Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SEJARAH EPIDEMIOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 1
1.
2.
3.
4.
5.

Nur Laily
Umi Aprian Musti W.
Andjani Romanita Yuliani
Hanawindra Saraswati
Rani Iftikah N.

G1B013061
G1B014037
I1A015033
I1A015051
I1A015121

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
2016

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sejarah perkembangan epidemiologi diawali dengan perhatian yang lebih
besar terhadap penyakit menular daripada penyakit tidak menular. Namun
perubahan pola struktur masyarakat agragria beralih ke masyarakat industri
banyak memberikan andil terhadap pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi,
yang pada gilirannya dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak
menular. Oleh karena itu, epidemiologi dituntut untuk memberikan perhatian
kepada penyakit tidak menular karena penyakit tersebut mulai meningkat sesuai
dengan perkembangan masyarakat (Bustan, 2000)
Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan
peristiwa seperti kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi,
sosiologi, ekonomi, statistik, fisik, kimia, biologi molekuler, dan teknologi
komputer, telah mempengarui perkembangan teori dan metode epidemiologi.
Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi
cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi influenza spanyol (the
great influenza) merupakan bebearpa contoh peristiwa epidemiologis yang
mempengarui filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi
masalah kesehatan populasi (Budiarto, 2001)
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan frekuensi
penyakit pada manusia, serta faktor resiko atau masalah kesehatan yang dapat
menimbulkan terjadinya kesakitan pada sekelompok orang atau masyarakat.
Menurut definisi yang ada, unit analisis dari studi epidemiologi adalah
sekelompok masyarakat yang bertempat tinggal sama disuatudaerah batas Negara,
provinsi, kabupaten kotamadya, kecamatan desa serta tempat lainnya dan
merupakan ilmu yang mempelajari distribusidan frekuensi penyakit yang
menimpa masyarakat berdasarkan karakteristik orang (person), tempat (place),
dan waktu (time) yang disebut sebagai epidemiologi deskriptif serta mempelajari
hubungan antara masalah-masalah kesehatan dengan distribusi dan frekuensi
penyakit yang menimpa masyarakat yang disebut sebagai epidemiologi analitik.
(Chandra, 2005)

B. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengertian epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi,
dan sejarah epidemiologi
b. Tujuan khusus
1. Pengertian epidemiologi, Macam epidemiologi, Ruang lingkup
epidemiologi, Jangkauan epidemiologi, Manfaat epidemilogi
2. Ahli epidemiologi pertama, Teori jasad renik dan kontangion,
Kelahiran statistik vital, Penelitian epidemiologi klasik, Penelitian
epidemiologi modern

BAB II
ISI
A. Pengertian Epidemiologi

Kata epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu epi berarti pada,
demos berarti rakyat dan logis berarti ilmu, atau dengan kata lainadalah ilmu yang
dipergunakan

untuk

pemecahan

masalah

yang

menimpamasyarakat.

(Notoadmodjo, 2005)
WHO mendefenisikan epidemiologi yaitu ilmu yangmempelajari distribusi
dan determinan dari peristiwa kesehatan danperistiwa lainnya yang berhubungan
dengan kesehatan yang menimpasekelompok masyarakat dan menerapkan ilmu
tersebut untuk memecahkanmasalah.
Dari

definisi

diatas

dapat

dipahami

dari

studi

epidemiologi

adalahsekelompok masyarakat yang bertempat tinggal sama di suatu daerah


batasnegara,

propinsi,

kabupaten,

kota

madya,

kecamatan,

desa

serta

tempattinggal lainnya dan merupakan ilmu yang mempelajari distribusi


danfrekuensi penyakit yang menimpa masyarakat berdasarkan karakteristikorang
(person), tempat (place) dan waktu (time) yang disebut sebagaiepidemiologi
deskriptif serta mempelajari hubungan antara masalah-masalahkesehatan dengan
distrubusi dan frekuensi penyakit yang dideritamasyarakat. (Candra, 2005).
B. Macam Epidemiologi
Dalam

perkembangan

selanjutnya,

epidemiologi

yang

meliputiepidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik dikembangkan lebih


luas yang mendorong perkembangan epidemiologi dalam berbagai bidang.
Macam epidemiologi diuraikan sebagai berikut :
1. Epidemiologi penyakit menular
Bentuk ini telah banyak memberikan peluang

dalam usaha

pencagahan dan penanggulangan penyait tertentu. Berhasilnya manusia


mengatasi berbagai gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan
salah satu hasil yang gemilang dari epidemiologi. Peranan epidemiologi
surveilans yang saat ini begitu diperlukan dalam menanggulangi masalah
kesehatan.
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
Saat ini epidemiologi penyakit tdak menular sangat berkembang
pesat, bidang ini berkembang karena seiring perkembangan kejadian
penyakit tidak menular yang bertalian erat dengan kemajuan masyarakat di

