ERIKSON
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori Kepribadian yang
diampu oleh Dr.Mamat Supriatna, M.Pd
Oleh :
Syahrul Satura
1507415
Puji syukur saya panjatkan kehadiran allah yang mahakuasa, karena atas berkat
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu.
Makalah yang berjudul TEORI KEPRIBADIAN ERIK H. ERIKSON
menerangkan tentang teori, struktur, dinamika kepribadian menurut Erik Erikson.
Penulis menulis makalah ini bertujuan agar pembaca dapat mengetahui teori,
struktur, dan dinamika kepribadian serta implikasi teroti kepribadian yang
dikemukakan oleh Erik Erikson dalam ranah bimbingan dan konseling. Makalah
ini telah saya susun seoptimal mungkin, maka kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Seperti
halnya peribahasa Tiada gading yang tak retak tiada hal yang sempurna,
termasuk makalah yang kami buat.
Akhir kata semoga makalah yang kami buat tentang teori kepribadian menurut
Erik H Erikson dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
II
PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Biografi
Erik
H.
Erikson ........................................................................3
B. Konsep
Kerpribadian .............................................................................4
C. Struktur Kepribadian .............................................................................6
D. Dinamika
Kepribadian ...........................................................................7
E. Pembahasan .........................................................................................18
F. Implikasi ..............................................................................................21
BAB III PENUTUP................................................................................................24
Simpulan...................................................................................................... 24
PETA TEORI KEPRIBADIAN ............................................................................ 25
GLOSARIUM .......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Definisi kepribadian menurut Mischel & Shoda (2003), The concept of
personality rests on the assumption that individuals have distinctive
qualities that are relatively invariant across situations and over time, atau
konsep kepribadian bersandar pada asumsi bahwa individu mempunyai
kualitas yang khusus yang secara relative menetap melewati situasi dari
waktu ke waktu. Menurut Pervin, Cervon, dan John (2010) Kepribadian
adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya konsistensi
perasaan, pemikiran, dan perilaku. Definisi kepribadian menurut Derlega,
Winstead & Jones(dalam Yusuf & Nurihsan, 2013, hlm.3) kepribadian
merupakan sistem yang relatif stabil mengenai karakteristik individu yang
bersifat internal, yang berkontribusi terhadap pikiran, perasaan, dan
tingkah laku yang konsisten.
Kepribadian adalah kualitas masing-masing individu yang menyebabkan
munculnya konsistensi perasaan, pemikiran, dan perilaku. Selain itu,
kepribadian juga sebagai susunan sistem psikofisik yang dinamis dalam
diri individu.
Mutu pendidikan selalu menjadi sorotan dari berbagai pihak. Mutu
pendidikan sangat dipengaruhi oleh mutu pembelajaran. Sebenarnya
banyak teori yang telah terbukti secara empiris dapat meningkatkan mutu
pembelajaran, di antaranya adalah teori kepribadian Erik Erikson. Teori ini
masih relevan dengan pembelajaran berbasis kompetensi. Pemahaman
guru terhadap teori pembelajaran masih beragam sebagian besar guru
mengajar tidak berlandaskan teori belajar tertentu. Mereka mengajar yang
penting tujuan tercapai dan pembelajaran dapat dinyatakan tuntas. Oleh
karena itu pentingnya untuk mempelajari konsep, struktur dan dinamika
kepribadian, agar pembaca minimal mengetahui konsep, struktur dan
dinamika kepribadian.
B Identifikasi & Batasan Masalah
ii
BAB II
PEMBAHASAN
A Biodata Erik H. Erikson
ii
orang
dipisahkan
Selama
tua
Denmark
sebelum
kelahirannya.
bertahun-tahun,
diasumsikan
bahwa
yang
Erikson
ayah
Jerman,
sebenarnya;
ia
tidak
pernah
Denmark,
penampilan
Nordic, dan warisan Yahudi (ayahnya adalah Kristen, ibu dan ayah tirinya
adalah Yahudi), Erikson tidak sepenuhnya diterima oleh sekolahnya.
Rekan-rekan Yahudi menjuluki "the goy (istilah Yiddish untuk " kafir "),
dan kenalan non Yahudi menganggap dia seorang Yahudi (Coles, 1970,
hlm. 180).
