Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Penelitian Kualitatif
N
O
1
NAMA,
LEMBAGA,
TAHUN, PRODI
Andri Kurniawan, Universitas
Syiah Kuala, 2008, Fakultas
Hukum
JUDUL
METODE
Kualitatif
HASIL
Dalam hal kegiatan sehari hari, masyrakat nelayan
memiliki dan menaati ketentuan atau norma norma
adat yang berkaitan dengan kegiatan laut.
Penyelesaian sengketa adat laut oleh panglima laut
merupakan salah satui mekanisme penerapan
sanksi adat dan menjadi alternative solusi untuk
menyelesaikan kasus tentang pengelolaan Sumber
daya alam di Kota Sabang. Namun dalam
penerapannya terdapat beberapa factor penghalang
diantaranya cara penangkapan ikan, factor
kelembagaan, factor pendapatan, batas wilayah,
SDM, dan lemahnya manajemen perikanan
Keberadaan tradisi, kelembagaan dan kearifan
lokal di sepanjang pantai kepulauan nusantara
merupakan kha-zanah kebudayaan nusantara yang
bersifat strategis baik dalam upaya pemberdayaan
masyarakat
nelayaan
dan
pembangunan
sumberdaya laut ber-kelanjutan maupun untuk
peningkatkan kemandirian dan keswadayaan
masya-rakat. Bagi internal masyarakat nelayan,
keberadaan tradisi, kelembagaan dan kearifan lokal
bersifat fungsional baik secara normatif, regulatif
maupun sosial dan ekonomi. Fungsi normatif dari
tradisi, kelembagaan dan kearifan lokal antara lain
Sri
Walny
Rahayu,
Universitas Padjajaran, 2014,
Program
Doktoral
Ilmu
Hukum
Lembaga
Kualitatif
Penyelesaian
sengketa adat laut
Panglima Laot di
Aceh
sebagai
bentuk
Pengembangan
Alternatif
penyelesaian
sengketa
dalam
system
Hukum
Indonesia
2. Penelitian Kuantitatif
N
O
1
NAMA,
LEMBAGA, JUDUL
METODE
TAHUN, PRODI
Anggita Widasari, Institut Hubungan tingkat Kuantitatif
Pertanian Bogor, 2014,
partisipsi
dalam
panglima
laot
terhadap
tingkat
taraf
hidup
rumahtangga
nelayan tradisional
(kasus:
desa
HASIL
Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat
nelayan tradisional di Indonesia adalah kesejahteraan
yang rendah, tidak terkecuai di Aceh. Diperlukan
upaya perbaikan kesejahteraan nelayan dengan
meningkatkan taraf hidup masyarakat nelayan
tradisional. Oleh karena itu aspek lokalitas suatu
wilayah dimana nelayan itu tinggal menjadi penting
untuk dipertimbangkan. Kearifan lokal atau
lambada
lhok,
kecamatan
baitussalam,
kabupaten
aceh
besar )
Perairan
Aceh
bagian Utara
2008,
Prodi
Pertanian
Ekonomi Peningkatan
pendapatan
nelayan
introduction of
GPS technology and sharing of traditional
knowledge
resulted in fshermen developing and
implementing their
own management strategies and demonstrating
their ability
to stay out of restricted areas. Provincially, this
project
provided a framework through which government
agencies
and academic institutions could efectively engage
with local
customary leaders and their fshing communities.
Christeward Alus,
Acta Diurna 2014
Jurnal Peran
lembaga Kuantitatif
adat
dalam
pelestarian
kearifan lokal suku
sahu
Di desa balisoan
kecamatan sahu
Kabupaten
halmahera barat
2
Stuart j. Campbell, Coastal Oceans Research and Development in the Indian Ocean, 2008.
Fishing Controls, habitat protection and reef fish conservation in Aceh
Mixed
A community management system known as
the Panglima Laot was being implemented in at least
one region of the island and a government tourism
reserve or Kawasan Wisata was in place in another
region. Both areas had prohibited the use of netting
for reef fsh over the past 10 years. Areas open to
unregulated fshing, except for prohibitions on blast
fshing and use of cyanide, also exist on Weh island
and a group of islands to the west known as Aceh. In
April 2006 and 2007 we examined the structure of
coral reef fsh populations in each of these 4 areas, the
Panglima Laot and Kawasan Wisata and the open
access areas of Weh and Aceh islands.
3
Zulmiro Pinto, Universidade Oriental de Timor Lorosae, 2015, Jurnal Wilayah dan Lingkungan
5
Susilowati Indah, UMS, 2013, Jurnal Ekonomi Pembangunan
Prospek Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Berbasis Ekosistem: Studi Empiris Di Karimunjawa
Mixed
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pengelolaan secara konvensional masih belum berhasil dalam mengelola sumberdaya.
Sedangkan,
pengelolaan
sumberdaya
perikanan
berbasis
ekosistem memberikan indikasi
yang
prospektif.
Untuk itu disarankan perlu
diuji-coba
implementasinya.
Bila model
EBFM
yang
diusulkan
ini telah lolos uji maka kerangka
implementasi
EBFM ini
diharapkan
dapat
diadopsi
oleh daerah lain di
Penelitian ini bertujuan; pertama, membandingkan model pengelolaan sumber daya
perikanan dengan versi konvensional dan yang berparadigma baru; kedua, mengeksplorasi
tingkat keberhasilan model pengelolaan sumberdaya perikanan dengan paradigma baru; dan
ketiga menyusun strategi pengelolaan sumberdaya perikanan berbasis ekosistem (EBFM).
Ekosistem Karimunjawa yang merupakan wilayah kepulauan yang dapat diambil menjadi
pilot project. Tokoh kunci sebanyak 25 orang yang diambil secara purposive quoted sampling.
Deskriptif statistik dipakai untuk menganalisis data penelitian dan juga dilengkapi dengan