Case DHF
Case DHF
Disusun oleh:
Hipni Solehudin (1112103000001)
Pembimbing :
dr. Waluyo Dwi Cahyono, SpPD, KEMD, FINASIM
KEPANITERAAN KLINIK
SMF ILMU PENYAKIT DALAM RSUD KOTA BEKASI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Demam dengue/DD dan demam berdarah dengue/DBD adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri
sendi, disertai leukopeniam ruam, limfadenopati, trombositopenia dan diatesis hemoragik.1
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik, dan Karibia.
Indosnesia sendiri merupakan wilayah endemis dengan sebaran diseluruh tanah air. Insiden
DBD di Indonesia terjadi antara 6-15orang/10,.000 penduduk dan meningkat tajam saat
3
kejadian luar biasa tahun 1998 yang mencapai 35 orang/100,000 penduduk. Mortalitas DBD
cenderung menurun hingga mencapai 2% tahun 1999.1
Beberapa faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu :1
Vektor : perkembangbiakan, kebiasaan menggigit, jumlah di lingkungan, transportasi vektor
ke tempat lain.
Host : penderita lain di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia
dan jenis kelamin.
Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi, kepadatan penduduk.
Upaya pengendalian faktor kependudukan harus terus diupayakan, disamping
pemberian terapi yang optimal pada pasien DBD. Prinsip utama dalam terapi DBD adalah
terapi suportif, yakni pemberian cairan pengganti. Dengan memahami patogenesis, perjalanan
penyakit, dan diagnosis diharapakan penatalaksanaan dapat dilakukan secara tepat.1
BAB II
ILUSTRASI KASUS
I.
Identitas Pasien
Tanggal masuk
: 14/11/2016
No. RM
: 09792909
Nama
: Ny. S
Umur
: 60 tahun
Agama
: Islam
4
Alamat
: Bekasi Kota
Pendidikan
: Tamat SMP
Status pernikahan
: Menikah
I.
Anamnesis
II.
Pemeriksaan fisik
BB
: 60 kg
TB
: 162 cm
BMI
: 22,8 kg/m2
Kesadaran
TD
: 110/70 mmHg
Nadi
: 126 x/ menit
Nafas
: 18 x/ menit
Suhu
: 38oC
Mata
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
P : Nyeri tekan (+) epigastrium, hepar lien tidak teraba, tidak teraba masa
intra abdomen
P : Shifting dullness (-), timpani diseluruh lapang abdomen
A : BU (+) normal
III.
IV.
Ekstremitas
Kulit
Hasil
Nilai Rujukan
Hemoglobin
15,1 g/dL
12-14
Hematokrit
45 %
35-47
Leukosit
2.300 /ul
5.000-10.000
Trombosit
35.000 /ul
150.000-400.000
Positif
Positif
Assessment
DHF Grade II
V.
Planning
Diagnostik
Cek H2TL/12 jam
7
Terapeutik
VI.
Omeprazole 1x40 mg PO
Leher
: JVP 5 1 cm H2O
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
: Ikterik (-)
A : DHF Grade II
P:
Leher
: JVP 5 1 cm H2O
Thorax
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Kulit
: Ikterik (-)
A : DHF Grade II
P : BLPL (boleh pulang)
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Hemoglobin
12,9 g/dL
12-14 g/dL
Hematokrit
39,5 %
37-47%
Leukosit
4.4 ribu/ul
5.0-10.0 ribu/ul
Trombosit
55 ribu/ul
150-400 ribu/ul
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam
genus Flavivirus keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus dengue yang dapat
menyebabkan demam dengue atau demam berdarah dengue yaitu : DEN-1, DEN-2,
DEN 3 dan DEN-4.1
Genom virus dengue memiliki 3 protein struktural yaitu kapsid (C), membran
protein (M), dan envelope glycoprotein (E).2 Di Indonesia keempat serotipe virus
10
tersebut ditemukan sebagai agen penyebab demam berdarah dengue dengan kejadian
tersering akibat serotipe DEN-3.1
2.1.3 Epidemiologi
Demam dengue merupakan suatu penyakit virus akibat nyamuk yang
menyebar sangat cepat di dunia. Dalam 50 tahun terakhir, insidensi demam dengue
meningkat 30% di beberapa negara.2
Penularan infeksi virus dengue terjadi melalui vektor nyamuk A. aegypti dan
A. Albapictus. Peningkatan penyakit berkaitan dengan sanitasi lingkungan dengan
ketersediannya tempat tempat perindukan bagi nyamuk betina yaitu bejana yang berisi
air jernih.2
Beberapa faktor yang berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue
yaitu :2
Vektor :
11
Namun,
berdasarkan
bukti
yang
ada
diketahui
bahwa
mekanisame
12
13
Demam dengue dikarakteristikan sebagai onset akut demam tinggi 3-14 hari
setelah gigitan nyamuk yang menginfeksi. Gejala klinisnya meliputi nyeri kepala
bagian frontal, nyeri retro-orbital, mialgia, atralgia, manifestasi perdarahan, rash, dan
leukositopenia.3,4
2.1.5.2 Demam berdarah dengue
Kriteria diagnosis demam berdarah dengue/DBD menurut WHO adalah
sebagai berikut :3,4
1. Demam atau riwayat demam lebih dari 2-7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan (uji bendung positif, ptekie, ekimosis,
purpura, perdarahan mukosa, perdarahan tempat lain, hematemesis, atau
melena)
3. Trombositopenia (trombosit < 100,000/mm3).
4. Adanya peningkatan permeabilitas vaskular.
5. Kebocoran plasma :
Peningkatan Hematokrit >20% dari nilai standar.
