BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara kita tercinta, tanah air Indonesia sudah dikenal seantero dunia karena memiliki
kekayaan dan keragaman budaya. Kekayaan dan keanekaragaman budaya tersebut terbentuk
tidak dalam waktu sekejap, akan tetapi melalui proses panjang melalui interaksi antarsuku di
Indonesia maupun hasil persinggungan dengan budaya dari negara lain. Ketika Portugis
Belanda dan Jepang datang ke Indonesia, persinggungan dengan budaya Eropa telah
menambah kekayaan budaya bangsa Indonesia. Para pedagang dari China dan India juga ikut
menambah kekayaan budaya. Kedatangan mereka juga membawa ajaran agama yang
kemudian tersebar luas di Indonesia, imbasnya, Indonesia memiliki keragaman budaya yang
sangat tinggi.
KeanekaragamanbudayaIndonesiadariSabangsampaiMeraukemerupakanasetyangtidakternilai
harganya,sehinggaharustetapdipertahankandanterusdilestarikan.Tetapi,sayangnya,sebagaianak
bangsa masih banyak yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain diIndonesia, salah
satunyabudayatatodiMentawai,SumatraBarat,tindiksebagaitandakedewasaandanmasihbanyak
kebudayaanlainyangbelumtereksplorasi.
BagipenyukatravelingkeberbagaidaerahdiIndonesia,
khususnyayangrasaingintahunyacukuptinggiterhadap
beragambudaya,tidakadasalahnyamampirkeMentawai
untukmelihatdaridekatbudayatatoyangsudahmenjadi
kebudayaanmasyarakatsetempat,selainmenikmatisajian
pesonaalamdanlautnya.
ketika Belanda dan Jepang datang ke Indonesia. Para pedagang dari China dan India juga
turut menambah kekayaan budaya. Kedatangan mereka juga membawa ajaran agama yang
kemudian tersebar luas di Indonesia. Akibatnya, Indonesia memiliki keragaman budaya yang
sangat tinggi.
Keberagaman penduduk di wilayah Indonesia diakibatkan oleh beberapa keadaan, baik yang
datang berasal dari dalam ataupun luar masyarakat itu sendiri. Hal tersebut juga dipengaruhi
oleh keadaan alam, individu, dan kelompok masyarakat . Pada umumnya keberagaman
masyarakat di wilayah Indonesia dikarenakan oleh:
1) Letak strategis wilayah Indonesia
Coba kita amati posisi geogarfi wilayah Indonesia dalam peta dunia. Posisi Indonsia yang
sangat stategis adalah di antara dua Samudera yaitu Samudera Indonesia atau hindia dan
Samudera Pasifik, serta diantar dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia yang
mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi salah satu jalur perdagangan internasional
tersibuk. Lalu lintas perdangangan bukan hanya membawa komoditas perdagangan, tetapi
juga mempunyai pengaruh kebudayaan mereka terhadap budaya yang ada di Indonesia.
Kedatangan para bangsa asing yang rasnya berbeda, kemudian tinggal di wilayah
Indonesia menjadikan perbedaan ras. Juga dengan agama dan kepercayaan para
pendatang asing.
2) Keadaan negara kepulauan
Negara Indonesia terdiri dari beribu-ribu gugusan pulau yang secara fisik posisinya
terpisah-pisah. Hal ini yang menghambat hubungan antar masyarakat Indonesia dari
pulau yang berbeda-beda wilayahnya. Setiap masyarakat di wilayah kepulauan
mengembangkan kebiasaan dan budaya mereka sendiri - sendiri, mensesuai pada
tingkatan perkembangan dan lingkungan masyarakat itu sendiri. Hal ini menyebabkan
adanya perbedaan suku bangsa, komunikasi (bahasa), kebiasaan (budaya), peran antara
laki-laki dan perempuan, dan penganut kepercayaan atau agama.
3) Perbedaan keadaan alam
Kondisi alam yang sangat berbeda seperti di daerah pantai / laut, dataran tinggi /
pegunungan, daerah tanam subur, padang rumput (sabana), dataran rendah, wilayah
genagan air (rawa) menyebabkan adanya perbedaan pada masyarakat. Juga keadaan
kekayaan alam, potensi tanaman yang bisa tumbuh, hewan ternak / liar yang hidup di
daerah sekitarnya. Penduduk di daerah pantai sangat berbeda dengan penduduk yang
berada di pegunungan, seperti adanya perbedaan bentuk dan model rumah, mata
pencaharian / pekerjaan, makanan pokok yang dikonsumsi, pakaian, budaya / kesenian,
bahkan agama dan kepercayaan.
4) Kondisi transportasi dan komunikasi
Kemajuan yang pesat sarana transportasi dan komunikasi juga sangat mempengaruhi
adanya perbedaan pada masyarakat yang ada di wilayah Indonesia. Kemudahan dalam
sarana tersebut membawa mudahnya masyarakat di daerah satu berhubungan dengan
masyarakat di daerah lain, walaupun jarak dan keadaan alam yang terbilang sangat sulit.
Sebaliknya adanya sarana yang kurang atau terbatas juga akan memjadi penyebab banyak
keberagaman masyarakat di wilayah Indonesia.
5) Penerimaan masyarakat terhadap adanya perubahan
By : M. Naufaal Daffa Realdi
Pandangan masyarakat tentang sesuatu yang termasuk baru baik yang masuk dari dalam
ataupun luar suatu masyarakat yang sedikit banyaknya membawa pengaruh atas adanya
perbedaan pada masyarakat di wilayah Indonesia. Ada suatu masyarakat yang sangat
mudah untuk menerima orang adari luar (asing) atau kebudayaan lain, seperti pada
masyarakat perkotaan. tetapi ada juga beberapa masyarakat yang masih saja
mempertahankan budayanya sendiri, tidak mau untuk menerima kebudayaan dari luar.
b. Pengertian Budaya
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun
1945.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan
Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya,
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah puncak-puncak dari
kebudayaan daerah. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.
Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: yang khas
dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan
menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk
mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan
Nasional
BAB II ISI
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah
di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini beberapa
kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya.
1. Nusa Tenggara Timur
Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil
yang beribukota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Setelah pemekaran, Nusa Tenggara Timur adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di
bagian tenggara Indonesia. Provinsi ini terdiri dari beberapa pulau, antara lain Pulau Flores,
Pulau Sumba, Pulau Timor, Pulau Alor, Pulau Lembata, Pulau Rote, Pulau Sabu, Pulau
Adonara, Pulau Solor, Pulau Komodo dan Pulau Palue. Ibukotanya terletak di Kupang, di
bagian barat pulau Timor.
Provinsi ini terdiri dari kurang lebih 550 pulau, tiga pulau utama di Nusa Tenggara Timur
adalah Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Timor Barat (biasa dipanggil Timor).
Provinsi ini menempati bagian barat pulau Timor. Sementara bagian timur pulau tersebut
adalah bekas provinsi Indonesia yang ke-27, yaitu Timor Timur yang merdeka menjadi
negara Timor Leste pada tahun 2002.
Bendera
Lambang
Pulau Komodo
Dasar hukum
UU 64/1958
Ibu kota
Kupang
Area
- Total luas
48718,10 km2
Populasi
- Total
4683827
Pemerintahan
- Gubernur
- Wagub
- Ketua DPRD
- Sekda
Frans Salem
- Kabupaten
21
- Kota
- Kecamatan
186
- Kelurahan
2.650
APBD
- DAU
Rp. 1.003.991.703.000.-
Demografi
- Suku bangsa
- Agama
- Bahasa
Bahasa Indonesia
Lagu daerah
Moree
1) Rumah Adat
Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Timur disebut Saoata Musalakitana. Rumah
Saoata Musalakitana adalah rumah rumah adat di NTT, untukk tempat tinggal lurah, camat
atau pembesar lainnya. Rumah ini berbentuk panggung dan dibawahnya terdapat balai
panjang tempat menerima tamuyang tiangnya berdiri dari landasan batu besar, sehingga tidak
perlu ditanam dalam tanah.
Tari Perang
4) Senjata Tradisional
Senjata yang umumnya dipakai oleh penduduk NTT adalah Sundu atau Sudu, semacam keris.
Penduduk menganggapnya sebagai senjata tikam yang keramat. Senjata lainnya adalah
Saweo, Pisau, Kampak, Parang, dan Senapan Tumbuk.
Bahasa Kupang berhubungan dekat dengan bahasa Indonesia. Perbedaannya yang paling
mendasar adalah dengan adanya kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis, serta
penggunaan "kita" sebagai kata ganti orang pertama tunggal (yang dalam bahasa Indonesia
digunakan untuk kata ganti orang jamak tunggal).
7) Lagu Daerah
Lagu daerah Nusa Tenggara Timur terdiri dari : Potong Bebek, Desaku, Anak Kambing Saya.
2. Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat
Bendera
Lambang
Ibu kota
Area
- Total luas
Populasi
- Total
Pemerintahan
- Gubernur
- Wagub
- Ketua DPRD
- Sekda
- Kabupaten
- Kota
- Kecamatan
- Kelurahan
APBD
- DAU
Demografi
- Suku bangsa
- Agama
- Bahasa
Lagu daerah
Mataram
20153,15 km2
4500212
Muhammad Zainul Majdi
Muhammad Amin
Umar Said
Muhammad Nur
7
2
116
960
Rp. 859.353.026.000.Sasak (68%), Bima (14%), Sumbawa (8%), Bali (3%),
Dompu (3%), Jawa (2%)[2]
Islam (96%), Hindu (3%), Buddha (0.5%), Kristen
(0.5%)
Indonesia, Sasak,Samawa,Mbojo
Orlen-orlen
Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang berada dalam gugusan
Sunda Kecil dan termasuk dalam Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi yang biasa disingkat
NTB ini memiliki 10 Kabupaten/Kota.
Di awal kemerdekaan Indonesia, wilayah ini termasuk dalam wilayah Provinsi Sunda Kecil[3]
[4]
yang beribukota di Singaraja. Kemudian, wilayah Provinsi Sunda Kecil dibagi menjadi 3
provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Saat ini nama "Nusa
Tenggara" digunakan oleh dua daerah administratif: Provinsi Nusa Tenggara Barat dan
Nusa Tenggara Timur. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian barat
Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di
barat dan Sumbawa yang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang
berada di Pulau Lombok.
Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara suku Bima dan
Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa
Tenggara Barat beragama Islam (96%).
