DISUSUN OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
JIFRIANUS RUKANG
HAMDAN UMANAILO
NANIK TRI RAHAYU
KHAIRUL SANI FATI O.D
EKA SEPTI W.
RISMAYANTI DYAH S.
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena rahmat dan
nikmatnya telah memperkenankan kami menyelesaikan makalah tepat pada waktunya. Tidak
lupa kami kelompok 5 mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Psikologi Pelatihan yaitu bapak Budi........... yang telah membimbing kami dalam menuntut
ilmu khususnya mata kuliah Psikologi Pelatihan tersebut.
Makalah ini disusun dan ditulis guna memenuhi tugas kuliah semester V mata kuliah
Psikologi Pelatihan khususnya dan menambah pengetahuan pembaca pada umumnya.
Makalah ini tentu saja masih banyak kekurangan karena kami masih dalam proses belajar.
Oleh karena itu meminta meminta kritik dan saran yang dapat membangun untuk perbaikan
tugas-tugas selanjutnya. Harapannya laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi kami
kelompok 5 dan bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuannya dalam
bidang psikologi.
A. KONSEP BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Pengertian belajar menurut beberapa ahli :
a. James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.
b. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
c. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta;
1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui
praktek atau latihan.
d. Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
B. GAYA BELAJAR
1. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar terdiri dari kata gaya dan belajar. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, gaya adalah tingkah laku, gerak gerik dan sikap. Sedangkan
belajar adalah berusaha memeroleh kepandaian atau menuntut ilmu.
Charles E. Skinner, dalam bukunya Educational Psychology menjelaskan
pengertian belajar yaitu Learning is a process of progressive behavior adaptation.
Belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.
Menurut DePorter dan Hernacki (1992), gaya belajar adalah kombinasi dari cara
seseorang menyerap, dan kemudian mengatur serta mengolah informasi.
Gaya belajar adalah kebiasaan yang mencerminkan cara memperlakukan
pengalaman dan informasi yang kita peroleh.
Menurut Adi W. Gunawan pengertian gaya belajar adalah cara yang lebih kita
sukai dalam melakukan kegiatan berfikir, memproses dan mengerti suatu informasi.
Setiap individu mempunyai gaya belajar yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Masing- masing menunjukkan perbedaan, namun para peneliti dapat menggolonggolongkannya. Gaya belajar berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang
dipengaruhi
oleh
perkembangannya.
Gaya belajar
pembawaan,
adalah
pengalaman,
variasi
cara
yang
pendidikan,
dimiliki
dan
seseorang
riwayat
untuk
belajar
visual
diagram, peta, poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan melihat data
teks seperti tulisan dan huruf.
Setiap orang yang memiliki gaya belajar visual memiliki kebutuhan yang
tinggi untuk melihat dan menangkap informasi secara visual sebelum mereka
memahaminya. Orang dengan gaya belajar ini akan lebih mudah memahami
informasi lewat materi bergambar. Selain itu, mereka memiliki kepekaan
yang kuat terhadap warna dan pemahaman yang cukup terhadap artistik.
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar visual lebih senang
melihat apa yang sedang dipelajari. Gambar/visualisasi akan membantu mereka
yang memiliki gaya belajar visual untuk lebih memahami ide atau informasi
daripada apabila ide atau informasi tersebut disajikan dalam bentuk penjelasan.
Apabila
seseorang
menjelaskan
sesuatu
kepada
orang
yang
memiliki
oleh
orang
Learners) mengandalkan
pada
lain.
Gaya
pendengaran
belajar
untuk
Auditori
bisa
(Auditory
memahami
dan
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannya sebelum tidur.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar kinestetik akan belajar lebih
baik apabila terlibat secara fisik dalam kegiatan langsung. Mereka akan belajar
sangat baik apabila mereka dilibatkan secara fisik dalam pembelajaran. Mereka
akan berhasil dalam belajar apabila mereka mendapat kesempatan untuk
memanipulasi media untuk mempelajari informasi baru. Karakter pertama adalah
menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus
mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya
ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri orang daengan gaya belajar kinestetik :
1. Berbicara perlahan.
2. Penampilan rapi.
3. Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan.
4. Belajar melalui memanipulasi dan praktek.
5. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
6. Menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca.
7. Merasa kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita.
8. Menyukai buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh
saat membaca.
9. Menyukai permainan yang menyibukkan.
10. Tidak dapat mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada
di tempat itu.
11. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
12. Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
13. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
14. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
15. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh:
saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik
menggambar
16. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
17. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
18. Menyukai praktek/ percobaan
19. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Strategi ini seringkali bukan strategi yang mudah untuk dipraktekkan. Siswa
terkadang menggunakannya dengan lebih efektif, setidaknya untuk pertama kali,
jika bekerja berpasangan atau dalam kelompok kecil (A. King, 1994; Rosenshine
et al., 1996; E. Wood et al., 1999).
Berikut ini beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:
- Jelaskan mengapa...?
- Bagaimana kamu akan menggunakan...untuk...?
- Apa contoh lain dari...?
- Apa yang menurutmu akan terjadi jika...?
- Apa perbedaan antara...dan...?
5. Meringkas.
Meringkas yang efektif biasanya memerlukan setidaknya tiga proses (Hidi &
Anderson, 1986; Spivey, 1997):
- Memisahkan informasi yang penting dan tidak penting
- Memadatkan detil-detil menjadi ide-ide yang lebih umum
- Mengidentifikasi hubungan-hubungan yang penting di antara ide-ide yang
6.
umum
Memantau pemahaman (comprehension monitoring).
Siswa yang berhasil terlibat dalam comprehension monitoring. Mereka secara
rutin mengecek diri mereka untuk memastikan mereka mengerti apa yang
mereka baca atau dengar. Mereka juga melakukan tindakan jika tidak
memahami materi yang dipelajari, misalnya dengan membaca kembali bagian
dari suatu buku atau bertanya di kelas (Hacker, 1998b; Haller, Child, &
Walberg, 1988; Stone, 2000). Sebaliknya, siswa yang berprestasi rendah jarang
mengecek diri mereka atau mengambil tindakan yang tepat ketika tidak
memahami materi yang dipelajari (Baker & Brown, 1984). Untuk menjadi
pembelajar yang sukses dan lebih khusus lagi mengetahui apa yang mereka
ketahuisiswa harus memantau pemahaman mereka selama dan setelah belajar
(Hacker et al., 2000; T. O. Nelson & Dunlosky, 1991; Spires, 1990).
C. MEDIA BELAJAR
PENUTUP
Banyak hal yang terdapat dalam penyusunan makalah ini kurang sesuai
dengan yang diharapkan. Semoga apa yang terdapat didalamnya dapat memberikan
manfaat yang berkah bagi pembaca, khususnya mahasiswa psikologi supaya lebih
memahami tentang ilmu psikologi pelatihan.
Referensi:
1. http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-gaya-belajar-dan-teorigaya-belajar-menurut-ahli.html. diakses pada Senin, 24 Oktober 2016, pukul
09. 47 wib.
2. http://www.ilmupsikologi.com/2015/10/pengertian-gaya-belajar-dan-teorigaya-belajar-menurut-ahli.html, diakses pada Senin, 24 Oktober 2016, pukul
10.00 wib.