Anda di halaman 1dari 12

TUGAS TANAMAN AIR

Mata Lele (Azolla)

Kelas M02 Semester Ganjil 2016/2017

Rahma David Adhiprasetyo

(155080107111032)

Makata Aldian Rizky Nugraha

(155080107111034)

Desiana Tri Hidayati

(155080107111035)

Bagus Adi Ardana

(155080107111046)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
MALANG
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Penulisan Makalah Mata Kuliah Sumberdaya Perikanan.
Makalah ini adalah hasil diskusi kami terhadap tugas Makalah Sumberdaya Peikanan
yang telah diberikan. Makalah ini dibuat sesuai kemampuan, diskusi kami dan referensi dari
beberapa jurnal maupun buku, untuk itu kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam laporan
ini.
Keberhasilan Makalah Sumberdaya Perikanan ini tidak terlepas dari bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak, oleh sebab itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Para dosen pembimbing Mata Kuliah Sumberdaya Perikanan yang membimbing kami
sampai terselesaikannya Makalah Sumberdaya Perikanan.
2. Bapak dan Ibu di rumah terima kasih dukungan baik materiil maupun spirituilnya.
3. Teman-teman sekelas, terima kasih atas bantuannya semoga kompak selalu serta pantang
menyerah.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat diterapkan sehingga bermanfaat bagi kita semua, khususnya
mahasiswa maupun mahasiswi Universitas Brawijaya.
Malang, 19 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1

Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

1.3

Tujuan Masalah........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Bioekologi.......................................................................................................... 3
2.1.1 Biologi......................................................................................................... 3
A. Gambar............................................................................................................ 3
B. Klasifikasi......................................................................................................... 3
C. Ciri ciri........................................................................................................... 4
D. Asal muasal dan macamnya............................................................................ 4
E. Siklus Hidup..................................................................................................... 4
F. Reproduksi........................................................................................................ 5
2.1.2 Ekologi......................................................................................................... 5
2.2 Distribusi........................................................................................................... 6
2.3 Pemanfaatan..................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP......................................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan........................................................................................................ 8
3.2 Saran................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Meningkatnya populasi manusia, meningkatnya pula aktivitas manusia di rumah tangga,
peningkatan ini menyebabkan semakin besarnya volume limbah yang dihasilkan dari waktu ke
waktu. Volume limbah rumah tangga meningkat 5 juta m 3 pertahun, dengan peningkatan
kandungan rata rata 50%. Hal ini menyebabkan beban badan air yang selama ini dijadikan
tempat pembuangan limbah rumah tangga menjadi semakin berat. Dampak dari peningkatan
limbah ini dapat merugikan petani, karena (Yusuf, 2010).
Pada berbagai tempat di tanah air, limbah cair rumah tangga ataupun limbah cair dari
aktivitas manusia lainnya belum terjangkau oleh teknologi pengolahan limbah. Air limbah yang
dihasilkan dari limbah cair tersebutpun mengandung bahan kimia yang berbahaya dan sukar
untuk dihilangkan. Bahan kimia tersebut menjadi media pertumbuhan mikroorganisme
penyebab penyakit, seperti disentri, tifus, dan kolera (Irma 2012).
Banyaknya limbah yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan dapat menyebabkan
penyakit, diperlukan suatu system pengolahan limbah yang selain murah dan mudah
diterapkan, juga dapat memberi hasil optimal. Salah satu alternatife cara dalam mengatasi
masalah tersebut dengan pemanfaatan sumberdaya alam. Sumberdaya alam yang dapat
dimanfaatkan dalam mengatasi permasalahan limbah adalah tanaman air.
Tanaman air merupakan bagian dari vegetasi penghuni bumi ini, yang media tumbuhnya
adalah perairan. Penyebaranya meliputi perairan air tawar, payau sampai ke lautan dengan
beraneka ragam jenis, bentuk dan sifatnya. Jika memperhatikan sifat dan posisi hidupnya di
perairan, tanaman air dapat dibedakan dalam 4 jenis, yaitu ; tanaman air yang hidup pada
bagian tepian perairan, disebut marginal aquatic plant ; tanaman air yang hidup pada bagian
permukaan perairan, disebut floating aquatic plant ; tanaman air yang hidup melayang di dalam
perairan, disebut submerge aquatic plant ; dan tanaman air yang tumbuh pada dasar perairan,
disebut the deep aquatic plant (Yusuf, 2010).
Salah satu tanaman air yang dapat membantu petani dalam mengatasi limbah yang
berada di daerah persawahan serta meningkatkan hasil panen mereka adalah tanaman air
paku air tawar (Azolla pinnata). Paku air tawar merupakan jenis paku yang sudah lam akrab
dengan petani, terutama petani sawah. Hal ini disebabkan oleh jenis paku ini sudah berabad
abad lamanya membantu petani dalam hal hal menambah efisiensi penggunaan pupuk N
sintetis di dalam meningkatkan produksi padi (Oryza sativa).
1

