Di susun Oleh :
Kelompok 1:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak
prasekolah (3-5 tahun).
4) Prasekolah
Pengertian anak pra sekolah menurut Biechler dan Snowman (1993)
adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun. Usia tersebut
mereka biasanya mengikuti program pendidikan pra sekolah
Yang dimaksudkan dengan anak prasekolah adalah mereka yang
herusia aniara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (1993). Mereka
biasanya mengikuti program prasekolah dan kinderganten.
Sedangkan di
bidan yang bertanggung jawab terhada ibu dan bayi baru lahir, saat lahir, bayi
baru lahir harus beradapatasi dengan keadaan yang sangat tergantung menjadi
mandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan rahim ke lingkungan luar rahim, kemampuan adaptasi
fisiologi bayi baru lahir disebut juga Homeostasis
Homeostasis neonatus ditentukan oleh keseimbangan antara maturitas
dan status gizi. Kemampuan Homeostasis pada neonatus kurang bulan
tergantung masa gestasi. Matriks otak belum sempurna sehingga mudah terjadi
perdarahan intrakranial.
1) Adaptasi sistem pernafasan
Proses Pernafasan Pertama
Nafas aktif pertama merangkai peristiwa-peristiwa tanpa gangguan
yang membantu sirkulasi perubahan janin menjadi sirkulasi dewasa,
mengosongkan paru dan caira menetapkan volume paru neonatus dan
karakteristik fungsi paru pada bayi baru lahir, dan mengurangi tekanan arteri
pulmonalis. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar dari hidung dan mulut,
banyak bayi baru lahir mega-megap dan bahkan menangis saat itu, oleh karena
itu pengisapan mulut dan hidung dengan sebuah suction dari karet tidak
diperlukan. Alat penghisap baru digunakan apabila usaha nafas bayi baru lahir
ber kurang atau ketika mekonium perlu dibersihkan dari jalan nafas. Stimulasi
fisik yang perlu dilakukan untuk membantu proses pernafasan awal adalah
dengan melakukan rangsangan taktil, seperti mengusap punggung bayi,
mengeringkan badan bayi dan menjentikkan dengan lembut telapak kaki bayi.
Jangan lakukan stimulasi fisik yang berlebihan pada bayi baru lahir.
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan di luar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar yaitu
Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan oarta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh
sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah
aliran darah.
Dua peristiwa yang merobah sistem pembuluh darah :
a) Pada saat tali pusat di potong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan
atrium
kanan
menurun,
tekanan
atrium
menurun
minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
klem.
Memegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan kiri
(jari tengah melindungi tubuh bayi) lalu memotong tali pusat diantara 2
klem.
Mengikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari umbilicus dengan simpul
mati lalu mengikat balik tali pusat dengan simpul mati. Untuk kedua
kalinya bungkus dengan kasa steril, lepaskan klem pada tali pusat, lalu
pisau atau gunting yang steril atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT).
Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikat tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi
tali pusat. (Susan, 2005)
Upaya untuk mencegah infeksi tali pusat sesungguhnya marupakan
tindakan sederhana, yang penting adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat
selalu bersih dan kering, dan selalu mencuci tangan dengan menggunakan air
bersaih dan menggunakan sabun. Sudah banyak penelitian yang dilakukan
untuk meneliti bahan yang digunakan untuk merawat tali pusat. Perawatan tali
pusat secara medis menggunakan bahan anti septik yang meliputi alcohol 70%
atau anti mikrobial seperti povidon iodin 10% (Betadine), klorheksidin, lodium
Tinsor ,dan lain-lain yang disebut sebagai cara moderen. Sedangkan perawatan
talipusat metode tradisional mempergunakan madu, minyak Ghee (India), atau
colostrum air susu ibu. (Sodikin, 2011, h.57)
Perawatan tali pusat yang benar dan lepasnya tali pusat dalam minggu
pertama secara bermakna mengurangi insiden infeksi pada Neonatus yang
penting dalam perawatan talipusat adalah menjaga agar tali pusat tetap kering
dan bersih dengan cara:
Cuci tangan dengan sabun dan air bersih sebelum merawat tali pusat.
Bersihkan dengan lembut kulit disekitar tali pusat dengan kapas bersih,
Kemudian bungkus dengan longgar/tidak terlalu rapat dengan kasa bersih
atau steril.
Popok atau celana bayi harus diikat dibawah tali pusat, tidak menutupi tali
puntung tali pusat. Nasehatkan hal ini juga bagi ibu dan keluarganya.
Mengoleskan alkohol atau povidon iodin masih di perkenankan, tetapi tidak
dikompraskan karena menyebabkan tali pusat basah/ lembab.
Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:
Lipat popok di bawah puntung tali pusat.
Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan air
bersih.
Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau
fasilitas kesehatan, jika pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan/
berbau.
Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) terus berdarah, merah meluas atau
mengeluarkan nanah dan atau berbau, segera rujuk bayi ke fasilitas yang
dilengkapi perawatan untuk bayi baru lahir (Wiknjosastro, 2008)
terbuka
akan
mempercepat
terjadinya
penguapan
yang
akan
mengakibatkan bayi lebih cepat kehilangan suhu tubuh. Hal ini akan
Selimuti bayi dengan kain baru yang kering dan bersih, pastikan bahwa
kepala bayi telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya
panas tubuh
Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15
menit
- apabila telapak bayi terasa dingin, periksalah suhu aksila bayi
- apabila suhu bayi kurang dari 36,5o C, segera hangatkan bayi tersebut
4) Bonding Attachment
a) Pengertian bounding attachment menurut beberapa ahli,antara lain:
- Klausa dan kennel ( 1983): interaksi orang tua dan bayi secara nyata,
baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama
-
antara
orang
tua
dan
bayi
segera
setelah
lahir,
akrab.
Bennet dan Brown (1999): bounding adalah terjadinya hubungan orang
tua dan bayi sejak awal kehidupan,sedangkan attachment adalah
proses yang saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
Perry ( 2002): bounding adalah proses pembentukan attachment atau
membangun ikatan , sedangkan attachment adalah suatu ikatan khusus
yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam
orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan
pencurahan perhatian yang saling tarik menarik.
lain.
Adapun interaksi yang menyenangkan, misalnya :
- Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu.
- Sentuhan pada pipi.
- Sentuhan ini dapat menstimulasi respon yang menyebabkan terjadinya
gerakan muka bayi kearah muka ibu atau kearah payudara sehingga
bayi akan mengusap-usap menggunakan hidung serta menjilat
-
(hypotermia).
Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi
lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi
pemakaian energi.
Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit
ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit
ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit
efektif.
Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya
rendah.
Merangsang pengeluaran kolostrum.
Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi.
Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat placenta lahir dan
Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai menyusu.
Menunda ovulasi.
contact)
Observasi tanda-tanda inveksi mata atau reaksi alergi
Dokumentasikan semua dengan singkat dan tepat
c) Identifikasi bayi
Identifikasi byai segera lakukan segera setelah bayi lahir dan ibu
masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda pengenal bayi bisa
menggunakan cap jari atau telapak kaki. Tanda pengenal bayi umumnya
menggunakan secarik kertas putih atau berwarna merah/biru tergantung jenis
kelamin dan ditulis nama (bayi nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, unit.
Setelah itu kertas dimasukkan dalam kantong plastik dengan pita diikatkan
pada pergelangan tangan ibu, pengikatan pita hanya dapat dilepas atau
digunting. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan
nama, tanggal lahir, nomer identifikasi.
7) Rawat Gabung
a) Pengertian
Rawat gabung atau rooming in adalah suatu sistem perawatan dimana
ibu dan bayi dirawat dalam satu unit. Di Indonesia, persalinan 80% terjadi di
rumah dan bayinya langsung dirawat gabung. Dalam pelaksanaanya, bayi harus
selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini
bukan suatu hal yang baru. Di lingkungan rumah sakit dan rumah bersalin,
sistem perawatan dalam satu ruangan sudah difungsikan kembali.
b) Tujuan Rawat Gabung
Walaupun rawat gabung seperti terlihat biasa, akan tetapi ada tujuan
tertentu dibuatnya rawat gabung, yaitu :
1) Bantuan emosional
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam
proses persalinan, ibu akan sangat bahagia bila dekat dengan bayinya. Ibu
dapat membelai-belai bayi, mendengar tangis bayi, mencium-cium, dan
memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya. Hubungan kedua makhluk
ini sangat penting untuk saling mengenal terutama pada hari-hari pertama
setelah persalinan. Bayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu,
kelembutan, dan kasih saying ibu (bonding effect).
