Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien infeksi virus ebola untuk datang
ke Rumah Sakit biasanya demam yang disertai nyeri otot dan kelemahan
fisik.
c. Riwayat penyakit sekarang
Timbul demam mendadak, kelemahan yang sangat, nyeri otot, sakit kepala
dan sakit tenggorokan; Yang disertai dengan muntah, diare, ruam, gangguan
fungsi ginjal dan hati, dan dalam beberapa kasus, terjadi perdarahan internal
dan eksternal (perdarahan pada gusi atau melena). Pada pemeriksaan laborat
ditemukan penurunan tajam sel darah putih dan trombosit serta terjadinya
peningkatan enzim hati.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh pasien.
e. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang pernah dilakukan oleh pasien.
f. Riwayat gizi
Pasien dengan EVD (ebola virus disease/infeksi virus ebola) sering
mengalami keluhan mual, muntah, dan napsu makan menurun. Apabila
kondisi ini berlanjut, dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang
mencukupi, maka pasien dapat mengalami penurunan berat badan sehingga
status gizinya menjadi kurang.
1

g. Pemeriksaan Fisik
1. Breath : Takipnea
2. Blood : Mata merah, hipotensi, hypovolemia, tachycardia, ruam
3. Brain
4. Bladder
5. Bowel : mual, muntah, sakit perut
6. Bone : kelemahan, kelelahan
7. Psikososial : tekanan psikologis
h. Pemeriksaan Laboratorium
Dari pemeriksaan laboratorium biasanya ditemukan leucopenia,
trombositopenia, dan peningkatan transaminase serum, serta kelainan ginjal
dan koagulasi. Temuan laboratorium lainnya termasuk : penurunan tajam total
protein plasma (reflektif dari sindrom kebocoran kapiler) dan kadar amylase
tinggi.
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan infeksi virus
2. Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolism pembuluh darah perifer
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dan turunnya nafsu makan
4. Resiko terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia
5. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan permeabilitas kapiler,
muntah dan demam
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh
3.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Peningkatan suhu tubuh (hipertermia) berhubungan dengan
infeksi virus.
Tujuan : Klien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
Intervensi
Rasional
1. Observasi tanda-tanda vital : suhu, 1. Suhu 38,9-41,10C menunjukkan proses
nadi, tensi dan pernapasan setiap 3 jam
atau sering lagi.

penyakit infeksius akut. Pola demam


dapat membantu dalam diagnosis.
2. Untuk
memberikan
pengetahuan
2

pemahaman
2. Berikan

penjelasan

mengenai

penyebab demam atau peningkatan


suhu tubuh.

memberikan

tentang

penyebab

kesadaran

dan

kebutuhan

belajar.
3. Untuk mengetahui keseimbangan cairan
baik intake maupun output.
4. Untuk mempercepat proses penguapan

3. Catatlah asupan dan keluaran cairan.


4. Anjurkan klien untuk banyak minum
paling tidak 2,5 liter tiap 24 jam dan

melalui urine dan keringat, selain itu


dimaksudkan untuk mengganti cairan
tubuh yang hilang.
5. kompres air dingin dapat memberikan

jelaskan manfaat bagi klien.


5. Berikan kompres dingin pada daerah
axila dan lipatan paha.

efek vasodilatasi pembululuh darah.


6. Untuk memudahkan dalam proses
penguapan
7. Pemberian terapi cairan intravena untuk

6. Anjurkan agar klien tidak memakai


selimut dari pakaian yang tebal.
7. Berikan terapi cairan intravena dan
obat-obatan sesuai dengan program

mengganti cairan yang hilang dan obatobatan

sebagai

preparat

yang

di

formulasikan untuk penurunan panas.

dokter.

Diagnosa 2: Nyeri berhubungan dengan gangguan metabolisme pembuluh


darah perifer.
Tujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria Hasil :
Klien tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri
Intervensi
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami klien

Rasional
1. Mengindikasi
kebutuhan

dengan menggunakan skala nyeri (0-

intervensi

10).

perkembangan resolusi komplikasi

Biarkan

klien

memutuskan

dan

juga

untuk

tanda-tanda

tingkat nyeri yang dialami. Tipe nyeri


yang

dialami

dan

respons

klien

terhadap nyeri.

2. Atur

posisi

yang

nyaman

dan

2. Posisi yang nyaman dan situasi yang

usahakan situasi yang tenang.

tenang dapat mengurangi rasa nyeri


atau mengurangi stimulus nyeri.
3. Untuk mengurangi rasa nyeri pada

3. Alihkan perhatian klien dari rasa


nyeri,

misalnya:

nafas

klien.

dalam,

membaca buku, mendengar musik,


dan menonton TV.
4. Berikan

4. Memberikan

obat-obat

analgetik

penurunan

nyeri/tidak

nyaman

(kolaborasi dengan dokter).