Azolla merupakan tanaman jenis paku air yang hidupnya bersimbiosis dengan
Cyanobacteria yang dapat memfiksasi N2. Tanaman ini secara tidak langsung mampu mengikat
nitrogen bebas yang ada di udara dan dengan bantuan mikroorganisme Anabaena azollae,
nitrogen bebas yang diikat dari udara akan diubah menjadi bentuk yang tersedia bagi
tumbuhan. Simbiosis ini menyebabkan Azolla mempunyai kualitas nutrisi yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bioekologi dari tumbuhan air azolla ?
2. Bagaimana distribusi dari tumbuhan air azolla ?
3. Apa manfaat dari tumbuhan air azolla ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bioekologi dari tumbuhan air azolla.
2. Untuk mengetahui distribusi dari tumbuhan air azolla.
3. Untuk mengetahui manfaat dari tumbuhan air azolla.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bioekologi
2.1.1 Biologi
A. Gambar

Azolla

B. Klasifikasi
Menurut wikipedia (2010), bdua klasifikasi ilmiah dari azolla adalah sebagai
berikut:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Pteridophyta

Kelas

: Pteridopsida

Ordo

: Salvinlales

Famili

: Salviniaceae

Genus

: Azolla

Spesies

: Azolla pinnata

Nama lnggris

: Azolla, ferny ozollo, mosquito fern

Nama lndonesia : mata lele


Nama Lokal : mata lele (Jawa),

C. Ciri ciri
Azolla pinnata merupakan tumbuhan dengan ukuran yang relative kecil, memiliki
panjang 1,52,5 cm. Tipe akar yang dimiliki yaitu akar lateral dimana bentuk akar adalah
runcing atau tajam terlihat seperti rambut atau bulu di atas air. Bentuk daun kecil dengan ukuran
panjang sekitar 12 mm dengan posisi daun yang saling menindih. Permukaan atas daun
berwarna hijau, coklat atau kemerah-merahan dan permukaan bawah berwarna coklat
transparan. Daun sering menampakkan warna merah marun dan air tampak tertutup olehnya.
Ketika tumbuh di bawah sinar matahari penuh, terutama di akhir musim panas dan musim semi,
Azolla dapat memproduksi antosianin kemerahmerahan di dalam daunnya (Dewi, 2007 dalam
Sudjana, 2014).
Azolla pinnata berbentuk segitiga atau segiempat, memiliki ukuran (2 4) 1 cm, dengan
cabang, akar rhizoma dan daun terapung, akar soliter, menggantung di air, berbulu, panjang 1
5 cm, dengan membentuk kelompok 3 6 rambut akar, daun kecil, membentuk 2 barisan,
menyirap bervariasi, duduk melekat, cuping dengan cuping dorsal berpegang di atas
permukaan air dan cuping ventral mengapung (DE WINTER dan AMORORSO, 2003).
D. Asal muasal dan macamnya
Genus Azolla merupakan milik genus keluarga tunggal Azollaceae. Keenam spesies
dalam genus dikelompokkan dalam dua subgenera: Euazolla dan Rhizosperma. Empat spesies
di bawah sub-genus Euazolla adalah A. filiculoides, A. caroliniana, A. mexicana dan A.
microphylla. Diperkirakan bahwa empat spesies ini berasal dari daerah beriklim sub-tropis dan
tropis Amerika Utara dan Selatan (Van Hove, 1989).
Menurut Zimmerman et al. (1991) menemukan tiga spesies ini (A. caroliniana, A.
mexicana dan A. microphylla) memiliki afinitas taksonomi dekat dan mirip dengan defisiensi
fosfor dan direkomendasikan bahwa mereka dianggap sebagai spesies tunggal. Kedua spesies
bawah sub-genus Rhizosperma adalah A. nilotica dan A. pinnata. A. nilotica adalah spesies asli
Afrika Timur dan dapat ditemukan dari Sudan ke Mozambik (Van Hove, 1989). A. pinnata
memiliki dua varietas yang berbeda yang bervariasi dalam pola distribusi mereka. A. var
pinnata. imbricata berasal dari subtropis dan tropis Asia sementara A. pinnata var. pinnata
terdapat di Afrika dan dikenal sebagai regangan Afrika.
E. Siklus Hidup
Pada tahap pertama, yaitu umur 7 10 hari merupakan tahap perkecambahan Azolla.
Kecambah tumbuh agak lambat dan mempunya 1 8 anak daun dengan laju pertumbuhan rata
rata 0,6 0,7 anak daun per hari tanpa tunas tunas sisi. Pada tahap ini, biasanya Azolla
masih sulit untuk ditemukenali, sehingga kalau datang ke sawah kita belum bisa menentukan
4