berbagai bidang. Perkembangan masyarakat terutama di bidang industri


banyak mempengaruhi lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan
sosial budaya.
3. Epidemiologi Klinik
Epidemiologi klinik adalah ilmu epidemiologi yang digunakan
oleh para klinisi/dokter tentang cara pendekatan maslaah melalui disiplin
ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi klinik sehari-hari,
para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsipprinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Para
klinisi lebih berorientasi pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya
terhadap kasus secara individu dan biasanya tertarik untuk mengetahui
serta

menganalisa

sumber

penyakit,

cara

penularan

dan

sifat

penyebarannya dalam masyarakat. Berbagai hasil yang diperoleh dari para


klinisi merupakan informasi yang berguna dalam analisa epidemiologi.
4. Epidemiologi Kependudukan
Epidemiologi kependudukan adalah ilmu epidemiologi yang
menggunakan pendekatan epidemiologi dalam menganalisis permasalahan
yang berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang
mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi dalam
masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependuudkan tidak hanya
memeberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara
demografis dalam hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit
dalm

masyarakat

tetapi

sangat

berperan

dalam

berbagai

aspek

kependudukan serta keluarga berencana. Dalam hal ini, peranan


epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar
dalam mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik.
5. Epidemiologi pengelolaan pelayanan kesehatan
Adalah salah satu bentuk pendekatan

manajemen

dalam

menganalisis masalah, mencari penyebab timbulnya suatu masalah serta


penyusunan rencana pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan
terpadu. Peranan epidemiologi manajemmen dalam menganalisis biaya
pengobatan dan biaya pelayanan kesehatan. Para ahli epidemiologi

vbersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya berorientasi pada


hasil pengeluaran suatu proses, dapat merupakan tim yang serasi dalam
menyusun suatu rencana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
( Hasmi,2011).
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
Adalah

salah

satu

bentuk

pendekatan

epidemiologi

yang

mempelajari serta menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja akibat


pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja, baik yang bersifat fisik,
kimiawi dan biologis maupun sosial. Bentuk ini sangat berguna untuk
analisis tingkat kesehatan pekerja serta untuk penilai keadaan lingkungan
kerja serta penyakit akibat kerja.
7. Epidemiologi Kesehatan Jiwa
Adalah bentuk dasar pendekatan dan analisis maslaah gangguan
jiwa dalam masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwakelompok
penduduk tertentu, maupun analisis berbagai faktor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8. Epidemiologi Gizi
Adalah bentuk pendekatan epidemiologi dalam menganalisis
masalah gizi masyarakat dimana maslaah ini erat kaitannya dengan
berbagai faktor yang menyangkut pola hidup masyarakat. Pendekatan
masalah gizi asyarakat melaui epidemiologi gizi bertujuan untuk
menganalisis berbagai faktor yang berhubungan serta dengan timbulnya
maslah gizi masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama untuk
yang berkaitan kehisupan sosial masyarakat.
9. Epidemiologi Perilaku
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak
memegang

peranan

dalam

menentukan

derajat

kesehatan

suatu

masyarakat. Bahkan menurut Bloom, faktor perilaku memberikan


kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu maupun
masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih bersifat
kompleks sehingga dalam epidemilogi, kita lebih banyak melakukan

pendekatan faktor risiko maka faktor perilaku individu mauoun


masyarakat, seperti kebiasaan hidup sehat individu dan kepercayaan
masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan, banyak
memberikan nilai risiko yang sering muncul dalam analisis epidemiologi
tentang kejadian penyakit dalam masyarakat.
10. Epidemiologi Genetika
Dengan berkembangnya penelitian bidang biomolekuler maka
terasa

pula

pentingnya

dikembangkan

metode-metode

analisis

epidemiologi dalam bidang ini yang kemudian berkembang menjadi


epidemiologi genetika sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
pendekatan dan metode epidemiologi. (Noor, 2008).

C. Ruang Lingkup
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan
pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan
kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut di
atas dapat meliputi 6E yakni:
1. Etiologi
2. Efikasi
3. Efektivitas
4. Efisiensi
5. Evaluasi
6. Edukasi
Etiologi

berkaitan

dengan

lingkup

kegiatan

epidemiologi

dalam

mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Misalnya:


etiologi dari malaria adalah dari plamodium.
Efikasi (efficacy) berkaitan dengan efek atau daya optimal yang dapat
diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat
hasil atau efek suatu intervensi, misalnya efikasi vaksinasi. Hal ini merupakan
kemujaraban teoritis dari suatu obat yang dapat dilakukan dengan melakukan uji
klinik (clinical trial ).