1) Rumah Adat
Salah satu contoh rumah adat Nusa Tenggara Barat disebut Istana Sultan Sambawa. Istana
tersebut bertingkat tiga. Lantai bawah atau pertama merupakan tempat pengawalan. Bila ada
upacara, maka para pengawal berbaris didepan tangga, sesuai urutan pangkatnya. Anak
tangga menandakan urutan pangkat tersebut.
Lantai kedua adalah tempat kediaman Sultan dan Permaisuri. Disebalah kana berhapan
dengan kamar Sultan alah tempat pangeran pangeran. Sedangkan lantai tiga disediakan untuk
para putri dan keluarga lainnya dari Sultan.
10
a. Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut kehadiran Maulid Nabi Besar
Muhammad SAW. Tari ini juga sering dipertunjukkan pada upacara upacara perkawinan
atau upacara khinatan keluarga raja.
b. Tari Batu Nganga, adalah sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan
tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang mesuk kedalam batu. Mereka memohon
agar sang putri dapat keluar dari dalam batu itu.
c. Tari Gora (Gogo Rancah), adlah tarian yang menggambarkan keceriaan dan kegembiraan
para petani yang dengan semangat menanam padi. Tari ini merupakan tari garapan yang
diolah dari sumber tari tradisi suku Sasak, suku Sumbawa, dan suku Bima.
Keris NTB
5) Suku
Suku dan marga yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Barat adalah : Sasak, Bali, Sumbawa,
dan Bima.
6) Bahasa Daerah : Sumbawa, Sasak, dan lain lain.
Bahasa Sumbawa, atau Basa Samawa, adalah bahasa yang dituturkan di bekas wilayah
Kesultanan Sumbawa yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat. Jumlah
penuturnya sekitar 300 000 orang.
11
Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat.
Bahasa ini mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak
serumpun dengan bahasa Sumbawa.
Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di
kawasan Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai
contoh, kawasan antar rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah memiliki
dialek yang sangat berbeda.
7) Lagu Daerah :
Lagu daerah Nusa Tenggara Barat adalah Orlen orlen.
3. Kalimantan Tengah
1) Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Tengah dinamakan Rumah Betang, Bentuk rumahnya panjang,
bawah kolongnya digunakan untuk pertenun dan menumbuk padi dan dihuni oleh lebih
kurang 20 kepala keluarga.
Rumah terdiri dari 6 kamar antara lain untuk penyimpanan alat-alat perang, kamar untuk
pendidikan gadis, tempat sesajian, tempat upacara adat dan agama, tempat penginapan dan
ruang tamu. Pada kiri-kanan ujung atap dihiasi tombak sebagai penolak mara bahaya.
12
Mandau
13
5) Suku : Dayak, Ngaju, Maanyan, Dusun, Lawangan Bukupai, Ot Danun, dan lain-lain.
6) Bahasa Daerah : Dayak, Ngayu, Ot Danun, dan lain-lainnya.
7) Lagu Daerah : Kalayar, Palu Lempangpupoi.
4. Kalimantan Barat
1) Rumah Adat
Salah satu contoh rumah adat Kalimantan Barat dinamakan Istana Kesultanan Pontianak.
Istana Kesultanan Pontianak berbentuk panggung. Bagian kolongnya tidak dipergunakan,
karena tanahnya berawa-rawa. Pada kiri-kanan istana terdapat kamar-kamar dan ditengahnya
terdapat singgasana, tempat Sultan mengadakan upacara dan pertemuan.
Istana tersebut terbuat dari kayu besi seluruhnya dan atapnya terbuat dari sirap kayu besi
pula.
14
a. Tari Monong, merupakan sebuah tari penolak penyakit, agar si penderita dapat sembuh
kembali. Penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampinya.
b. Tari Zapin Tembung, merupakan suatu tari pergaulan dalam masyarakat Kalimantan
Barat.
c. Tari Menoreh Getah, tari ini menggambarkan gerak kehidupan masyarakat pedesaan
Kalimantan Barat yang memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan menoreh getah.
Berpijak pada ide itu tari ini digarap berdasarkan unsur-unsur gerak dari tari Melayu dan
Dayak yang ada di daerah Kalimantan Barat.
d. Tari Tandak Sambas, adalah bentuk tari-tarian pergaulan rakyat Kalimantan Barat.
e. Tari Mandau, Tarian Mandau merupakan simbolisasi dari semangat juang masyarakat
Suku Dayak dalam membela harkat dan martabatnya.
Tari Mandau
4) Senjata Tradisional
Mandau adalah senjata tradisional yang biasa dipakai oleh penduduk di Kalimantan Barat.
MAndau adalah sejenis parang dan ada pula mandau yang dipakai untuk keperluan seharihari. Senjata lainnya adalah perisai, sumpitan, tombak, dan sabit.
Mandau untuk keperluan berperang, dihiasi dengan rambut manusia sebagai lambang
keberanian. Perisainya yang disebut kelikit berukuran setinggi badan dengan diberi hiasan
ukir-ukiran berwarna hitam dan merah. Senjata lainnya adalah sumpitan dengan anak sumpit
(damak) yang ujungnya diberi racun getah pohon yang disebut ipoh.
15
Provinsi ini mempunyai 11 kabupaten dan 2 kota. DPRD Kalimantan Selatan dengan surat
keputusan No. 2 Tahun 1989 tanggal 31 Mei 1989 menetapkan 14 Agustus 1950 sebagai Hari
Jadi Provinsi Kalimantan Selatan. Tanggal 14 Agustus 1950 melalui Peraturan Pemerintah
RIS No. 21 Tahun 1950, merupakan tanggal dibentuknya provinsi Kalimantan, setelah
pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS), dengan gubernur Dokter Moerjani. Penduduk
Kalimantan Selatan berjumlah 3.626.616 jiwa (2010).