Penurunan Hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan.
Efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Infeksi dengue merupakan suatau penyakit yang dinamik dan sistemik dimana
manisfestasi yang muncul dapat merupakan gelaja yang tidak berbahaya sampai
sangat berbahaya. Setelah periode inkubasi, penyakit dengue ini akan muncul disertai
3 fase perjalanan penyakit yaitu fase febris, kritis, dan penyembuhan.3,4
14
15
Fase febris
.
2
Fase kritis
Fase penyembuhan
kegagalan organ
Hipervolemia
.
3
.
2.1.6 Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium :1,3,4
menyebabkan
hipoproteinemia.
SGOT/SGPT meningkat.
Ureum/Kreatinin: jika terdapat gangguan fungsi ginjal.
Elektrolit : untuk memantau pemberian cairan
Golongan darah dan Cross-match
Pemeriksaan IgM dan IgG dengue.
IgM terdeteksi mulai hari ke-3 sampai hari ke-5, meningkat
hingga minggu ke-3, menghilang pada 60-90 hari.
IgG pada infeksi primer dapat terdeteksi pada hari ke-14.
NS1 : antigen NS1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama
sampai hari ke-8. Sensitivitasnya sekitar 63-93% dengan spesifitas
100%. Hasil negatif tidak menyingkirkan adanya infeksi virus
dengue.
Pemeriksaan radiologis:4
Deraja
Gejala
Laboratorium
Leukopenia
t
DD
tanpa kebocoran
plasma
DBD
mialgia, atralgia
Gejala diatas ditambah
DBD
II
III
perdarahan spontan
Gejala diatas ditambah
DBD
gelisah)
Syok berat disrtai
IV
Serologi dengue
positif
Trombositopenia
(<100,000/ul)
Bukti kebocoran
plasma
2.1.8 Penatalaksanaan
Protokol penatalaksanaan DBD pada pasien dewasa harus memenuhi beberapa
kategori yang disusun oleh Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bersama
dengan Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi dan Divisi Hematologi dan Onkologi Medik FK
UI yaitu sebagai berikut :1,5,6
Gambar 4. Observasi dan pemeberian cairan pada tersangkan DBD dewasa tanpa syok
di UGD. 5,6
Sumber : IPD UI, 2009
Tersangka penderita DBD dewasa di UGD harus dilakukan pemeriksaan
hemoglobulin, hematrokrit dan trombosit, bila : 5,6
dirawat
Hb, Ht meningkat, trombosit normal juga dianjurkan dirawat.
2. Protokol 2
Pemberian cairan tersangka DBD dewasa diruang rawat.
Pasien DBD tanpa perdarah masif dan syok dapat diberikan terapi cairan
kristaloid. 5,6
Volume cairan kristaloid yang diperlukan dalam sehari adalah :
1500 + (20x (BB dalam kg- 20))
18
19
20
21
pasien perlu ditransfusi darah segar 10ml/KgBB dan dapat diulang sesuai kebutuhan.
5,6
BAB IV
PEMBAHASAN
22
Anamnesis
Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam tiba-tiba mendadak tinggi.
Demam sempat turun. Demam disertai keluhan nyeri kepala sampai ke belakang mata,
pegal-pegal di seluruh badan (mialgia), nyeri-nyeri sendi (atralgia). Nafsu makan
menurun dan nyeri perut bagian tengah. Muncul bintik-bintik kemerahan pada kedua
ekstremitas atas dan bawah 3 hari setelah demam.
Pemeriksaan Fisik
Compos Mentis, Tampak sakit sedang
TD : 100/60, N : 88 x/mnt, P : 20 x/mnt, suhu : 38 C
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/ Leher : JVP 5 1 cm H2O
Thorax: Pergerakan tampak simetris, massa (-)
Paru : Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Jantung
: BJ I/II reguler, murmur(-) gallop (-)
Abdomen
: NT epigastrium (+), spider nevi(-) lemas, BU (+) normal,
Hepar/Lien tidak teraba
Ekstremitas : Piting edema -/-, CRT <3 detik
Kulit
: Ikterik (-), peteqie
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin 15,1 g/dl
Hematokrit 45 %
Leukosit 23 ribu/ul
Trombosit 35 ribu/uL
IgM anti dengue (+)
IgG anti dengue (+)
Atas dasar diagnosis DBD derajat II maka pasien diberikan penatalaksanaan berupa:
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2007. Hal 2773-9
2. Suroso T, Umar A. I. 2004 Epidemiologi dan Penaggulangan Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia saat ini. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. Hal.23.
24
Penyakit
Dalam
Indonesia.
Tropik
Infeksi
Demam
25