MAKRO
A. HEPAR
Organ / kelenjar terbesar, intraperitoneum
Berbentuk sebagai suatu pyramida tiga sisi dengan dasar menunjuk
kekanan dan puncak menunjuk kekiri.
Normal hepar tidak melewati arcus costarum. Pada inspirasi dalam
kadang-kadang dapat teraba. Menyilang arcus costarum dextra pada sela
iga 8 dan 9, margo inferior menyilang di tengah.
Proyeksi antara iga 4 9.
Hepar dibagi dalam 2 lobus yaitu lobus dexter dan sinister.
Batas antara lobus dexter dan sinister ialah pada tempat perlekatan lig.
falciforme.
Pada facies visceralis batas antara kedua lobi ialah fossa sagitalis
sinistra, dan lobus dexter dibagi oleh fossa sagitalis dextra menjadi
kanan dan kiri.
Bagian kiri dibagi oleh porta hepatis dalam lobus caudatus terletak
dorsocranial dan lobus quadratus ventrocaudal.
Lobus caudatus pada tepi caudoventral mempunyai dua processus yaitu
processus caudatus dan processus papilaris.
Ligamentum teres hepatis, adalah v. umbilicalis dextra yang telah
mengalami obliterasi, berjalan dari umbilicus ke ramus sinister venae
portae.
Ligamentum venosum, adalah ductus venosum yang telah mengalami
obliterasi, berjalan di bagian cranial fossa sagitalis sinistra dari ramus
sinister v. portae, pad tempat lig. teres hepatis mencapai vena ini, ke
vena hepatica sinistra.
V. portae : dibentuk oleh V. mesenterica superior dan V. Lienalis
Vaskularisasi Hepar
Arteria hepatica propria, cabang truncus coeliacus, berakhir
dengan bercabang menjadi ramus dekster dan sinister yang masuk
ke dalam porta hepatis.
Vena porta hepatis
- Berasal dari v.mesentrica superior dan v.lienalis
- Muara dari semua vena di abdomen kecuali ren dan supra
renalis
- Total darah melewati hati 1500 ml
- masuk ke dalam lig. hepatoduodenale menuju ke portae hepatis
bercabang menjadi : ramus dexter untuk lobus dexter dan ramus
sinister untuk lobus sinister
- v. portae mendapat juga darah dari :
o v. coronaria ventriculi (v. gastrica sinistra)
o v. pylorica ( v. gastrica dextra)
o v. Cystica
o vv. Parumbilicalis
- Vena Porta bercabang melingkari lobulus hati vena-vena
interlobularis berjalan diantara lobulus membentuk sinusoid
diantara hepatosit vena centralisbersatu membentuk vena
sublobularis v.hepatika
- Normal akan bermuara ke hepar dan selanjutnya ke V. cava
inferior (jalan langsung)
Persarafan Hepar
Persyarafan ini termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal
dari plexus coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus
vagus dextra dan sinistra.
Nervus Vagus Sinistra
- Menembus diafragma di depan esofagus
- Mengikuti a.gastrica khusus menginervasi hepar
Nervus Vagus Dekstra
- Menembus diafragma di belakang esofagus
- Menuju langsung ke pangkal truncus coeliacus dan
plexus coeliacus dan menginervasi
Intestinum crassum dan tenue
Gaster
2/3 colon transversum
Lien dan pancreas
Hepar
Aliran limfe hati
Limf dibentuk didalam ruang perisinusoid Disse
Terdapat pembuluh limf pada trigonum portal, dikumpulkan pada
saluran limf yang lebih besar dan meninggalkan hepar pada
porta hepatis sebagai saluran limg pengumpul
Limf hepatik mengandung protein plasma yang lebih tinggi
daripada limf ditempat lain
B. APARATUS BILIARIS
Empedu disekresi oleh sel hati, disimpan dan dipekatkan dalam kandung
empedu, kemudian empedu dialirkan ke usus halus.
MIKRO
Merupakan kelenjar terbesar yang beratnya + 1500 g.
Dibungkus oleh jaringan penyambung padat fibrosa (capsula
Glissoni).
Capsula ini bercabang-cabang ke dalam hati membentuk sekatsekat interlobularis, ketebalan sekat berbeda pada spesies yang
berbeda, misalnya pada babi lebih tebal daripada pada
manusia.
Terdiri
dari
lobulus-lobulus
yang
bentuknya
hexagonal/polygonal, dibatasi jaringan interlobular. Jika dilihat
dari tiga dimensi, lobulus seperti prisma hexagonal/polygonal
disebut lobulus klasik, panjangnya 1-2 mm.
