OKTOBER, 2015
NURUL SYAFITRAH
N 111 15 032
PEMBIMBING KLINIK
dr. SENIWATY ISMAIL, Sp.KK
BAB I
PENDAHULUAN
Fluor albus (fluor=cairan kental, albus=putih) atau dikenal dengan istilah
keputihan/leukorhea/vaginal discharge adalah nama yang diberikan kepada cairan
yang dikeluarkan dari alat genital yang tidak berupa darah. (1)
Fluor albus (FA) dapat merupakan suatu keadaan yang normal (fisiologis)
atau sebagai tanda dari adanya suatu penyakit (patologis). FA yang normal
biasanya bening sampai keputihan, tidak berbau dan tidak menimbulkan keluhan.
FA yang patologis biasanya berwarna kekuningan/kehijauan/keabu-abuan, berbau
amis/busuk, jumlah secret umumnya banyak dan menimbulkan keluhan seperti
gatal, kemerahan (eritema), edema, rasa terbakar pada daerah intim, nyeri pada
saat berhubungan seksual (dyspareunia) atau nyeri saat berkemih (dysuria.).(1)
Menurut (WHO, 2010) bahwa sekitar 75% perempuan di Dunia pasti
akan mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup nya, dan sebanyak
45% akan mengalami dua kali atau lebih, sedangkan wanita Eropa yang
mengalami keputihan sebesar 25% . Di Indonesia sebanyak 75% wanita pernah
mengalami keputihan minimal satu kali dalam hidupnya dan 45% di antaranya
mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih. Kondisi seperti ini bisa
dicegah dengan melakukan kebiasaan vulva hygiene yang baik, sedangkan
kebiasaan ini sendiri merupakan perilaku yang harus dibiasakan oleh setiap
individu
dan disertai
dengan
pengetahuan,
untuk
itu tenaga
kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Keputihan atau dalam istilah medisnya disebut fluor albus atau
leukorea atau white discharge atau vaginal discharge adalah istilah untuk
menggambarkan gejala keluarnya cairan dari alat atau organ reproduksi
Keputihan
normal (fisiologis)
ciri-cirinya
ialah
warnanya
2.2. Etiopatogenesis
Flour albus dapat disebabkan oleh banyak hal, flour albus fisiologis
ditemukan dalam keadaan tertentu misalnya pada bayi baru lahir sampai usia
sekitar 10 hari karena pengaruh estrogen ke plasenta rahim dan janin dalam
vagina, sebelum menarche karena pengaruh dari hormon estrogen dan dapat
hilang sendiri, wanita dewasa yang mengalami rangsangan sehingga
menimbulkan pengeluaran transudasi di dinding vagina.(4)
infeksi
Kandidiasis
10-20% asimtomatik
Tricomoniasis
10-50% asimtomatik
asimtomatik
Sekret yang berbau amis
menyengat
Vulva terasa gatal/iritasi
Disuria
menyengat
Superfisial dispareunia
Kadang-kadang perasaan
dan menyengat
Tanda Klinis
Vaginosis Bakteri
Sekret putih tipis yang
Kandidiasis
Vulva erithema
Tricomoniasis
Vulva eritema
Vulva bercelah-celah
Vaginitis
(fissura)
Sekret vagina mungkin
homogeny, melapisi
dinding vagina dan
vestibula
Tidak ada vaginitis
kekuningan
Kadang-kadang 25%
dengan mata telanjang
cervix tampak seperti
strawberry
5-15% tidak menunjukan
tanda abnormal
2.5. Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Tipe Sekret
Darah atau Kecoklatan
Penyebab
Gejala Lain
Siklus menstruasi yang Pendarahan
abnormal
tidak teratur atau sering vagina, nyeri pelvis
kali
kurang,
kanker
periode,
Berbusa,
kuning
kehijau-hijauan
inkontinensia
atau Trikomoniasis
dengan
saat
kencing
bau busuk
Merah muda
Pengeluaran
lapisan
Pembengkakan dan nyeri
disekitar
vulva,
gatal,
abu-abu,
sex
Gatal
atau
Pemeriksaan Laboratorium
sensasi
vagina
2.6. Pencegahan
1. memakai alat pelindung. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan
tertularnya penyakit akibat penyakit menular seksual.
2. Bila memungkinkan periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan
tetapnya.
3. Kunjungan ulang untuk follow up dihari ke tujuh.
4. Lakukan konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, dan
pentingnnya keteraturan berobat.
5. Lakukan provider initiated testing terhadap infeksi HIV dan kemungkinan
mendapatkan infeksi menular seksual lainnya.
6. Pemeriksaan dini. Kanker serviks dapat dicegah dengan melakukan
pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan pemeriksaan ini dapat
diamati adanya perubahan sel-sel normal yang terjadi secara berangsurangsur, bukan secara mendadak.
7. Bila memungkinkan lakukan pemeriksaan penapisan untuk infeksi
menular seksual lainnya.
2.7.
Terapi
1. Trikomoniasis
Metronidazole
3. Gonorrhea
Sefiksim : merupakan sefalosforin generasi ketiga dipakai
sebagai dosis tunggal 400 mg. Efektifitas dan sensitifitasnya
secara
oral. Angka
Komplikasi
Pada trikomonas vaginalis komplikasi yang dapat terjadi adalah cystitis,
skenitis dan abses bartolini. Pada wanita hamil dapat menyebabkan
kelahiran premature, dan bayi lahir dengan berat badan dibawah normal.
Kemandulan dapat terjadi pada trikomonas vaginalis melalui penularan
sexual secara langsung. Pada vagina atau serviks dapat meningkatkan
infeksi pada endometrium, tuba falopi dan struktur yang berdekatan
jalan lahir.
Komplikasi bacterial vaginosis meningkatkan resiko infeksi saluran
kemih. Insiden tertinggi vaginosis bakteri adalah pada wanita dengan
DAFTAR PUSTAKA
1. Rusdi, N K., dkk. Pola Pengobatan Flour Albus Di Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Serta Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No.2. 2008.
2. Sari, R. P. huungan pengetahuan dan prilaku remaja putri dengan
kejadian keputihan di kelas XII SMA NEGERI 1 SEUNUDDON
KABUPATEN ACEH UTARA TAHUN 2012. Jurnal Kesehatan.
3.
Aceh : 2012.