Bendera
Lambang
16
Dari kiri ke kanan: Taman Cahaya Bumi Selamat Martapura, Pasar Terapung Banjarmasin, Kantor
Gubernur Kalimantan Selatan, Rumah Banjar, Jembatan Barito dan Bamboo Rafting Loksado
Julukan: Bumi Lambung Mangkurat
Semboyan: Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
( Tetap bersemangat dan kuat seperti baja dari awal sampai akhir)
Hari jadi
Ibu kota
Area
- Total luas
Populasi
- Total
Pemerintahan
- Gubernur
- Wagub
- Ketua DPRD
- Sekda
- Kabupaten
- Kota
- Kecamatan
- Kelurahan
APBD
- DAU
By : M. Naufaal Daffa Realdi
14 Agustus 1950
Banjarmasin
37530,52[1] km2
3626616
Sahbirin Noor
Rudy Resnawan
Noormiliyani
Arsyadi
11
2
152
2.007
Rp. 1.063.511.441.000.17
Demografi
- Suku bangsa
- Bahasa
Lagu daerah
Rumah tradisional
Senjata tradisional
Situs web
- Agama
1) Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Selatan dinamakan Rumah Banjar Bubungan Tinggi. Rumah Banjar
Bunbungan Tinggi mempunyai atap tinggi. Bagian depan rumah berfungsi sebagai teras yang
dinamakan pelatar, tempat anggota keluarga bersantai.
Rumah ini merupakan rumah panggung dan dibawahnya dapat digunakan untuk menyimpan
padi dan sebagainya. Seluruh rumah terbuat dari kayu ulin dan atapnya dari sirap kayu ulin.
2) Pakaian Adat
Pria memakai pakaian adat berupa tutup kepala(destra), baju rompi, sarung sebatas dengkul
dan celana panjang yang disebut selawar. Sedangkan sebilah keris diselipkan didepan perut.
Wanitanya memakai tutup kepala berhiasankan kembang goyang yang disebut sumping, baju
dan kain bersulam emas. Perhiasan yang dipakainya beruapa anting anting, kalung, pending,
dan gelang. Pakaian pengantinini berdasarkan adat banjar.
18
19
Prosesi adat ini dikenal dengan Aruh Baharin, pesta syukuran yang dilakukan gabungan
keluarga besar yang berhasil panen padi di pahumaan (perladangan) . Upacara Adat Aruh
Baharin, Pesta yang berlangsung tujuh hari itu terasa sakral karena para balian yang
seluruhnya delapan orang itu setiap malam menggelar prosesi ritual pemanggilan roh leluhur
untuk ikut hadir dalam pesta tersebut dan menikmati sesaji yang dipersembahkan.
Upacara Adat Aruh Baharin, Prosesi berlangsung pada empat tempat pemujaan di balai yang
dibangun sekitar 10 meter x 10 meter. Prosesi puncak dari ritual ini terjadi pada malam ketiga
hingga keenam di mana para balian melakukan proses batandik (menari) mengelilingi tempat
pemujaan. Para balian seperti kerasukan saat batandik terus berlangsung hingga larut malam
dengan diiringi bunyi gamelan dan gong.
Untuk ritual pembuka, disebut Balai Tumarang di mana pemanggilan roh sejumlah raja,
termasuk beberapa raja Jawa, yang pernah memiliki kekuasaan hingga ke daerah mereka.
Selanjutnya, melakukan ritual Sampan Dulang atau Kelong. Ritual ini memanggil leluhur
Dayak, yakni Balian Jaya yang dikenal dengan sebutan Nini Uri. Berikutnya, Hyang
Lembang, ini proses ritual terkait dengan raja- raja dari Kerajaan Banjar masa lampau.
Para balian itu kemudian juga melakukan ritual penghormatan Ritual Dewata, yakni
mengisahkan kembali Datu Mangku Raksa Jaya bertapa sehingga mampu menembus alam
dewa. Sedangkan menyangkut kejayaan para raja Dayak yang mampu memimpin sembilan
benua atau pulau dilakukan dalam prosesi Hyang Dusun.
Pada ritual-ritual tersebut, prosesi yang paling ditunggu warga adalah penyembelihan kerbau.
Kali ini ada 5 kerbau. Berbeda dengan permukiman Dayak lainnya yang biasa hewan utama
kurban atau sesaji pada ritual adat adalah babi, di desa ini justru hadangan atau kerbau, warga
dan anak-anak berebut mengambil sebagian darah hewan itu kemudian memoleskannya ke
masing-masing badan mereka karena percaya bisa membawa keselamatan. Daging kerbau itu
menjadi santapan utama dalam pesta padi tersebut.
Sedangkan sebagian daging dimasukkan ke dalam miniatur kapal naga dan rumah adat serta
beberapa ancak (tempat sesajian) yang diarak balian untuk disajikan kepada dewa dan
leluhur. Menjelang akhir ritual, para balian kembali memberkati semua sesaji yang isinya
antara lain ayam, ikan bakar, bermacam kue, batang tanaman, lemang, dan telur. Ada juga
penghitungan jumlah uang logam yang diberikan warga sebagai bentuk pembayaran pajak
kepada leluhur yang telah memberi mereka rezeki.
