Portofolio DSS Nesya
Portofolio DSS Nesya
Bentuk
: simetris
Pembesaran KGB
: (-)
Kaku kuduk
: (-)
Peningkatan tekanan vena jugularis: (-)
Thorak
Jantung
: Inspeksi
Palpasi
: ictus sordis teraba
Perkusi
: redup
Auskultasi: S1S2 tunggal, reguler, gallop(-),murmur (-)
Paru-paru
Anterior
Dextra
Sinistra
Posterior
dBN
dBN
P = sonor
P = sonor
A = rh (-), wh (-)
A = rh (-), wh (-)
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
dBN
dBN
P = sonor
P = sonor
A = rh (-), wh (-)
A = rh (-), wh (-)
: cembung
: Bising usus (+)
: Timpani
: soepel, nyeri tekan (-),
Hepatomegali 3 jari dibawah arcus costae (kenyal, tumpul, nyeri)
Ekstremitas
Superior
: Akral hangat
Oedem
Sianosis
Inferior
: Akral hangat
Oedem
Sianosis
CRT: >2 detik
Rumple leede: +
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Darah
Lengkap
Hematokrit
White Blood Cell
Trombosit
Hemoglobin
Basofil
Hasil Pemeriksaan
Nilai Rujukkan
36.5
3.42
33
12
0.3
42.0-50.0
3.6-11.0
150-440
>12
0-1
Eosinofil
0.0
1-4
Neutrofil
50
46-73
Limfosit
Monosit
53.2
9.9
18-44
3-9
7. Terapi :
Tirah baring
Pasang DC evauasi Urine Output
Pasang NGT
02 masker 6-10 lpm
IVFD RA loading 800cc
Hes 400 dalam 1 jam
Inj ranitidine 2x1
p/oParacetamol 3 x 500 mg bila demam
Observasi TTV setiap 30 menit
Observasi H2TL/4 jam
Koreksi cairan ada tanda syok atau tidak
Daftar Pustaka
Hadinegoro, Sri Rejeki, Ismoedijanto Moedjito & Alex Chairulfatah. (2014). Pedoman
Diagnosis dan TataLaksana Infeksi Virus Dengue Pada Anak. Jakarta: Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia.
WHO. Dengue: Guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control. New edition.
2009. Dinas Kesehatan Jawa tengah. Epidemiologi DBD. 2007
Hasil pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
1. Subyektif
Pasien datang dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari SMRS. Demam mendadak
tinggi. Demam sempat turun pada hari ke 3-4 namun kembali naik. Sudah diberikan
obat penurun panas, sempat membaik namun kembali demam tinggi. Keluhan disertai
Muntah, nyeri perut dan gusi berdarah secara spontan. BAK terakhir 10 jam yang lalu
SMRS. BAB (+) normal. Keluhan tidak disertai Kejang ataupun menggigil.
2. Obyektif
Pasien datang dengan Keadaan Umum: lemah/TSB , Kesadaran: Gelisah,Tekanan
Darah: 60/palpable, pernafasan: 30 x/menit Takipneu, Nadi: lemah tidak terukur
,Suhu: 38.4 C. Pemeriksaan Kepala terdapat perdarahan Gusi (+), Pemeriksaan
abdomen Palpasi
: Hepatomegali 3 jari dibawah arcus costae (kenyal, tumpul,
nyeri). Ekstremitas atas dan bawah dingin, CRT: >2 detik, Rumple leede: +. Kesan
lab: Anemia Ringan , Leukopenia, Trombositopenia, Hct meningkat > 20%
3. Assesment
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang, dapat
disimpulkan diagnosa bagi pasien ini adalah Dengue Shock Syndrom Dekompensata,
Syok dekompensasi memerlukan tindakkan cepat dan segera, karena dapat jatuh pada
kondisi profund shock yang memiliki prognosis yang buruk.
Tabel berikut menunjukkan perbedaan hemodinamik pada anak dengan sirkulasi stabil,
syok terkompensasi dan syok dekompensasi:
Parameter
Sirkulasi Stabil
Kesadaran
Waktu
Pengisian
Kapiler
Ekstremitas
Volume Nadi Perifer
Frekuensi Jantung
Tekanan Darah
Frekwensi Napas
Diuresis
Normal
usia
sesuai
Normal
usia
Normal
sesuai
Syok
Terkompensasi
Clear and lucid
Memanjang (>
detik)
Syok dekompensasi
Gelisah, combative
2
Ekstremitas dingin
Takikardia
Sistolik normal tapi
diastolic meningkat.
Tekanan
nadi
menyempit
(20mmHg
pada
anak)
Quite tachypnea
Menurun
Asidosis
Metabolik/Hiperpnea/kussmaul
Oliguris/ Anuria
Terapi :
Tirah baring
Pasang DC evauasi Urine Output
Pasang NGT
02 masker 6-10 lpm
IVFD RA loading 800cc
Hes 400 dalam 1 jam
Inj ranitidine 2x1
p/oParacetamol 3 x 500 mg bila demam
Observasi TTV setiap 30 menit
Observasi H2TL/4 jam
Koreksi cairan ada tanda syok atau tidak
Koreksi ACBS (Acidosis-Bleeding-Calcium-Blood sugar)
Rencana :
Pasien sebaiknya ditangani oleh dokter spesialis anak sampai tanda kegawatdaruratan
teratasi serta melakukan control post rawat inap.
Prognosis
:
Quo ad Vitam
: Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam