Anda di halaman 1dari 14

SOAL MANAJEMEN

1.

Suatu ruang rawat inap bedah mempunyai 24 perawat dengan latar belakang Ners 8 orang D3 keperawatan 14 orang. Kapasitas tempat
tidur 40 TT dengan BOR 70%. Saudara ditunjuk pimpinan RS untuk menyusun perencanaan MAKP. Susun perencanaan MAKP
dengan memperlihatkan aspek 5 M (mulai dari pengumpulan data, analisis SWOT, identifikasi masalah, dan susun perencanaan untuk
kebutuhan yang diperlukan.

Jawaban:
Pengumpulan data:
-Jumlah pasien rata2 40 orang
-BOR 70%
-Jumlah perawat 15 orang dengan kualifikasi 9 lulusan D3 dan 6 lulusan SPK
Analisa SWOT:
1.

Strength

2.

SDM dari D3 9 orang, SPK 6 orang

3.

Penggunaan jasa terhadap pelayanan di RS cukup tinggi dengan rata2 40 dengan BOR 70%.
1.

Weakness

2.

Tenaga perawat kurang apabila ditinjau dari jumlah tenaga dihitung yang dibutuhkan.

3.

Beban kerja berlebihan

4.

Pelaksanaan askep belum optimal

5.

MAKP belum dilaksanakan/ belum ada model praktek keperawatan yang jelas

6.

Kualitas tenaga belum memenuhi kualifikasi/spesifikasi syarat profesional

7.

Belum ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas


1.

Opportunity

2.

Banyaknya masalah pasien dengan penyakit kronis dan komplikasi di ruang tsb

3.

Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisasi perawat

4.

Memungkinkan pelaksanaan MAKP

4. Threatened
1.

Menurunnya mutu ASKEP

2.

Menurunnya pendapatan

3.

Kurangnya profesionalisme perawat

4.

Persaingan antar RS yang semakin kuat

5.

Ancaman persaingan dengan masuknya perawat asing

6.

Adanya tuntutan di masyarakat akan meningkatnya pelayanan yang lebih baik dan profesional

Rumusan masalah:
1.

Kualitas tenaga keperawatan belum memenuhi syarat profesional

2.

Belum diterangkannya model pemberian ASKEP yang sesuai

Renstra:
-

Mendiskusikan standar ketrampilan yang dimiliki perawat serta mengadakan pelatihan perawat yang belum memenuhi syarat profesional

Mendiskusikan bentuk dan penerapan model praktek keperawatan profesional yang dapat dilaksanakan

Mendiskusikan format pengkajian dan pendokumentasian yang sesuai dengan kasus di ruangan

Mengatur kebutuhan perawat

Mengatur kebutuhan pengembangan pendidikan

Mengatur tugas dan wewenang perawat.


1.

Seorang kepala ruang rwat inap dalam melaksanakan tugasnya dalam mengelola ruangan selalu berorientasi pada tugas pengawasan
terhadap kegiatan bawahan dilakukan secara ketat. Hal ini disebabkan rasio jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang.
Pertanyaan:

2.

Analsisi masalah tersebut dan tentukan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

3.

Susun rencana strategis yang akan saudara lakukan berdasarkan pendekatan Teori Situasional (Harsey & Branchard)

Jawaban

Analisis masalah

Jumlah pasien yang banyak tidak seimbang dengan jumlah perawat


Kepala ruangan yang melakukan pengawasan secara ketat terhadap bawahan

Gaya kepemimpinan

Kontingensi dan situasional (menkombinasikan antara faktor bawahan, perilaku, dan situasi), perilaku manajer yang menekankan pada produksi
dan manusia

Renstra

Membuat komitmen untuk mencapai tujuan bersama seperti tujuan rumah sakit
Meningkatkan komunikasi dan bekerjasama dengan atasan maupun bawahan
Mengurangi kompetisi antar anggota

1.

Saudara sebagai
kepala ruang akan
menyusun suatu
perencanaan yang Klasifikasi pasien
didasrkan pada
target yang ingin
saudara cepat
capai, terutama
Jumlah
dalam
keselamatan
pasien.