Selanjutnya, semua anggota keluarga yang menyelenggarakan ritual tersebut diminta
meludahi beberapa batang tanaman yang diikat menjadi satu seraya dilakukan pemberkatan
oleh para balian. Ritual ini merupakan simbol membuang segala yang buruk dan kesialan.
Akhirnya sesaji dihanyutkan di Sungai Balangan yang melewati kampung itu. Bagi
masyarakat Dayak, ritual ini adalah ungkapan syukur dan harapan agar musim tanam berikut
panen padi berhasil baik. lokasi terletak sekitar 250 kilometer utara Banjarmasin ,Desa
Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Upacara Adat Maccera Tasi
Upacara Adat Macceratasi merupakan upacara adat masyarakat nelayan tradisional di
Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan. Upacara ini sudah berlangsung sejak lama dan
terus dilakukan secara turun-temurun setiap setahun sekali. Beberapa waktu lalu, upacara ini
kembali digelar di Pantai Gedambaan atau disebut juga Pantai Sarang Tiung.
By : M. Naufaal Daffa Realdi
20
Prosesi utarna Macceratasi adalah penyembelihan kerbau, kambing, dan ayam di pantai
kemudian darahnya dialirkan ke laut dengan maksud memberikan darah bagi kehidupan laut.
Dengan pelaksanaan upacara adat ini, masyarakat yang tinggal sekitar pantai dan sekitarnya,
berharap mendapatkan rezeki yang melimpah dari kehidupan laut.
Kerbau, kambing, dan ayam dipotong. Darahnya dilarungkan ke
laut. Itulah bagian utama dari prosesi Upacara Adat Macceratasi.
Kendati intinya hampir sama dengan upacara laut yang biasa
dilakukan masyarakat nelayan tradisional lainnya. Namun upacara
adat yang satu ini punya hiburan tersendiri.
Sebelum Macceratasi dimulai terlebih dahulu diadakan upacara
Tampung Tawar untuk meminta berkah kepada Allah SWT. Sehari
kemudian diadakan pelepasan perahu Bagang dengan memuat
beberapa sesembahan yang dilepas beramai-ramai oleh nelayan
bagang, baik dari Suku Bugis, Mandar maupun Banjar. Keseluruhan upacara adat ini
sekaligus melambangkan kerekatan kekeluargaan antarnelayan.
Untuk meramaikan upacara adat ini, biasanya disuguhkan hiburan berupa kesenian hadrah,
musik tradisional, dan atraksi pencak silat. Usai pelepasan bagang, ditampilkan atraksi meniti
di atas tali yang biasa dilakukan oleh lelaki Suku Bajau. Atraksi ini pun selalu dipertunjukkan
bahkan dipertandingkan pada saat Upacara Adat Salamatan Leut (Pesta Laut) sebagai
pelengkap hiburan masyarakat.
Upacara Adat Babalian Tandik
Selain Upacara Adat Macceratasi, Kabupaten Kota Baru juga mempunyai upacara adat
lainnya, seperti Upacara Adat Babalian Tandik, yakni kegiatan ritual yang dilakukan oleh
Suku Dayak selama seminggu. Puncak acara dilakukan di depan mulut Goa dengan
sesembahan pemotongan hewan qurban. Upacara ini diakhiri dengan Upacara Badudus atau
penyiraman Air Dudus. Biasanya yang didudus (disiram) seluruh pengunjung yang hadir
sehingga mereka basah semua.
Upacara Adat Mallasuang Manu, yakni upacara melepas sepasang ayam untuk
diperebutkan kepada masyarakat sebagai rasa syukur atas melimpahnya hasil laut di
Kecamatan Pulau Laut Selatan. Upacara ini dilakukan Suku Mandar yang mendominasi
kecamatan tersebut, setahun sekali tepatnya pada bulan Maret. Upacara ini berlangsung
hampir seminggu dengan beberapa kegiatan hiburan rakyat sehingga berlangsung meriah.
Upacara Adat Macceratasi, biasanya diadakan menjelang perayaan tahun baru di Pantai
Gedambaan, Kabupaten Kota Baru. Mudah menjangkau kabupaten berjuluk Bumi Saijaan
ini. Dari Jakarta naik kapal terbang ke Bandara Syamsuddin Noor, Banjarmasin. Keesokan
paginya melanjutkan perjalanan udara dengan pesawat Trigana Air ke Bandara Stagen, Kota
Baru. Bisa juga naik Kapal Cepat Kirana Jawa-Sulawesi-Kalimantan. Selanjutnya mencarter
mobil travel ke lokasi upacara. [Sumber: liburan.info]
Upacara Adat Mallasung Manu
Ritual khas kaum muda mudi suku Mandar yang berdomisili di Kecamatan Laut Selatan,
Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Mallassung Manu adalah sebutan bagi ritual adat
melepas beberapa pasang ayam jantan dan betina sebagai bentuk permohonan meminta jodoh
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
By : M. Naufaal Daffa Realdi
21
Pesta adat yang juga telah menjadi event wisata ini dilakukan secara turun temurun di Pulau
Cinta, sebuah pulau kecil yang konon berbentuk hati dan berjarak sekitar dua mil dari Pulau
Laut, pulau terbesar di perairan tenggara Kalimantan yang menjadi Ibu Kota Kabupaten
Kotabaru. Pulau Cinta memiliki luas sekitar 500 m2 dan hanya terdiri dari batu-batu besar
dan sejumlah pohon di dalamnya.