Sel-sel hati/ hepatocyte berbentuk polygonal tersusun berderet
radier, membentuk lempengan yang saling berhubungan,
dipisahkan oleh sinusoid yang juga saling berhubungan
Lobulus hati
Lobulus Klasik
Bagian jaringan hati dengan pembuluh-pembuluh darah yang
mendarahinya yang bermuara pada pusatnya vena centralis. Batasbatasnya adalah jaringan penyambung interlobular.
Lobulus Portal
Bagian jaringan hati dengan aliran empedu yang menuju ductus
biliris didalam segitiga Kiernan yang berisikan:
Pembuluh lymph
Arteriol, cabang arteri hepatica
venula, cabang vena porta
Ductus biliaris (saluran empedu)
Sinusoid berawal dari pingir lobulus, diisi oleh darah dari v. porta dan
a. hepatika, berjalan kearah pusat dan bermuara kedalam v. Sentralis
Sinusoid dikelilingi oleh ruang perisinusoid Disse, yang memisahkan
sel endotel dari permukaan hepatosit.
Vena centralis
Sinusoid
c Pembentukan cholesterol
d Pembentukan dan pemecahan fosfolipid
Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi
kholesterol
Serum Cholesterol standar pemeriksaan metabolisme lipid
Fungsi hati sbg metabolisme protein
Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino
Dg proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan
asam amino
Dg proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahanbahan non nitrogen
Hati merupakan satu-satunyaorgan yg membentuk plasma albumin
dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea.
Urea merupakan end product metabolisme protein
- globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan
sumsum tulang
globulin HANYA dibentuk di dalam hati
albumin mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000
Fungsi hati sehubungan sintesis protein plasma,mencakup
a Faktor pembekuan darah
Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang
berkaitan dengan koagulasi darah
Misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X
b Protein plasma untuk mengangkut hormon tiroid,steroid,dan kolesterol
dalam darah
Fungsi hati sbg metabolisme vitamin
Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K
Fungsi hati untuk sekresi
Sel-sel hepatosit sekresi empedu kanalikulus biiaris duktus
biliaris duktus biliaris communis duodenum.
Empedu akan disekresikan saat ingesti makanan. Empedu akan
disimpan dan dipekatkan di kandung empedu. Setelah disekresikan
ke duodenum,garam empedu di reabsorbsi dan di daur ulang
melalui v.porta hepatika ke hati melalui siklus enterohepatik
Sekresi empedu dapat di stimulasi oleh mekanisme kimiawi(garam
empedu),sekretin dan mekanisme saraf (N X)
Tanpa cairan empedu ini, usus halus tidak akan mampu menyerap bahan
makanan tersebut diatas.
Kandung empedu adalah rumah persinggahan sementara dari cairan
empedu. Dalam kondisi tertentu hati bisa terlalu banyak memproduksi cairan
empedu, sehingga kelebihan produksi tersebut sebagian tersimpan dalam
kandung empedu, dan sebagian lagi akan keluar bersama feces pada saat
buang air besar. Pada saat seseorang mengkonsumsi makanan terutama
yang mengandung lemak, secara otomatis kandung empedu akan
berkontraksi (menciut) sehingga cairan empedu yang berada di dalamnya
akan keluar sesuai dengan kuat/lemahnya kontraksi. Semakin menciut
kandung empedu, maka akan semakin banyak cairan empedu yang
dihasilkan. Cairan empedu tersebut kemudian keluar melalui saluran empedu
dan masuk ke usus halus untuk melakukan tugasnya.
Ada beberapa macam penyebab terbentuknya batu empedu. Penyebab yang
pertama adalah penyebab yang sering diderita orang di Asia, yaitu
disebabkan oleh infeksi di saluran pencernaan. Kuman penyebab infeksi ini
biasanya berada di dalam usus, namun ia mampu bergerak dan dapat
memasuki saluran empedu dan bertamu kedalam kandung empedu. Bukan
itu saja, di dalam kandung empedu kuman tersebut membuat perubahan
komposisi cairan dan keseimbangan di dalam kandung empedu demi
kenyamanan dan kelangsungan hidupnya. Perubahan komposisi ini
membentuk suatu bentuk inti baru, lalu secara perlahan menebal dan
mengkristal. Proses ini dapat berlangsung lama, bisa bertahun-tahun dan
akhirnya terbentuklah batu empedu. Konstruksi bangunan batu empedu hasil
infeksi ini berupa pigmen birubilin dan garam empedu.
