Upload Portofolio Dss
Upload Portofolio Dss
No. RM : 226715
Nama Pendamping :
, dr., MARS.
Kepala SMF Anak :
, dr. Sp.A.
Tempat Presentasi : Ruang Aula RSUD
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Diagnostik Manajemen
Masalah
Neonatus
Bayi Anak Remaj Dewas
a
Tinjauan Pustaka
Istimewa
Lansi Bumi
a
Deskripsi :
Anak laki-laki, 4 tahun datang dengan kaki dan tangan teraba dingin dan
pasien terlihat lebih diam dan lemas sejak 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit.
Lima hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam tinggi terusmenerus, pagi sama dengan malam. Keluhan pasien disertai dengan sesak nafas
nyeri perut, nyeri sendi, nyeri kepala, pasien terlihat gelisah, mengigau, BAB
hitam 1x, dan sulit tidur, Sebelumnya keluhan pasien tidak disertai muntah-muntah
hebat, batuk, pilek, keluaran cairan dari telinga, dan nyeri menelan. Ibu pasien
menyangkal adanya tanda-tanda kemerahan di tangan dan kaki, tidak ada mimisan,
tidak ada perdarahan di gusi.
Dari hasil pemeriksaan fisik ketika pasien datang didapatkan keadaan umum
delirium, tekanan darah 90/70, nadi 120 kali/menit regular, lemah, isi tidak cukup,
akral dingin dan pucat dengan Capillary Refill Time (CRT) lebih dari 2 detik pada
keempat ekstremitas. Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada saat pasien datang
didapatkan data sebagai berikut :
-
Hb 15,4 gr%
Leukosit 8300/mm3
PCV 46%
- Trombosit 50000/mm3
Tujuan :
Mendiagnosis
Audit
Pos
Email
Data pasien :
Nama RS :
Nama : An. K
Telp : -
RSUD
Data utama untuk bahan diskusi
1. Diagnosis/ gambaran klinis:
Pasien didiagnosis dengue shock syndrome berdasarkan keluhan kaki dan
tangan pasien teraba dingin dan pasien terlihat lebih lemas sejak 1 jam sebelum
masuk RS. Lima hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam tinggi
terus-menerus, dari pagi hingga malam. Ditunjang dengan hasil pemeriksaan fisik
yaitu dari tanda-tanda vital menunjukkan adanya hipotensi (90/palpasi), takipnea
(42 x/menit), hipotermia (35,8 C) dan takikardi (nadi 120x/menit) regular, lemah,
isi tidak cukup) dan pada keempat ekstremitas menunjukkan akral pucat dan
dingin serta CRT lebih dari 2 detik merupakan tanda-tanda syok. Pemeriksaan
darah rutin menunjukkan trombositopenia (50.000), hemokonsentrasi (penurunan
hematokrit 20% setelah mendapat terapi cairan), IgG dengue (+) dan IgM dengue
(+).
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang mengarah ke
diagnosis dengue shock syndrome.
ensefalopati.
2. Riwayat pengobatan:
Pada saat hari pertama demam, pasien dibawa ke dokter dan diberi obat namun
tidak ada perbaikan.
3. Riwayat kesehatan/ penyakit:
Pasien memiliki riwayat benturan kepala karena terserempet motor 1 tahun
yang lalu. Kejadian tersebut mengakibatkan benturan pada kepala bagian kanan.
Kejadian tersebut menimbulkan gejala panas badan dan muntah-muntah, sehingga
pasien dilakukan operasi dan setelah operasi pasien sadar, kembali pulih dan rutin
kontrol ke dokter bedah saraf. Setelah peristiwa tersebut pasien tidak pernah
mengalami keluhan.
4. Riwayat keluarga:
Keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama.
5. Riwayat Pekerjaan:
6. Lain-lain : Daftar Pustaka:
1. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak.
2. Diunduh dari : http://www.depkes.go.id/downloads/Tata-Laksana-DBD.pdf.
Pada tanggal 1 April 2015.
3. Depkes RI. Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan
keehatan. Jakarta. : Departemen Kesehatan RI : 2005.
4. WHO. Guidelines For Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. TDR :
2009.