Minimal

Partial

Total

pasien

0,17

0,14

0,07

0,27

0,15

0,10

0,36

0,30

0,20

0,34

0,28

0,28

0,54

0,30

0,14

0,72

0,60

0,40

3dst

0,51

0,42

0,30

0,81

0,45

0,21

1,08

0,90

0,60

Pertanyaan:
Susunlah suatu pengelolaan
perencanaan keselamatan
pasien berdasarkan
BALANCED SCORE
(financial, customer,
service, resource)
1. Analisis kasus di atas,
susun langkah-2 dalam
penilaian mutu pada
keselamatan pasien
Jawaban:
-

Dilakukan oleh tim mutu pelayanan keperawatan yang bertugas menentukan masalah keperawatan yang perlu diperbaiki

Menentukan kriteria untuk memperbaiki masalah serta menilai pelaksanaan peerbaikan yang telah ditetapkan

Merupakan bagian integral dari tim mutu RS dan bisa merupakan salah satu komponen dari komite keperawatan

Menyampaikan hasil laporan secara periodik [ada komite keperawatan untuk seterusnya disampaikan pimpinan RS sebagai bahan
pertimbangan kebijakan lebih lanjut.
Diperlukan kerja sama dengan berbagai departemen yang ada di RS untuk dapat mengidentifikasi masalah, menentukan kriteria dan
merencanakan perbaikan, seperti departemen farmasi, infeksi nosokomial, rekam medis, pelayananan medis, bagian pemasaran, dll.
2. Apa upaya untuk meningkatkan mutu keperawatan secara komprehensif
Jawaban:
-

Mengembangkan akreditasi dalam meningkatkan mutu RS.

ISO 9001:2000

Memperbaharui keilmuan untuk menjamin tindakan medis/keperawatan

Good corporate governance yang mengatur aspek institusional dan aspek bisnis

Clinical governance

Membangun aliansi strategis dengan RS lain

Melakukan evaluasi terhadap strategi pembiayaan

Orientasi pelayanan

Orientasi bisnis
1.

Saudara baru 1 bulan sebagai kepala ruang di ruang rawat inap. Jumlah pasien yang ada rerata 40 pasien dengan BOR 70%. Jumlah
perawat 15 orang, 9 lulusan Ners, 6 lulusan D3. Pertanyaa:

2.

Susunlah perencanaan dalam menetapkan model MAKP yang sesuai dengan menetapkan perhitungan tenaga perawat (Giles, Depkes,
Dauglas) dan tentukan yang sesuai.

3.

Perhatikan beban kerja berdasarkan TMS (Time Motion Study).

1)

Metode Douglas

Douglas mendapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi pasien, dimana masing-massing
kategori mempunyai nilai standart per shift.
Tabel 2.7 Nilai Standar Jumlah Perawat per Shift Berdasarkan Klasifikasi Pasien (Data Primer 2014)
Berdasarkan hasil pengkajian, kebutuhan tenaga perawat di IRNA Lantai 4 RSUA didapatkan bahwa jumlah tenaga yang diperlukan bergantung
dari jumlah pasien dan tingkat ketergantungannya, pasien dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.

A : Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari

2.

B : Perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari

3.

C : Perwatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari (Nursalam, 2012).

Tabel 2.8

Komposisi Tenaga Keperawatan IRNA Lantai 4 Tanggal 9 September 2014 RSUA Surabaya dengan Metode Douglas

Tingkat Ketergantungan

Jumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat Ketergantungan

Jumlah pasien Pagi

Sore

Malam

Minimal

10

10 x 0.17 = 1,7

10 x 0.14 = 1,4

10 x 0.07 = 0,7

Partial

17

17 x 0.27 = 4,59

17 x 0.15 = 2,55

17 x 0.10 = 1,7

Total

1 x 0.36 = 0,36

1 x 0.30 = 0,30

1 x 0.20 = 0,20

Jumlah

28

6,65

4,25

2,6

Total Tenaga Perawat


Pagi

: 7 orang

Sore

: 4 orang

Malam

: 3 orang
14 orang

Jumlah tenaga lepas dinas per hari


86 x 12 = 3,47
297
Keterangan: Angka 86 merupakan jumlah hari libur atau lepas dinas dalam 1 tahun, sedangkan 297 adalah jumlah hari kerja efektif dalam 1
tahun.
Jumlah perawat yang dibutuhkan perhari sesuai dengan metode Douglas adalah: 14 orang + 2 orang struktural (PJ dan Wakil PJ) + 3 orang lepas
dinas. Berdasarkan data tersebut maka terdapat kekurangan tenaga keperawatan sejumlah 3 orang.
2)

