Anda di halaman 1dari 6

QURANIC MEDICINE

- 4142

: ":


" ":
" ":



" ):



( ] [ 43 ::

):

















( ]






!

[ 90 : :

! 4/330



- 3185







}








{








)(219





)(90









)












(91







}

{

3185
3255




QURANIC MEDICINE
ADA APA DENGAN LARANGAN KHAMR? Bagian ke-1

Gejala social yang tertangkap pantauan kami hingga di pelosok pun dan
bahkan kalangan generasi muda pun, adalah keakraban mereka dengan
khamr, alkoholik, ciu. Kasihan dan mengenaskan, karena boleh dibilang,
minuman yang sebenarnya tidak layak disebut minuman ini, enak pun
tidak, sedap pun tidak, sudah menjadi konsumsi pokok seperti kebutuhan
mereka meminum air putih, teh atau kopi.
Kalau Allah dan Rasul-Nya melarang khamr, qaliluhu wa katsiruhu, enggak
usah diutak-atik, pasti mudharat. Lalu mengapa Allah haramkan khamr di
dalam Al-Quran (Al-Baqarah, Al-Maidah, An-Nisa), dan Rasulullah di
dalam As-Sunnah?
Secara umum, inilah sebagian efek negative khamr terhadap tubuh:
1. Gangguan terhadap CNS karena efek sedasi
2. Ketergantungan fisik maupun psikologik dan serangan sindrom
putus obat.
3. Alcoholic liver disease
4. Gangguan system pencernaan, gastritis, pancreatitis, anemia dan
malnutrisi protein

5. Efek yang kompleks terhadap sistem kardiovaskular, hipertensi,


aritmia dan kardiomiopati.
6. Menghambat proliferasi
7. Defisiensi zat besi
8. Dan lain-lainnya dari berbagai macam efek social dan ekonomis.
Adakah yang mau menambahi?

Minuman keras kerap dikonsumsi masyarakat dengan berbagai tujuan


salah satunya tujuan rekseasional. Padahal, banyak bahaya yang
mengintai dibalik minuman yang kerap disalah gunakan tersebut.Miras
atau minuman keras mengendung senyawa alkohol dalam bentuk etil
alkohol atau etanol. Zat inilah yang bertanggung jawab terhdap efek yang
ditimbulkan minuman keras
Dari sekian banyak sistem organ, sistem saraf pusatlah yang mengalami
efek paling panyak yang ditimbulkan alkohol. Ia menimbulkan efek sedasi
atau bius dan pada konsentrasi yang lebih tinggi menimbulkan bicara
yang menceracau, kemampuan pengambilan keputusan yang menurun,
perilaku yang tidak menentu dan lain sebagainya yang kerap disebut
dengan mabuk. Efek pada sistem saraf pusat berbanding lurus dengan
konsentrasi alkohol dalam darah.
Konsentrasi alkohol
dalam darah (mg/dL)
50 100
100 200
200 300
300 400
> 500

Efek Klinis
Sedasi, efek fly, peningkatan respon
Fungsi motoris terganggu, bicara
menceracau, pelo
Mual, muntah, penurunan kesadaran
Koma
Depresi pernapasan, gagal napas, kematian

Konsumsi alkohol jangka panjang menyebabkan toleransi dan


ketergantungan fisik maupun psikologik. Saat peminum dipaksa berhenti
mengonsumsi alkohol, ia akan mengalami withdrawal syndrome atau

sindrom putus obat. Sindrom ini biasanya berupa hipereksitabilitas atau


mudah terangsang bahkan hingga kejang, psikosis, bahkan delirium
tremen pada kasus yang parah. Dosis dan lama konsumsi alkohol
menentukan berat ringannya sindrom putus obat ini. Ketergantungan
secara psikologis juga dapat timbul. Ha ini ditandai dengan keinginan
untuk mendapatkan efek mabuk. Peminum yang telah berhenti juga dapat
mengalami beberapa periode sakaw yang sangat ingin minum alkohol
dengan adanya pencetus berupa misalnya melihat tempat biasa ia minum
atau kawan minumnya.
Komplikasi tersering dari penyalah gunaan alkohol adalah penyakit pada
hati, aloholic liver disease. Penyakit ini sering tidak menampakkan
gejala klinis yang signifikan. Penyakit ini diawali dengan perlemakan hati
dimana terjadi penggantian jaringan parenkim hati dengan lemak.
Kejadian ini masih bersifat reversibel atau dapat kembali seperti semula
hanya jika konsumsi alkohol dihentikan. Namun jika konsumsi berlanjut,
kejadian ini dapat berlanjut menjadi hepatitis alkoholik dan berakhir pada
sirosis dan kegagalan fungsi hati. Hepatotoksisitas alkohol lebih mudah
menyerang wanita dibandingkan pria. Resiko penyakit hati ini bertambah
jika diiringi dengan kejadian hepatitis B atau C.
Organ sistem percernaan lain juga dapat terpengaruh alkohol. Konsumsi
alkohol merupakan penyebab terbesar pankreatitis kronis di dunia barat.
Selain ia sendiri bersifat toksik terhadap sel asinus, alkohol juga
mempengaruhi epitel panreas dan secara lanjut menyebabkan
pembentukan sumbatan yang terdiri dari protein dan batu kalsium
karbonat.
Pengonsumsi alkohol jangka panjang juga rentan terhadap gastritis dan
memiliki resiko tinggi kehilangan darah dan protein yang dapat berujung
ke anemia dan malnutrisi protein. Alkohol juga dapat mencederai usus
halus yang menyebabkan diare, penurunan berat badan, dan defisiensi
berbagai macam vitamin.
Alkohol memiliki efek yang kompleks terhadap sistem kardiovaskular.
Diantaranya adalah aritmia, dimana terjadi ketidak teraturan ritme

jantung. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan elektrolit dalam


tubuh dan peningkatan kadar katekolamin. Aritmia ini dapat
menyebabkan kejang, pingsan, dan mati mendadak. Selain itu dapat
terjadi kardiomiopati dengan hipertrofi ventrikel dan fibrosis, dimana
terjadi penggantian sel-sel kontraktil jantung dengan jaringan ikat dan
pelebaran bilik jantung. Hal ini terjadi karena alkohol sendiri dapat
mencederai sel-sel jantung sehat. Selain itu, ia menyebabkan kerusakan
membran, menurukan fungsi mitikondria dan retikulum sarkoplasma,
akumulasi fosfolipid dan asam lemak, dan perubahan pada kanal kalsium.
Tidak sampai disitu saja, ecara epidemiologis ada hubungan antara
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi. Secara kasar, alkoholisme
bertanggung jawab terhadap 5% dari kasus hipertensi total. Penghentian
konsumsi alkohol efektif dalam menurunkan tekanan darah para
peminum.
Darah juga tidak luput dari efek alkohol. Ia menghambat proliferasi atau
perkembangan seluruh elemen sel pada sumsum tulang. Selain itu dapat
terjadi anemia karena defisiensi asam folat yang berhubungan dengan
alkohol. Defisiensi zat besi dapat terjadi karena perdarahan salura cerna
karena konsumsi alkohol berlebih. Alkohol juga dapat menyebabkan
sinrom hemolitik yang berhubungan dengan hiperlipidemia dan penyakit
hati.

Anda mungkin juga menyukai