adanya Azolla pada ekosistem sawah tersebut. Pada tahap kedua Azolla masih sulit untuk
ditemukan, tahap kedua adalah tahap mudah dengna umur antara 25 35 setelah
berkecambah. Pada tahap ini kecambah telah memiliki 2 11 tunas yang masing masing
menambuhkan 4 -7 anak daun per hari. Biasanya pada tahap ini Azolla sudah mengambang
pada daerah pertengahan air dengan sosok yang sangat kecil. Pada tahap ini biasanya
Anabaena azollae sudah mulai bersimbiosis dengan Azolla (Suarsana, 2011).
F. Reproduksi
Azolla pinnata dapat berkembangbiak dengan 2 cara, yaitu secara vegetative dan
generatif (fragmentasi). Perbanyakan vegetatif terjadi dengan cara pemisahan cabang samping
dari cabang utama, yang dapat membentuk tumbuhan baru. Waktu penggandaan biomassa
Azolla pinnata terjadi sekitar 3-5 hari. Pertumbuhan cabang samping sampai menjadi Azolla
pinnata memerlukan waktu 10-15 hari. Pada tumbuhan yang sudah tua Azolla sp dapat
membentuk sporacarp (seperti kapsul), yang terletak dibawah daun. Pada umumnya terdapat
sepasang sporacarp yaitu mikrosporocarp dan megasporocrap. Microsporocrap berisi 7-100
microsporangium dan tiap microsporocrap, yang berisi microspora. Megasporocrap hanya
membentuk satu megasporocrap, yang berisi megaspora. Megaspora dan microspora
berkecambah membentuk microgametofit (gametofitjantan) dan megagametofit (gametofit
betina). Kemudian, gametofit jantan berkembang menjadi sel sperma yang dapat membuahi sel
telur gametofit betina. Sel-sel hasil peleburan gametofit jantan dan gametofit betina tumbuh
menjadi sporofit, yang berkembang menjadi tumbuhan Azolla pinnata diploid proses terjadi
pertumbuhan ini di dalam air
2.1.2 Ekologi
Azolla pinnata merupakan komponen yang berperan sebagai penyusun ekosistem
sawah yaitu yang menutupi perairan sawah sehingga sawah tersebut tetap terjaga. Azolla juga
berfungsi sebagai produsen, karena dapat dikonsumsi oleh beberapa hewan yang berperan
sebagai konsumen pada ekosistem sawah. Azolla merupakan komponen produsen yang vital
dalam ekosistem sawah. Azolla dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau
Anabaena azollae dan mengikat nitrogen langsung dari udara. Potensi ini membuat Azolla
digunakan sebagai pupuk hijau baik di lahan sawah maupun lahan kering. Pada kondisi optimal
Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari Nilai nutrisi Azolla
mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya,
terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras
pecah Meskipun demikian, seiring dengan perkembangan pupuk hijau, penggunaan azolla ini

kini lebih banyak dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Dengan adanya mindazbesi yang
menggabungkan mina padi dengan azolla, selain menjadikannya sebagai pakan perikanan juga
konstribusi dapat digunakan untuk peningkatan produksi padi.

2.2 Distribusi
Azolla pinnata ditemukan di daerah tropis Asia (termasuk Asia Tenggara), Cina selatan
dan timur, Jepang Selatan, Australia Utara dan di daerah tropis Afrika Selatan (termasuk
Madagaskar) (CROFT, 1986; HOLM et al., 1997) menyatakan bahwa Azolla pinnata dapat
beradaptasi pada daerah dengan kondisi iklim yang panjang. Kebutuhan utama Azolla pinnata
untuk bertahan hidup adalah habitat air, sehingga sangat sensitif terhadap kekeringan, jadi
Azolla akan mati dalam beberapa jam jika berada pada kondisi kering. Azolla pinnata menyebar
secara luas pada wilayah sedang, umumnya sangat terpengaruh pada tingginya temperatur,
untuk hidup dengan baik, Azolla pinnata membutuhkan temperatur antara 20 25C, sedang
untuk dapat bertumbuh dan berfiksasi nitrogen, Azolla pinnata membutuhkan temperatur 20
30C, Azolla pinnata akan mati jika berada di bawah suhu 5C dan di atas temperatur 45C (DE
WINTER dan AMORORSO, 2003).
2.3 Pemanfaatan
Azolla mempunyai manfaat yang besar sebagai penyumbang unsur hara nitrogen karena
kemampuannYa dalam memfiksasi nitrogen bebas dari udara. Menurut Anonim (2009) dan
BATAN (2005), terdapat beberapa manfaat dari azolla, adalah sebagai berikut : .

Sumber nitrogen yang dapat menggatikan pupuk urea.