Metode Gillies

Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Keperawatan dengan metode Gillies di Instalasi Rawat Inap Lantai 4 Rumah Sakit
Universitas Airlangga Surabaya.
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah jam perawatan pasien/ hari
B : Rata-rata jumlah jam pasien/ hari
C : Jumlah hari/ tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah perawatan yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan tenaga keperawatan dengan metode Gillies di IRNA Lantai 4 Tanggal 9 September 2014 RSUA
Surabaya.
Dihitung

: 4 jam x 28 pasien x 365 hari = 58400 = 20,93 = 21 orang


( 365 hari - 86 hari ) x 7 jam

1953

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari : 21 perawat + 2 orang struktural (PJ dan Wakil PJ) total 23 orang.
Berdasarkan data tersebut maka terdapat kekurangan tenaga keperawatan sejumlah 8 orang.
3)

Metode Depkes RI

Penghitungan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan berdasarkan metode Depkes pada tanggal 9 September 2014, sebagai berikut:
Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumlah jam perawatan = 86,5 = 12,35 = 12 perawat
Jam kerja efektif persif

Faktor koreksi (loss day) :


= ( Jml hari minggu dalam 1 tahun+cuti+hari besar ) x
Jumlah hari kerja efektif
= (52+12+4) x 15 = 3,56 orang = 4 orang
286
Non nursing jobs :
=(jumlah tenaga keperawatan + loss day ) x 25% = (15+4) x 25 % =4,75 %
= 5 orang.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas perhari:
tenaga yang tersedia + faktor koreksi = 15 + 5 = 20 orang.
Total jumlah tenaga keperawatan berdasarkan metode Depkes adalah 20 orang perhari, sedangkan tenaga keperawatan per hari di IRNA lantai 4
RSUA adalah 15 orang. Berdasarkan data tersebut maka terdapat kekurangan tenaga keperawatan sejumlah 5 orang.
1.

Anda sebagai kepala ruang merencanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang ada dengan melakukan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Pertanyaan:

2.

Tentukan langkah dalam menerapkan SKP (sasaran kselematan pasien)

3.

Susun rekomendasi untuk meningkatkan kselematan pasien teruatana dalam PPI (Pencegahan Pengendalian infeksi).

Langkah untuk menerapkan SKP:


-

Mengembangkan akreditasi dalam meningkatkan mutu RS.

ISO 9001:2000

Memperbaharui keilmuan untuk menjamin tindakan medis/keperawatan

Good corporate governance yang mengatur aspek institusional dan aspek bisnis

Clinical governance

Membangun aliansi strategis dengan RS lain

Melakukan evaluasi terhadap strategi pembiayaan

Orientasi pelayanan

Orientasi bisnis

rekomendasi untuk meningkatkan kselematan pasien teruatana dalam PPI (Pencegahan Pengendalian infeksi).

Dekontaminasi (cuci tangan)

Instrumen yang digunakan harus steril

Mencegah penularan dari rumah sakit (pembersihan yang rutin)

Ruangan isolasi

Perbaiki ketahanan tubuh

1.

Sebagai seorang kepala ruang rawat inap saudara mengadakan rapat rutin dengan seluruh perawat tentang kinerja yang tidak baik
karena adanya konflik. Konflik tersebut dipicu oleh beberapa masalah yang tidak terselesaikan oleh KARU.

Pertanyaan:
Jelaskan metode penanganan konflik kasus di atas (kaji konsep konflik, sebab konflik dan metode penanganan konflik).
Jawaban:
1.

Strategi penyelesaian konflik yang dipakai adalah Kolaborasi, dimana diharapkan adanya win-win solutions

2.

Alas an rasional terhadap tindakan tersebut adalah:

ANALISA SITUASI:
Jenis konflik adalah personal dan professional
Yang terlibat: perawat X adalah perawat yang baru pindah yang belum beradaptasi dengan ruangan tersebut, dan kepala ruangan sebagai
pengambil kebijakan.
ANALISA DAN MEMPERHATIKAN YANG BERKEMBANG:
Perawat adalah sebelumnya bertugas di ruang anak, sehingga belum menguasai askep pada bayi baru lahir.
Perawat X adalah pindahan yang belum beradaptasi dengan ruangan tersebut.
Perawat X mengajukan keberatan dengan tugas yang ditanganinya.
1.

Tujuan :
Umum: konflik hilang/berkurang
Khusus:

Perawat X mampu melaksanakan askep


Perawat mampu beradaptasi dengan ruangan yang baru tersebut
Terjalinnya hubungan interpersonal yang baik antar perawat X dengan kepala ruangan.
1.

Identifikasi

Mengelola perasaan dengan ekspresi perasaan dan sikap perawat X


Tidak masuk kerja
Tidaak mau mengerjakan askep
Bermalas-malasan

Respon marah yang ditampilkan.


