Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
I.1

Latar Belakang
Farmasi fisika merupakan salah satu ilmu dari bidang farmasi yang
mempelajari tentang sediaan farmasi. Farmasi fisika merupakan ilmu
yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta kuantitatif senyawa
organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat fisika dari berbagai
zat yang digunakan untuk membuat sediaan obat dan juga meliputi
evaluasi akhir sediaan obat tersebut, sehingga akan menghasilkan sediaan
yang sesuai standar, aman dan stabil yang nantinya akan di distribusikan
kepada pasien yang membutuhkan.
Dalam dunia farmasi dikenal dengan fenomena fisika yang disebut
dengan kelarutan. Kelarutan merupakan besaran kuantitatif sebagai
konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu. Ada
beberapa cara dalam menentukan kelarutan yaitu salah satunya dengan
penambahan zat pengompleks.
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu
ion logam pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan
pasangan elektron bebasnya kepada ion logam pusat. Donasi pasangan
elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen
koordinasi sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi.
Jadi semua senyawa kompleks atau senyawa koordinasi adalah senyawa
yang terjadi karena adanya ikatan kovalen koordinasi antara logam transisi
dengan satu atau lebih ligan (Martin, 1990).
Senyawa kompleks dapat diuraikan menjadi ion kompleks. Ion
kompleks adalah kompleks yang bermuatan positif atau bermuatan negatif
yang terdiri atas sebuah logam atom pusat dan jumlah ligan yang
mengelilingi logam atom pusat. Logam atom pusat memiliki bilangan
oksida nol, positif sedangkan ligan bisa bermuatan netral atau anion pada
umumnya (Martin, 1990).

Senyawa pengompleks sangat penting dalam fenomena kelarutan.


Ada beberapa jenis bahan obat yang sukar larut dalam medium pelarutnya.
Oleh karenanya penambahan senyawa pengkompleks sangat diperlukan
dalam meningkatkan kelarutan zat tersebut.
Pada percobaan praktikum kompleksasi obat kali ini kami
menggunakan sampel kafein yang merupakan jenis zat yang sukar larut
dengan penambahan Na EDTA sebagai zat pengkompleks.
I.2

Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetapan kelarutan suatu zat
dengan penambahan zat pengkompleks.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Menetapkan kelarutan kofein dalam larutan dengan penambahan
Na EDTA menggunakan metode spektrofotometer.

I.3

Prinsip Percobaan
Penetapan

kelaruan

kofein

dalam larutan

dengan

adanya

penambahan Na EDTA dengan konsentrasi yang berbeda-beda didasarkan


pada kompleks yang terjadi antara kofein dengan Na EDTA yag diukur
dengan menggunakan spektrofotometer UV.

Anda mungkin juga menyukai