I:___>Da
_ - I r r: r
Mungkin
diperlukan pada
;;;;"-;;;;,;,;il;,
;;;,
;;;;;, ;
titiktitik
kedalaman.
side scan sonar atau sub-bottom profiler). Kondisi dasar laut ini diperlukan
TIMETRIK
TINGKAT
b = 0.05m
lebih dari 200 m. Jarak antar sampel umumnya 10 kali dari lebar jalur
survei yang terpilih. Untuk penentuan daerah lokasi penjangkaran, jarak
antar sampel dapat semakin dirapatkan. Sedangkan pengamatan arus laut
biasanya dilakukan pada daerah sekitar pelabuhan dan terusan, terutama
jika kecepatan arus melebihi 0.5 knot. Secara umum, pengamatan arus
sebaiknya dilakukan sepanjang mereka dapat membawa pengaruh terhadap
navigasi permukaan. Lamanya pengamatan tidak kurang dari 15 hari (dapat
Lain-lain
Dalam standar survei yang baru, persyaratan
yang berkaitan dengan
pengukuran tinggi (pengamatan) pasut juga
terah ditetapkan. Kesarahan
pengukuran total tidak boreh merebihi t
5 cm pada tingkat kepercayaan
95% untuk orde spesiar dan t 10 cm untuk
orde survei rainnya. Kesarahan
pengukuran tinggi pasut ditambah dengan
kesalahan pada pr,rs,., rx,rontuan
survei, daerah, tanggal dan peralatan yang digunakan, tetapi iuga tentang
prosedur-prosedur kalibrasi, penentuan kecepatan gelombang akustik dan
metode-metode reduksi pasut. Estimasi tentang ketelitian data yang berkaitan
dengan tingkat kepercayaan sebaiknya juga dimasukkan.
Referensi
lnternational Hydrographic Organization, (1998). IHO Standards for
Hydrographic Surveys. Special Publication Number 44, 4th
Edition. lnternational Hydrographic Bureau - lHB, Monaco'
Monahan, D. & Wells, D. (2000). IHO SP 44 Standards for Hydrographic
Surveys and the Demands of the New Century, Ocean Mapping
Croup, UNB, Canada.
160
161
"!nDD
!':'!'!T
-D r -- -.r
D- r--D
D.-r---
-- - - D, r, -
Pustaka
Djunarsjah, E. (2001). Standar Survei (Baru) clalam .strrvcl t tidrograf i
(sP
- 44 lHo Edisi ke-4 Tahun t99B). Forum rlmiah Tahunan rsr.
Surabaya.
di
sedimen
menjadi.dosen
Dr. der Nal. Poerbandono,
s.T., M.M.
di
dengan kajian dinamika fisik kawasan pesisir, angkutan sedimen dan instrumen
akustik bawah air. Publikasi-publikasinya di konferensidan workshop ilmiah
internasional dalam 3 tahun terakhir, seperti: lnternational Conference on
Users
"162
161
Ilonlrlbulor
- menyelesaikan penelitian
radio, Samsul Bachri
doktoral di Universitas Curtin, Australia pada tahun
1999 dengan topik disertasi tentang deteksi
i:
lr. Samsul Bachri,
M.Eng., Ph.D.
menengah di kota yang sama. Tahun 1985 menikah dengan Lina Herlina
(198{}
dan dikaruniai seorang anak perempuan (1985) dan dua anak laki-laki
dan 2002).
di KK Ceodesi, Departemcn
lr. ]larantrtltlin Zainal Abidin, menjadi akademisi
M.Sr.. Ph.l).
Teknik Ceodesi FTSP ITB dan telah barry;rk
rrrprrrl,rrlrlrl.,r,,rk,rrr lr,rsil-hasilJrenr.litiitnnya pada iurnal-f urnal rlan krlnfi'rctrsi
165
l6fr
M.T.