Penyebab yang kedua adalah bagi mereka yang kelebihan kolesterol
karena terlalu hoby makan makanan yang berlemak, berpengawet, fast food
(makanan cepat saji). Berbeda dengan makanan jenis lain, makanan
berpengawet memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat dicerna,
sehingga ia akan tinggal lebih lama di dalam saluran pencernaan. Sehingga
kolesterol yang terkandung dalam makanan berpengawet tersebut akan
menumpuk
dan
menunggu
giliran
dicerna
oleh
usus.
Jika
kandungan kolesterol berlebih, ia akan mengendap di saluran pencernaan
termasuk di dalam kandung empedu. Jika proses itu terjadi terus-menerus,
kolesterol tersebut berkolaborasi dengan cairan empedu dan akan
mengkristal di dalam kandung empedu dan jadilah batu empedu.
Ada satu lagi penyebab terjadinya batu empedu yaitu saat seseorang
tiba-tiba melakukan diet lemak. Secara seporadis ia stop total konsumsi
lemak padahal sebelumnya ia sangat menyukainya. Organ hati tidak bisa
mengikuti kehendak tuannya untuk lantas menghentikan produksi cairan
empedu. Hati akan tetap memproduksi cairan empedu walaupun dalam
volume kecil. Namun karena usus halus tidak pernah mengajukan order
cairan empedu, maka cairan tersebut akan tersimpan di kandung empedu,
lambat laun akan mengendap. Namun biasanya endapan Kristal dari cairan
empedu ini lebih lunak dan berwarna hijau, serta ukurannya lebih kecil dan
jarang menimbulkan infeksi karena pada kondisi tertentu ia akan larut
pemeriksaan test uji kimia darah untuk point SPOT, SGPT, Gamma GT dan
birubilin. Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh penyumbatan ini
mempengaruhi fungsi hati.
Tes Fungsi Hati
Pemeriksaan
Untuk mengukur
Hasilnya
menunjukkan
Enzim yang dihasilkan di dalam Penyumbatan
saluran
Alkalin fosfatase
hati, tulang, plasenta; yang empedu, cedera hepar,
dilepaskan ke hati bila terjadi beberapa kanker.
cedera/aktivitas
normal
tertentu,
contohnya
:
kehamilan,
pertumbuhan
tulang
Alanin
Transaminase
Luka pada hepatosit.
(ALT)/SGPT
Enzim yang dihasilkan oleh hati. Contohnya : hepatitis
Dilepaskan oleh hati bila hati
Luka di hati, jantung,
Aspartat Transaminase terluka (hepatosit).
otot, otak.
(AST)/SGOT
Enzim yang dilepaskan ke
dalam darah bila hati, jantung,
otot, otak mengalami luka.
Obstruksi
aliran
Bilirubin
empedu, kerusakan hati,
Komponen dari cairan empedu pemecahan sel darah
yang dihasilkan oleh hati.
merah yang berlebihan.
Gamma
glutamil
transpeptidase (GGT)
Enzim yang dihasilkan oleh hati,
pankreas, ginjal. Dilepaskan ke
darah, jika jaringan-jaringan
tesebut mengalami luka.
Laktat Dehidrogenase
(LDH)
Nukleotidase
Albumin
Fetoprotein
Antibodi mitokondria
Kerusakan
organ,
keracunan
obat,
penyalahgunaan alkohol,
penyakit pankreas.
Protombin Time
M&M HEPATITIS A
DEFINISI
Hepatitis A adalah penyakit hati yang menular hasil dari infeksi
virus Hepatitis A. Hal ini dapat berkisar dalam tingkat keparahan
dari penyakit ringan berlangsung beberapa minggu sampai sakit
yang parah selama beberapa bulan.
http://www.cdc.gov/hepatitis/A/PDFs/HepAGeneralFactSheet.pdf
ETIOLOGI
Hepatitis A adalah penyakit jinak yang dapat sembuh sendiri
dengan masa inkubasi 2-6 minggu.
Virus hepatitis A merupakan pikornavirus RNA rantai tunggal
(single stranded, ssRNA) yang kecil dan tidak berselubung. Sewaktu
timbul ikterik, antibodi terhadap HAV (anti-HAV) telah dapat diukur
di dalam serum. Awalnya antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam,
sehingga memudahkan mendiagnosis secara cepat suati infeksi
HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan
bertahan seterusnya sehingga keadaan ini menunjukkan bahwa
pasien pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau dan memiliki
imunitas. Keadaan karier tidak pernah ditemukan.
HAV menyebar melalui ingesti makanan dan minuman yang
tercemar dan dikeluarkan melalui tinja selama 2-3 minggu sebelum
dan 1 minggu setelah onset ikterus. HAV tidak dikeluarkan dalam
jumlah signifikan dalam air liur, urine, atau semen.
