Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan epifit merupakan salah satu kekayaan hayati yang belum
banyak diungkapkan, sehingga pemanfaatannya terbatas sekali. Biodiversitas
tumbuhan epifit pada tegakan pohon, selain dipengaruhi faktor mikroklimat juga
dipengaruhi spesies pohon inangnya, karena setiap pohon inang memiliki
kekhasan dalam bentuk kanopi, ketinggian batang, proses biokimiawi dan lainlain. Tumbuhan epifit hidup menempel pada batang tumbuhan lain atau bebatuan.
Tumbuhan ini mendapatkan sumber hara dari debu, sampah/detritus, tanah yang di
bawa ke atas oleh rayap atau semut, kotoran burung dan lain-lain. Tumbuhan ini
melimpah di tempat yang cukup curah hujan, di sekitar mata air, sungai atau air
terjun. Bentuk kehidupan epifit didominasi oleh Bryophyta, Pterydophyta dan
Orchidaceae (Steenis, 1972).
Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar (Woelaningsih 2001). Berdasarkan
ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm
(Sumardi dan Pudjoarinto 1994). Epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian
dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat berkembang dan
mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata (Kartasapoetra 1988).

1.2 Tujuan
1. Mengetahui ukuran dan bentuk sel pada irisan membujur epidermis daun
orchidaceae
2. Mengetahui ukuran dan bentuk sel pada irisan membujur epidermis daun
Piper betle

BAB II
METODE
2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu dilaksanakannya penelitian pada tanggal 30 November 2016 dan
dilaksanakan

di

Laboratorium

Biologi

Fakultas

Matematika

dan

Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.


2.2 Metode Sayatan Langsung
Sampel Pembuatan sediaan preparat segar akar dan daun dilakukan dengan
cara memotong secara langsung organ tanaman menggunakan pisau silet. Sayatan
kemudian diletakkan diatas objek glass dan ditutup menggunakan cover glass.

BAB III
PEMBAHASAN
Keanekaragaman, distribusi dan kemelimpahantumbuhan epifit pada
tegakan pohon sangat dipengaruhi ketinggian daripermukaan tanah. Habitus
pohon yang memiliki bentuk kanopi luas memungkinkan peningkatan kelembaban
dan penguranganintensitas sinar matahari, sehingga ruang dibawah kanopi
memiliki

temperatur rendah

dan relatif

basah.

Hal ini

menyebabkan

beberapatumbuhan epifit mencapai pertumbuhan optimal, misalnya Pterydophyta,


sebaliknya beberapa tumbuhan epifit lain, khususnya anggrek, pertumbuhan di
pucuk-pucuk batang jauh lebih subur karena kebutuhan akan sinar matahari yang
tinggi dan kecukupan airdipenuhi melalui akar udara/velamen.
Bentuk dan ukuran sel bervariasi pada tiap-tiap spesies.Bentuk sel
epidermis yang pernah ditemukan yaitu persegi, heksagonal dengan sudut
tumpul , isodiametrik, dan poligonal. Dinding sel dapat berdinding tebal atau
berdinding tipis. (Campbel,1999) Menurut fungsi, bentuk, ukuran dan susunan
sel-sel epidermis tidaklah sama atau berbeda pada berbagai jenis tumbuhan,
demikian juga dengan bentuk atau tipe stomata (Fahn 1991). Walaupun berbeda
epidermisnya, semua epidermis tersusun rapat satu sama lain dan membentuk
bangunan padat tanpa ruang antar sel (Woelaningsih 2001). Setiap jenis tumbuhan
mempunyai struktur sel epidermis yang berbeda. Perbedaan struktur sel epidermis
yang dimaksud dapat berupa bentuk dan susunan sel epidermis, letak atau
kedudukan stomata terhadap sel tetangga, arah membukanya stomata, bentuk
stomata, jumlah sel epidermis dan stomata, jarak antara stomata dan panjang sel
epidermis dan stomata
Penelitian tentang komparasi anatomi daun anggrek epifit dan sirih epifit
mencakup satu

organ tanaman yang sangat rentan terjadi perubahan secara

morfologi maupun anatomi, yaitu pada organ daun.