Dalam pesta adat yang unik ini, para peserta berangkat secara bersama-sama dari Pulau Laut
(Kotabaru) menuju Pulau Cinta dengan menggunakan perahu. Sesampainya di Pulau Cinta,
pesta adat melepas sepasang ayam jantan dan betina dilaksanakan dengan disaksikan oleh
ribuan penonton
Keinginan agar mudah mencari jodoh dapat melahirkan ekspresi budaya yang khas.
Kekhasan itulah yang dapat disaksikan dalam Pesta Adat Malassuang Manu. Ritual utama
dalam upacara ini, yaitu melepas ayam jantan dan betina, dilaksanakan di atas sebuah batu
besar yang bagian tengahnya terbelah sepanjang kira-kira 10 meter. Dari atas batu itu,
sepasang ayam tersebut dilemparkan sebagai tanda permohonan kepada Tuhan supaya
dimudahkan dalam mencari jodoh.
Usai melepas sepasang ayam tersebut, para muda-mudi ini kemudian mengikatkan pita atau
tali rafia (yang di dalamnya telah diisi batu atau sapu tangan yang indah) di atas dahan atau
ranting pepohonan yang terdapat di Pulau Cinta. Hal ini sebagai perlambang, apabila kelak
memperoleh jodoh tidak akan terputus ikatan tali perjodohannya sampai maut menjemput.
Kelak, pita atau tali rafia tersebut akan diambil kembali bila permohonan untuk bertemu
jodoh telah terkabul. Pasangan yang telah berjodoh ini akan kembali ke Pulau Cinta untuk
mengambil pita atau tali rafia tersebut dengan menggunakan perahu klotok yang dihias
dengan kertas warna-warni. Makanan khas yang selalu menjadi hidangan dalam ritual kedua
ini adalah sanggar (semacam pisang goreng yang terbuat dari pisang kepok yang dibalut
dengan tepung beras dan gandum dengan campuran gula dan garam), serta minuman berupa
teh panas.
Pasangan ini akan diiringi oleh sanak saudara untuk mengadakan selamatan. Usai
memanjatkan doa, mereka kemudian melepaskan pita atau tali rafia yang dulu diikatkan di
dahan atau ranting pohon untuk disimpan sebagai bukti bahwa keinginannya telah terkabul.
Selain itu, ritual kedua ini juga merupakan permohonan supaya dalam kehidupan selanjutnya
selalu dibimbing menjadi keluarga yang sejahtera.
Pesta adat yang pelaksanaannya didukung oleh pemerintah daerah setempat ini juga
dimeriahkan oleh tari-tarian adat dan berbagai macam perlombaan, seperti voli, sepakbola,
dan lain-lain. Berbagai event lomba tersebut biasanya akan memperebutkan trophy Bupati
Kotabaru atau Gubernur Kalimantan Selatan. Biasanya Pesta Mallasung Manu
diselenggarakan pada bulan MaretApril
Pesta adat Mallassuang Manu diselenggarakan di Teluk Aru dan Pulau Cinta, Kecamatan
Laut
Selatan,
Kabupaten
Kotabaru,
Kalimantan
Selatan,
Indonesia.
By : M. Naufaal Daffa Realdi
22
Ibu Kota Kabupaten Kotabaru terletak di ujung utara Pulau Laut. Dari Ibu Kota Kalimantan
Selatan, Banjarmasin, Kotabaru terletak sekitar 350 kilometer dengan kondisi jalan yang
kurang mulus. Wisatawan yang menggunakan bus, bus mini, atau mobil carteran akan
menghabiskan waktu sekitar 910 jam untuk sampai di pelabuhan penyeberangan.
Perjalanan darat ini akan dilanjutkan dengan menyeberangi laut menggunakan kapal ferry
menuju Pelabuhan Tanjung Serdang, Kotabaru. Dari Pelabuhan ini, perjalanan darat menuju
Kotabaru masih memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jarak sekitar 40 kilometer.
Selain perjalanan darat, jika memilih transportasi laut, wisatawan dapat pula memanfaatkan
penyeberangan dari Pelabuhan Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) menuju Pelabuhan
Tanjung Serdang (Kotabaru).
Pesawat udara, transit terlebih di Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin (Kalimantan
Selatan) atau Bandara Sepinggan Balikpapan (Kalimantan Timur) sebelum menuju Bandara
Stagen Kotabaru.
4) Senjata Tradisional
Keris adalah salah satu senjata tradisonal diKalimantan Selatan. Ukurannya paling panjang
lebih kurang 30cmdan matanya terlogam lainnya. Senjata buat dari besi dicampur logam
lainnya. Senjata lainnya adalah anak mandau, bujak (sejenis tombak), sumpitan, dan beliung.
Keris
5) Suku
Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Selatan adalah : Banjang Hulu dan
Banjang Kuala.
6) Bahasa Daerah : Banjar
Bahasa Banjar adalah sebuah bahasa Austronesia dari rumpun bahasa Melayik yang
dipertuturkan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia, sebagai bahasa ibu. Bahasa
Banjar termasuk kelompok Bahasa Melayu Lokal Borneo Timur. Bahasa Banjar termasuk
dalam daftar bahasa dominan di Indonesia.