2) Penggunaan air susu ibu
ASI adalah makanan bayi yang terbaik. Produksi ASI akan lebih cepat
dan lebih banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan cara menetekkan
sejak bayi lahir hingga selama mungkin. Pada hari-hari pertama, yang keluar
adalah colostrum yang jumlahnya sedikit. Tidak perlu khawatir bahwa bayi
akan kurang minum, karena bayi harus kehilangan cairan pada hari-hari
pertama dan adsorpsi usus juga sangat terbatas.
3) Pencegahan infeksi
Pada tempat perawatan bayi dimana banyak bayi disatukan, infeksi
silang sulit dihindari. Dengan rawat gabung, lebih mudah mencegah infeksi
silang. Bayi yang melekat pada kulit ibu akan memperoleh transfer antibodi
dari ibu. Kolostrum yang mengandung antibodi dalam jumlah tinggi, akan
melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi, dan diserap
oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yamg tinggi. Kekebalan
ini akan mencegah infeksi, terutama pada diare.
4) Pendidikan kesehatan
Kesempatan melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk
memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Ibu
memerlukan pendidikan kesehatan terutama mengenai teknik menyusui,
memandikan bayi, merawat tali pusat, perawatan payudara, dan nasehat
makanan yang baik. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur,
menggendong bayi, dan merawat sendiri akan mempercepat mobilisasi
sehingga ibu akan lebih cepat pulih dari persalinan.
c) Manfaat Rawat Gabung
Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek
dan sesuai tujuanya adalah sebagai berikut :
1) Aspek Psikologis
Dengan rawat gabung, antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat
(bonding). Rasa aman, kasih sayang, dan percaya pada orang lain (basic trust)
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri pada bayi. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya.
2) Aspek Fisiologis
Dengan rawat gabung, bayi dapat disusui dengan frekuensi yang lebih
sering dan menimbulkan reflek prolaktin yang memacu proses produksi ASI
dan reflex oksitosin yang membantu pengeluaran ASI mempercepat involusi
Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung. Bayi dan ibu
yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat / kriteria sebagai berikut :
-
sebagainya.
Bayi yang lahir dengan sektio sesarea dengan anestesia umum, rawat
gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak
mengantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap
dan sebagainya.
Mengadakan ceramah, tanya jawab dan motivasi Keluarga Berencana.
Menyelenggarakan senam hamil dan nifas.
Membantu ibu ibu yang mempunyai masalah masalah dalam hal
dokter jaga.
Bayi boleh menyusu sewaktu bayi menginginkan.
dengan sendok.
Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk
merawat payudaranya.
Keadaan bayi sehari hari dicatat dalam status P3 ASI.
Bila bayi sakit atau perlu diobservasi lebih teliti, bayi dipindahkan ke
keadaan ASI.
Aktivitas di ruang follow up meliputi :
Menimbang berat bayi.
Anamnesis makanan bayi dan keluhan yang timbul.
Mengecek keadaan ASI.
Memberi nasihat mengeni makanan bayi, cara menyusukan bayi dan
botol. Bila bayi telah mengenal dot/botol maka ia akan cenderung memilih
botol. Dengan demikian frekuensi penyusuan akan berkurang dan
menyebabkan produksi menurun. Keadaan ini selanjutnya mendorong ibu
untuk menghentikan pemberian ASI, tidak jarang terjadi sewaktu masa
cutinya belum habis. Ibu perlu didukung untuk memberi ASI penuh pada
bayinya dan tetap berusaha untuk menyusui ketika ibu telah kembali
bekerja.
Motivasi untuk tetap memberikan ASI meskipun ibu harus berpisah
dengan bayinya adalah faktor utama dalam keberhasilan ibu untuk
mempertahankan penyusuannya. Pendirian tempat penitipan bayi dekat / di
tempat ibu bekerja merupakan hal yang sangat penting.
(3) Peranan tatalaksana rumah sakit / rumah bersalin
Peranan tatalaksana atau kebijakan rumah sakit / rumah bersalin
sangat penting mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan
melahirkan di pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Tatalaksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan
menyusui harus dihindari, seperti :
- Bayi dipuasakan beberapa hari, padahal reflex isap bayi paling kuat
adalah pada jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini
akan
produksi ASI.
Memberikan makanan pre-lakteal, yang membuat hilangnya rasa haus
produksi ASI.
Penggunaan obat-obatan selama proses persalinan, seperti obat penenang,
atau preparat ergot, yang dapat menghambat permulaan laktasi. Rasa
sakit akibat episiotomi atau robekan jalan lahir dapat mengganggu
pemberian ASI.
Sebagian kalori ditimbun untuk persiapan produksi ASI. Seorang ibu hamil
dan menyusui perlu mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup dan
seimbang agar kuantitas dan kualitas ASI terpenuhi. Dengan demikian
diharapkan bayi dapat tumbuh kembang secara optimal selama 4 bulan
pertama hanya dengan ASI (menyusui secara eksklusif).
- Pengalaman / sikap ibu terhadap menyusui
Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya, dengan pengetahuan
dan pengalaman cara pemberian ASI secara baik dan benar akan menunjang
laktasi berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyusui di masa lalu akan
mempengaruhi pula sikap seorang ibu terhadap penyusuan sekarang. Dalam
hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh
rasa percaya diri mampu menyusui bayinya. Pengalaman masa kanakkanak, pengetahuan tentang ASI, nasihat, penyuluhan, bacaan, pandangan
dan nilai yang berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang
positif terhadap masalah menyusui.
- Keadaan emosi
Gangguan emosional, kecemasan, stres fisik dan psikis akan
mempengaruhi produksii ASI. Seorang ibu yang masih harus menyelesaikan
kuliah, ujian, dsb., tidak jarang mengalami ASI nya tidak dapat keluar.
Sebaliknya, suasana rumah dan keluarga yang tenang, bahagia, penuh
dukungan dari anggota keluarga yang lain (terutama suami), akan membantu
proses
belajar-mengajar.
maupun swasta.
Meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal PP-ASI
sehingga petugas tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada
masyarakat luas.
Pencanangan Peningkatan Penggunaan ASI oleh Bapak Presiden secara
yang mirip dengan rahim ibu. Dengan begini maka si bayi mendapatkan
peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.
Metode kanguru ini tidak hanya dapat membuat bayi prematur jadi
mudah beradaptasi dengan dunia luar, tetapi juga bermanfaat bagi si ibu yang
sedang memproduksi ASI. Beberapa manfaat lainnya antara lain adalah
meningkatkan hubungan emosi ibu dan anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut
jantung, serta pernafasan bayi. Belum lagi juga metode ala binatang khas
Australia ini juga dapat memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi, termasuk
mengurangi lama menangis si bayi. Selain itu juga karena dapat
mempersingkat masa rawat di rumah sakit, maka resiko terinfeksi selama rawat
inap di rumah sakit pun berkurang.
Untuk metode kanguru, seorang bayi juga harus memiliki kriteria
tertentu, karena tidak semua bayi prematur dengan berat badan kurang. Metode
ini biasanya dilakukan pada bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2000
gram. Selain itu juga si bayi tidak mempunyai kelainan ataupun penyakit
bawaan. Perkembangan bayi selama dalam inkubator pun harus memiliki
catatan yang baik, dengan refleks dan koordinasi isap yang tidak bermasalah.
Langkah Langkah
1.
Bungkus buah hati Anda dengan pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah
dihangatkan lebih dahulu.
2.
Taruh ia di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit dan pastikan kepala
bayi sudah terfiksasi pada dada ibu.
3.
Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di
dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
4.
Bisa juga bila ibu mengenakan baju yang longgar, lalu posisikan si bayi di antara
belahan payudara. Tangkupkan baju dan ikatkan selendang agar bayi tidak jatuh
dan nyaman posisinya (tidak melorot).
5.
Dapat juga digunakan handuk ataupun kain gendongan yang lebar untuk
menyokong tubuh bayi agar menempel erat di dada ibu. Ini akan membuat ibu
juga dapat beraktivitas dengan bebas.
6.
Pada waktu tidur, ibu dapat memposisikan diri setengah duduk, bisa juga dengan
meletakkan bantal di belakang punggung.
7.
Jika ibu lelah, metode kanguru ini juga bisa digantikan oleh orang lain, asal
terlebih dulu diajari posisinya untuk menghindari bayi salah posisi.
8) Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan bagian yang terpenting dari setiap
komponen perawatan bayi baru lahir. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap
infeksi karena sistem imunitasnya masih kurang sempurna (Sudarti dan
Endang, 2010)
Menurut laporan kelompok kerja WHO pada bulan april 1994, dari 8,1
jutakematian bayi di dunia, 48% diantaranya adalah kematian neonatal. Sekitar
60% diantarnya merupakan kematian bayi berumur kurang dari 7 hari serta
kematian bayi berumur lebih dari 7 hari akibat gangguan prinatal. Sekitar 42%
1%, Eritrosmin 0,5% atau Nitras Argensi 1%), biarkan obat tetap pada mata
bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan. Setelah selesai
merawat mata bayi, cuci tangan kembali. Keterlambatan memberikan salep
mata, misalnya bayi baru lahir diberi saleb mata setelah 1 jam setelah lahir,
merupakan sebab tersering kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata
bayi baru lahir.
d) Imunisasi
Pada daerah resiko tinggi infeksi tuberkulosis, imunisasi BCG harus di
berikan pada bayi segera setelah lahir. Pemberian dosisi pertama tetesan polio
di anjurkan pada bayi segera setelah lahir atau pada umur 2 minggu. Maksud
pemberian
imunisasi
polio
secara
dini
adalah
untuk
meningkatkan
Alveoli terdiri atas dua lapis sel epitel yang mengandung sel tipe I dan
II. Sel tipe II membuat sekresi fosfolipid suatu surfaktan yang penting untuk
fungsi pengembangan nafas. Surfaktan yang utama ialah sfingomielin dan
lesitin serta fosfatidil gliserol. Produksi sfingomielin dan fosfatidil gliserol
akan memuncak pada 32 minggu, sekalipun sudah dihasilkan sejak 24 minggu.
Pada kondisi tertentu, misalnya diabetes, produksi surfaktan ini kurang; juga
pada pretrem ternyata dapat dirangsang untuk meningkat dengan cara
pemberian kortikosteroid pada ibunya. Steroid dan faktor pertumbuhan terbukti
merangsang pematangan paru melalui suatu penekanan protein yang sama
(HoxB5)11. Pemeriksaan kadar L/S rasio pada air ketuban merupakan cara
untuk mengukur tingkat kematangan paru, di mana rasio L/S > 2 menandakan
paru sudah matang.
Tidak saja fosfolipid yang berperan pada proses pematangan selular.
Ternyata gerakan nafas juga merangsang gen untuk aktif mematangkan sel
alveoli. (Sarwono, Prawirohardjo., (2010,) Hal 161 ).
Janin dalam kandungan sudah mengadakan
gerakan-gerakan
uterus hilang akan terdengar terlambat. Dalam keadaan ini fisiologi bukan
patologi.
b)Perubahan Pernafasan Ekstrauterin
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas
melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru paru.
3) Awal adanya pernapasan
Pada saat lahir bayi berpindah tempat dari suasana hangat
dilingkungan rahim ke dunia luar tempat dilakukannya peran eksistensi
mandiri. Bayi harus dapat melakukan transisi hebat ini dengan tangkas. Untuk
mencapai
hal
ini
serangkaian
fungsi
adaptif
dikembangkan
untuk
yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di
paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan
darah.
6) Faktor-faktor yang menghambat bernapas pertama kali
Beberapa faktor yang menghambat usaha-usaha neonatus mengambil
napas pertama kali, meliputi tegangan permukaan alveolar, viskositas cairan
paru, dan komplians paru. Diafragma harus turun dengan kuat untuk
menimbulkan tekanan negatif yang cukup kuat dalam thorak agar bisa
mengatasi daya ini (tekanan 40-80 cm H2O). Udara kemudian masuk ke
dalam, mengembangkan paru-paru, menurunkan tegangan permukaan, dan
mendorong cairan yang masih tertinggal keluar melalui kapiler paru dan sistem
limfatik. Fungsi kapasitas residual paru dibuat sehingga kantung alveolar tetap
menggelembung sebahagian saat ekspirasi. Kemudian, pernapasan selanjutnya
perlu sedikit saja usaha dan menurunkan tekanan (6-8 cm H2O).
Vaskuler bed paru, yang menguncup selama kehidupan fetal, harus
dilatasi sekarang agar dapat terjadi perfusi jaringan paru yang cukup dan
pertukaran gas yang efektif. Saat pertama kali bernapas, terjadi dilatasi arteri
pulmonal akibat meningkatnya tekanan oksigen alveolar (PaO2), menurunnya
pH arterial, dan meningkatnya kadar bradikinin darah yang merupakan suatu
vasoaktif peptide protein. Tahanan vaskuler paru menurun, membiarkan aliran
darah lebih besar melalui pembuluh darah paru. Ini meningkatkan perfusi paru
yang mempermudah pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hypoxemia yang
menetap dan asidosis menciutkan arteri paru; ini menurunkan perfusi pulmonal
dan dapat membahayakan adaptasi kritis pulmonal bayi baru lahir, yang
mengakibatkan terjadinya distress pernapasan.
c. Adaptasi Kardiovaskuler
Sebelum lahir, janin hanya bergantung pada placenta untuk semua
pertukaran gas dan ekskresi sisa metabolik. Dengan pelepasan placenta pada
saat lahir, sistem sirkulasi bayi harus melakukan penyesuaian mayor guna
mengalihkan darah yang tidak mengandung oksigen menuju paru untuk
mengakibatkan duktusnya tetap paten dan terjadi shunt darah melalui sirkulasi
bypass fetal ini.
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen
ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar .Perubahan dramatis yang terjadi pada system
kardiovaskuler neonatus dikarenakan pengkleman tali pusat dan permulaan
bernapas.
d. Adaptasi Sistem Termogulasi
1) Identifikasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan
mengalami Stress Dingin atau Cold Stress terutama karena perubahan
lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang jauh lebih dingin.
Secara fisiologis, tubuh bayi akan menggunakan timbunan lemak
coklat (Brown Fat) untuk menghasilkan panas. Namun cadangan lemak coklat
ini akan habis dan bayi akan mudah mengalami hipoglisemia, hipoksia dan
asidosis. Suhu dingin mengakibatkan air ketuban menguap lewat kulit,
sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin, pembentukan
suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang
kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Untuk itu, pencegahan kehilangan panas sangatlah diperlukan.
Perubahan kondisi terjadi pada neonatus yang baru lahir. Di dalam tubuh
induknya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan
induk sudah terputus dan neonatus harus mempertahankan suhu tubuhnya
sendiri melalui aktifitas metabolismenya.
Semakin kecil tubuh neonatus, semakin sedikit cadangan lemaknya.
Semakin kecil tubuh neonatus juga semakin tinggi rasio permukaan tubuh
dengan massanya. Suhu permukaan kulit meningkat atau turun sejalan dengan
perubahan suhu lingkungan. Sedangkan suhu inti tubuh diatur oleh
hipotalamus. Namun pada pediatrik, pengaturan tersebut masih belum matang
dan belum efisien. Oleh sebab itu pada pediatrik ada lapisan yang penting yang
dapat membantu untuk mempertahankan suhu tubuhnya serta mencegah
kehilangan panas tubuh yaitu rambut, kulit dan lapisan lemak bawah kulit.
Ketiga lapisan tersebut dapat berfungsi dengan baik dan efisien atau tidak
bergantung pada ketebalannya. Sayangnya sebagian besar pediatrik tidak
mempunyai lapisan yang tebal pada ketiga unsur tersebut. Transfer panas
melalui lapisan pelindung tersebut dengan lingkungan berlangsung dalam dua
tahap. Tahap pertama panas inti tubuh disalurkan menuju kulit. Tahap kedua
panas tubuh hilang melalui radiasi, konduksi, konveksi atau evaporasi.
2) Mekanisme Kehilangan Panas Pada Neonatus
Pengaturan suhu pada neonatus masih belum baik selama beberapa
saat. Karena hipotalamus bayi masih belum matur, dan bayi masih rentan
terhadap hipotermia, terutama jika terpapar dingin atau aliran udara dingin, saat
basah, sulit bergerak bebas, atau saat kekurangan nutrisi. Bayi memasuki
suasana yang jauh lebih dingin dari pada saat kelahiran, dengan suhu kamar
bersalin 210 C yang sangat berbeda dengan suhu dalam kandungan, yaitu 37,7 0
C. Pada saat lahir, faktor yang berperan dalam kehilangan panas pada bayi baru
lahir meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir, berbagai tingkat insulasi
lemak subkutan, dan derajat fleksi otot.
Ini menyebabkan pendinginan cepat pada bayi saat amnion menguap
dari kulit. Setiap milimeter penguapan tersebut memindahkan 500 kalori panas
(Rutter 1992). Bayi kehilangan panas melalui empat cara, yaitu:
a) Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin.
Contoh: Bayi yang diletakkan di atas meja, tempat tidur atau
timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh akibat
proses konduksi.
b) Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin.
Contoh: Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam ruangan yang
dingin akan cepat mengalami panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika
ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 20 0 C dan
sebaiknya tidak berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka.
Kipas angin dan AC yang kuat harus cukup jauh dari area resusitasi. Troli
sistem
utama
yang
mengkoordinir
penyesuaian bayi baru lahir ke kehidupan luar uterus. Sintesis dan pelepasan
hormon oleh kelenjar endokrin mendukung fungsi metabolik utama dan
merupakan pengantara respon terhadap stressor internal dan eksternal.
Kegiatan endokrin dikaitkan dengan sistem saraf dalam suatu susunan putaran
feedback yang komplek.
a) Reaksi neonatal terhadap hipotermi. Bayi bereaksi terhadap stres dingin
dalam beberapa cara :
b) Vasokonstriksi pembuluh darah.
c) Produksi panas terjadi melalui peningkatan kecepatan metabolik dan
aktifitas otot.
d) Non-shivering thermogenesis merupakan cara utama penghasil panas pada
neonatus. Ketika temperature kulit mulai turun, reseptor thermal
Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk
terutama
lemak
(glukoneogenesis).
Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah
yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini
hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang
bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam
hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang
mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran.
Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam
keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua
persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan
beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan
dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan
energi berkurang atau digunakan sebelum lahir.
2) Metabolisme karbohidrat.
Bayi baru lahir menyimpan glukosa dalam hati sebagai glikogen.
Glukosa adalah sumber energi utama jam-jam pertama (3-4 jam) setelah lahir
sebelum mulai menyusui. Selama level glukosa turun, terjadi glikogenolisis
dan glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah untuk mempertahankan level
glukosa darah kira-kira 60 mg/dl. Simpanan glikogen dengan cepat bisa turun
bila adanya stresor seperti asfiksia atau hipotermi, akibatnya terjadi
hypoglikemia. Hypoglikemia diartikan sebagai kadar glukose darah kurang
dari 30 mg/dl selama 72 jam pertama kehidupan.
3) Adaptasi hepatik.
Perkembangan normal jaringan hepar dan duktus empedu penting
supaya hepar berfungsi saat lahir. Walaupun hati neonatus tidak matang, namun
tetap mampu menjalankan fungsi vital yang meliputi metabolisme karbohidrat,
Faktor
pembekuan
ibu
tidak
menembus
plasenta.
tanggapan
fetal
terhadap
infeksi
intrauterin
seperti
gama-M
imunoglobin
meningkat
setelah
bayi
lahir.
Kelemahan bayi baru lahir adalah hanya dilindungi oleh gama-G imunoglobin
ibu hingga terbatas kadarnya dan kurang gama-A imunoglobin.
Sesak nafas
Sianosis sentral (kulit biru)
Bayi berat lahir rendah (BBLR)<2500 gr
Letargis
Hipotermia/stess dingin (suhu aksila <36,5oC
kejang
2) Kondisi perlu tindakan awal:
Potensial infeksi bakteri (pada ketuban pecah dini atau pecah lama)
Potensial sifilia (ibu dengan gejala atau serologis positif)
3) Kondisi malformasi atau masalah lain yang tidak perlu tindakan segera
(oleh tenaga dikamar bersalin):
Lakukan asuhan segera bayi baru lahir dalam jam pertama setelah
kelahiran bayi
Rujuk kekamar bayi atau tempat pelayanan yang sesuai untuk bayi
baru lahir.
lain.
Faktor Plasenta
Plasenta tipis
Plasenta kecil
Plasenta tidak menempel
Solustion plasenta
Perdarahan plasenta
Faktor non Plasenta
Premature
IUGR
Gemelli
Tali pusat menumbung
Kelainan kongenitalia
Faktor persalinan
Partus lama
Partus tindakan
c) Gejala dan tanda
Pernafasan cuping hidung
Pernafasan cepat
Nadi cepat
Sianosis
Nilai Apgar kurang dari 6
Untuk menentukan tingkat asfiksia, apakah bayi mengalami asfiksia
berat, sedang(normal), dapat dipakai penilaian apgar.
2) BBLR
a) Pengertian
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram.
Dahulu bayi baru lahir yang yang berat badan lahir kurang atau sama
dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman pada
kongres European Perinatal Madicine II di London (1970) telah disusun
definisi sebagai berikut:
- Bayi kurang bulan : bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
-
(259 hari)
Bayi cukup bulan : bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu
sampai dengan 42 minggu (259-293 hari)
Bayi lebih bulan: bayi dengan kehamilan mulai 42 minggu atau lebih dari
294 hari atau lebih
Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah
b) Penyebab
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
(1) Faktor ibu
penyakit
- Toksemia Gravidarum
- Perdarahan antepartum
- Trauma fisik dan psikologis
- Nefritis akut
- Diabetes mellitus
Usia ibu
- Usia < 20 tahun
- Usia >35 tahun
- Multi gravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat
Keadaan sosial
- Golongan sosial ekonomi rendah
- Perkawinan yang tidak sah
Sebab lain:
a. Ibu yang perokok
b. Ibu peminum alkohol
c. Ibu pecandu narkotika
(2) Faktor janin
Hidramion
Kehamilan Ganda
Kelainan kromosom
a) Pengertian
Ikterik adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu
minggu pertama kehidupannya. Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 5-7,
kemudian akan menurun pada hari ke 10-14, peningkatannya tidak melebihi 10
mg/ddl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi prematur. Keadaan ini
masih dalam batas normal.
Ikterik dibagi menjadi 2 :
kterik Fisiologis : ikterik yang timbul pada hari kedua dan ketiga,tidak
mempunyai
dasar
patologis,
kadar
tidak
melampaui
kadar
yang
2-3 jam
Jemur bayi dalam keadaan telanjang dengan sinar matahari pukul 7-9
pagi
Pemberian terapi sinar matahari sehingga bilirubin diubah menajdi
isomer foto yang tidak toksik dan mudah dikeluarkan tubuh karena
mudah larut dalam air.
4) Tetanus Neonatorum
a) Pengertian
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh bayi
baru lahir (neonatus)
b) Penyebab
Penyebab tetanus neonatorum adalah basil klostridium tetani. Basil ini
memiliki sifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat
mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak
leukosit dan merupakan Tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat
neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot.
c) Gejala klinis
menangis.
d) Penatalaksanan
- Pembersihan saluran pernafasan agar tidak tersumbat dan harus dalam
-
keadaan bersih
Pakaian bayi dikendorkan atau dibuka
Mengatasi kejang dengan cara nmemasukkan tongue spatel atau sendok
yang sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit oleh
giginya dan untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang
perubahan.
5) Infeksi prenatal
a) Pengertian
Infeksi prenatal adalah infeksi pada neonatus yang terjadi pada
prenatal, internatal atau postnatal.
b) Penyebab
d) Penatalaksanaan
steril
Pertahankan suhu tubuh banyi dengan membungkus bayi dengan kain
hangat
Atur posisi tidur bayi, kepala ekstenssi agar bayi dapat bernafas dengan
leluasa
Apabila terjadi apnu lakukan nafas buatan mouth to mouth (dari mulut ke
mulut)
Longgarkan pakaian bayi
Beri penjelasan keluarga bahwa bayi harus dirujuk kerumah sakit
Jika tidak ada perubahan pada bayi segera rujuk ke rumah sakit
7) Hypoglikema
a) Pengertian
Konsentrasi glukosa darah bayi lebih rendah dibandingkan konsentrasi
rata-rata pada populasi bayi dengan umur dan berat badan yang sama (30 mg%
pada bayi yag cukup bulan, <20mg% pada bayi BBLR).
Pada bayi aterm dengan berat badan lebih dari 2500 gr, hipoglikemi
didefinisikan sebagai konsentrasi glukosa plasma yang kurang dari 35 mg/dl,
dalam 72 jam pertama dan kemudian menjadi 45 mg/dl, pada bayi dengan berat
badan lahir rendah angka tersebut kurang dari 25 mg/dl.