Suku Orchidaceae merupakan tumbuhan herba perenial yang dapat hidup terestrial
atau epifit dan kadang-kadang memanjat. Kelompok tumbuhan ini memiliki
beberapa marga di antaranya adalah Arachnis, Phalaenopsis dan Vanilla Tebal

pada daun anggrek beragam, dari tipis sampai berdaging dan kaku, permukaannya
rata. Daun tidak bertangkai, sepenuhnya duduk pada batang. Bagian tepi tidak
bergerigi (rata) dengan ujung daun terbelah. Tulang daun sejajar dengan tepi daun
dan berakhir di ujung daun. Susunan daun berseling-seling atau berhadapan.
Warna daun anggrek hijau muda atau hijau tua, kekuningan dan ada pula yang
bercak-bercak.
Anggrek memiliki daun atau tulang daun yang berwarna dan disanalah
terletak keindahan jenis-jenis anggrek daun itu. Memiliki sel-sel yang tersusun
rapat tanpa ruang antarsel.Bentuk sel bervariasi, contohnya berbentuk tubular
pada helaian daun dikotil, bentuk memanjang pada sel epidermis helaian daun
monokotil dan berbentuk heksagonal .
Pada tanaman sirih, epidermis atas terdiri dari satu lapis sel, bentuk
persegi empat, kutikula tebal licin, pada pengamatan tangensial tampak bentuk
poligonal dengan dinding samping lurus. Epidermis bawah serupa dengan
epidermis atas, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan
dinding samping agak berombak
3.1 Hasil Pengamatan Sayatan Membujur Daun Orchidaceae (perbesaran 10x)

Pada Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ukuran sel epidermis pada anggrek
berukuran antara 0,01 mm- 0,03 mm. Memiliki bentuk yang memanjang.Tidak
memiliki ruang antar sel.

3.2 Hasil Pengamatan Sayatan Membujur Daun Sirih(perbesaran 10x)

Hasil pengamatan pada sel epidermis daun sirih yaitu sekitar 0,03 mm. Memiliki
bentuk persegi tak beraturan yang lebih tebal, dan juga tidak memiliki ruang antar
sel.

Perbedaan atau variasi bentuk dan ukuran sel pada tumbuhan orchidaceae
dan sirih yang termasuk tumbuhan piperaceae yaitu ukuran pada epidermis daun
tanaman anggrek yang lebih bervariasi sekitar 0,01 mm-0,03 mm dan ukuran sel
pada epidermis daun tanaman sirih memiliki rata-rata atau kisaran 0,3 mm.Bentuk
sel epidermis pada daun orchidaceae yaitu bentuk bersegi tak beraturan
memanjang, sedangkan pada tanaman sirih bentuk sel epidermis daun berbentuk
lebih bersegi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada tumbuhan epifit
memiliki variasi bentuk dan ukuran sel, yaitu pada tumbuhan orcidaceae panjang
sel epidermis antara 0,01mm-0,03 mm dan berbentuk memanjang, sedangkan
pada tanaman sirih epifit memiliki ukuran sel yang berkisar 0,03 cm dengan
bentuk persegi yang lebih tebal.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG (1999) Biologi Jilid 2, Edisi ke-2.
Erlangga, Jakarta
Dasuki UA (1991) Sistematik tumbuhan tinggi. Bidang Ilmu Hayati ITB,
Bandung
Esau K (1977) Anatomy of seed plant. Wiley Eastern Private Ltd, New Delhi
Fahn A (1991) Anatomi tumbuhan, Edisi ke-3. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta
Hidayat EB (1990) Dasar-dasar struktur dan perkembangan tumbuhan. ITB,
Bandung
Steenis, C.G.G..J. van. 1972. The Mountain Flora of Java, Leiden: E.J. Brill
Woelaningsih S (2001) Struktur dan perkembangan tumbuhan II. Fakultas Biologi
UGM, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai