Metode Penelitian Dan Penulisan Hukum Fixx
Metode Penelitian Dan Penulisan Hukum Fixx
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya zaman telah membawa kita memasuki era globalisasi.
Globalisasi
digambarkan
melalui
pertumbuhan
dan
peningkatan
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Pengguna Internet Indonesia Nomor Enam
Dunia https://kominfo.go.id/content/detail/4286/pengguna-internet-indonesia-nomor-enamdunia/0/sorotan_media diunduh 24 September 2016
transaksi
E-Commerce
sebagaimana
diatas
akan
Ibid
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Persentase Aktivitas ECommerce di Indonesia tahun 2010 http://statistik.kominfo.go.id/site/data?
idtree=430&iddoc=1275&data-data_page=3 , diunduh 24 September 2016
6
Dendy Asmara, Perlindungan Hukum Pengguna Alat Pembayaran Menggunakan Kartu dala
Transaksi Elektronik, (Tesis Universitas Indonesia, Jakarta, 2011), hlm. 77
konsumen. Diantaranya dalam hal yang berkaitan dengan produk yang dipesan
tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan, kesalahan dalam pembayaran,
ketidaktepatan waktu menyerahkan barang atau pengiriman barang dan hal
hal lain yang tidak sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Disamping itu,
bagi produsen, banyaknya jumlah orang yang dapat mengakses internet
mengakibatkan produsen kesulitan untuk mendeteksi apakah pembeli yang
hendak memesan produknya adalah pembeli yang sesungguhnya atau bukan.
Budi Agus Riswandi mengungkapkan bahwa Masalah perlindungan
konsumen dalam E-commerce merupakan aspek yang penting untuk
diperhatikan,
karena
beberapa
karakteristik
khas
E-commerce
akan
menempatkan pihak konsumen pada posisi yang lemah atau dirugikan seperti:
a. Perusahaan di internet (the internet merchant) tidak memiliki alamat secara
fisik di suatu negara tertentu, sehingga hal ini akan meyulitkan konsumen
untuk mengembalikan produk yang tidak sesuai dengan pesanan.
b. Konsumen sulit memperoleh jaminan untuk mendapatkan local follow up
service or repair.
c. Produk yang dibeli konsumen ada kemungkinan tidak sesuai atau tidak
kompatible dengan persyaratan lokal (local requairments).7
Kondisi di atas jelas merugikan baik bagi konsumen ataupun bagi
produsen terlebih konsumen yang relatif memiliki posisi tawar (bargaining
position) yang lebih rendah dibandingkan produsen/pelaku usaha. Lemahnya
posisi konsumen seringkali menjadi obyek aktivitas untuk memperoleh
keuntungan sebesar besarnya dari produsen, sehingga keseimbangan yang
diharapkan melalui hubungan jual beli tidak tercapai. Berbagai Praktik
pelanggaran hak konsumen diatas menghasilkan adanya sengketa, yang diikuti
dengan penyelesaian sengketa. Dalam terminologi kontrak elektronik,
penyelesaian sengketa ditujukan untuk menyelesaikan sengketa antar satu
pihak terhadap pihak lain, dan sebagai pembangun jembatan kepercayaan
antara produsen dan konsumen, dimana hal ini menjadi dasar nota
Budi Agus Riswandi, Hukum dan Internet di Indonesia, (Yogyakarta:UII Press, 2003), hlm.