Terdapat 4 kelompok bayi neonatal yang secara patofisiologis
mempunyai resiko tinggi mengalami hipoglikemi, yaitu:
- Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita diabetes melitus
- Bayi dengan berat badan lahir rendah mungkin mengalami malnutrisi
-
intrauterin
Bayi yang sangat imatur atau yang sedang sakit
Pada bayi yang menderita penyakit genetik atau kelainan metabolisme
primer seperti galaktosemia, penyakit penyimpanan glikogen dan lain-
lain.
Frekuensi keseluruhan hipoglikemia adalah 2-3/1000 kelahiran hidup.
b) Tanda/gejala
Berdasarkan urutan frekuensi gejala, maka berturut-turut dapat
ditemukan:
- Gerakan gelisah (jlteriness) atau tremor
- Episode sanosis
- Apatis
Kejang
Episode apnue/takpnu intermiten
Suara tangis yang lemah
Lemah
Letargis
Kesulitan makan
Memutar-mutar bola mata
Keringat banyak
Pucat mendadak
Hipotermia
Henti jantung (cardiac arrest)
Payah jantung
Gejala-gejala ini dapat terjadi berkisar mulai dari beberapa jam
sampai 1 minggu setelah kelahiran bila bayi baru lahir, sedangkan untuk anak
sama saja.
c) Penatalaksanaan
(1) Beri air gula kira-kira 30cc x pemberian dan observasi keadaan
(2) Pertahankan suhu tubung dengan cara membungkus bayi dengan kain
(3)
(4)
(5)
(VSN)
Dalam kandungan ductud arteriosus terbuka, setelah lahir 72 jam
menutup (PDA)
- Terdapat celah (defect) antara kedua atrium (ASD)
b) Penyebab
- Gangguan antomi
- Gangguan physiologi
c) Tanda/gejala
(1) VSD
- Cyanosis
- Pertumbuhan terganggu
- Cenderung infeksi saluran pernapasan
- Kesulitan makan
- Dyspnu tidak ada, kecuali sudah latihan lama dan intensif
(2) PDA
- Pertumbuhan badan normal
- Ujung-ujung jari hipertemi
- Pada celah kecil, nadi normal
- Adanya perbedaan tekanan sistol dan diastol terlalu jauh ( 50 mmHg)
- Riwayat kehamilan sering diemukan dengan Rubella
(3) ASD
- Pada celah (defect kecil, biasanya tanpa keluhan)
- Pada celah besar, cepat terjadi payah jantung
d) Penatalaksanaan
(1) VSD
- Meningkatkan gizi
- Kurangi aktifitas fisik tingkatkan istrahat
- Observasi tanda-tanda vita (S, N, P)
- Rujuk kerumah sakit untuk tindakan selanjutnya
(2) PDA
- Observasi tanda-tanda vital
- Pemenuhan nutrisi(makanan lunak, porsi kecil tapi sering)
- Banyak minum
- Perhatikan muntah, cyanosis (pucat)
- Bila memungkinkan yang paling baik operasi pada usia 5 tahun
(3)
-
a) Pengertian
Adalah kelainan bawaan berupa bibir belah atau palatum belah akibat
dari kegagalan proses penutupan maxilla dan premaxilla selama masa embrio.
b) Masalah yang mungkin terjadi:
- Sulit makan atau minum
- Aspirasi
c) Penatalaksanaan
Penuhi kebutuhan nutrisi bayi dengan memperhatikan:
- Posisi bayi jangan terlentang tapi kepala bayi harus ditegakkan sedikit
- Berikan makanan atau minuman dengan menggunakan sendok atau pipet
- Jaga jangan sampai makanan tertelan ke paru-paru (aspirasi)
Untuk selanjutnya rujuk bayi untuk penanganan lebih lanjut.
10) Atresia Ani
a) Pengertian
Merupakan suatu kelainan bawaan dimanan tidak ada lubang tetap
pada anus.
b) Tanda dan gejala
- Kembung yang progresif
- Kadang-kadang disertai: muntah-muntah pada umur 24-48 jam
- Urin bercampur mekonium
c) Penatalaksanaan
- Lakukan colok dubur untuk mengetahui secara pasti keadaan anus
- Segera rujuk kerumah sakit untuk penanganan selanjutnya.
11) Hirschprung
a) Pengertian
Suatu kelainan bawaan yaitu tidak terbentuknya sel ganglion
parasimpatis dari pelksus mesentruktus atau aurbarchi pada kolon bagian distal.
dapat keluar
Apabila terjadi muntah, lakukan perawatan muntah agar tidak terjadi
aspirasi
Selanjutnya bayi segera rujuk ke rumah sakit
b) Penyebab
- Candida albicans (moniliasis)
- hygiene
c) Tanda dan Gejala
Timbulnya bercak putih pada lidah,bibiir dan selaput lendir mulut.
Dapat dibedakan dengan sisa susu, jika sisa susu bila diangkat mudah tetapi
pada stomatitis sukar dan dapat menyebabkan berdarah.
d) Perawatan
- Berikan nutrisi yang baik dan cukup, jangan berikan yang merangsang
-
(pedas)
Berikan makanan yang mudah dicerna
Jangan mengorek-ngorek mulut bayi
Untuk memelihara kebersihan mulut lebih baik beri teh setiap habis
minum susu
Bawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pengobatan
lukannya.
15) Diare
a) Pengertian
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari,
disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya tampak sehat (A.H. Markum,
1999).
b) Penyebab
- Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat
dilahirkan Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang
-
terapi antibiotik)
c) Patofisiologi
Mekanisme dasar yang dapat menyebabkan diare adalah :
-
Gangguan ostimotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat di serap oleh
tubuh akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkan isi dari
halus.
Dari jasad renik tersebut akan keluar toksin (toksin diaregenik)
Akibat toksin tersebut akan terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare
d) Komplikasi
- Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan (dehidrasi, kejang dan
-
demam)
Syok hipovolemik yang dapat memicu kematian
Penurunan berat badan dan malnutrisi
Hipokalemi (rendahnya kadar kalium dalam darah)
Hipokalsemi (rendahnya kadar kalsium dalam darah)
Hipotermia (keadaan suhu badan yang ekstrim rendah)
Asidosis (keadaan patologik akibat penimbunan asam atau kehilangan
penyebabnya
Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan
Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik
Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental
feses
16) Bisul
a) Pengertian
Bisul adalah suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai
folikel rambut dan disebabkan oleh kuman staphylococcus aureus.
b) Jenis-jenis bisul
- Folikulitis
- Furunkel
- Furunkel losis
- Karbunkel
- Abses multiple
- Hidra adenitis
- Skrofulo derma
c) Tanda dan gejala
- Gatal
- Nyeri
- Berbentuk kerucut dan bermata
- Berbentuk kubah
- Dema
d) Penyebab
- Faktor kebersihan
- Daerah tropis
- Menurunnya daya tahan tubuh
e) Penanganannya
Orang tua harus memperhatikan kebersihan anaknya. Baik kebersihan
badan maupun lingkungan bermainnya. Bila sudah timbul keluhan seperti
gatal-gatal, jangan dianggap remeh, bisa jadi itu adalah gejala awal timbulnya
bisul. Kalau ada benjolan, jangan dipencet-pencet apalagi kalau tangan/benda
yang digunakan untuk memencet tidak bersih. Aktivitas ini bisa memperparah
keadaan.
Jangan sembarangan menggunakan antibiotik untuk mengobati bisul
walaupun bentuknya hanya berupa krim, karena antibiotik bisa menimbulkan
kekebalan/resistensi. Perhatikan gizi anak. Asupan gizi yang baik akan
berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya.
17) Muntah dan Gumoh
a) Pengertian Muntah
duodenum)
Muntah hijau (empedu) kemungkinan obstruksi otot halus, umumnya
timbul pada beberapa hari pertama, sering menetap, biasanya tidak
proyektil.
Muntah hijau kekuningan kemungkinan obsruksi dibawah muara saluran
empedu
Muntah segera lahir dan menetap kemungkinan tekanan intrakranial
bedah)
adalah
gangguan
passage
dehidrasi
Karena sering muntah dan tidak mau makan/minum dapat menyebabkan
ketosis
Ketosis akan menyebabkan asidosis yang akhirnya bisa menjadi renjatan
(syok)
Bila muntah sering dan hebat akan terjadi ketegangan otot perut,
perdarahan, konjungtiva, ruptur, esophagus, infeksi mediastinum, aspirasi
muntah jahitan bisa lepas pada penderita pasca operasi dan timbul
perdarahan.
(5)
-
Penatalaksanaan muntah
Utamakan penyebabnya
Berikan suasana tenang dan nyaman
Perlakukan bayi/anak dengan baik dan hati-hati
Kaji sifat muntah
Simptomatis dapat diberi anti emetik (atas kolaborasi dan instruksi
dokter)
Kolaborasi untuk pengobatan suportif dan obat anti muntah (pada anak
tidak rutin digunakan) :
o Metoklopramid
o Domperidon (0,2-0,4 mg/Kg/hari per oral)
o Anti histamin
o Prometazin
o Kolinergik
o Klorpromazin
o 5-HT-reseptor antagonis
o Bila ada kelainan yang sangat penting segera lapor/rujuk ke rumah
Posisi anak atau bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk
kedalam lambung
(2) Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau
kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Oleh karena itu, sebaiknya
diagnosis ditegakkan sebelum terjadi gumoh. Pengosongan lambung yang
lebih sempurna, dalam batas-batas tertentu penumpahan kembali merupakan
kejadian yang alamiah, terutama salam 6 bulan pertama. Namun,
penumpahan kembali tersebut diturunkan sampai jumlah yang bisa
diabaikan dengan pengeluaran udara yang tertelan selama waktu atau
sesudah makan.
Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan emghindari konflik
emosional serta dalam menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi
tidak lebih rendah dari badannya. Oleh karena pengeluaran kembali refleks
gastroesofageal lazim ditemukan selama masa 4-6 bulan pertama.
(3) Penatalaksanaan gumoh
o Kaji penyebab gumoh
o Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi
yang umurnya
dibawah 6 bulan,
menyusui/memberikan susu.
o Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
o Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
o Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup
rapat puting susu ibu
o Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
o Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena
bagian terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar
lambung ynag luas
o Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
18) Bercak Mongol
a) Pengertian
Bercak mongol atau tanda lahir yaitu kelainan kulit yang dapat timbul
sejak lahir atau muncul beberapa waktu kemudian.
b) Penyebab
Tanda lahir atau bercak mongol terjadi karena terperangkapnya sel
melanosit (pigmen) dibelakang tubuh bayi pada saat pembentukan sistem
syaraf. Biasanya berwarna biru atau hitam abu-abu seperti mirip tanda lebam.
c) Patofisiologi
Banyak yang mengatakan bahwa kulit bayi sangat lembut dan halus.
Memang benar demikian friksi pada kulit bayi kerap terjadi. Di samping friksi
antara kulit juga terjadi antara kulit dengan produk-produk yang menempel
pada tubuh bayi seperti pakaian atau popok. Bila dalam keadaan lembab maka
gesekan ini mengiritasi kulit sehingga fungsi kulit sebagai pelindung tubuh
menurun. Contoh turunnya fungsi kulit bayi adalah bintil-bintil kemerahmerahan pada pipi atau dahi karena keringat. Penggunaan popok kerap
menimbulkan masalah kulit bayi, yaitu ruam popok (diaper ruish) pada bayi
atau anak yang mempunyai kulit sensitif. Iritasi bisa terjadi karena urin.
a) Tanda dan Gejala.
- Iritasi pada kulit
yang
terkena
muncul
sebagai
crytaema
Crupsi pada daerah kontak yang menonjol, seperti pantat, alat kemaluan,
perut bawah paha atas.
- Keadaan lebih parah terdapat : pencipta, crythamatosa.
b) Penatalaksanaan
- Daerah yang terkena diaper rush, tidak boleh terkena air dan harus
-
mengandung minyak.
Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak.
Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/daerah yang iritasi.
Usaha memberikan makanan TKTP
Memperhatikan kebersihan kulit dan membersihkan kulit secara
keseluruhan
Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya.
Pakaian/celana yang basah oleh air kencing harus direndam di dalam air
21) Obstipasi
a) Pengertian
Obstipasi adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24 jam
pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang
menyangkut konsistensi faeces dan frekuensi berhajat.
b) Tanda dan gejala
- Sering menangis
- Susah tidur
- Gelisah
- Perut kembung
- Kadang-kadang muntah
c) Penyebab
- penyaluran makanan yang kurang baik
- Kemungkinan adanya gangguan pada usus
- Sering menahan terselit karena nyeri pada saat buang air besar
d) Penatalaksanaan
- Usahakan diet pada ibu dan bayi yang cukup mengandung makanan yang
-
diperlukan saja.
Peningkatan intake cairan
Bila diduga terdapat penyakit hirscprung dapat dilakukan tes tekanan
usus.
22) Milia
Tampak seperti jerawat kecil-kecil warna putih pada dahi, hidung dan
pipi bayi baru lahir. Milia disebabkan oleh tersumbatnya kelenjar sebasea
(minyak) pada kulit. Tidak perlu pengobatan khusus, akan menghilang dengan
sendirinya. Basuh wajah dengan air dan sabun bayi serta hindari penggunaan
krim, lotion ataupun vaselin.
23) Miliariasis/Sudamina/Liken Tropikus/Biang Keringat
a) Pengertian
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan,
disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan
disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang
tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau
gesekan pakaian dan juga kepala.
b) Penyebab
-
c) Patofisiologi
Dengan diawali tersumbatnya pori-pori kelenjar keringat sehingga
pengeluaran keringat tertahan. Tertahannya keringat ini ditandai dengan adanya
vesikel miliar di muara kelenjar keringat, lalu disusul dengan timbulnya radang
dan odem akibat perspirasi yang tidak dapat keluar yang kemudian diabsorbsi
oleh stratum korneum.
d) Bentuk miliariasis
(1) Miliaria kristalina
Sering dialami pada anak yang tidak biasa tinggal didaerah panas
Karena letak retensi keringat lebih dalam maka secara klinik lebih
banyak berupa papula daripada vesikel
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar kemerahan, bentuk ini
jarang ditemui
e) Penatalaksanaan
-
Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau
bedak kocok setelah mandi
Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
Menggunakan
pakaian
yang
menyerap
keringat
dan
tidak
terlalusempit.
Segera mengganti pakaian yang basah dan kotor dengan pakaian bersih
dan kering.
dengan
dokter
anak
anda,
apabila
dianjurkan
untuk
menggunakan obat tetes mata, lakukanlah dengan benar dan jangan terlalu
sering meneteskan obat tetes mata pada mata bayi anda.
25) Demam
26) Kejang
Kejang dapat ditemui pada bayi baru lahir yang menandakan adanya
suatu penyakit pada sistem syaraf pusat (SSP), kelainan metabolik dan adanya
penyakit lainnya. Kejang pada bayi sulit dikenali dan dibedakan antara gerakan
reflek bayi (gerakan refleks moro) dengan kejang itu sendiri. Kejang sering
dikenal dengan sebutan step.
Ciri-ciri bayi kejang adalah: gigi terkatup kuat, muntah-muntah, bayi
terkadang berhenti bernafas sejenak, tidak sadarkan diri, bola mata bergerak
berputar-putar dengan cepat, gerakan yang ekstrim seperti gerakan berenang,
gerakan mengayuh dan lain sebagainya.
Pertolongan pertama mengatasi bayi kejang adalah: menjaga jalan
nafas agar bayi dapat bernafas bebas dengan cara membersihkan lendir
disekitar mulut, hidung dan nasofaring. Letakan bayi dalam tempat sejuk,
kompres dengan air hangat di dahi, ketiak atau lipatan paha jika suhu badan
bayi tinggi. Miringkan badan bayi agar tidak tertelan muntahannya sendiri.
Segera pergi ke dokter untuk menghindari gangguan fungsi otak.
27) Trauma lahir
Trauma lahir adalah trauma mekanis yang disebabkan karena proses
persalinan/kelahiran:
Caput Succedancum
a) Pengertian
tidak meluas
Mencegah terjadinya infeksi dengan cara:
Perawatan tali pusat
Oersonal hygiene yang baik
Memberikan penyuluhan kepala orang tua tentang:
Keadaan trauma pada bayi, tidak usah cemas karena benjolan akan
demi sedikit
Pergerakan dibatasi jangan diangkat-angkat untuk mengurangi perdarahan
Perawatan muntah, perhatikan oral hygiene, tidur kepala bayi miring kekiri
atau kanan
Perawatan kejang dengan cara nmemasukkan tongue spatel atau sendok
yang sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit oleh
giginya dan untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi
saluran pernapasan
Selanjutnya rujuk kerumah sakit jika bayi tidak mengalami perubahan
atau pipet)
Rujuk kerumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya jika bayi tidak
mengalami perubahan
presentasi kepala
Apabila lengan ekstensi melewati kepala pada presentasi bokong atau
terjadinya kontraktur
Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya
Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang
datar.
Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah
bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan
mengusap-usap punggung bayi.
jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen.
Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
o Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
o Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2100 % melalui
ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak
menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut,
kecepatan PPV 40 60 x / menit.
o Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil
kalikan 10.
60 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai
kompresi jantung.
Kompresi jantung
kompresi jantung :
a
Kedua ibu jari menekan stemun sedalam 1 cm dan tangan lain
sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan.
9. Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan pemberian obat
obat.
11. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai
dosis diatas tiap 3 5 menit.
12. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak
rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan
dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
5) Persiapan resusitasi
Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan
efektif,
kedua
faktor
utama
yang
perlu
dilakukan
adalah
harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama
berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan
siap pakai.
Detak jantung
Tidak ada
>100x/menit
Pernafasan
Tidak ada
Tak teratur
Tangis kuat
Menyeringai
Batuk/bersin
Refleks
jalan
nafas
dibersihkan
Tonus otot
Lunglai
Fleksi
(lemah)
Warna kulit
Biru pucat
Tubuh
ekstrimitas biru
Nilai 0-3 : Asfiksia berat
Nilai 4-6 : Asfiksia sedang
Nilai 7-10 : Normal
Dilakukan pemantauan nilai apgar pada menit ke-1 dan menit ke-5,
bila nilai apgar 5 menit masih kurang dari 7 penilaian dilanjutkan tiap 5 menit
sampai skor mencapai 7. Nilai Apgar berguna untuk menilai keberhasilan
resusitasi bayi baru lahir dan menentukan prognosis,bukan untuk memulai
resusitasi karena resusitasi dimulai 30 detik setelah lahir bila bayi tidak
menangis. (bukan 1 menit seperti penilaian skor Apgar)
Penatalaksanaan
Resusitasi
Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar (lihat bagan)
Terapi medikamentosa :
Epinefrin :
Indikasi :
Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan
ventilasi adekuat dan pemijatan dada.
Asistolik.
Dosis :
Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang
sampai menunjukkan respon klinis.
Bikarbonat :
Indikasi :
Efek samping :
Nalokson :
Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak
menyebabkan depresi pernafasan. Sebelum diberikan nalakson ventilasi harus
adekuat dan stabil.
Indikasi :
Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai
sebagai pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan tanda with
drawltiba-tiba pada sebagian bayi.
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain :
Hipotermia
Hipoglikemia
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia
Sindroma gawat nafas
Paten duktus arteriosus
Infeksi
Perdarahan intraventrikuler
Apnea of Prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
-
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan pendengaran
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir
bayi dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang .
Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk
menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
terjadinya BBLR :
-
Umur ibu
Aktivitas
Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara
lain :
-
Berat badan
Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk
masa kehamilan).
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain (3):
-
Penatalaksanaan/ terapi
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
-
Diatetik
-
Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi
kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu
- Bayi Sakit
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan
IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
dengan
pipa
lambung.
Lanjutkan
dengan
pemberian
- Bayi Sakit
Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
atau tersedak
Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan
cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
- Bayi Sakit
Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi
Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh
normal (3):
lainnya
Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan,
biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan saat dirawat
1) Terapi
minggu
2) Tumbuh kembang
pemantauan
setelah
pulang
untuk
mengetahui
Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
Hitung umur koreksi
Pencegahan
Konduksi
tubuh
Konveksi
mengeras (sklerema)
Tanda-tanda hipotermia sedang (stres dingin):
Kanguru.
Sebaiknya
ibu
menggunakan
pakaian
longgar
berkancing depan.
Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang
disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan
Merintih
Menurut Bernard et.al (1994) apabila onset akut, ada infiltrat bilateral
pada foto thorak, tekanan arteri pulmonal =18mmHg dan tidak ada bukti
secara klinik adanya hipertensi atrium kiri, adanya kerosakan paru akut
dengan PaO2 : FiO2 kurang atau sama dengan 300, adanya sindrom
gawat napas akut yang ditandai PaO2 : FiO2 kurang atau sama dengan
200, menyokong suatu RDS .
Etiologi
diafragmatika
Kelainan lain: sindrom Aspirasi mekonium, penyakit membran hialin
pneumonia
asfiksia
Paru-paru terisi cairan, sering terjadi pada bayi caesar karena dadanya tidak
mengalami kompresi oleh jalan lahir sehingga menghambat pengeluaran
cairan dari dalam paru.
Infeksi(Pneumonia),
Sindroma Aspirasi,
Hipoplasia Paru,
Hipertensi pulmonal,
Kelainan kongenital(Choanal Atresia, Hernia Diafragmatika, Pierre- robin
syndrome),
Pleural Effusion,
Kelumpuhan saraf frenikus,
Luar traktus respiratoris:
kelainan jantung kongenital, kelainan metabolik, darah dan SSP
Patofisiologi
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur
disebabkan oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang,
pengembangan kurang sempurna kerana dinding thorax masih lemah, produksi
surfaktan kurang sempurna. Kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada
alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal tersebut menyebabkan
perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru (compliance)
menurun 25% dari normal, pernafasan menjadi berat, shunting intrapulmonal
meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang menyebabkan
- Pucat
- Kelelahan
- Apneu dan pernafasan tidak teratur
- Penurunan suhu tubuh
- Retraksi suprasternal dan substernal
- Pernafasan cuping hidung
Klasifikasi
Secara klinis gangguan nafas dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
- Gangguan nafas berat
- Gangguan nafas sedang
- Gangguan nafas ringan
Tabel 1. Klasifikasi Gangguan Nafas
Klasifikasi
Frekuensi
nafas
Gangguan nafas berat
60
menit
90
menit
Gejala tambahan
Gangguan
nafas
sedang
atau
tanpa
gejala
lain
dari
60-90
gangguan nafas
Dengan tarikan dinding dada atau merintih
kali/
menit
nafas
menit
60-90
kali/
menit
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan takhipneu (> 60 kali/menit),
pernafasan mendengkur, retraksi subkostal/interkostal, pernafasan cuping
hidung, sianosis dan pucat, hipotonus, apneu, gerakan tubuh berirama, sulit
bernafas dan sentakan dagu. Pada awalnya suara nafas mungkin normal
kemudian dengan menurunnya pertukaran udara, nafas menjadi parau dan
pernapasan dalam.
Pengkajian fisik pada bayi dan anak dengan kegawatan pernafasan
dapat dilihat dari penilaian fungsi respirasi dan penilaian fungsi kardiovaskuler.
Penilaian fungsi respirasi meliputi:
-
Frekuensi nafas
Takhipneu adalah manifestasi awal distress pernafasan pada bayi.
retraksi dinding dada, yang sering dijumpai pada obtruksi jalan nafas dan
penyakit alveolar. Anggukan kepala ke atas, merintih, stridor dan ekspansi
memanjang menandakan terjadi gangguan mekanik usaha pernafasan.
-
berbercak (mottled), tangan dan kaki terlihat kelabu, pucat dan teraba dingin.
Penilaian fungsi kardiovaskuler meliputi:
-
Kualitas nadi
Pemeriksaan kualitas nadi sangat penting untuk mengetahui volume
dan aliran sirkulasi perifer nadi yang tidak adekwat dan tidak teraba pada satu
sisi menandakan berkurangnya aliran darah atau tersumbatnya aliran darah
pada daerah tersebut. Perfusi kulit kulit yang memburuk dapat dilihat dengan
adanya bercak, pucat dan sianosis. Pemeriksaan pada pengisian kapiler dapat
dilakukan dengan cara:
1. Nail Bed Pressure ( tekan pada kuku)
2. Blancing Skin Test, caranya yaitu dengan meninggikan sedikit ekstremitas
dibandingkan jantung kemudian tekan telapak tangan atau kaki tersebut selama
5 detik, biasanya tampak kepucatan. Selanjutnya tekanan dilepaskan pucat
akan menghilang 2-3 detik.
-
agitasi dan letargi. Pada iskemia otak mendadak selain terjadi penurunan
kesadaran juga terjadi kelemahan otot, kejang dan dilatasi pupil.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik meliputi pemeriksaan darah, urine, dan
glukosa darah ( untuk mengetahui hipoglikemia ). Kalsim serum ( untuk
menentukan hipokalsemia ), analisis gas darah arteri dengan PaO 2 kurang dari
50 mmHg dan PCO2 diatas 60 mmHg, peningkatan kadar kalium darah,
pemeriksaan sinar-X menunjukkan adanya atelektasis, lesitin/spingomielin
rasio 2 :1 mengindikasikan bahwa paru sudah matur, pemeriksaan dekstrostik
dan fosfatidigliserol meningkat pada usia kehamilan 33 minggu.
Penatalaksanaan
5%
o Pantau selalu tanda vital
o Jaga patensi jalan nafas
o Berikan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
- Jika bayi mengalami apneu
o Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
o Lakukan penilaian lanjut
- Bila terjadi kejang potong kejang
- Segera periksa kadar gula darah
- Pemberian nutrisi adekuat
Setelah menajemen umum, segera dilakukan menajemen lanjut sesuai
dengan kemungkinan penyebab dan jenis atau derajat gangguan nafas.
pada waktu lahir tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tacypnea of the
Newborn (TTN). Terutama terjadi setelah bedah sesar. Biasanya kondisi
tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Meskipun
demikian, pada beberapa kasus. Gangguan napas ringan merupakan tanda awal
dari infeksi sistemik.
o Lakukan pemberian O2 2-3 liter/ menit dengan kateter nasal, bila masih
-
bayi
tidak
menunjukan
perbaikan
atau
tanda-tanda
Komplikasi perinatal
Hipoksi-iskhemik ensefalopati. Biasanya kejang timbul pada 24 jam
pertama kelahiran
Trauma susunan saraf pusat. Dapat terjadi pada persalinan presentasi
vakum)
o Persalinan presisipatus
o Gawat janin
- Riwayat kelahiran
o Trauma lahir
o Lahir asfiksia
o Pemotongan tali pusar dengan alat
Pemeriksaan kelainan fisik bayi baru lahir
- Kesadaran (normal, apatis, samolen, sopor, koma)
- Suhu tubuh (normal, hipertermia atau hipotermia)
- Tanda-tanda infeksi lainnya
Penilaian kejang
- Bentuk kejang
Gerakan bola mata yang abnormal, nystagmus, kedipan mata
paroksismal, gerakan mengunyah, gerakan otot-otot muka, timbulnya
apnu yang episode, adanya kelemahan umum yang periodik, tremor,
Punksi lumbal
Punksi subdural
Gula darah
Kadar kalsium (Ca++)
Kadar magnesium
Kultur darah
TORCH
Tabel kelainan disik dan diagnosis banding kejang pada bayi baru lahir
KELAINAN FISIK
Kejang dengan kondisi:
DIAGNOSIS BANDING
Penanganan
Prinsip dasar tindakan mengatasi kejang pada bayi baru lahir sebagai berikut:
Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat. Pastikan bahwa bayi tidak
kecepatan 60 ml/kgbb/hari
Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor
penyebab kejang (perhatikan riwayat kehamilan, persalinan dan kelahiran)
- Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes
-
melitus
Apakah kemungkinan bayi prematur
Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia
Apakah kemungkinan ibu bayi pengidap/menggunakan bahan
narkotika
Bila kejang sudah teratasi, diambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium
12 jam
Untuk hipoglikemia (hasil kalsium darah , 8 mg%) diberi Kalsium
adalah
meningginya
kadar
bilirubin
dalam
jaringan
bilirubin
Gangguan ekskresi yang terjadim akibat sumbatan liver karena infeksi
atau kerusakan sel liver
Klasifikasi
Ada 2 macam iktersu neonatorum :
1) Ikterus Fisiologis
Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3
Tidak mempunyai dasar patologis
Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau tidak
10
Ikterus yang cenderung menjadi patologik adalah :
Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir
Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg % atau lebih setiap
24 jam
Ikterus yang disertai :
- Berat lahir kurang dari 2000 gram
- Masa gestasi kurang dari 36 minggu
- Asfiksia,hipoksia,dan sindroma gawat nafas pada neonatus
- Infeksi
- Trauma lahir pada kepala
- Hipoglikemia
- Hiperosmolaritas darah
- Proses hemolisis
- Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia kurang dari 8 hari
atau 14 hari
2) Ikterus Patologis
Penyalit hemolitik ,isoantibodi,karena ketidakcocokan golongan darah
Manifestasi Klinis
Pengamatan ikterus dilakukan dengan sinar matahari .Bayi baru lahir
akan tampak kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira kira 6 mg/dl .Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL
menurut kramer adalah dengan jari telumjuk ditekankan pada tempat tempat
yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung ,dada ,lutut.Tempat yang
ditekan akan tampak pucat
Bahaya hiperbilirubinemia adalah kern ikterus yaitu suatu perusakan
otak akibat perlengketan bilirubin inbdirec pada otak terutama pada korpus
striatum da talalmus.Secara klinis pada awalnya tidak jelas dapat berupa :
Mata berputar
Letargi
Kejang
Tidak mau menghisap
Malas minum
Tonus otot meningkat
Leher kaku dan epistotonus
Spasme otot
Ketulian pada nada tinggi ,gangguan bicara ,retardasi mental
Derajat Ikterus Menurut KRAMER ( 1969 )
Perkiraan
1
2
3
4
5
Bilirubin
6,6 mg %
9,9 mg %
13,2 mg %
16.3 mg %
> 16,5 mg %
kadar
Patofisiologi
Kurang lebih 80-85% biirubin berasal dari penghancuran eritrosit
yang tua..Sisanya 15-20 % bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit muda
karena proses eritropuesisyang infektif disumsum tulang , hasil metabolisme
protein yang mengandung heme lain seperti sitokrom P 450 hepatik ,katalase
peroksidase ,mioglobin otot dan enzim yang mengandng heme dengan
distribusi luas.
Gangguan metabolisme bilirubin dapat terjadi lewat salah satu dari
keempat
mekanisme
ini
,yaitu
over
produksi
,penurunan
ambilan
Over Produksi
Peningkkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
yang sudah tua atau yang mengalami hemolisis akan meningkatkan produksi
bilirubin .Penghancuran eritrosit yang menimbulkan hiperbilirubinemia paling
sering akibat intravaskuler seperti kelainan auto imun ,mikroangiopati ,atau
bilirubin
tak
terkonjugasi
dilakuka
dengan
tergantung
ekskresi
bilirubin
terkonjugasi
oleh
hepatosit
yang
aan
Gejala kern ikterus dapat segera terlihat pada neonatus gejala ini
mungkin sangat ringan dan hanaya memperlihatkan gangguan imunn letargi
dan hipotonia
Sealnjutnya
bayi
ungkin
kejang
,spastik
dan
ditemukan
biasanaya sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
Lakukan asuhan dasar pada bayi
Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup
Perhatikan frekwensi BAB
Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
Mencegah Mencegah terjadinya infeksi
Jika bayi dapat menghisap ,anjurkan ibu untuk menyusui secara dini
o
lanjut
o
fisiologis :
anakanya
Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan
ASI atau susu pengganti ,Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air
kehidupan
Rujuk segera.
Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan
ikterus
sulfa,antimalaria,nitrofurantio
,aspirin,
novobiosin oksitosin )
Mengatasi Hiperbilirubinemia
cepat ,cara ini tidak dapat mengagantikan transfusi tukar pada proses
hemolisis berat.Fototerapai dapat diguanakan untuk pra dan pasca tranfusi
tukar
Tranfusi tukar
Pada umumnya trasfusi tukar dilakukan pada :
akute
bilirubin:
Meningkatnya
ketegangana
ASI tetap diberikan .Pemberaian ASI atau susu formula setiap 2-3
jam .TSB > 25mg/dl ulangi pengukura dalam 2-3jam.TSB >20-25
ulangi pengukuran dalam 3-4 jam .TSB
Ambil contoh darah dan periksa kadar bilirubin serum dan haemoglubin
tentukan golongan darh bayi dan lakukan tes Comb:
DAFTAR PUSTAKA
sarwono Prawirohardjo.
Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehata Masyarakat,
Kesehatan
Aprilia Nuruh Baety. 2011. Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan.
2009
http://kumpulanaskeb.com/kti/manajemen-asuhan-kebidanan-pada-bayi-barulahir-pada-bayi-ny-d-dengan-ikterik-grade-iv-selanjutnya-klik-disini-beriberi-com-askeb-bblr-dengan-ikterik-grade-iv-dapatkan-kti-skri-76406/