Diagnosa 3 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan mual, muntah dan turunnya nafsu makan
Tujuan : Klien menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi yang adekuat
Kriteria Hasil :
-

Klien mengkonsumsi jumlah makanan yang adekuat.


Intervensi
Rasional
1. Kaji keluhan mual, sakit menelan, dan 1. Untuk memberikan nutrisi yang optimal
muntah yang dialami oleh klien.

meskipun kehilangan napsu makan serta


memotivasi anak agar mau makan.
2. Memudahkan

2. Berikan makanan yang mudah ditelan,

meringankan

proses
kerja

menelan
lambung

dan
untuk

seperti bubur dan tim, serta dihidangkan

mencerna makanan dan menghindari

selagi masih hangat

rasa mual.
3. karena porsi biasanya ditoleransi dengan

3. Menganjurkan

kepada

klien

untuk

lebih baik.

makan dengan teknik porsi kecil tetapi


sering.

4.

Untuk membantu status nutrisi.

4. Menimbang berat badan setiap hari pada

waktu yang sama, dan dengan skala


yang sama.

5.

5. Mempertahankan

kebersihan

mulut

klien

6. Untuk

6. Mempertahankan
nutrisi

Untuk merangsang napsu makan.

yang

pentingnya

intake

adekuat

untuk

penyembuhan penyakit.
7. Catatlah jumlah/porsi makanan yang
dihabiskan oleh pasien setiap hari.

menghindari

intoleransi

makanan.
7. Untuk

mengetahui

makanan

dan

jumlah

intake

penentuan

dalam

pemberian diet dan selanjutnya.

Diagnosa 4: Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan


trombositopenia.
Tujuan : tidak terjadi perdarahan
Kriteria Hasil :
-

Jumlah trombosit dalam batas normal.


Intervensi
1. Monitor penurunan trombosit yang di 1. Untuk
sertai dengan tanda klinis

Rasional
mengetahui
perkembangan

penyakit apabila terjadi perdarahan


bawah kulit.

2. Monitor jumlah trombosit setiap hari


3. Berikan penjelasan mengenai pengaruh
trombositopenia pada pada klien

2. Mengetahui nilai batas normal dan


perkembangan penyakit.
3. Penjelasan

yang

trombositopenia

akurat

tentang

merupakan

faktor

penyebab terjadinya syok apabila terjadi


4. Anjurkan klien untuk banyak istirahat

penurunan trombosit yang hebat.


4. Memberikan relaksasi untuk anggota
organ tubuh serta membantu dalam
proses penyembuhan.

Diagnosa 5: Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan


permeabilitas kapiler, muntah dan demam.

Tujuan : Kekurangan volume cairan akan dicegah


Kriteria Hasil :
-

Keseimbangan elektrolit dan asam-basa

Keseimbangan cairan

Hidrasi dan status nutrisi adekuat


Intervensi
1. Monitor keadaan umum klien

1. Untuk

Rasional
mengetahui
perkembangan

penyakit.
2. Observasi tanda-tanda vital setiap 2- 2. Untuk
3 jam.

meningkatkan

hidrasi

dan

mencegah dehidrasi.

3. Perhatikan keluhan klien seperti mata 3. Untuk mengetahui perubahan yang


kunang-kunang,

pusing,

lemah,

terjadi bila adanya kekurangan cairan

ekstremitas dingin dan sesak napas.

sehingga mendapatkan perawatan lebih

4. Mengobservasi dan mencatat intake dan


output.

baik.
4. Untuk menentukan status hidrasi

5. Memberikan

hidrasi

yang

adekuat

sesuai dengan kebutuhan tubuh.

5. Menentukan adanya ketidakseimbangan


cairan dan elektrolit.

6. Monitor nilai laboratorium : elektrolit 6. Menentukan


darah, serum albumin.

ketidak-

seimbangannya cairan dan elektrolit.


7. Pemenuhan

7. Mempertahankan intake dan output


8.

adanya
kebutuhan

cairan

menurunkan resiko dehidrasi.

yang adekuat

8. merupakan indikator cairan dan nutrisi.

Monitor dan mencatat berat badan.

9. Pemberian infus dimaksudkan untuk


mengganti cairan yang hilang akibat

9. Pasang infus dan beri terapi cairan


intravena

jika

terjadi

kebocoran plasma.

perdarahan

(kolaborasi dengan dokter)


Diagnosa 6: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
Tujuan : klien mendapat istirahat yang adekuat

Kriteria Hasil :
-

Klien melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan.

Kebutuhan istirahat klien terpenuhi.


Intervensi
Rasional
1. Bantulah klien untuk memenuhi 1. Melindungi klien dari cedera selama
kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti:

melakukan aktivitas dan memungkinkan

mandi, makan dan eliminasi, sesuai

penghematan energi atau kelemahan

dengan tingkat keterbatasan klien.

tubuh

2. Dekatkan dan siapkan alat-alat yang


dibutuhkan di dekat klien

2. Memudahkan klien untuk mengambil


keperluannya

Anda mungkin juga menyukai