Anda di halaman 1dari 6

Analisis laporan keuangan melibatkan penilaian baik resiko maupun pengembalian

atas investasi modal atau pun modal yang diinvestasikan (return on invested capital)
mengacu pada laba perusahaan relatif terhadap tingkat dan sumber pendanaan. Angka ini
merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam penggunaan dana untuk menghasilkan
keuntungan. Juga merupakan ukuran ya ng baik atas risiko solvabilitas perusahaan.
Analisis kinerja perusahaan membutuhkan analisis bersama , dimana kita dapat
menilai sesuatu ukuran relatif terhadap ukuran lainnya. Hubungan antara laba dengan
investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal dan pengembalian atas
investasi (return on invesment- ROI), merupakan ukuran kinerja perusahaan atas pengelolaan
investasi modal.ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan
relatif terhadap resiko investasi modal dengan pengembalian atas investasi modal dengan
pengembalian investasi alternatif.

PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk


Gambaran umum PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Bermula dari usaha keluarga yang dirintis sejak tahun 1960an oleh Bapak Achmad
Prawirawidjaja (alm), PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Perseroan)
dari tahun ke tahun terus berkembang, dan saat ini telah menjadi salah satu perusahaan yang
terkemuka di bidang industri makanan & minuman di Indonesia.
Pada periode awal pendirian, Perseroan hanya memproduksi produk susu yang
pengolahannya dilakukan secarasederhana. Pada pertengahan tahun 1970an Perseroan mulai
memperkenalkan teknologi pengolahan secara UHT dan teknologi pengmasan dengan
kemasan karton aseptik (Aseptic Packaging Material).
Pada tahun 1975 Perseroan mulai memproduksi secara komersial produk minuman
susu cair UHT dengan merk dagang Ultra Milk, tahun 1978 memproduksi minuman sari
buah UHT dengan merk dagang Buavita, dan tahun 1981 memproduksi minuman teh UHT
dengan merk dagang Teh Kotak. Sampai saat ini Perseroan telah memproduksi lebih dari
60 macam jenis produk minuman UHT.
Pada tahun 1981 Perseroan menandatangani perjanjian lisensi dengan Kraft General
Food Ltd, USA, untuk memproduksi dan memasarkan serta menjual produk-produk keju
dengan merk dagang Kraft. Pada tahun 1994 kerjasama ini ditingkatkan dengan mendirikan
perusahaan patungan: PT Kraft Ultrajaya Indonesia, yang 30% sahamnya dimiliki oleh
Perseroan. Perseroan juga ditunjuk sebagai exclusive distributoruntuk memasarkan produk
yang dihasilkan oleh PT Kraft Ultrajaya Indonesia. Sejak tahun 2002 -untuk bisa
berkonsentrasi dalam memasarkan produk sendiri - Perseroan tidak lagi bertindak sebagai
distributor dari PT Kraft Ultrajaya Indonesia.
Pada tahun 1994 Perseroan melakukan ekspansi usaha dengan memasuki bidang
industri Susu Kental Manis (Sweetened Condensed Milk), dan di tahun 1995 mulai
memproduksi susu bubuk (Powder Milk).
Sejak tahun 2000 Perseroan melakukan kerjasama produksi (toll packing) dengan PT
Sanghiang Perkasa yang menerima lisensi dari Morinaga Milk Industry Co. Ltd., untuk
memproduksi dan mengemas produk-produk susu bubuk untuk bayi. Pada tahun 2008
Perseroan telah menjual merk dagang Buavita dan Go-Go kepada PT Unilever Indonesia,

dan mengadakan Perjanjian Produksi (Manufacturing Agreement) untuk memproduksi dan


mengemas minuman UHT dengan merk dagang Buavita dan Go-Go.
Pada bulan Juli 1990 Perseroan melakukan penawaran perdana saham-sahamnya
kepada masyarakat (Initial Public Offering = IPO). Perseroan telah melakukan 3 kali
penawaran umum dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Right Issue,
yaitu pada tahun 1994, tahun 1999, dan tahun 2004.

Analisis

Menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan pengembalian investasimodal


secara konsep sangat baik dan menarik.
Pengembalian atas aktiva (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas penggunaan aset dalam menghasilkan
profit. Dengan kata lain, rasio ini mencerminkan seberapa efektif manajemen menggunakan
Aset milik perusahaan guna menghasilkan Laba (efektivitas manajerial).
ROA = Laba Bersih / Total Aset
Laba Bersih PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk pada tahun 2013
adalah Rp 325.127.420.664 sementara pada tahun 2014 Rp. 283.360.914.211 Sementara total
nilai aset-nya pada tahun 2013 Rp 2.811.620.982.142 dan pada tahun 2014 adalah Rp
2.917.083.567.355. Sehingga:
Tahun 2014 = 283.360.914.211 / 2.917.083.567.355
Tahun 2014 = 0,10

Tahun 2013 = 325.127.420.664 / 2.811.620.982.142


Tahun 2013 = 0,12
Jadi untuk setiap Rp 1 Aset yang digunakan, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk pada Tahun 2013 hanya mampu menghasilkan Rp 0,12 Laba Bersih daan
pada tahun 2014 hanya mampu menghasilkan Rp 0,10. Bisa juga dikatakan, PT Ultrajaya
Milk Industry & Trading Company Tbk hanya mampu menghasilkan Laba Bersih 12% pada
Tahun 2013 dan 10% pada Tahun 2014 dari total Aset yang digunakan.
Jadi untuk Tahun 2014 Rasio ROA PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company
Tbk mengalami penurunan. Jika melhat ke neraca, kita dapat melihat penyebab penurunan
tersebut. Dimaana piutang pada Tahun 2014 lebih besar dari Tahun 2013 . piutang pada Tahun
2014 adalah Rp 395.101.722.940, sedangkan piutang pada Tahun 2013 adalah Rp
368.549.136.075.

Pengembalian atas investasi modal (ROI)

ROI digunakan untuk mengukur kemampuan efektifitas perusahaan dalam


memberikan penghasilan bagi setiap investasi dalam bentuk ekuitas yang ditanamkan oleh
pemegang saham.
ROI = laba bersih / investasi modal
Laba Bersih pada Laporan Laba/Rugi PT Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company Tbk pada Tahun 2013 menunjukkan angka Rp 325.127.420.664 dan pada Tahun
2014 adalah Rp 283.360.914.211. Sementara total Ekuitas pada Neraca (Investasi modal)
pada Tahun 2013 menunjukkan angka Rp 2.015.146.534.086 dan pada Tahun 2014 adalah
Rp 2.265.097.759.730. Sehingga:

Tahun 2014 = 283.360.914.211 / 2.265.097.759.730


Tahun 2014 = 0,13

Tahun 2013 = 325.127.420.664 / 2.015.146.534.086


Tahun 2013 = 0,16
Jadi untuk setiap Rp 1 yang diinvestasikan pada PT Ultrajaya Milk Industry &
Trading Company Tbk, pemegang saham memperoleh tambahan nilai ekuitas Rp 0,16 pada
tahun 2013 dan Rp 0,13 pada tahun 2014. Bisa juga dikatakan, dari total investasi pada PT
Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk, pemegang saham memperoleh kenaikan
nilai ekuitas 16% pada tahun 2013 dan 13% pada tahun 2014.

Laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk
Laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas induk
tahun 2014 yaitu Rp 98/lembar saham, dan pada tahun 2013 yaitu Rp 113/ lembar saham.Jadi
pengembalian Laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemegang ekuitas entitas
induk tahun 2014 mengalami penurunan.

Anda mungkin juga menyukai