Hasil Pembelajaran:
1. Membuat diagnosis Dengue Shock Syndrome + Ensefalopati dengue
2. Mengetahui prinsip tatalaksana kegawatan pada Dengue Shock Syndrome +
Ensefalopati dengue
3. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada kasus Dengue Shock
Syndome + Ensefalopati dengue
4. Edukasi tentang perjalanan penyakit dan prognosis penyakit pada pasien.
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif
3
Dari anamnesis, keluarga pasien mengeluhkan kaki dan tangan pasien teraba
dingin dan pasien terlihat lebih lemas sejak 1 jam sebelum masuk RS. Lima hari
sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam tinggi terus-menerus, pagi
sama dengan malam.
Keluhan pasien disertai dengan sesak nafas, nyeri perut, nyeri sendi, nyeri
kepala, pasien terlihat gelisah, mengigau, bab hitam 1x dan sulit tidur, Sebelumnya
keluhan pasien tidak disertai muntah-muntah hebat, batuk, pilek, keluaran cairan dari
telinga, dan nyeri menelan. Ibu pasien menyangkal adanya tanda-tanda kemerahan di
tangan dan kaki, tidak ada mimisan, tidak ada perdarahan di gusi.
2. Objektif
Hasil dari Anamnesis dan pemeriksaan fisik mendukung diagnosis Dengue
Shock Syndrome + Ensefalopati dengue. Pada kasus ini, diagnosis ditegakkan
berdasarkan :
Anamnesis
-
Bab hitam 1x
Pemeriksaan fisik
-
Tanda-tanda vital
tekanan darah
nadi
respirasi
suhu
: 35,8 oC (Hipotermia)
Ekstremitas : Akral pucat dan dingin dengan CRT >2, Rumple leede test (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
darah
rutin
menunjukkan
adanya
trombositopenia
(50.000),
Pada pasien ini terdapat 2 keadaan, keadan yg paling pertama harus diperbaiki adalah
Ensefalopati Dengue.
1.
2.
Cegah TTIK :
- Posisikan penderita dengan kepala ditinggikan 30 derajat
- Retriksi cairan tidak boleh >80% kebutuhan cairan rumatan
- Ganti ke cairan koloid bila terus terjadi nilai hematokrit
- Beri diuretika bila terdapat tanda-tanda kelebihan cairan
Pendidikan: Harus ditekankan pada pasien dan keluarganya bahwa kondisi pasien
merupakan kondisi gawat darurat yang dapat mengancam jiwa sehingga perlu
mendapatkan penanganan segera.
BAB I
ILUSTRASI KASUS
KETERANGAN UMUM
Pasien
Nama
: An. K
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 4 tahun
Anak ke
: 2 dari 2 bersaudara
Alamat
: Parakan
Orangtua
Nama Ayah
: Tn. A
Umur
: 40 tahun.
Pendidikan terakhir
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta.
Alamat
: Parakan
Nama Ibu
: Ny. R.
Umur
: 36 tahun.
Pendidikan terakhir
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Parakan
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Anamnesa tambahan:
Anak laki-laki, 4 tahun datang dengan kaki dan tangan teraba dingin dan
pasien terlihat lebih diam sejak 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit. Lima hari
sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam tinggi terus-menerus, pagi
sama dengan malam.
Keluhan pasien disertai dengan sesak nafas nyeri perut, nyeri sendi, nyeri
kepala, pasien terlihat gelisah, mengigau, BAB hitam 1x, dan sulit tidur, sebelumnya
keluhan pasien tidak disertai muntah-muntah hebat, batuk, pilek, keluaran cairan dari
telinga, dan nyeri menelan. Ibu pasien menyangkal adanya tanda-tanda kemerahan di
9
tangan dan kaki, tidak ada mimisan, tidak ada perdarahan di gusi. Pada saat hari
pertama demam, pasien dibawa ke dokter dan diberi obat namun tidak ada perbaikan.
Pasien memiliki riwayat benturan kepala karena terserempet motor 1 tahun
yang lalu. Kejadian tersebut mengakibatkan benturan pada kepala bagian kanan.
Kejadian tersebut menimbulkan gejala panas badan dan muntah-muntah, sehingga
pasien dilakukan operasi dan setelah operasi pasien sadar, kembali pulih dan rutin
kontrol ke dokter bedah saraf. Setelah peristiwa tersebut pasien tidak pernah
mengalami keluhan.
