A. Latar Belakang
a)
tumbuh pada suhu kurang dari 100C. Suhu optimum pertumbuhannya sekitar 25270C dan tumbuh baik pada ketinggian 1500 meter atau lebih diatas permukaan
laut. Curah hujan yang diperlukan rata- rata 500-5000 mm per tahun. Singkong
dapat tumbuh pada tanah berpasir hingga tanah liat, maupun pada tanah yang
rendah kesuburunnya (Grace,1977).
Umbi
singkong
berbentuk
silinder
yang ujungnya
mengecil dengan
diameter rata-rata sekitar 2-5 cm dan panjang sekitar 20-30 cm. Singkong biasanya
diperdagangkan dalam bentuk masih kulit. Umbinya mempunyai kulit yang terdiri
dari dua lapis yaitu kulit luar dan kulit dalam. Daging umbi berwarna putih dan
kuning (Muchtadi dan Sugiyono,1989).
Keripik adalah makanan ringan yang digemari masyarakat. keripik tergolong
jenis makanan craker yaitu makanan yang bersifat kering dan renyah dengan
kandungan lemak yang tinggi. Renyah adalah keras dan mudah
patah.
Sifat
renyah pada craker ini akan hilang jika produk menyerap air. Produk ini
banyak disukai karena rasanya enak, renyah, dan tahan lama, praktis dan mudah
dibawa dan disimpan (sulistyowati,2004).
b) Mesin Perajang Singkong
Untuk pembuatan keripik singkong (umbi kentang dll) diperlukan mesin guna
mempercepat proses pengirisannya, yang disebut Mesin Perajang Singkong.
Kapasitas mesin ditentukan oleh kebutuhan industri atau berdasarkan konsumen.
Proses operasional mesin
itu saja, mesin ini juga dapat menghasilkan hasil rajangan dengan ketebalan
yang sama, waktu perajangan menjadi cepat. Mesin
perajang
singkong
ini
mempunyai sistem transmisi berupa puli. Bila motor listrik dihidupkan, maka akan
berputar kemudian gerak putar dari motor ditransmisikan ke puli 1, kemudian dari
puli 1 ditransmisikan ke puli 2 dengan menggunakan
poros 1. Jika poros 1 berputar maka akan menggerakkan puli 3 yang ditransmisikan
ke puli 4 dengan menggunakan belt untuk menggerakkan poros 2, kemudian poros
2 berputar maka piringan tempat pisau siap untuk merajang singkong.
Hasil produksi yang diharapkan pada mesin ini mampu menghasilkan
rajangan singkong sebanyak 1 kg dalam waktu 1,5 menit lebih banyak dibandingkan
perajang manual yang mampu menghasilkan rajangan singkong sebanyak 1 kg
dalam waktu 6 menit. Waktu yang dibutuhkan untuk setiap perajangan singkong
adalah 1 detik. Jadi dalam satu jamnya mesin ini dapat menghasilkan rajangan
singkong sebanyak 40 kg lebih banyak dibandingkan dengan perajang manual yang
hanya dapat menghasilkan
tanpa
adanya
bahan
istirahat,
singkong,
lainnya
penambahan
seperti
pergantian
operator
dan
B.
Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang dihadapi, maka tujuan dari pembuatan
1.
akan berputar kemudian gerak putar dari mesin ditransmisikan ke puli 1, dari puli 1
ditransmisikan
ke
puli
dengan
dirajang
maka
akan
keluar
melalui corong.
10. Hopper
2. Puli
3. Motor listrik
4. V-Belt
5. Tutup depan
6. Pisau perajang
16. Bearing
8. Saluran keluar
ditunjukkan
pada
b) Metode Pengelingan
Fungsi keling dalam sebuah sambungan adalah untuk membuat sebuah ikatan
yang kuat dan ketat. Kekuatan biasanya untuk mencegah kegagalan dari sambungan.