Pada 1927 ia mulai mengajar, di Wina, di sekolah progresif kecil untuk
anak-anak Amerika. Banyak anak-anak orang tua dan beberapa anak-anak
juga telah datang ke Wina untuk dianalisis oleh Freud atau oleh salah satu
pengikutnya, dan akhirnya Erikson bertemu Freud dan keluarganya.
Segera Erikson menerdaftar ke Wina Psikoanalitik Institute dan mulai
analisis pribadi dengan Anna Freud. Erikson dianggap salah satu
merupakan terang dan paling menjanjikan siswa. Ia dilatih di kedua orang
dewasa dan anak psikoanalisis, dan ia lulus pada tahun 1933. Erikson
sangat menyadari iklim politik yang memburuk dari tahun 1930-an dengan
demikian, pada tahun 1933 Erikson pindah ke Amerika Serikat, dengan
membawa istrinya, mantan Joan Serson, Kanada-Amerika yang datang ke
Wina untuk penelitian sejarah tari-dan anak-anak mereka, Kai dan Jon
(anak ketiga mereka, adalah lahir di Amerika). Menetap di boston, Erikson
membuka praktik pribadi dan menjadi kota psikoanalitik anak pertama.
Erikson telah diberi janji di Harvard Medical School dan di Rumah Sakit
Umum Massachusetts, dan ia segera berafiliasi juga dengan Harvard
Psychological Clinic dan Hakim Baker Pusat Bimbingan, klinik perintis
untuk pengobatan anak-anak yang terganggu emosinya. Dari Harvard,
ii
ii
enam
tahun.
Erikson
berpendapat
bahwa
pembentukan
identitas
untuk
menerima
rangsangan
dari
luar
kemudian
ii
Sebaliknya apabila tidak berfungsi aspek kognitif ego ini maka tingkah
laku individu nampak agak sembrono, implus dan kekanak-kanakan.
3
C Struktur
Erikson mengembang-modifikasikan teori freud mengenai struktur
kepribadian sebelumnya. Ia lebih menekankan pengembangan teorinya
kepada unsur ego dan hubungannya dengan Id.
A Ego Kreatif
Ego memiliki komponen yang tidak ada dalam teori Psikoanalisis
Freud, yaitu kepercayaan, penghargan, otonomi, kemauan,
kerajinan, kompetensi, identitas, kesetiaan, keakraban, cinta,
generativitas, pemeliharaan dan integritas. Dengan kompinenkomponen tersebut, manusia bisa menemukan pemecahan kreatif
atas masalah pada setiap tahap kehidupannya melalui penggunaan
dari hasil kombinasi antara kesiapan batin dan kesempatan yang
disediakan lingkungan. Sehingga, Ego yang mengatur Id, superego
dan dunia luar, bukan sebaliknya, sebagaimana teorinya Freud, ego
justeru menjadi budak dari Id.
B Ego Otonomi Fungsional
ii
2
3
lingkungan.
C Aspek Psikoseksual
Erikson mengakui
adanya
aspek
psikoseksual
dalam
negatif.
Dia
memusatkan
perhatiannya
kepada
PSYCH-
PSYCHO-
APPROXIM
OSOCIAL
SOCIAL
ATE AGE
ASPECT
CRISIS
Oral-
Trust vs
Sensory
Mistrust
RANGE
I
Infacy
0-1
VIRTUE
Hope
MAJOR DEVELOPMENT
II
Early
Anal-
Autonomy vs
Will
ii
Childhood
1-3
Muscular
Shame, Doubt
III
Play age
3-6
Infantile
Intitiative vs
Genital,
Guilty
Purpose
sendiri
Mobilitas dan rasa ingin tahu
mendorong perkembangan
Locomotor
IV
School Age
6-12
Latency
Industry vs
Compete
Inveriority
n-ce
V
Adolescence
12-20
Puberty
Identity vs
Fidelity
Identity
mengembangkan ...
Rasa dari keunikan sebagai
seseorang, hasrat untuk
Confusion
ii
Genitality
Intimacy vs
Love
Isolation
kekuatan identitas
Keinginan untuk
mempersatukan satu identitas
Adulthood
20-30
dengan yanglainnya
memimpin orang untuk
mencari kerukunan, tetapi
identitas yang goyah bisa
membuat menjauhi satu relasi
dengan yang lain dan
memimpin isolasi. Cinta
adalah kekuatan untuk
peralihan bersama dalam
VII
Adulthood
30-65
Generativity
Care
vs Stagnation
berbagi relasi.