Pakan ternak : ayam, itik, sapi, kambing, dll.
Pakan ikan.
Menekan pertumbuhan gulma.
Filter terhadap pencemaran logam berat.
Kontrol terhadap perkembangan nyamuk.

Azolla pinnata sering dimanfaatkan sebagai pupuk organik dalam memproduksi padi di
daerah tropis dataran rendah di Asia Tenggara (CROFT, 1986). Azolla pinnata mampu
bersimbiosis dengan Anabaena Azollae, simbiosis ini mengakibatkan Azolla pinnata dapat
menambat nitrogen dari atmosfir, sehingga selanjutnya dapat digunakan sebagai pupuk organik
(DE WINTER dan AMORORSO, 2003).
Penambahan asam amino tersebut dapat dipenuhi antara lain dengan pemberian pakan
tambahan (ektra feeding) berupa Azolla. Pemberian azolla sebagai pakan tambahan (ektra
feeding) pada budidaya ikan tersebut bersifat sebagai Suplementary Efek atau efek saling
6

melengkapi sehingga kebutuhan ikan terhadap keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan ikan
terutama asam amino menjadi lebih baik. Pemanfaatan asam amino dalam tubuh ikan akan
jauh lebih efektif jika jika pada tubuh ikan terdapat terdapat kandungan vitamin yang cukup.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tumbuhan air

Azolla merupakan kelompok paku air yang tumbuh mengapung di

permukaan perairan yang subur. Daerah persawahan merupakan habitat tanaman Azollah ini
tumbuh. Tumbuhan Azolla memiliki kelebihan yaitu kemampuannya bersimbiosis dengan alga
hijau biru.
Azolla memiliki ciri ciri sebagai berikut :

Azolla pinnata merupakan tumbuhan dengan ukuran yang relative kecil,


Memiliki panjang 1,52,5 cm.
Tipe akar yang dimiliki yaitu akar lateral dimana bentuk akar adalah runcing atau tajam

terlihat seperti rambut atau bulu di atas air.


Bentuk daun kecil dengan ukuran panjang sekitar 12 mm dengan posisi daun yang

saling menindih.
Berwarna kehijauan
Azolla merupakan suatu komponen yang penting dalam ekosistem sawah karena azolla

menutupi permukaan di areal sawah. Azolla yang bersimbiosis dengan alga hijau biru
memberikan unsur hara yang lebih terutama adalah unsur N. Oleh karena itu azolla banyak
memiliki manfaat tidak hanya untuk bidang pertanian tapi bisa untuk hal lain. Salah satunya
adalah :

Sumber nitrogen yang dapat menggatikan pupuk urea.


Pakan ternak : ayam, itik, sapi, kambing, dll.
Pakan ikan.
Menekan pertumbuhan gulma.
Filter terhadap pencemaran logam berat.
Kontrol terhadap perkembangan nyamuk
Pupuk Organik

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan
makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih

DAFTAR PUSTAKA
Hasan, R. M., dan Chakrabarti, R. 2009. Use of Algae and Aquatic Macrophytes as
Feed in Small scale Aquaculture.
Hidayat, C., A. Fanindi., S. Sopiyana., dan Komarudin.2011. Peluang Pemanfaatan
Tepung Azolla Sebagai Bahan Pakan Sumber Protein Untuk Ternak Ayam.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Irma D. 2012. Keragaman jenis dan persen penutupan tumbuhan air di ekosistem
danau air tawar, Takengon, Provinsi Aceh. DEPIK 1(2): 125-130.
Paulus, J. M. 2010. Pemanfaatan Azolla Sebagai Pupuk Organik Pada Budidaya Padi
Sawah. Warta Wiptek. No. 36
Sari, F. M., Roesdiyanto., dan Ismoyowati. 2013. PENGARUH PENGGUNAAN Azolla
DAN Lemna polyrhiza
DALAM PAKAN ITIK PEKING PADA LEVELPROTEIN YANG BERBEDA TERHADAP
BOBOT DAN PERSENTASE KARKAS DAN BAGIAN-BAGIAN KARKAS. Jurnal Ilmiah
Peternakan. 1(3):914-923.
Suarsana, M.I.2011. Habitat dan Niche Paku Air Tawar (Azolla pinnata Linn.) (Suatu
Kajian Komponen Penyusun Ekosistem Sawah). WIDYATECH Jurnal Sains dan
Teknologi. 11(2).
Sudjana, Briljan. 2014. PENGGUNAAN AZOLLA UNTUK PERTANIAN BERKELANJUTAN.
Jurnal Ilmiah Solusi.1(2):72 81.
Yusuf, Guntur. 2008. Bioremediasi Limbah Rumah Tangga Dengan Sistem Simulasi
Tanaman Air. Jurnal Bumi Lestari. 8(2):136 144.

Anda mungkin juga menyukai