Resume KCKT
Resume KCKT
Cepat
Berdaya pisah baik
Peka
Detektor unik
Kolom dapat dipakai kembali
Ideal untuk molekul besar dan ion
Mudah memperoleh kembali cuplikan
Akurasi dari hasil yang cukup baik.
KCKT sangat sesuai untuk senyawa yang tidak tahan panas karena biasa dilakukan pada
suhu kamar.
j. Difusi pelarut yang sangat lambat di dalam fase cair sehingga menghasilkan pemisahan
yang baik.
k. KCKT menggunakan kolom fase terikat sebagai fase diam.
l. KCKT dapat digunakan untuk menganalisa sebagian besar senyawa
tak
atsiri
(non-
volatil), senyawa yang memiliki bobot molekul yang tinggi, dan senyawa anorganik.
Adapun kerugian dari sistem KCKT ini, di antaranya :
1. Hanya dapat digunakan untuk senyawa yang larut dalam fase gerak.
2. Memerlukan perangkat yang cukup banyak sehingga biaya yang dikeluarkan cukup
mahal.
3. Memerlukan tenaga ahli dalam pengoperasian sistem KCKT.
dengan tekanan konstan dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan.
Injektor
Sampel-sampel cair dan larutan disuntikkan secara langsung ke dalam fase gerak yang
mengalir di bawah tekanan menuju kolom menggunakan alat penyuntik yang terbuat dari
tembaga tahan karat dan katup telfon yang dilengkapi dengan keluk sampel (sample loop)
Tempat berlangsungnya proses pemisahan solut/analit. Suhu kolom pada umumnya tidak
begitu menentukan. Akan tetapi jika diperlukan pemanasan maka suhu harus
dikendalikan. Peningkatan suhu barangkali sampai 40-50 C, biasanya mempertajam
puncak. Pada kromatografi fase balik kolom yang sering digunakan adalah kolom
hidrofob oktadesilsilan (C18) merupakan fase diam yang sangat nonpolar sehingga
kekuatan ikatan analit nonpolar pada kolom sangat lemah yang menyebabkan pemisahan
e
yang baik.
Detektor
Detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di dalam kolom
(analisis kualitatif) dan menghitung kadarnya (analisis kuantitatif). Dikelompokkan
menjadi 2 yaitu detektor universal yang mampu mendeteksi secara umum, tidak spesifik,
selektif dan golongan detektor yang spesifik yang hanya mendeteksi analit secara spesifik
dan selektif seperti detektor uv-vis, detektor fluorosensi, detektor elektrokimia.
Suatu detektor harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1 Respon terhadap solut yang cepat dan reprodusibel
2 Sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi solut pada kadar yang sangat kecil.
3 Stabil dalam pengoperasiannya
4 Mempunyai sel volume yang sangat kecil sehingga mampu meminimalkan pelebaran
pita.
5 Signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi solut.
6 Tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak.
Rekorder
Rekorder berfungsi untuk merekam hasil deteksi dari detektor yang biasanya dilengkapi
dengan pencetak.
Sistem Isokratik
sistem pemisahan selama proses analisis berlangsung, komponen fase gerak tidak
berubah.
Sistem gradien (landaian)
sistem pemisahan dimana pelarut yang digunakan terdiri dari dua atau lebih dengan
berbagai perubahan komposisi sehingga selama analisis berlangsung komponen fase
gerak berubah secara periodik dengan peningkatan kekuatan fase gerak.
Analisis kualitatif
Keterangan : Vr = Volume retensi
Vr= Tr x Fe
Tr = Waktu retensi
Fe = Kecepatan aliran
b
Analisis kuantitatif
Perhitungan kuantitatif berdasarkan pada pengukuran tinggi puncak atau luas area dari
suatu komponen zat. Umumnya metode kuantitatif yang digunakan adalah menggunakan
baku pembanding.
rumus :
Cu
Au
Cb
Ab
2(t 2t 1)
w 2+w 1
Keterangan: t2, t1
Validasi Metode
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk
penggunaannya. Untuk analisis rutin, secara berkala dilakukan verifikasi metode yaitu proses
konfirmasi untuk menunjukkan metode yang telah sesuai dan memenuhi kebutuhan
laboratorium. Pada penelitian ini dilakukan validasi metode parsial dengan karakteristik
analisis yaitu:
1 Akurasi (ketepatan)
Akurasi merupakan kedekatan antara nilai terukur (nilai rata-rata hasil analisis) dengan
2
nilai yang diterima sebagai nilai sebenarnya. Akurasi dinyatakan dalam persen.
Presisi (ketelitian)
Presisi merupakan ukuran kedekatan antar serangkaian hasil analisis yang diperoleh dari
beberapa kali pengukuran pada sampel homogen yang sama. Nilai RSD antara 1-2%
biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak,
sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar kecil, RSD berkisar antara 5-15% .
Uji Linearitas
b=
x . y
n
x
2
n . x
a=
yb x
n
x
y
r=
x . y
n.
n x
n y 2
Keterangan : y = area
x= konsentrasi larutan
n= jumlah pengukuran
r=koefisien korelasi
2. Perhitungan Kandungan senyawa
Rumus :
PPM
x Vol .Total x bobot sampel x Kemurnian Baku
1000
= intersep
= slopen (a dan b didapatkan dari hasil perhitungan dari persamaan
regresi baku)
Bs = Bobot Sampel
Kb = Kemurnian Baku