Riwayat Pengobatan
Pada saat hari pertama demam, pasien dibawa ke dokter dan diberi obat namun tidak
ada perbaikan.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan sama.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien dilahirkan pada usia kehamilan 9 bulan, persalinan normal dengan
pertolongan bidan beratbadan 3000 gram panjang badan 45 cm. Menurut keterangan
ibu, pada saat hamil ibu tidak pernah mengeluhkan sakit. Pasien menjalani imunisasi
dasar lengkap sampai usia 1 tahun.
Riwayat Tumbuh Kembang
Menurut keterangan ibu, pasien sudah bisa berdiri dan mulai berjalan pada usia
sekitar 7 bulan dan mulai berbicara pada usia 1 tahun.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar telah lengkap dilakukan
Riwayat makanan
0 4 bulan, diberikan ASI
4 bulan 2 tahun, diberikan Susu formula
6 12 bulan, diberikan bubur susu
10
: Delirium
Tanda-tanda vital:
tekanan darah
: 90/palpasi mmHg
nadi
respirasi
: 40 x/menit, abdominothoracal
suhu
: 35,8 oC
Kepala
Mata
bulat isokor d=3 mm, refleks cahaya direct dan indirect (+/+).
Hidung
Mulut
Gigi
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Hangat dan lembab, tidak terdapat kelainan, ICS tidak melebar, iktus
kordis kuat angkat.
Jantung
Palpasi:
Iktus kordis teraba pada ICS V lateral dari LMCS, kuat angkat, thrill (-)
Perkusi:
Batas jantung:
atas
ICS V LMCS
11
Auskultasi:
Paru-paru
Palpasi:
VF (+), ka=ki
Perkusi:
Sonor (+), ka=ki, Batas paru hepar ICS VII tidak ada peranjakan.
Auskultasi:
Inspeksi:
Auskultasi:
BU (+) normal
Palpasi:
Perkusi:
CRT >2
Ekstremitas Bawah
CRT >2
Neurologis
Kaku kuduk (-)
12
13
Obsevasi diuresis
(14.05)
KU : gelisah, TD ; 90/palpasi, N ; 120x/menit, RR ;40 x/menit
(16.55)
KU : gelisah, TD ; 80/60, N ; 90x/menit, RR ;40 x/menit, suhu = 36,6
14
(17.25)
TD : 90/60, S : 37,1
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia Ad bonam.
Quo ad functionam
: dubia Ad bonam.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dengue Shock Syndrome
Definisi
Penyakit demam yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditandai
dengan manifestasi pendarahan dan menimbulkan renjatan/syok dan kematian.
Etiologi :
Virus dengue tipe 1,2,3,4 (golongan arthropod borne virus grup B) yang
ditularkan melalui gigitan banyak spesies nyamuk aedes (antara lain Aedes aegypti
dan Aedes albopictus).
Patofisologi :
Terdapat 2 teori:
-
16
perdarahan
mukosa/tempat
mukosa,
perdarahan
penyuntikan/saluran
cerna
17
Klasifikasi
Menurut WHO, dibagi atas:
Derajat I
Derajat II
Derajat III
Derajat IV
: renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tensi yang tidak dapat
diukur.
Tatalaksana
Umum :
1. Tirah baring
2. Diet makanan lunak.
3. Banyak minum
Khusus :
1. Penggantian kehilangan plasma
2. Koreksi Gangguan Metabolik dan Elektrolit
Hiponatremia dan asidosis metabolik sering menyertai pasien DBD/SSD, maka
analisis gas darah dan kadar elektrolit harus selalu diperiksa pada DBD berat.
Apabila asidosis tidak dikoreksi, akan memacu terjadinya KID, sehingga
18
: 60 mg/dosis
1-3 tahun
: 60-120 mg/dosis
3-6 tahun
: 120 mg/dosis
6-12 tahun
: 240 mg/dosis
19
20
5. Sedatif
Terapi sedative diberikan pada beberapa kasus untuk merestrain anak yang
agitasi. Diberikan dosis tunggal kloral hidrat (12,5-50 mg/kg) per oral atau rectal,
dosis maksimal 1 gram.
6. Transfusi Darah
Pemeriksaan golongan darah cross-matching harus dilakukan pada setiap pasien
syok, terutama pada syok yang berkepanjangan (prolonged shock). Pemberian
transfusi darah diberikan pada keadaan manifestasi perdarahan yang nyata.