Hepatitis A hanya menyebabkan hepatitis akut.
EPIDEMIOLOGI
Distribusi diseluruh dunia infeksi hepatitis A,B,dan C. risiko virus
ditularkan melalui transfusi saat ini diamerika serikat secara nyata
KLASIFIKASI
1 Hepatitis A
Virus hepatitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak
berselubung berukuran 27 nm.
Ditularkan melalui jalur fekal oral (feses, saliva), sanitasi yang
jelek, kontak antara manusia, penyebarannya melalui air dan
makanan
Masa inkubasinya 15 45 hari dengan rata rata 25 hari
Infeksi ini mudah terjadi di dalam lingkungan dengan higiene dan
sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat.
2 Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang
ganda yang memiliki ukuran 42 nm
Ditularkan melalui darah atau produk darah, saliva, semen,
sekresi vagina. Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B bisa
menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan.
Masa inkubasi 40 180 hari dengan rata- rata 75 hari.
Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium,
dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien
dalam unit hemodialisis, para pemakai obat yang menggunakan
jarum suntik bersama-sama, atau diantara mitra seksual baik
heteroseksual maupun pria homoseksual
3 Hepatitis C (HCV)
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus
lemak yang diameternya 30 60 nm.
Ditularkan melalui jalur parenteral (darah) pemakai obat yang
menggunakan jarum bersama-sama. 80% kasus hepatitis terjadi
akibat transfusi darah. Jarang terjadi penularan melalui
hubungan seksual
Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari
4 Hepatitis D (HDV)
Virus hepatitis D (HDV) merupakan virus RNA berukuran 35 nm.
Penularannya terutama melalui darah (serum) dan menyerang
orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang.
Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35
hari
PATOFISIOLOGI
Seluruh hati terlihat nekrosis, paling mencolok pada daerah
sentrilobuler, dan bertambah seluleritas, yang adalah dominan pada
daerah porta.Arsitektur lobularnya tetap utuh, walaupun terjadi
degenerasi balon dan nekrosis sel parenkim pada mulanya.Reaksi
radang sel mononukear difus menyebabkan perluasan dalam
saluran porta; sering ada proliferasi duktus, tetapi cedera saluran
empedu tidak sering ditemukan.hiperplasia sel kupfer difus ada
dalam sinuosoid bersama dengan infiltrasi leukosit PMN dan
eosinophil.Neonates berespons terhadap cedera hati dengan
membentuk sel raksasa. pada hepatitis fulminant terjadi destruksi
total parenkim, hanya membiarkan jaringan pengikat sehat. Pada 3
bulan sesudah memulai hepatitis akut akibat HAV< hati biasanya
secara morfologis normal.
Sistem organ lain dapat terkena selama infeksi HAV. Limfonodi
regional dan limpa mungkin membesar.Susmsum tulang mungkin
hipoplastik
sedang,
dan
telah
dilaporkan
ada
anemia
aplastic.Keterlibatan ginjal, sendi, dan kulit dapat akibat kompleks
imun
dalam
sirkulasi.
Patogenesis
Jejas pertama pada hepatitis A diduga merupakan sitopatik.
Pertama merupakan refleksi jejas pada hepatosit, yang
melepaskan alanine aminotransferase (ALT, dahulu serum
glutamate piruvat transaminase)dan aspartat aminotransferase
(AST) ke dalam aliran darah. ALT lebih spesifik pada hati daripada
AST.tingginya kenaikan tidak berkorelasi dengan luasnya nekrosis
hepatoseluler dan nilai prognostic kecil. Hepatitis virus biasanya
disertai dengan icterus kolestatik , dimana kadar bilirubin direk
maupun indirek naik. Icterus akibat obstruksi aliran saluran
empedu dan cedera terhadap hepatosit.Kelainan sintesis protein
oleh hepatosit digambarkan oleh kenaikan PT. PT adalah indicator
cedera pada hati yang sensitive.
MANIFESTASI KLINIK
Penyakit Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu
sejak penularan terjadi, barulah kemudian penderita menunjukkan
beberapa tanda dan gejala terserang penyakit Hepatitis A, antara
lain:
Demam, demam yang terjadi adalah demam yang terus
menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam
berdarah, tbc, thypus, dll
Ikterus (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan
urin berwarna gelap)
Keletihan, mudah lelah, pusing
Nyeri perut, hilang selera makan, muntah-muntah
IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut dan 3-6 bulan
setelahnya.
Anti-HAV
yang
positif
tanpa
IgM
anti-HAV
mengindikasikan infeksi lampau.
