Anda di halaman 1dari 2

Progress Baca Buku A to Z Bisnis Hulu Migas

Fajar Khamim Mustofa


12215060
Minyak mentah dan gas bumi atau migas disebut juga hidrokarbon. Proses terjadinya migas
diawali dengan matinya organisme tumbuhan dan hewan yang berukuran sangat kecil yang
sebelumnya hidup di lautan purba yang terkubur. Kemudian fosil ini tertimbun pasir dan lumpur
didasar laut selama jutaan tahun sehingga membentuk lapisan zat organik. Akhirnya terbentuk
sedimentary rock. Proses tersebut terjadi berulang sehingga membentuk lapisan lapisan dan
tertimbun jutaan tahun.Adapun syarat terjadinya reservoir minyak adalah adanya source rock,
jalur migrasi, reservoir rock, trap rock dan caps rock.
Undang undang no 22 tahun 2001 tentang minyak dan gas bumi, mengatur antara lain tentang
penyelenggaraan kegiatan sector migas, yang membagi kegiatan migas dalam 2 bagian :

Kegiatan hulu migas (upstream)


Kegiatan hilir migas (downstream)

Kegiatan hulu berintikan kegiatan mencari (exploration) dan mengangkat minyak dan gas dari
dalam perut bumi dan menjualnya (exploitation). Sedangkan kegiatan hilir migas berintikan
kegiatan pengelolaan minyak mentah dan gas bumi, menyimpan, mendistribusikan, dan
memperdagangkannya.
Production Sharing Contract (PSC) merupakan salah satu bentuk dari pola kerja sama bisnis
yang disinyalir benar-benar asli, lahir dan digagas Indonesia. PSC yang dipercayai sebagai salah
satu gagasan dari Ibnu Sutowo, saat ini dipergunakan oleh banyak negara. Hampir semua negara
di Asia menerapkan pola bisnis migas tersebut, seperti di India, Malaysia, Vietnam, dan China.
Salah satu kekuatan dari system PSC ini adalah penguasaan atas sumber daya alam tetap berada
pada negara. PSC pada intinya merupakan bisnis yang dibangun bersama sama oleh para pihak
yang menandatangani kontrak. Hasil dari kerja sama tersebut dibagi kesemua pihak yang bekerja
sama. Kelembagaan yang terkait pada kontrak bagi produksi atau PSC ini adalah kontraktor yang
bertindak sebagai operator kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam migas, BPP
MIGAS / SK MIGAS berperan sebagai manajemen. Risiko ditanggung kontraktor dan kontraktor
bersedia menyiapkan dana.

Sistem atau pola bisnis selanjutnya adalah pola konsensi. Konsensi adalah system pemberian izin
pertambangan yang berpangkal pada paham pengelolaan sumber daya dengan rezim private
property. Dalam system konsensi ini, pemerintah sama sekali tidak berhak untuk masuk dalam
manajemen perusahaan dan mempengaruhi atau mengendalikan biaya biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Pada system konsensi, yang paling penting bagi pemerintah, adalah royalty yang
dihitung dengan persentase tertentu, dalam banyak kasus 10% dan akan mendapatkan pajak
penghasilan yang besarnya ditentukan berdasarkan keuntungan atau laba perusahaan. Sistem

konsensi memiliki kelemahan karena control atas pengelolaan sumber daya alam oleh
pemerintah sangat lemah. Pemerintah tidak bisa melakukan pengendalian terhadap pengurasan
sumber daya alam oleh perusahaan.

Kontrak karya, yaitu kontrak kerja sama antara beberapa pihak yang mengatu peran masing
masing pihak yang telah menandatangani. Skema kontrak karya akan memberikan seluruh hasil
produksi sumber daya alam yang dihasilkan kepada pemberi kontrak. Pemilik sumber daya alam
adalah pihak yang menawarkan kontrak. Sedangkan pihak lain yang menyanggupi untuk
memberikan jasa mengelola sumber daya alam tersebut agar dapat dikomersialisasikan, dapat
dijual dan memperoleh penghasilan. Atas jasa yang telah diberikan dalam mengelola sumber
daya alam tersebut diberikan imbalan berupa fee. Besarnya fee, metode cara menghitung fee dan
skema pembayarannya tertuang lengkap didalam kontrak kerja. Kontrak karya yang demikian
disebut kontrak karya murni. Sedangkan kontrak karya yang diikuti dengan kewajiban pemberi
jasa untuk menanggung sebagian risiko pekerjaan disebut kontrak karya berisiko. Besarnya
penerimaan pemerintah dalam pola ini adalah sebesar seluruh hasil penjualan dari produksi
sumber daya alam dikurangi biaya, termasuk fee kepada pemberi jasa. Pemerintah juga masih
akan menerima pajak penghasil dari fee yang diterima oleh pekerja dalam bentuk pajak
penghasilan. Kelembagaan yang terkait dalam pola kontrak karya ini mencakup pemerintah,
pemilik sumber daya alam, pemberi jasa.

Perundang undangan yang membahas pola - pola bisnis migas diatas adalah Bab III Pasal 4 UU
No 22 tahun 2001 tentang penguasaan dan pengusahaan sebagai berikut :
1. Minyak dan Gas Bumi sebagai sumber daya alam strategis tak terbarukan yang
terkandung didalam Wilayah Hukum Pertambangan Indonesia merupakan kekayaan
nasional yang dikuasai oleh Negara.
2. Penguasaan negara sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diselenggarakan oleh
Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan.
3. Pemerintah sebagai pemegang Kuasa Pertambangan membentuk Badan Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 23.
Alur logika dari pasal 4 diatas adalah menegaskan bahwa migas penting dan strategis, oleh
karena itu harus dikuasai negara. Dalam hal ini, pemerintah perlu membentuk BPMIGAS/SK
Migas dalam pengoptimalan sumber daya alam migas sekaligus sebagai pelindung pemerintah
apabila terjadi perselisihan usaha antara pihak yang berkontrak.

Keterangan : Diambil dari bab 1,2, dan 4.

Anda mungkin juga menyukai