Keketatan biasanya agar kuat dan
mencegah kebocoran seperti pada
ketel. [2]
Ketika dua plat diikat bersamaan dengan sebuah keling seperti pada Gambar
1.2(a), lubang dalam plat di-punching dan di-reaming. Punching adalah metode paling
murah dan digunakan untuk plat yang relatif tipis pada suatu struktur. Drilling
digunakan pada kebanyakan pekerjaan pressure-vessel (tangki). Dalam pengelingan
pressure-vessel dan struktur, diameter lubang keling biasanya 1,5mm lebih besar dari
pada diameter nominal keling.
Pengelingan bisa dikerjakan dengan manual atau dengan mesin. Dalam
pengelingan manual, original head dari keling ditahan dengan sebuah hammer (palu)
atau batang yang berat dan kemudian bagian tail ditempat pada die (cetakan keling)
yang dipukul oleh sebuah palu, seperti Gambar 1.2 (a). Hal ini mengakibatkan shank
mengembang hingga memenuhi lubang dan tail berubah menjadi sebuah point
seperti ditunjukkan Gambar 1.2(b).
Dalam pengelingan mesin, die adalah bagian dari palu yang dioperasikan dengan
tekanan udara, hidrolik atau uap.
Catatan: 1. Untuk keling baja sampai diameter 12 mm, proses keling dingin
bisa digunakan sementara untuk keling diameter lebih besar, proses
pengelingan panas yang digunakan.
2. Dalam kasus keling yang panjang, hanya tail yang dipanaskan dan
bukan shank.
c) Material Keling
Material keling harus tangguh dan ulet. Keling biasa dibuat dari baja (baja karbon
rendah atau baja nikel), kuningan, aluminium atau tembaga, tetapi ketika kekuatan
dan ketahanan terhadap kebocoran adalah pertimbangan yang utama, maka keling
baja yang digunakan. [2]
Keling secara umum diproduksi dari baja yang memenuhi Indian Standard
(Standar India) berikut:
a. IS : 1148-1982 (ditetapkan 1992) - Spesifikasi untuk batang keling pengerolan
panas ( diameter sampai 40mm) untuk struktur,
b. IS : 1149-1982 (ditetapkan 1992) Spesifikasi untuk batang keling baja
kekuatan tinggi untuk struktur.
Keling untuk ketel diproduksi dari material menurut IS : 1990-1973 (ditetapkan 1992)
Spesifikasi untuk keling baja untuk ketel.
Catatan: Baja untuk konstruksi ketel yang sesuai adalah IS:2100-1970 (ditetapkan
1992)- Spesifikasi untuk batang dan billet baja untuk ketel.
Kepala keling secara umum (di bawah diameter 12 mm) sesuai dengan IS :
2155-1982 (ditetapkan 1996) seperti Gambar 1.3.
2. Kepala keling secara umum (diameter 12mm sampai 48mm) sesuai dengan IS
: 1929-1982 (ditetapkan 1996) seperti Gambar 1.4.
3. Kepala keling untuk ketel (diameter 12mm sampai 48mm) sesuai dengan IS :
1929-1961 (ditetapkan 1996) seperti Gambar 1.5.
Misalkan
At = (p d)t
Ketahanan retak (Pt) dari plat per panjang plat adalah:
Pt = At.t = (p d).t
Ketika ketahanan retak Pt lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P) per
panjang pitch, maka tipe ini tidak akan terjadi keretakan.
c. Pergeseran keling. Plat yang dihubungkan dengan keling yang mengalami
tegangan tarik pada keling, dan jika keling tidak sanggup menahan tegangan,
maka keling akan bergeser seperti pada Gambar 11. Ketahanan yang diberikan
oleh keling terhadap geseran dinamakam ketahanan geser (shearing resistance)
atau kekuatan geser (shearing strength) atau nilai pergeseran (shearing value)
dari keling.
Gambar 1.11[2]
Misalkan
Jadi ketahanan pergeseran yang dibutuhkan dari keling per panjang pitch
adalah:
Ketika ketahanan pergeseran PS lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P)
per panjang pitch, maka tipe ini akan terjadi kegagalan/kerusakan.
d. Perubahan bentuk (crushing) pada plat atau keling. Kadang-kadang kenyataannya
keling tidak mengalami geseran di bawah tegangan tarik, tetapi bisa rusak
(berubah bentuk) seperti pada Gambar 12. Akibat ini, lubang keling menjadi
berbentuk oval dan sambungan menjadi longgar. Kerusakan keling yang
demikian juga dinamakan sebagai kerusakan bantalan (bearing failure).
