Masa neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi
perubahan sirkulasi darah serta mulainya berfungsi organ-organ,
masa ini dibagi menjadi 2 yaitu:
Masa neonatal dini umur 0-7 hari
Masa neonatal lanjut , umur 8 28 hari
Masa post natal , umur 29 hari 11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangannya berlangsung secara terus menerus terutama
meningkatnya fungsi sistem syaraf.
14 Years Old
Usia 4 bulan
Usia 8 bulan
Usia 12 bulan
Usia 18 bulan
Usia 24 bulan
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
Faktor Lingkungan prenatal
Gizi ibu waktu hamil
Mekanis
Toksin/zat kimia
Endokrin
Radiasi
Infeksi
Stres
Imunitas
Anoksia embrio
Persalinan
Trauma persalinan
Faktor lingkungan postnatal
LINGKUNGAN BIOLOGIS ras/suku bangsa, umur,
gizi, perawatan kesehatan, keperkaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,
hormon.
FAKTOR FISIK cuaca, musim, keadaan geografis
suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi
DDST
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan anak usia 0-6 tahun. Dalam perkembangannya, DDST
mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II yang
merupakan hasil revisi dan standardisasi dari DDST dan DDST-R (Revised
Denver Developmental Screening Test ). Perbedaan Denver II dengan
skrining terdahulu terletak pada item-item test, bentuk, interpretasi, dan
rujukan.
Denver II terdiri atas 125 item tugas perkembangan yang sesuai dengan usia anak, mulai dari
usia 0-6 tahun. Item-item tersebut tersusum dalam formulir khusus dan terbagi menjadi 4
sektor, yaitu:
1. Sektor Personal-Sosial, yaitu penyesuaian diri di masyarakat dan kebutuhan pribadi.
2. Sektor Motorik Halus-Adaptif, yaitu koordinasi mata-tangan, kemampuan memainkan
dan menggunakan benda-benda kecil, serta pemecahan masalah.
3. Sektor Bahasa, yaitu mendengar, mengerti, dan menggunakan bahasa.
4. Sektor Motorik Kasar, yaitu duduk, berjalan, dan melakukan gerakan umum otot
besar lainnya.
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal
8. leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan
pad fleksus brakhialis.
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21
9. klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada
bayi yang lahir
dengan presentasi bokong atau dengan presentasi bokong atau
distosia bahu. Periksa
kemungkinan adanya fraktur
10.tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah. Kedua lengan harus bebas bergerak, jika
gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur.
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili sidaktili. Telapak
tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan
dengan abnormaltas
kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
11.dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma
atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada
danabdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum abdomen
bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikanPada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk dengan baik dan tampak simetris.
12.abdomen
Abdomen bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat
bernapas. Kaji adanya pembengkakan Jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat herniadiafragmatika.
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena
hepatosplenomegali atau tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitisvesikalis, omfalokel
atau ductus omfaloentriskus persisten (Lodermik, Jensen 2005)
Auskultasi
palpasi
13.genitalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa
posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding) (Lodermik,
Jensen 2005)
14.anus dan rektum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai
48 jam jam pertama
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau
obstruksi saluran pencernaan
15.tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan
keduanya dan bandingkan. Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas
Kurangnya gerakan berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur,
kerusakan neurologis. Periksa adanya polidaktili atau sidaktili pada jari
kaki
16.spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tandatanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau
bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis
atau kolumna
vertebra (Lodermik, Jensen 2005)
a. Keterlambatan mental
b. Gambaran wajah khas (Mongolism)
c. Anomali jari tangan
d. Kelainan jantung bawaan
Pemeriksaan laboratorium:
o Studi sitogenetik: Karyotyping penderita dan orang tua
penderia (untuk kepentingan konseling genetik)
1. Haddow JE, Palomaki GE, Knight GJ : Prenatal screening for Downs syndrome with use
of maternal serum markers. N. Engl J Med, 1992 Aug 27; 327 (9) : 588-93.
2. Pueschel, M.ed. New perspective on Down syndrome : Baltimore Paul Broozes, 1987.
3. Holtzen, DM. The molecular genetics of Down syndrome, moelec genetic, M.ed, 1992 ; 2 :
105-20.
a.
b.
c.
d.
Girus dan sulkus hemisfer kanan berkembang lebih awal shg bahasa yg
pertama muncul yaitu bahasa nonverbal.