Kadangkala sulit untuk mengetahui perdarahan interna (internal haemorrhage)
apabila disertai hemokonsentrasi. Penurunan hematokrit (misalnya dari 50%
mennjadi 40%) tanpa perbaikan klinis walaupun telah diberikan cairan yang
mencukupi, merupakan tanda adanya perdarahan. Pemberian darah segar
dimaksudkan untuk mengatasi pendarahan karena cukup mengandung plasma, sel
darah merah dan faktor pembesar trombosit. Plasma segar dan atau suspensi
trombosit berguna untuk pasien dengan KID dan perdarahan masif. KID biasanya
terjadi pada syok berat dan menyebabkan perdarahan masif sehingga dapat
menimbulkan kematian. Pemeriksaan hematologi seperti waktu tromboplastin
parsial, waktu protombin, dan fibrinogen degradation products harus diperiksa
pada pasien syok untuk mendeteksi terjadinya dan berat ringannya KID.
Pemeriksaan hematologis tersebut juga menentukan prognosis.
Monitoring
Tanda vital dan kadar hematokrit harus dimonitor dan dievaluasi secara
teratur untuk menilai hasil pengobatan. Hal-hal yang harus diperhatikan pada
monitoring adalah:
Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus dicatat setiap 15-30
menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi.
Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sampai keadaan klinis pasien
stabil
21
Observasi tanda vital setiap 15-30 menit sampai syok teratasi dan gejala
klinis
Periksa secara serial Hb, Ht,leukosit, dan trombosit tiap 2 jam selam 6 jam
pertama, kemudian tipa 4 jam sampai stabil.
PT, PTT, TT, FDP untuk menilai timbulnya penyakit dan derajat KID yang
kan mempengaruhi prognosis
Takikardia
Oliguria
Hipotensi
Komplikasi
-
Myokarditis
Enchelopathy dengue
KID
Edem paru
22
Gagal ginjal
Sepsis
Hematokrit stabil
2.2.
Ensefalopati Dengue
Secara literatur berarti adanya gangguan atau penyakit pada otak. Ensefalopati
tidak mengarah hanya pada satu penyakit melainkan merupakan sindrom disfungsi
otak secara global. Sindrom ini dapat disebabkan oleh berbagai kelainan organ.
Berikut ini beberapa tipe ensefalopati
23
Pada pasien ini ensefalopati terjadi akibat kegagalan sirkulasi ke otak akibat plasma
leakage. Termasuk ke dalam hypoxic ischemic encephalopathy.
Tanda utama terjadinya ensefalopati adalah terganggunya status mental pasien
dengan gejala tersering adalah penurunan kesadaran. Tergantung dari keparahan
ensefalopati, symptom utama neurologis adalah hilangnya fungsi kognitif, adanya
gangguan personality, tidak mampu untuk berkonsentrasi, letargi, dan yang utama
adanya penurunan kesadaran. Tanda neurologis lainya adalah myoclonus (pergerakan
otot yang involunter), asterixis (hilangnya tonus otot secara tiba-tiba, tetapi dengan
cepat membaik kembali), nystagmus (pergerakan bola mata cepat dan involunter),
tremor, kejang, ganguan respirasi anatara lain Cheyne-Stokes respiration, apneustic
respirations, dan post-hypercapnic apnea.
Terapi ensefalopati dengue
Pada umumnya ensefalopati dengue disebabkan atau ditandai oleh
ensefalopati hepatik, karena itu penatalaksaannya sama dengan tatalaksana
ensefalopati hepatik, yaitu :
1. Pertahankan jalan napas dan oksigenasi yang adekuat (terapi oksigen)
2. Hindari atau cegah TTIK atau atasi bila sudah terjadi
o Posisikan penderita dengan kepala ditinggikan sekitar 30 derajat
o Retriksi cairan tidak boleh >80% kebutuhan cairan rumatan
o Ganti ke cairan koloid bila terus terjadi peningkatan nilai hematokrit
o Beri diuretika bila terdapat tanda-tanda kelebihan cairan
24
25
Disusun oleh:
, dr.
Dokter Internship RSUD
Pendamping :
, dr., MARS.
Kepala SMF Anak :
, Sp.A.
26
27