Ketahanan yang diberikan oleh keling terhadap perubahan bentuk dinamakam
ketahanan perubahan bentuk (crushing resistance) atau kekuatan perubahan
bentuk (crushing strength) atau nilai perubahan bentuk (bearing value)
AC = d.t
= n.d.t
dan ketahanan crushing yang dibutuhkan untuk merusak keling per panjang
pitch adalah:
PC = n.d.t.c
Ketika ketahanan crushing Pc lebih besar dari pada beban yang diterapkan (P )
per panjang pitch, maka tipe ini akan terjadi kegagalan/kerusakan.
Catatan: Jumlah keling karena geser akan sama dengan jumlah keling karena
crushing.
Ps dan Pc adalah tarikan yang diperlukan untuk meretakkan plat, menggeser keling
dan merusakkan keling.
Efisiensi sambungan keling didefinisikan sebagai rasio kekuatan sambungan
keling dengan kekuatan tanpa keling atau plat padat. Kita sudah membahas bahwa
kekuatan sambungan keling adalah Pt, Ps dan Pc. Kekuatan tanpa keling per panjang
pitch adalah:
P = p.t.t
1.
Diameter keling.
Diameter lubang keling diperoleh dengan menggunakan rumus Unwins, yaitu:
d=6 t
10
Tabel 1.1: Ukuran keling untuk sambungan umum, menurut IS: 1929 1982. [2]
2.
Jumlah keling.
Jumlah keling yang diperlukan untuk sambungan dapat diperoleh dengan
tahanan geseran atau tahan crushing dari keling.
Misalkan
Karena sambungan adalah double strap butt joint, oleh karena itu dalam double
shear (geser). Itu diasumsikan bahwa tahanan sebuah keling pada double shear
adalah 1,75 kali dari pada single shear.
11
P = b.t.t
Efisiensi sambungan,
Catatan: Tegangan yang diijinkan dalam sambungan struktur adalah lebih besar
dari pada yang digunakan dalam desain pressure vessel. Nilai berikut
biasa dipakai.
Untuk plat dalam tarikan = 140 Mpa Untuk keling dalam geser = 105 Mpa Untuk
crushing dari keling dan plat Geser tunggal = 224 MpaGeser ganda = 280 Mpa.
5. Pitch dari keling diperoleh dengan menyamakan kekuatan tarik sambungan
dan kekuatan geser keling. Tabel berikut menunjukkan nilai pitch menurut
Rotscher.
Tabel 1.2: Pitch dari keling untuk sambungan struktur[2]
12
seluruh keling tidak menerima beban yang sama, maka sambungan ini dinamakan
sambungan keling beban eksentris, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.14 (a). Beban
eksentris menghasilkan geser sekunder diakibatkan oleh kecenderungan gaya untuk
memutar sambungan terhadap pusat gravitasi yang menimbulkan geser.
Misalkan
13
2.
Masukkan dua gaya P1 dan P2 pada pusat gravitasi G dari sistem keling. Gayagaya ini adalah sama dan berlawanan arah dengan P seperti pada Gambar 15
(b).
14
b. Arah beban geser sekunder adalah tegak lurus dengan garis pusat keling
terhadap pusat gravitasi sistem keling.
Kita mengetahui bahwa jumlah momen putar eksternal akibat beban eksentris
dan momen tahanan internal dari keling harus sama dengan nol.