Karena adanya kematian sel dan retraksi aksonal pd hemisfer kanan shg
hemisfer kiri lebih berkembang (lateralisasi) fungsi hemisfer kanan dan kiri
berbeda.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TAHAPAN
Penerimaan (reseption)
Penanggapan (perseption)
Penguraian (decoding)
Penyadian (encoding)
Perencanaan motorik
pengeluaran kata
Gangguan bicara
Perkembangan bahasa yang lambat dapat bersifat familial. Oleh karena itu
harus dicari dalarn keluarganya apakah ada yang mengalami keterlambatan
bicara juga. Disamping itu kelainan bicara juga lebih banyak pada anak
laki-laki daripada perempuan. Hal ini karena pada perempuan, maturasi
dan perkembangan fungsi verbal hernisfer kiri lebih bak Sedangkan
pada laki-laki perkembangan hemisfer kanan yang lebih baik, yaitu
untuk tugas yang abstrak dan memerlukan keterampilan.
Sedangkan Aram DM (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada
anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini:
1.
2.
Sistem masukan/input.
Adalah sistern pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik
dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam
perkembangan bicara. Anak dg otitis media kronis dg penurunan daya
pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima
4.
Mikrosefali
Mikrosefali adalah lingkar kepala yang lebih kecil dari normal karena
otak tidak berkembang dengan baik atau telah berhenti tumbuh;
paling sering disebabkan oleh kelainan genetik.
Lingkar kepala
- dipakai utk menilai pertumbuhan otak.
Patogenesis mikrosefali
Cerebral palsy
Etiologi
Faktor genetik dan faktorr lainnya sifat: familial
1. Pranatal
- Infeksi itrauterin: TORCH, sifilis
- Radiasi
- Asfiksia intrauterin co: solutio plasenta, plasenta previa, ibu
hipertensi dll
- Toksemia gravidarum
- DIC ok kematian pranatal pada salah satu bayi kembar
2. Perinatal
- Anoksia/hipoksia
- Perdarahan otak
- Prematuritas
- Posmaturitas
- Hiperbilirubinemia
- Bayi kembar
3. Postnatal
Trauma kepala
Meningitis/ensefalitis yang terjadi pada 6 bulan pertama
kehidupan
Racun: logam berat, CO
Klasifikasi
There are 2 major types of CP, depending on location of lesions:
Pyramidal (Spastic Lesion is usually in the motor cortex, internal capsule
and/or cortical spinal tracts.
Extrapyramidal Lesion is usually in the basal ganglia, Thalamus,
Subthalamic nucleus and/or cerebellum.
Bleeding
Brain malformation
Trauma to brain
Lack of oxygen
Infection
Toxins
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
Tipe
spastik
athetoid
rigid
ataksia
hipotonik
A. KPSP
1. Bila ada satu atau lebih jawaban Tidak, kemungkinan anak mengalami
gangguan pendengaran.
2. Catat jumlah ketidakmampuan anak.
Intervensi (tindakan):
Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi
1.
2.
3.
4.
Cara:
gantungkan poster 3 m dari anak,
setinggi mata anak dalam posisi duduk
latih anak megarahkan kartu E dengan benar ke atas, bawah, kanan, kiri,
sesuai yang ditunjuk pada poster
Tutup sebelah mata dengan kertas
Tunjuk huruf E pada poster satu persatu mulai baris 1 -4
Puji bila anak dapat mencocokkan arah huruf E
Ulangi pada mata sebelahnya.
Interpretasi (penafsiran)
Bila tdk dapat mencocokkan posisi E s/d baris ketiga gangguan daya
lihat
Intervensi (tindakan) : rujuk
Bila ada keluhan orangtua atau kecurigaan petugas / guru / kader (tidak
rutin) umur > 3 thn
10 pertanyaan
Terjadi di mana saja, kapan saja
Nilai : 0 (tidak pernah); 1 (kadang-kadang); 2 (sering); 3 (selalu)
Interpretasi (penafsiran)
Nilai > 13 kemungkinan GPPH
Intervensi :
Nilai > 13 rujuk RS, tuliskan kelainan yang ada
< 13 tetapi ragu, periksa ulang 1 bulan lagi
10.Penatalaksanaan
Rehabilitasi medik : sesuai dengan umur dan penyakit
Toleransi nya berapa bulan untuk gangguan pada kasus seperti ini?
Kapan dinyatakan delay?
Kapan dibawa ke fisioterapi ?