Alanin
Transaminase
(ALT)/SGPT
Aspartat
Transaminase
(AST)/SGOT
Bilirubin
Gamma
glutamil
transpeptidas
e (GGT)
Laktat
Dehidrogenas
e (LDH)
Nukleotidase
Albumin
Fetoprotein
Antibodi
mitokondria
Protombin
Time
Untuk mengukur
Hasilnya
menunjukkan
Penyumbatan
saluran
empedu,
cedera
hepar,
beberapa kanker.
Alkalin
fosfatase
normal
tertentu,
contohnya
:
kehamilan,
pertumbuhan tulang
Alanin
Transaminas
e (ALT)/SGPT
Aspartat
Transaminas
e
(AST)/SGOT
Bilirubin
Enzim
yang
dilepaskan ke dalam
darah
bila
hati,
jantung, otot, otak Luka
di
mengalami luka.
jantung,
otak.
pada
:
hati,
otot,
Gamma
glutamil
transpeptid
ase (GGT)
Kerusakan organ,
keracunan
obat,
penyalahgunaan
alkohol,
penyakit
pankreas.
Laktat
Dehidrogen
ase (LDH)
Nukleotidas
e
Albumin
Fetoprotein
Antibodi
Enzim
yang
dilepaskan ke dalam
darah
jika
organ
tersebut
mengalami
luka.
Kerusakan
hati
jantung, paru-paru
atau
otak,
pemecahan
sel
darah merah yang
berlebihan.
Enzim
yang
hanya
tedapat
di
hati.
Dilepaskan bila hati
cedera.
Obstruksi saluran
empedu, gangguan
aliran empedu.
Protein
yang
dihasilkan oleh hati
dan secara normal Kerusakan hati.
dilepaskan ke darah.
Protein
yang
dihasilkan oleh hati
janin dan testis.
Hepatitis
berat,
kanker hati atau
kanker testis.
Antibodi
untuk
melawan mitokondria.
Antibodi ini adalah
komponen sel sebelah Sirosis
dalam.
primer,
bilier
penyakit
mitokondria
Protombin
Time
autoimun. Contoh :
hepatitis menahun
yang aktif.
Waktu
yang
diperlukan
untuk
pembekuan
darah.
Membutuhkan vit K
yang dibuat oleh hati.
Nilai Normal
ALT . 7 - 55 unit per liter (U/L)
AST. 8 - 48 U/L
ALP. 45 - 115 U/L
Albumin. 3.5 - 5.0 gram per desiliter(g/dL)
Total Protein. 6.3 7.9 g/dL
Bilirubin. 0.1 1.0 mg/dL
GGT. 0 30 U/L
DIAGNOSIS BANDING
inveksi virus: mononukleus infeksiosa, sitomegalovirus, herpes simpleks,
coxackie virus, toxoplsmosis, drug-induced hepatitis; hepatitis aktif kronis;
hepatitis alkoholik; kolesistitis akut; kolestasis; gagal jantung kanan dengan
kongesti hepar; kanker metastasis; dan penyakit genetik/metabolik (penyakit
Wilson, defisiensi alfa-1-antitripsin).
TATALAKSANA
Pasien dirawat bila ada dehidrasi berat dengan kesulitan
masukan per oral, kadar SGOT-SGPT > 10 kali nilai normal,
perubahan prilaku atau penurunan kesadaran akibat
ensefalopati hepatitis fulminan dan prolong atau relapsing
hepatitis.
Tidak ada terapi medikamentosa khusus karena pasien dapat
sembuh sendiri (self limiting disease). Pemeriksaan kadar
SGOT-SGPT dan bilirubin terkonjugasi diulang pada minggu ke
KOMPLIKASI
HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa
(carrier) dan hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulminan.
Angka kematian akibat HAV sangat rendah, sekitar 0,1% dan
tampaknya lebih sering terjadi pada pasien yang sudah mengidap
penyakit hati akibat penyakit lain, misalnya virus hepatitis B atau
alkohol.
PROGNOSIS
Dengan berkembangnya alternative pengobatan maka diharapkan
prognosis hepatitis menjadi lebih baik.Hepatitis A biasanya memiliki
prognosis baik kecuali yang fulminan sedangkan hepatitis B
prognosisnya semakin buruk bila infeksi terjadi semakin dini.
PENCEGAHAN
Pencegahan dengan imunoprofilaksis
Imunoprofilaksis sebelum paparan
a Vaksin HAV yang dilemahkan
Efektivitas tinggi (angka proteksi 93-100%)
Sangat imunogenik (hampir 100% pada subjek sehat)