5. Beban geser utama dan sekunder dapat ditambahkan untuk menentukan resultan
beban geser (R) pada setiap keling seperti pada Gambar 1.14 (c). Besarnya R
menjadi:
Ketika beban geser sekunder pada setiap keling adalah sama, kemudian
keeling menerima beban yang besar yang mana sudut antara beban geser utama
dan beban geser sekunder menjadi minimum. Jika tegangan geser yang diijinkan
(), diameter lubang keling
15
Gambar 1.15[2]
Gambar 1.16[2]
16
Gambar 1.17[2]
Gambar 1.18[2]
Gambar 1.19[2]
Gambar 1.20[2]
B. Sambungan Las
A. Pendahuluan
Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang diperoleh dengan
peleburan sisi dua bagian yang disambung bersamaan, dengan atau tanpa tekanan
dan bahan pengisi. Panas yang dibutuhkan untuk peleburan bahan diperoleh
dengan pembakaran gas (untuk pengelasan gas) atau bunga api listrik (untuk las
listrik). [2]
17
2. Butt joint.
Butt joint diperoleh dengan menempatkan sisi plat seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.2. Dalam pengelasan butt, sisi plat tidak memerlukan kemiringan jika
ketebalan plat kurang dari 5 mm. Jika tebal plat adalah 5 mm sampai 12,5 mm, maka
sisi yang dimiringkan berbentuk alur V atau U pada kedua sisi. [2]
18
Jenis lain sambungan las dapat dilihat pada Gambar 25.3 di bawah ini.
19
Jika t adalah tegangan tarik yang diijinkan untuk las logam, kemudian kekuatan
tarik sambungan untuk las fillet tunggal (single fillet weld) adalah:
A = 0,707.s.l
20
Jika adalah tegangan geser yang diijinkan untuk logam las, kemudian kekuatan
geser dari sambungan untuk single paralel fillet weld (las fillet sejajar tunggal),
P = 0,707.s.1.
dan kekuatan geser sambungan untuk double paralel fillet weld,
P = 2.0,707.s.1. = 1,414.s.1.
Catatan:
1. Jika sambungan las adalah kombinasi dari las fillet sejajar ganda dan melintang
tunggal seperti Gambar 2.6 (b), kemudian kekuatan sambungan las adalah
dengan menjumlahkan kedua kekuatan sambungan las, yaitu;
P = 0,707.s.11. t + 1,414.s.12.
dimana 11 adalah lebar plat.
2. Untuk memperkuat las fillet, dimensi leher adalah 0,85.t.
E. Kasus khusus sambungan las fillet
Kasus berikut dari sambungan las fillet adalah penting untuk diperhatikan:
1.
Las fillet melingkar yang dikenai torsi. Perhatikan batang silinder yang
dihubungkan ke plat kaku dengan las fillet seperti pada Gambar 2.7.
21
Tegangan geser terjadi pada bidang horisontal sepanjang las fillet. Geser
maksimum terjadi pada leher las dengan sudut 45o dari bidang horisontal..
2.
22
Tegangan bending terjadi pada bidang horisontal sepanjang las fillet. Tegangan
bending maksimum terjadi pada leher las dengan sudut 45o dari bidang horisontal.
Panjang leher,
3.
Las fillet memanjang yang dikenai beban torsi. Perhatikan plat vertikal dilas ke
plat horisontal dengan dua las fillet seperti pada Gambar 2.9.
23
Variasi tegangan geser adalah sama dengan variasi tegangan normal sepanjang
(I) dari balok yang dikenai bending murni. Tegangan geser menjadi:
Dalam butt joint, panjang ukuran las adalah sama dengan tebal leher yang sama
dengan tebal plat.
24
dan kekuatan tarik double-V butt joint seperti pada Gambar 2.10 (b) adalah:
Sebagai catatan bahwa ukuran las bisa lebih besar dari pada ketebalan plat,
tetapi dapat juga lebih kecil. Tabel berikut menunjukkan ukuran las minimum yang
direkomendasikan.
Tabel 2.1: Ukuran las minimum yang direkomendasikan. [2]
25
2.