1.

Intervensi

Orientasikan dengan ruangan, sarana dan prasarana, pasien, teman sejawat, cara kerja, tata tertib dan protap yang ada.

Beri kesempatan untuk beradaptasi tanpa diberi tanggung jawab terlebih dahulu.

Berikan bimbingan dalam pembuatan askep

Berikan supervise secara periodic dan evaluasi serta bimbingan

1.

Saudara baru ditunjuk sebagai kepala ruang rawat inap. Saudara akan melakukan suatu perubahan tentang manajemen ruangan yang
ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Dari hasil analisis ditemukan tentang model pendokumentasian yang tidak
sesuai sehingga ssaudara ingin mengadakan perubahan. Pertanyaan:

Lakukan upaya perubahan (perhatikan konsep perubahan) pengelolaan dokumentasi pada aspek pencatatan keperawatan, pemberian obat dan
metode dokumentasi yang sesuai.
Jawaban:
Prinsip-2 pengelolaan ada 3 unsur perubahan, yaitu:
-

Visi ilmu dan konsep

Altivitas yang nyata

Motivasi yang tinggi untuk mencapai suatu tujuan

Strategi membuat suatu perubahan, yaitu:


1.

Memiliki visi yang jelas

Merupakan hal yang utama dan sederhana, karena visi akan dapat mempengaruhi pandangan orang lain. Visi harus disusun secara jelas, ringkas,
mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh setiap orang.
1.

Menciptakan iklim / budaya organisasi yang kondusif

Setiap perubahan harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran dan secara langsung.
1.

Sistem komunikasi yang jelas, singkat dan berkesinambungan

Setiap orang perlu dijelaskan perubahan untuk menghindari rumor dan informasi yang salah.
1.

Keterlibatan orang yang tepat

Perubahan perlu disusun oleh orang-2 yang berkompeten dengan melibatkan orang lain pada setiap jabatan di organisasi karena keterlibatan
tersebut berdampak pada dukungan dan advocacy.
Kunci sukses untuk terjadinya perubahan yang baik:
Adalah 3M, yaitu mulai diri sendiri, mulai dari hal-2 yang kecil, mulailah dari sekarang dan tanpa menunda.

Pedoman untuk melaksanakan perubahan adalah:


Keterlibatan, motivasi, perencanaan, legitimasi, pendidikan, manajemen, harapan, asuh dan percaya.
Perubahan pendokumentasian dan aplikasi dengan teori perubahan dari Kurt Lewin (1951):
Prinsip pengelolaan perubahan pendokumentasian yang sesuai:
1. Sederhana
2. Dapat dijangkau
3. Sesuai standart
4. Efisien dan efektif pelaksanaannya
Dokumentasi keperawatan ada beberapa macam antara lain:
1.

Source oriented record

2.

Problem- oriented record

3.

Progessnetes

4.

Charting by exeqution

5.

Problem intervention and evalution

6.

Focus

Model dokumentasi yang dipilih adalah problem oriented record


Keuntungan:
1). Fokus catatan askep lebih menekankan pada masalah pasien dan proses penyelesaian masalah dari pada tugas dokumentasi.
2). Pencatatan tentang kontinuitas dari askep
3). Evaluasi dan penyelesaian masalah secara jelas dicatat. Data disusun berdasarkan data yang spesifik.
4). Daftar masalah merupakan ceklis untuk diagnosa keperawatan dan masalah pasien. Daftar masalah tsb membantu mengingatkan perawat
untuk selalu perhatian.
5). Data yang perlu diintervensi dijabarkan dalam rencana tindakan keperawatan.
Kerugian:
1). Penekanan ada hanya berdasarkan masalah, penyakit dan ketidakmampuan dan melibatkan pada pendekatan pengobatan yang negatif.
2). Kemungkinan adanya kesulitan jika daftar masalah belum dilakukan tindakan atau timbulnya masalah yang baru.
3). Dapat menimbulkan kebingunan jika setiap hari harus masuk dalam daftar masalah.
4). SOAPIER dapat menimbulkan pengulangan yang tidak perlu jika sering adanya target evaluasi dan tujuan perkembangan pasien sampai
lambat.

5). Perawatan yang rutin mungkin diabaikan dalam pencatatan, jika flowsheet untuk pencatatan tidak tersedia.
6). P dan SOAP mungkin terjadi duplikasi dengan rencana tindakan.
Aplikasi perubahan yang dijalankan berdasarkan teori Kurt Lewin:
1. Pencairan (Unfreszzing)

Motivasi

Mengkomunikasikan pentingnya dokumentasi keperawatan (fungsi, akibat).