61-62.
dan
memenuhi
nilai
perlindungan
hukum
dalam
praktik
A. Sony Keraf, Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta: Kanisius, 2005),
hlm. 73
9
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ini, bukan menjadi upaya
yang ditempuh dalam menyelesaikan sengketa yang ada, dan cara-cara
penyelesaian sengketa secara konvensional yang kurang tepat sasaran menjadi
pilihan. Cara penyelesaian sengketa konvensional ini juga seringkali
dihadapkan pada apatisme dan persoalan harga jenis barang yang menjadi
objek sengketa dan biaya pengurusan konsultasi hukum dan mekanisme
penyelesaian sengketa yang berbanding terbalik, memicu rendahnya minat
konsumen upaya perbaikan hukum.13 Hal ini menjadi persoalan dimana cara
penyelesaian sengketa yang ada akan tidak sejalan dengan sifat dasar kontrak
elektronik yang tidak mengenal batas (borderless area), luasnya jangkauan
perdagangan kontrak elektronik yang bersifat transnasional, dan ketiadaan
tatap muka antar para pihak dalam melakukan kontrak elektronik.
Cara sebagaimana ditawarkan dalam ketentuan pasal 18 UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
yang meliputi pilihan hukum, penggunaan asas-asas hukum perdata
internasional dan jalur litigasi dan non litigasi konvensional dianggap tidak
menyelesaikan masalah yang ada, mengingat kerumitan yang harus dihadapi
dalam penyelesaian sengketa yang ada, sementara di sisi lain, hal kepraktisan
dan kenyamanan menjadi salah satu keunggulan yang ditawarkan oleh kontrak
elektronik itu sendiri. Oleh karenanya, persoalan pengaturan dan penegakan
hukum dari penyelesaian sengketa kontrak elektronik perlu diatur lebih lanjut
dengan keberadaan institusi penyelesaian sengketa kontrak elektronik dalam
bentuk elektronik, yang dapat berjalan seiring dengan sifat dari kontrak
elektronik yang praktis dan dinamis, sekaligus mampu menangani persoalan
kerumitan penyelesaian sengketa di wilayah kontrak elektronik yang beresiko
tinggi (high-risk).
Maka berdasarkan penjabaran diatas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul KEBERADAAN PASAL 18 UNDANG-UNDANG
NOMOR
11
TAHUN
2008
DALAM
MEMENUHI
NILAI
SENGKETA TRANSAKSI
COMMERCE)
13
ELEKTRONIK
(E-
B. Pokok Permasalahan:
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penuls
mengidentifikasi pokok-pokok permasalahan yang akan diteliti sebagai
berikut:
1. Bagaimana keberadaan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam kaitannya
dengan perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi
elektronik?
2. Bagaimana prospek pengaturan alternatif penyelesaian sengketa pada
transaksi
elektronik
yang
dapat
memberikan
kepastian
dan
TUJUAN PENELITIAN:
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan
dan wawasan lebih dalam kepada masyarakat luas mengenai keberadaan pasal
18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagai suatu ketentuan yang mengatur mengenai penyelesaian
sengketa dalam transaksi elektronik. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian
ini adalah untuk:
1. Mengetahui keefektifan atas keberadaan Pasal 18 Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik dalam hal penyelesaian sengketa
transaksi elektronik dan kaitannya dengan perlindungan hukum bagi
konsumen.
2. Mengetahui pengaturan alternatif penyelesaian sengketa pada transaksi
elektronik yang dapat memberikan kepastian dan perlindungan hukum
bagi konsumen.
III.
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan-bahan kepustakaan berupa
buku-buku dan segala peraturan perundang-undangan. Buku-buku yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut beserta keadaannya:
7
1. Judul buku
Pengarang
Cetakan
Impresum
Jumlah halaman
Buku ini secara
: Hukum Perjanjian
8
Pengarang
: Prof. Subekti, S.H.
Cetakan
: Cetakan ke-21
Impresum
: Jakarta, Intermasa, 2002.
Jumlah halaman : 108 halaman
Buku ini memfokuskan pembahasan pada hukum perjanjian secara
mendetail. Buku ini menjabarkan tentang awal mulanya perikatan lahir,
batalnya suatu perjanjian, pelaksanaan suatu perjanjian, wanprestasi yang
dapat timbul dari suatu perjanjian, hingga cara-cara hapusnya suatu
perikatan/perjanjian.