26
Kasus 2:
Ketika sambungan las dibebani secara eksentris seperti pada Gambar 2.12, maka
terjadi dua jenis tegangan berikut ini:
1. Tegangan geser utama, dan
2. Tegangan geser akibat momen puntir.
27
Dua gaya P1 dan P2 adalah didahului pada pusat gravitasi G dari sistem
las. Pengaruh beban P1
Ketika tegangan geser akibat momen puntir (T = P.e) pada beberapa bagian
adalah seimbang untuk jarak radial dari G, sehingga tegangan akibat P.e pada titik A
adalah seimbang dengan AG (r2) dan arahnya memutar ke kanan terhadap AG. Dapat
ditulis:
dimana 2 adalah tegangan geser pada jarak maksimum (r2) dan adalah
tegangan geser pada jarak r
Perhatikan sebuah bagian kecil dari las yang mempunyai luas dA pada jarak r
dari G. Gaya geser pada bagian keeil ini adalah .dA
dan momen puntir dari gaya geser terhadap G adalah
28
dimana
Tegangan geser akibat momen puntir yaitu tegangan geser sekunder adalah:
Catatan: Momen inersia polar pada luas leher (A) terhadap pusat gravitasi yang
diperoleh
dengan teorema sumbu sejajar yaitu:
29
Tabel 2.2: Momen inersia polar dan section modulus dari las[2]
30
C. Sambungan Ulir
a) Pendahuluan
Sebuah ulir (screwed) dibuat dengan melakukan pemotongan secara kontinyu
alur melingkar pada permukaan silinder. Sambungan ulir sebagian besar terdiri dari
dua elemen yaitu baut (bolt) dan mur (nut). Sambungan ulir banyak digunakan
dimana bagian mesin dibutuhkan dengan mudah disambung dan dilepas kembali
tanpa merusak mesin. Ini dilakukan dengan maksud untuk menyesuaikan/menyetel
pada saat perakitan (assembly) atau perbaikan, atau perawatan. [2]
Istilah berikut digunakan pada ulir seperti pada Gambar 3.1 adalah penting untuk
diperhatikan.
31
1.
2.
Minor
diameter
adalah
diameter
terkecil
pada
ulir
eksternal
atau
4.
Pitch adalah jarak antara puncak ulir. Secara matematika dapat dihitung:
5.
6.
Root adalah permukaan bawah yang dibentuk oleh dua sisi berdekatan dari ulir.
7.
Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara crest dan root.
8.
9.
32
b) Jenis ulir
Jenis ulir adalah sebagai berikut:
1.
Ulir
jenis
ini
banyak
2.
British
association
(B.A)
thread.
lain
3.
American
national
standard
4. Square
thread.
Ulir
ini
banyak
dan
lain-lain
seperti
pada
Gambar 3.5.
Gambar 3.5: Square thread[2]
33
6. Knukle
thread.
digunakan
untuk
Ulir
ini
banyak
pekerjaan
kasar
7. Buttress
thread.
Ulir
banyak
Through bolts. Seperti pada Gambar 3.9 (a) terlihat bahwa baut dan mur
mengikat dua bagian/plat secara bersamaan. Jenis baut ini banyak digunakan
pada baut mesin, baut pembawa, baut automobil dan lain-lain.
Gambar 3.9[2]
34
2.
Tap bolts. Seperti pada Gambar 3.9 (b), ulir dimasukkan ke lubang tap pada salah
satu bagiannya dikencangkan tanpa mur.
3.
Stud. Seperti pada Gambar 3.9 (c), ulir ini pada kedua ujungnya berulir. Salah
satu ujung ulir dimasukkan ke lubang tap kemudian dikencangkan sementara
ujung yang lain ditutup dengan mur.
4.
Cap screws. Ulir ini sama jenisnya dengan tap bolts tetapi berukuran kecil dan
variasi bentuk kepala seperti pada Gambar 3.10.
35
36
2.
3.
Gambar 3.11: Beban eksentris yang sejajar dengan sumbu baut [2]
37
Total beban tarik pada baut yang dibebani paling besar adalah:
Jika dc adalah diameter core (minor) dari baut dan t adalah tegangan tarik
untuk material baut, maka total beban tarik Wt :
Dari TabeI 6.1, kita temukan bahwa standar diameter minor (core) baut adalah
28,706mm dan jika dihubungkan dengan ukuran baut yang tepat adalah M33.