Kebutuhan untuk
menciptakan berbagai hal
kebutuhan anak, ide, produk
terdepan; jika itu tidak
membutuhkan keterangan,
ii
Integrity vs
Wisdom
Despair
ii
dan
kehangatan
yang
diciptakan
orangtua,
tidak
mengartikan orang tua harus sempurna. Ayah dan ibu tidak perlu
ii
bayi mereka,
menyentuh dan
memeluk mereka,
ii
ii
ii
tidak terlepas dari peranan orang tua maupun guru dalam mengontrol
mereka.
5
adalah
terjadinya
stagnantion
atau
tidak
berkembang,
E Pembahasan
Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan manusia dan
dikenal dengan teori perkembangan psikososial. Teori perkembangan
psikososial ini adalah salah satu teori terbaik dalam psikologi. Seperti
Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang
dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen penting dari teori
tingkatan psiksosial Erikson adalah perkembangan persamaan ego.
Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui
interaksi sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa
kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu
perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson
disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih besar pada dimensi
sosialisasi dibandingkan teori Freud. Selain perbedaan ini, teori
Erikson membahas perkembangan psikologis di sepanjang usia
manusia, dan bukan hanya tahun-tahun antara masa bayi dan masa
remaja. Seperti Freud, Erikson juga meneliti akibat yang dihasilkan
oleh
pengalaman-pengalaman
usia
dini
terhadap
masa-masa
komitmen
tegas,
tetapi
mereka
dalam
proses
melaksanakannya
IDENTITAS
DIRI
PADA
REMAJA
PRIA
dalam diri sehingga seseorang merasa sebagai pribadi yang unik yang
berbeda dari orang lain dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara kelekatan terhadap orangtua dengan perkembangan identitas diri
pada
remaja,
khususnya
remaja
delinquents
di
Lembaga
ii
Kasus:
Apabila individu tertekan oleh keadaan yang menimpanya dan ego
kehilangan kontrol, maka kontrol terhadap tingkah laku beralih dari
kesadaran ke ketidaksadaran, kontrol beralih dari ego ke id. Hal
tersebut terjadi disebabkan oleh (1) individu kurang mampu merespon
dengan cara yang layak; (2) pola tingkah yang dimiliki tidak lagi
cocok dengan tuntutan lingkungan (situasi); (3) rusaknya fungsi ego.
Maka, tehnik yang dapat digunakan untuk menangani kasus
tersebut adalah:
Teknik Konseling Ego:
Teknik yang dipakai tidaklah kaku, melainkan luwes sesuai dengan
hak konseli untuk menjadi dirinya sendiri.
a Pengawalan: membina hubungan antara konseli dan konselor.
b Pengontrolan proses:
1
Counter
transference:
upaya
konselor
untuk
mencegah
Diagnosis
dan
interpretasi:
konselor
bertanggung
jawab
ii
konseli dilatih
ii
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan ErikErikson
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam
psikologi. Hal ini dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan
manusia mulai dari lahir hingga lanjut usia. Selain, teori Erikson juga
membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya yang dianggap
lebih realistis.
Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil
interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya
sebagai tindakan-tindakan sosial. Hal ini berarti bahwa tahap-tahap
kehidupan seseorang dari lahir dibentuk oleh pengaruh-pengaruh sosial
yang berinteraksi dengan suatu organisme. Sehingga seseorang
tersebut menjadi matang secara fisik dan psikologi.Masyarakat yang
berbeda, dengan perbedaan kebiasaan cara mengasuh anak, cenderung
membentuk kepribadian yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai
budayanya.
Kemampuan bawaan penting dalam perkembangan kepribadian,
namunego muncul karena dibentuk oleh masyarakat. Bagi Erickson ,
pada waktu manusia lahir, ego hadir hanya sebagai potensi namun,
untuk menjadi aktual dia harus hadir dalam lingkungan kultural. Tahap
perkembangan yang satu terbentuk dan dikembangkan di atas
perkembangan sebelumnya (tetapi tidak mengganti perkembangan
tahap sebelumnya itu).
GLOSARIUM
ii
Anal
Anatomis
: bersifat anatomi
Ego
Epigenesis
Fisiologis
: bersifat fisiologi
Genetik
: melahirkan
Genital
Id
Maladaptif
Oral
Seksual-Infantil
Super Ego
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian (edisi revisi). Malang: UMM Press
ii
ii