Dokumentasi tidak selalu sulit dan panjang.

Pengetahuan

- mengidentifikasi tingkat kemampuan staf tentang sistem pendokumentasian


- mensosialisasikan/memfasilitasi fakir penghambat dan pendukung
2. Bergerak (Moving)

Mengenalkan sistem pendokumentasian yang sesuai dengan ruangan (model, format pedoman penulisan). Pedoman penulisan:

Rujuk pada daftar masalah sebelum menuliskan SOAP

Beri tanda setiap catatan SOAP dengan nomor secara berurutan

Pemisahan catatan SOAP harus ditulis untuk setiap masalah

Masukkan data yang relevan saja terhadap masalah yang spesifik

Masalah yang belum pasti harus didaftar di catatan sementara

Tuliskan DS apa adanya

Catatan SOAP menyediakan informasi tentang keadaan fisik, status pendidikan pasien dan status mental pasien.

Istilah P dapat digunakan sebagai standart tindakan keperawatan

Uji coba penggunaan sistem pendokumentasian POR

Survailance / evaluasi kemampuan dan kemauan staf termasuk efektifitas dan efisiensi penggunaan sistem POR di ruangan.

Identifikasi kelemahan-2 dari sistem POR

Menyusun solusi dari masalah yang ditemukan

3. Pembekuan (Frezzing)

Menggunakan sistem POR dalam pendokumentasian asuhan keperawatan sehari-hari

Mengadakan perawatan secara kontinyu

Mengadakan reward dan punismend terhadap kepatuhan dan pelanggaran

Membari kesempatan pada staf untuk menyampaikan masukan dan saran

Memberi saran kepada pembuat kebijakan untuk memberikan masukan dan saran

Melakukan evaluasi terhadap hasil-2 yang belum, telah dan yang akan dicapai.

1.

Sebagai kepala ruangan anda memiliki tim perawat lulusan Ners, D3 dan SPK. Sebagian besar perawat yang ada tidak memiliki
kinerja yang baik, malas melakukan asuhan keperawatan kepada klien. Sering datang terlambat dan tidak disiplim. Anda sudah
menegurnya tetapi tidaka da perubahan. Pertanyaan:

Analisis istuasi di atas dan rumuskan permasalahan yang ada serta identifikasi penyebab@ aplikasikan teori motivasi yang sesuai untuk
meningkatkan kinerja perawat tersebut.
Jawaban:
Agar motivasi kerja meningkat, maka perlu dikaji kebutuhan dasarnya (berdasarkan Hirarki Kebutuhan Maslow), yaitu:
1.

Kebutuhan fisiologis

Tersedianya ruang dan jam istirahat

Tersedianya air untuk minum

Tersedianya hari libur, cuti dan rekreasi

Memperoleh gaji yang layak sesuai akan jaminan sosial kesehatan

Adanya reward (baik materi maupun psikologis)

1.

Kebutuhan rasa aman

Tersedianya tunjangan kesehatan

Tersedianya asuransi kecelakaan

Adanya perumahan

Memperoleh dana pensiun

Adanya jaminan lingkungan kerja yang aman

Adanya serikat kerja


1.

Kebutuhan sosial

Pegawai diakui eksistensinya

Pegawai diikut sertakan dalam kegiatan-2 rumah sakit

Adanya hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan bawahan

4. Kebutuhan harga diri

Mendapat promosi jabatan

Memperoleh penghargaan atas prestasi kerja

Diberi wewenang / kekuasaan

5. Kebutuhan aktualisasi diri

Memberi kesempatan pada pegawai untuk menunjukkan kemampuan

Memberi kesempatan pegawai untuk mengembangkan ketrampilan

Analisa SWOT
v Strength (kekuatan)
1. sarana dan prasarana yang memadai
2. adanya visi dan misi di tempat kerja
3. tenaga keperawatan (S1 = 8, D3 = 8, SPK = 4 orang)
4. mempunyai sertifikat pelatihan-2
5. tenaga keperawatan yang berpengalaman antara 5 10 th.
v Weakness (kelemahan)
-

Kinerja perawat: tidak baik, malas melaksanakan askep, sering terlambat, tidak disiplin, tidak ada kemauan untuk berubah

Tingkat pendidikan yang bervariasi

v Opportunity (kesempatan/peluang)
1. adanya program pendidikan dan pelatihan
2. adanya program penobatan perawat teladan
3. adanya seminar-2 di bidang keperawatan
v Threatened (ancaman)
-

Pasien pindah ke RS lain yang menyebabkan BOR turun

Terjadi persaingan pelayanan antar RS

Banyak perawat yang memilih mengundurkan diri


1.