Di tanah asalnya di Kalimantan Selatan, bahasa Banjar yang merupakan bahasa sastra lisan
terbagi menjadi dua dialek besar yaitu Banjar Kuala dan Banjar Hulu. Sebelum dikenal
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, pada zaman dahulu apabila berpidato, menulis
atau mengarang orang Banjar menggunakan bahasa Melayu Banjar dengan menggunakan
By : M. Naufaal Daffa Realdi
23
aksara Arab. Tulisan atau huruf yang digunakan umumnya huruf atau tulisan Arab gundul
dengan bahasa tulis bahasa Melayu (versi Banjar). Semua naskah kuno yang ditulis dengan
tangan seperti puisi, Syair Siti Zubaidah, syair Tajul Muluk, syair Burung Karuang, dan
bahkan Hikayat Banjar dan Tutur Candi menggunakan huruf Arab berbahasa Melayu (versi
Banjar).
Bahasa Banjar dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya bahasa Minangkabau,
bahasa Betawi, bahasa Iban, dan lain-lain.
Karena kedudukannya sebagai lingua franca, pemakai bahasa Banjar lebih banyak daripada
jumlah suku Banjar itu sendiri. Selain di Kalimantan Selatan, Bahasa Banjar yang semula
sebagai bahasa suku bangsa juga menjadi lingua franca di daerah lainnya, yakni Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Timur serta di daerah Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, sebagai
bahasa penghubung antar suku. Di Kalimantan Tengah, tingkat pemertahanan bahasa Banjar
cukup tinggi tidak sekadar bertahan di komunitasnya sendiri, bahkan menggeser (shifting)
bahasa-bahasa orang Dayak. Penyebaran bahasa Banjar sebagai lingua franca ke luar dari
tanah asalnya memunculkan varian Bahasa Banjar versi lokal yang merupakan interaksi
bahasa Banjar dengan bahasa yang ada di sekitarnya misalnya bahasa Samarinda, bahasa
Kumai dan lain-lain. Di sepanjang daerah hulu sungai Barito atau sering disebut kawasan
Barito Raya (Tanah Dusun) dapat dijumpai bahasa Banjar versi logat Barito misalnya di kota
Tamiang Layang digunakan bahasa Banjar dengan logat Dayak Maanyan.
Pemakaian bahasa Banjar dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan
dan sekitarnya lebih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Berbagai suku di
Kalimantan Selatan dan sekitarnya berusaha menguasai bahasa Banjar, sehingga dapat pula
kita jumpai bahasa Banjar yang diucapkan dengan logat Jawa atau Madura yang masih terasa
kental seperti yang kita jumpai di kota Banjarmasin.
Bahasa Banjar juga masih digunakan pada sebagian permukiman suku Banjar di Malaysia
seperti di Kampung (Desa) Parit Abas, Mukim (Kecamatan) Kuala Kurau, Daerah
(Kabupaten) Kerian, Negeri Perak Darul Ridzuan.
Bahasa Banjar banyak dipengaruhi oleh bahasa Melayu, Jawa dan bahasa-bahasa Dayak.
Kesamaan leksikal bahasa Banjar terhadap bahasa lainnya yaitu 73% dengan bahasa
Indonesia, 66% dengan bahasa Tamuan (Malayic Dayak), 45% dengan bahasa Bakumpai,
35% dengan bahasa Ngaju. Hasil penelitian Wurm dan Willson (1975), hubungan
kekerabatan antara Bahasa Melayu dan Bahasa Banjar mencapai angka 85 persen. Adapun
kekerabatan dengan bahasa Maanyan sekitar 32 % dan dengan bahasa Ngaju 39 %,
berdasarkan penelitian Zaini HD1.[27] Bahasa Banjar mempunyai hubungan dengan bahasa
24
yang digunakan suku Kedayan (sebuah dialek dalam bahasa Brunei) yang terpisahkan selama
400 tahun dan bahasa Banjar sering pula disebut Bahasa Melayu Banjar.
6. Kalimantan Timur
Kalimantan Timur (Kaltim)
Benua Etam
Bendera
Lambang
Hari jadi
Dasar hukum
Ibu kota
Area
1 Januari 1957
UU No. 25 Tahun 1956
Samarinda
25
- Total luas
- Luas perairan
- % daerah perairan
Populasi
- Total
- Kepadatan
Pemerintahan
- Gubernur
- Wagub
- Ketua DPRD
- Sekda
- Kabupaten
- Kota
- Kecamatan
- Kelurahan
APBD
- DAU
Demografi
- Suku bangsa
- Agama
- Bahasa
Zona waktu
Lagu daerah
Rumah tradisional
Senjata tradisional
Situs web
129066,64 km2
10217 km2
4,2%
3.043.689 (18)
14/km2
Awang Faroek Ishak
Mukmin Faisyal
Syahrun
Rusmadi
7
3
103
1.020
Rp. 55.539.336.500.Jawa (30,24%), Bugis (20,81%), Banjar (12,45%), Dayak (9,94%),
Kutai (7,80%), Toraja (2,21%), Paser (1,89%)
Sunda (1,57%), Madura (1,32%), Buton (1,25%) Lain-lain
(10,51%)
Islam (87,62%), Kristen (Protestan & Katolik) (11,96%), Hindu
(0,18%), Budha (0,24%)
Indonesia, Banjar, Kutai, Dayak
+8
Indung-Indung
Rumah Lamin
Mandau, Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit, Gayang
www.kaltimprov.go.id
Kalimantan Timur atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau
Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 129.066,64
km dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk
terendah keempat di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.