38
Gambar 3.12[2]
Dalam kasus ini, baut menerima beban geser utama yang sama pada seluruh
baut. Sehingga beban geser utama pada setiap baut adalah:
Beban tarik maksimum pada baut 3 dan 4 adalah seperti pada persamaan
Ketika baut dikenai geser yang sama dengan beban tarik, kemudian beban ekuivalen
dapat ditentukan dengan hubungan berikut:
Beban tarik ekuivalen adalah:
39
Gambar 3.13[2]
L1, L2, L3, dan L4 = Jarak pusat baut dari sisi tepi A.
Seperti pernah dibahas pada sub bab di atas bahwa persamaan momen eksternal
W.L merupakan jumlah momen seluruh baut adalah:
40
Beban ini adalah maksimum ketika cos adalah minimum yaitu ketika cos = -1 atau
=180o.
41
Perhatikan sebuah poros yang dijepit pada salah satu ujungnya dan menerima
torsi pada ujung yang lain seperti pada Gambar 4.1. Akibat torsi, setiap bagian yang
terpotong menerima tegangan geser torsi. Kita akan membahas tegangan geser torsi
adalah nol pada pusat poros dan maksimum pada permukaan luar. Tegangan geser
torsi maksimum pada
permukaan luar poros dengan rumus sebagai berikut:
Catatan:
1. Tegangan geser torsi pada jarak x dari pusat poros adalah:
42
Untuk poros berlubang dengan diameter luar do dan diameter dalam di,
momen inersia polar J adalah:
Kekuatan poros berarti torsi maksimum yang ditransmisikan oleh poros. Jadi
desain sebuah poros untuk kekuatan, persamaan diatas bisa digunakan. Daya
yang ditransmisikan oleh poros (dalam watt) adalah:
43
pada bagian penampang juga ada tipe tegangan lain seperti tegangan tarik, tekan
dan geser.
Balok lurus yang mengalami momen bending M seperti pada Gambar 4.2 di bawah
ini.
Ketika balok menerima momen bending, bagian atas balok akan memendek
akibat kompresi dan bagian bawah akan memanjang akibat tarikan. Ada permukaan
yang antara bagian atas dan bagian bawah yang tidak memendek dan tidak
memanjang, permukaan itu dinamakan permukaan netral (neutral surface). Titik
potong permukaan netral dengan
sembarang penampang balok dinamakan sumbu netral (neutral axis). Distribusi
tegangan dari balok ditunjukkan dalam Gambar 4.2. Persamaan bending adalah :
44
Karena E dan R adalah konstan, oleh karena itu dalam batas elastis, tegangan
pada sembarang titik adalah berbanding lurus terhadap y, yaitu jarak titik ke sumbu
netral.
Juga dari persamaan di atas, tegangan bending adalah:
45
Pitch
Rangka
1a
1i
1n
mm)
150 mm
4 mm
1g
165 mm
1d
1b
175 mm
1e
1f
6 mm
132.5 mm
6a
Tebal Plat
= 4 mm
t (tegangan tarik)
= 12000 n/cm2
asumsi
= 37 mm & 40 mm
t (tebal)
= 4 mm
M 12 x 1.25
Rangka
1m
150 mm
1i
180 mm
1c & 1o
150 mm
1f & 1l
120 mm
46
B. Perhitungan
a) Paku Keling
Rangka 1a
Pt = (p - d) x t x t
= (15cm 0.4cm) x 0.4cm x 12000 2
= 70080 N
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 4521.6 N
Pc = n x d x t x c
= 4 x 0.4 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 11520 N
Pmax = P x t x t
= 15 cm x 0.4 cm x 12000 2
= 72000 N
=
=
( , , )
4521.6
72000
Pt = (p - d) x t x t
47
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 3391.2 N
Pc = n x d x t x c