Anda sebagai PP melimpahkan tugas tentang pemberian askep kepada PA lulusan SPK dengan data (4 pasien). Saat PP tidak berada di
tempat datang pasien baru (PB) dengan Dx medis Hearth attack dengan kondisi kritis. Pertanyaan:

Susunlaj pengelolaan pendelegasian kasus diatas (perhatikan prinsip-prinsip pendelegasian).


Jawaban:
Pengumpulan data:

Pelimpahantugas PP ke PA yang dilimpahkanadalah 4 pasien (dengantingkatketergantungan 2 partial 2 total)

Ada pasienbarudengan heart attack

Analisis:
1.

Responsibility (tanggung jawab)

Pendelegasiantugasdiberikankepadaperawatlulusan D3 sebagai PP, padasaat yang


bersangkutantidakadaditempatkarenalatarbelakangpendidikanlebihbaikdanprestasikerja yang lebihbaik.
1.

Accountability (kemampuan)

Mampumelaksanakantugas yang diberikandenganterampildantepatbilaadakasus/masalahbaru


1.

Authority (wewenang)

Melaksanakantugassesuaidenganapa yang dilimpahkan, menghubungi PP yang mendelegasikantugaskepadanya.


Identifikasimasalah:
Akan diadakanpendelegasiantugasnamunkompetensi yang menerimadelegasitidaksamadengan yang diberidelegasi.
Analisa SWOT
Strength
-

Adanyapendelegasianpasienbarudari PP ke PA

Pendidikan PP S1

Pembagiantingkatketergantunganseimbang

Telahditerapkan MAKP (Primary Nursing) adanya PP dan PA

Weakness
-

Kurangnyadelegasiuntukpasienbaru

Belumada format pendelegasian

Belum/tidakadapendokumentasian

Pendidikan PA yang masihbervariasi

Azaz responsibility, accountability dan authority kurang

Opportunity
-

Memberikankesempatanpada PA untukmemberikanasuhankeperawatan

Threatened
-

Kemungkinankualitasaskepmenurun

Tuntutanpasien yang semakintinggiterhadappetugas yang menanganinya

Pasiensadarakanhakdankewajibannya

Kemungkinanmenanganimasalahmasihkurangtanggap

Perencanaan:
1.

Seleksidansusuntugas

Sebelummemberikandelegasi, seleksi tugas-2 apasaja yang akandidelegasikandanmembuatsusunantugas yang


jelasdanakuratsertatanggapdenganpenangananmasalah yang kemungkinanakanterjadi.
1.

Seleksi orang yang tepat

PP harusmenseleksi PA yang akandiberikandelegasiberdasarkankinerja yang ditampilkandankemampuankompetensi yang dimiliki.


1.

Berikanarahandanmotivasikepadastaf

Agar delegasidapatberjalandanstaf lain patuhterhadap PA yang menerimadelegasi, makaharusadaarahandanmotivasikepadastafdan yang


menerimadelegasi PP harusmeyakinkanmerekabahwamerekadapatmelakukantugastsbdenganbaikdan optimal.
1.

Lakukan supervise yang tepat

Agar pendelegasiandapatberjalandanterkontrol, maka PP harustahukapanmelakukan supervise


dankapanmemberikanbantuansehinggaterjadimasalahoverkontrol/undercontrol yang dapatberakibatstaftidakproduktif/kinerjatidakmaksimal.
1.

Agar pendelegasikandapatberhasilmaka PP harusmemperhatikan factor-2 :

1)

Komunikasi yang jelasdanlengkap (PP harusselalusiapdihubungi)

2)

Tersedianyasumberdansarana

3)

Monitoring (PP harusmampumenjadikonsultan)

4)

Pelaporankemajuantugas limpah.
1.

Anda sebagai kepala ruangan merencanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang ada dengan melakukan
peningkatan mutu dan kedelamatan pasien.

Pertanyaan :
1.

Tentukan langkah dalam pemerapan SKP (sasaran keselamatan pasien)

2.

Susun rekomendasi untuk peningkatan keselamatan pasien terutama PPI (pencegahan pengendalian pasien)

Anda mungkin juga menyukai