Kalimantan Timur sebelum mekar menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi terluas
kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama dengan
Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.
26
Bahasa lainnya yang dituturkan masyarakat Kalimantan Timur diantaranya adalah Bahasa
Kutai, Bahasa Paser, Bahasa Tidung, Bahasa Berau, Bahasa Tunjung, Bahasa Bahau, Bahasa
Modang dan Bahasa Lundayeh.
1) Rumah Adat
Rumah adat Kalimantan Timur dinamakan Rumah Lamin. Rumah Lamin adalah rumah adat
suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Rumah itu berbentu panggung setinggi 3m dari
tanah dan dihuni oleh 25-30 kepala keluarga. Ujung atap rumah diberi hiasan kepala naga,
simbol keangungan, budi luhur, dan kepahlawanan. Halaman rumah diisi oleh patung patung
Blontang, menggambarkan dewa dewa sebagai penjaga rumah atau kampung
Rumah lamin terbagi atas ruang dapur, ruang tidur dan ruang tengah guna menerima tamu
atau pertemuan adat. Tangga untuk naik kerumah lamin terbuat dari satu pohon. Bentuk
tangga ini tak berbeda antara rumah bangsawan dan rumah rakyat biasa. Dinding rumah
terbuat dari katu diselingi daun rumbia, sedangkan kolong rumah dapan dipergunakan untuk
memelihara ternak.
2) Pakaian Adat
By : M. Naufaal Daffa Realdi
27
Pria dari Kalimantan Timur memakai tutup kepala (topi) berhiaskan bulu bulu enggang, baju
rompi dan kain tenun sebatas lutut. Sebuah tameng dengan hiasan yang khas berada
ditangannya.
Hiasan lainnya adalah kalung yang terbuat dari tulang atau gigi binatang.
Sedangkan wanitanya memakai topi dengan hiasan yang khas baju rompi dan kain (rok)
dengan warna dan hiasan yang khas pula. Perhiasan yang dipakai adalah kalung dan beberapa
gelang dikedua belah tangannya.
3) Tari Daerah
a. Tari Gong, dipertunjukkan pada waktu upacara penyambutan terhadap tamu agung. Dapat
pula dipertunjukkan sewaktu kelahiran seorang bayi kepala suku. Tari ini bersumber dari
tari tradisi Dayak Kenyah, yang merupakan gabungan dari tari perang dan tari gong.
Keseluruhannya menggambarkan kisah dua orang pemuda yang memperebutkan seorang
putri yang kemudian menjelma menjadi seekor burung.
b. Tari Perang, tari yang mempertunjukkan pertarungan dua orang pemuda salam
memperebutkan seorang gadis.
c. Hudug dan Belian, adalah tari tarian yang mengandung kepercayaan magic untuk
mengusir roh jahat yang menganggu
28
4) Senjata Tradisional
Di Kalimantan Timur pun, mandau merupakan sejata tradisional rakyatnya. Hulu mandau
diberi ukuran burung enggang dengan hiasan rambut manusia. Dibuat oleh pandai besi yang
mempunyai ilmu gaib.
Mandau adalah semacam senjata yang berbentuk parang dengan panjang kira kira 1/2m.
Mandau itu ada dua macam. Pertama, mandau yang disebut Tampilan dan dipakai untuk
perang dan upacara. Kedua, mandau yang biasa dipakai untuk keperluan sehari hari. Senjata
lainnya adalah bujak (senjata tombak), anak mandau, beliung, dan sumpit.
29
5) Suku
Suku dan marga yang terdapat didaerah Kalimantan Timur adalah : Dayak, Tidung, Kenyah,
Bulungan, Berusu, Kayan, Abai dan lain lain.
6) Bahasa Daerah
Bahasa daerah Kalimantan Timur: Kenyah, Kayan dan lain lain.
7) Lagu Daerah
Lagu daerah Kalimantan Timur adalah Indung-indung
30
1. Kesimpulan
Potensi budaya Indonesia sebagai aset nasional dimiliki oleh setiap daerah, bahkan budaya
merupakan sebuah asset Negara. Setiap daerah di Indonesia memiliki budaya yang berbeda,
budaya-budaya ini hendaknya di pelihara dan dilestarikan oleh masyarakat karena budaya
merupakan identitas Negara. Yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas
sampai Rote, terlihat dari banyaknya pulau di Indonesia yaitu sebanyak 17.504, suku bangsa
Indonesia sebanyak 1.340 dan jumlah bahasa sebanyak: 546.
Semua itu membuktikan bahwa budaya Indonesia merupakan budaya yang kaya akan budaya
daerah. Diantara sekian banyak kebudayaan yang dimiliki budaya Indonesia, khususnya pada
provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan dan kalimantan Timur. Terdapat beberapa budaya daerah yang sangat
populer, diantaranya adalah Rumah Adat, Pakaian Adat, Tari Daerah, Senjata Tradisional,
Suku, Bahasa Daerah, Lagu Daerah dan lain-lain.
Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah
di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda yang diakibat factor
sejarah, demografi dan lainnya. Namun, karena factor letak yang berdekatan mengakibatkan
beberapa kesamaan buday seperti bahasa, suku, tarian dan senjata daerah.
31