Buku ini dikemas dengan bahasa yang singkat, padat, namun tetap mudah
dipahami. Buku ini juga memiliki tata letak pembahasan yang sistematis.
Buku ini membahas mengenai hukum perjanjian yang merupakan inti
dasar dari penelitian penulis, sehingga buku ini banyak memberikan
pemahaman yang sangat membantu penulis dalam menulis penelitian ini.
4. Judul buku
Pengarang
5.
Judul Buku
Penulis
Penerbit
: Binacipta
9
Tahun Terbit
Jumlah Halaman
Ulasan
: 1980
: 128 halaman
:Didalam buku ini dijelaskan mengenai perlindungan
6. Judul Buku
Penulis
: Ahmadi Miru
Penerbit
Cetakan
Tahun Terbit
Jumlah Halaman
Ulasan
: RajaGrafindo Persada
: Kedua
: 2013
: 227 halaman
: Buku ini menguraikan secara komprehensif hal yang
Selanjutnya,
perkembangan
perlindungan
konsumen
di
7. Judul Buku
Penulis
Penerbit
Tahun Terbit
Jumlah Halaman
Ulasan
8.
Judul Buku
Perlindungan Konsumen
di Indonesia
Penulis
: Bakir Hasan
Penerbit
Cetakan
: Kedua
Tahun Terbit
: 1978
Jumlah Halaman : 31 halaman
Ulasan
:Buku ini memiliki sistematika penulisan yang sangat
baik dan tersusun secara sistematis. Buku ini menitikberatkan mengenai
beberapa aspek dari masalah perlindungan konsumen di Indonesia sebelum
diundang-undangkannya Undang-undang No. 8 Tahun 1999 dan mengenai
aspek hukum Gerakan Perlindungan Konsumen pada tahun 1978.
9. Judul Buku
Penulis
Penerbit
: Piramedia
Cetakan
: Pertama
Tahun Terbit
: 2003
Jumlah Halaman : 122 halaman
Ulasan
: Didalam buku ini dijelaskan mengenai ruang lingkup
advokasi hukum konsumen melalui prosedur hukum. Sistematika penulisan
11
Penulis
Penerbit
: Pengayoman
Tahun Terbit
: 1992
Jumlah Halaman : 136 halaman
Ulasan
: Perlindungan konsumen tidak jarang dibahas dari
sudut sifat perlindungannya. Namun didalam buku ini dibahas mengenai
perlindungan konsumen dari sisi pelanggarannya yaitu dapat berupa
kelalaian maupun kesengejaan yang dilakukan oleh produsen. Isi dari buku
ini sangat komprehensif karena dilengkapi dengan tanya-jawab terhadap
konsumen, pengacara, Lembaga Bantuan Hukum, dan Kepolisian sehingga
pembaca akan mengetahui lebih dalam mengenai perlindungan konsumen
yang tidak hanya secara teori melainkan juga dalam praktiknya
IV.
KERANGKA KONSEPSIONAL
Dalam penelitian ini, agar dapat memberikan kesamaan pemahaman, perlu
12
memproses,
mengumumkan,
menganalisis,
dan/atau
menyebarkan informasi.15
3. Electonic Commerce (E-commerce)
Electronic commerce is a general concept covering any form of business
transactions or information exchange executed using information and
communication technology, between companies, between companies and their
customers, or between companies and public administrations.16
4. Online Marketplace
Online marketplace adalah suatu tempat di internet dimana banyak pihak
berkumpul untuk melakukan proses transaksi jual beli, ada yang ingin mencari
suatu barang dan ada pihak lain yang sedang ingin menjual barang.17
5. Toko online
Toko online adalah media, sarana, ataupun tempat dimana kita bisa menjual
produk maupun jasa dan pembeli dapat memesan produk atau jasa tersebut
melalui komputer PC ataupun melalui produk gadget lainnya yang terhubung
dan terkoneksi dengan internet sehingga terjadi transaksi jual-beli tanpa harus
bertemu langsung dengan calon konsumennya. 18
6. Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.19
7. Perlindungan konsumen
Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.20
8. Pelaku Usaha
Pelaku usaha adalah setiap orang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik
15
16
David Whiteley, E-commerce Strategy, Technologies, and Application, (London: McGrawHill, 2000), hlm. 5.