= 3 x 0.4 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 8640 N
Pmax = P x t x t
= 15 cm x 0.4 cm x 12000 2
= 72000 N
( , , )
3391.2
72000
Pt = (p - d) x t x t
= (13 cm 0.4 cm) x 0.4cm x 12000 2
= 60480 N
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 2260.8 N
48
Pc = n x d x t x c
= 2 x 0.4 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 5760 N
Pmax = P x t x t
= 13 cm x 0.4 cm x 12000 2
= 62400N
( , , )
2260.8
62400
Pt = (p - d) x t x t
= (16.5 cm 0.4 cm) x 0.4cm x 12000 2
= 77280 N
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 3391.2 N
Pc = n x d x t x c
= 3 x 0.4 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 8640 N
Pmax = P x t x t
49
( , , )
3391.2
79200
Pt = (p - d) x t x t
= (17.5 cm 0.4 cm) x 0.4cm x 12000 2
= 82080 N
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 3391.2 N
Pc = n x d x t x c
= 3 x 0.4 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 8640 N
Pmax = P x t x t
= 17.5 cm x 0.4 cm x 12000 2
= 84000 N
=
=
( , , )
3391.2
84000
50
Pt = (p - d) x t x t
= (13.25 cm 0.6 cm) x 0.4cm x 12000 2
= 60720 N
Ps = 4 x d2 x x n
=
3.14
4
= 7630.2 N
Pc = n x d x t x c
= 4 x 0.6 cm x 0.4 cm x 18000 2
= 8640 N
Pmax = P x t x t
= 13.25 cm x 0.4 cm x 12000 2
= 63600 N
=
=
( , , )
7306.2
63600
=Lxt
= ((37 mm x28)+(40 mm+47)) x 4 mm
51
= 1164 mm
Luas lasan ditiap-tiap lasan
A = 0.707 x t x l
= 0.707 x 4 mm x 37 mm
= 104.636 mm2 (terdapat 28 Lasan)
dan
A = 0.707 x t x l
= 0.707 x 4 mm x 40 mm
= 113.12 mm2 (terdapat 47 Lasan)
Gaya maximal Pmax
Dengan L = 40 mm
Pmax = 0.707 x L x
= 0.707 x 40 mm x 55 2
= 1555.4
Dengan L = 37 mm
Pmax = 0.707 x L x
= 0.707 x 37 mm x 55 2
= 1438.745
c) Baut
Gaya awal
M 10
P = 1420 x d
= 1420 x 10
= 14200 N
M 12
P = 1420 x d
52
= 1420 x 12
= 17040 N
Tegangan Tarik
M 10
=
2
4 ( )
14200
3.14
(8.446)2
4
= 252.38 2 (Mpa)
M 12
=
( )2
4
=
17040
3.14
(10.446)2
4
= 198.17 2 (Mpa)
M 10
Untuk Baut
L
=
=
14200
3.14 8.466 28 1.25
= 15.26
2
()
35
=
=
= 28
1.25
n = pitch
Untuk Mur
14200
=
= 12.92 2 ()
3.14 10 28 1.25
53
M 12
Untuk Baut
17040
3.14 10.466 32 1.25
= 12.96
2
()
Untuk Mur
17040
=
= 11.31 2 ()
3.14 12 32 1.25
Tegangan patah
M 10
14200
= 127.71 2
3.14 [102 8.4662 ]1.25
17040
= 125.97 2
3.14 [122 10.4662 ]1.25
[ 2 ]
M 12
[ 2
Gaya geser
M 10
=
=
2
4
3.14
102 15.26 1.25 = 1497.39
4
M 12
=
=
2
4
3.14
122 12.96 1.25 = 1831.248
4
54
Tegangan kombinasi
M 10
1
2 + 4 2
2
=
=
1
+ 2 + 4 2
2
2
252.38
1
+ 2 252.382
2
+ 4(15.262 ) = 253.3
M 12
1
2 + 4 2
2
=
=
1
+ 2 + 4 2
2
2
252.38
1
+ 2 198.172
2
+ 4(12.962 ) = 199.015
55
b) Las
p
c) Baut
p
p
p
56
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Budiyanto, Perancangan Mesin Perajang Singkong, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta, 2012.
[2]. Achmad Zainuri, S.T., M.Eng.,Diktat Elemen Mesin I,Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Mataram, 2010.*
Hasil terjemah dari (Khurmi, R.S., and Gupta, J.K., 1982, Text Books of Machine Design, Eurasia Publishing
House (Pvt) Ltd, Ram Nagar, New Delhi 110055.)
Gambar Utuh
Gambar Elemen
Gambar Rangka
Gambar Konstruksi
p
p