17
Ibid.
19
13
perbedaan
pendapat;
pertengkaran; perbantahan22
10. Alternatif Penyelesaian Sengketa
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau
beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni
penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, atau penilaian ahli.23
V.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada dalam
suatu penelitian ilmiah, karena dapat membantu mendekatkan antara masalah
yang dihadapi dengan teori yang ada, lalu mengaitkannya dengan kenyataan
yang terjadi.
Bentuk penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan metode
penelitian hukum normatif, yaitu dengan penelitian hukum yang dilakukan
dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka.24
Tipe penelitian yang digunakan untuk menghimpun data yang diperoleh
dalah melalui studi pustaka dengan tipologi deskriptif, yaitu penelitian yang
dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan,
atau gejala-gejala lainnya. maksudnya adalah terutama untuk mempertegas
hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu didalam memperkuat teori-teori lama,
atau di dalam kerangka menyusun teori-teori baru.25
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau
data yang diperoleh dari kepustakaan.26
Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
21
22
2016
23
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 1995), hlm. 13-14.
25
Ibid, hlm. 10
26
Sri Mamudji, et.al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta: Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hlm. 6.
14
VI.
KEGUNAAN PENELITIAN
Dari bahan hukum yang dikumpulkan dan dianalisis dalam penelitian
ini, diharapkan dapat tercapai manfaat praktis penelitian ini yaitu sebagai
pemahaman bagi studi hukum yang lebih mendalam di bidang hukum
perlindungan konsumen, sehingga dapat memberikan kontribusi positif
dalam perkembangan ilmu hukum, khususnya di bidang hukum
perlindungan konsumen yang terkait dengan masalah penyelesaian
sengketa dalam transaksi elekronik yang berkaitan erat dengan kepastian
dan perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi elektronik.
Adapun pegunaan praktis ditujukan agar dapat menjadi sistem
referensi yang cukup dalam hal penyelesaian sengketa yang pada intinya
merupakan hak konsumen untuk mendapatkan kepastian dan perlindungan
hukum. atas pelanggaran hak yang dialaminya.
27
15
VII.
BIAYA PENELITIAN
Berdasarkan tahapan penelitian yang ada, maka perencanaan rincian
anggaran biaya untuk kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Administrasi
a. Alat tulis
b. Kertas
c. Tinta printer
: Rp.
: Rp. 150.000,00
: Rp. 500.000,00
800.000,00+
: Rp. 1.450.000,00
2. Operasional
a. Honorarium pembantu peneliti
3 orang @ Rp. 350.000,00
b. Honorarium kolektor data 2
orang @ Rp. 200.000,00
: Rp. 1.050.000,00
: Rp.
400.000,00+
: Rp. 1.450.000,00
3. Biaya Percetakan
i. Biaya fotokopi proposal
(5 x 20 lembar x Rp 250,00)
ii.
( 5 x 100 lembar x Rp250,00 )
iii.
( 5 buah x Rp 5.000,00 )
iv.
(5 buah x Rp 5.000,00)
v.
(2 buah x Rp50.000,00)
vi.
Rp 25.000,00
Biaya fotokopi hasil penelitian
Rp 125.000,00
Biaya jilid proposal
Rp 25.000,00
Biaya jilid hasil penelitian
Rp 25.000,00
Biaya jilid hard cover hasil penelitian
Rp 100.000,00
Biaya fotokopi buku sumber
Rp 100.000,00
: Rp. 400.000,00
: Rp.
16
600.000,00
4. Transportasi penelitian
: Rp. 1.500.000,00+
Total biaya
: Rp5.400.000,00
17