Efektivitas (effectiveness) adalah besarnya hasil yang dapat diperoleh dari


suatu tindakan (pengobatan atau intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu
tindakan yang satu dengan yang lainya. Efektivitas ini ditunjukan untuk
mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagi kondisi lapangan yang
sebenarnya yang sangat berbeda-beda. Untuk pengobatan maka hal ini berkaitan
dengan kemujaraban praktis, kenyataan khasiat obat di klinik.
Efisiensi (efficiency) adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat pengaruh
yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efesiensi ini
ditunjukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan
besarnya pengeluaran ekonomi/biaya yang dilakukan.
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan
atau program kesehatan masyarakat. Evaluasi melihat dan memberi nilai
keberhasilan program seutuhnya.
Edukasi (education) adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan
tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.
Edukasi merupakan salah satu bentuk intervensi andalan kesehatan masyarakat
yang perlu diarahkan secara tepat oleh epidemiologi. (Bustan, 2006)

D. Jangkauan Epidemiologi
Jangkauan epidemiologi terus berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan masyarakat. Perkembangan jangkauan epidemiologi
dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Penyakit yang dapat menimbulkan wabah
Jenis penyakit wabah seperti cacar, kolera, pes, dan lain lain.
Cara penularan dan penyebab penyakit wabah
Cara cara penanggulangan dan pencegahan penyakit wabah.
2. Penyakit infeksi non wabah.
3. Penyakit non infeksi, misalnya
Penyakit jantung,
Hipertensi,
Karsinoma,
Penyakit gangguan hormon (diabetes melitus dan lain lain,
4. Hal hal yang bukan penyakit, misalnya

Fertilitas
Menopause
Kecelakaan
Kenakalan remaja, dan
Penyalahgunaan obat.

Jangkauan epidemiologi kini telah sedemikian luasnya hingga mempelajari semua


hal yang menimpa masyarakat. Makin luasnya jangkauan tersebut antara lain
disebabkan hal hal berikut.
1. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada beberapa dasawarsa terakhir.
2. Kebutuhan dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan
kehidupan masyarakat menjadi semakin kompleks.
3. Metode epidemiologi yang digunakan untuk penyakit menular dapat
digunakan untuk penyakit non infeksi dan non penyakit.
4. Meningkatnya kebutuhan penelitian terhadap penyakit non infeksi dan
non penyakit.
5. Metode epidemiologi dapat digunakan untuk mempelajari asosiasi sebab
akibat, misalnya asosiasi antara rokok dengan karsinoma paru paru dan
pelayanan kesehatan dengan status kesehatan masyarakat. (Budiarto, 2002)
E. Peran dan Manfaat
Penelitian epidemiologis memiliki peranan penting dalam kemajuan ilmu
kedokteran karena studi epidemiologi dapat digunakan untuk hal hal berikut :
1. Mengungkapkan penyebab penyakit.
2. Meneliti hubungan sebab akibat hubungan antara timbulnya penyakit
dengan deteerminan yang mempengaruhinya.
3. Meneliti perjalanan penyakit alamiah.
4. Mengembangkan indeks deskriptif untuk menyatakan tinggi rendahnya
insidensi atau prevalensi suatu penyakit di suatu wilayah yang dapat
dibandingkan dengan wilayah lain.
5. Penemuan berbagai penyakit, seperti: scorbut, pelagra, dan kolera.
6. Menentukan hubungan antara rokok dengan penyakit jantung koroner,
karsinoma paru paru, dan hipertensi.
7. Hubungan antara air dan makanan dengan penyakit kolera.
8. Hubungan antaran pil KB dan tromboflebitis.
9. Hubungan antara penyakit herediter, seperti hemofilia dan sickle cell
anemia dengan ras atau enik tertentu. (Budiarto, 2002)

Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai peran yang sangat


besar karena hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk:
1. Mengadakan analisis perjalanan penyakit di masyarakat serta perubahan
perubahan yang terjadi akibat intervensi alam atau manusia.
2. Mendeskripsi pola penyakit pada berbagai kelompok masyarakat.
3. Mendeskripsi hubungan antara dinamika penduduk dengan penyebaran
penyakit
Terdapat tujuh manfaat epidemiologi dalam bidang kesehatan masyarakat,
diantaranya :
1.

Mempelajari riwayat status kesehatan atau jenis penyakit yang


seringberjangkit pula sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu, studi

inidigunakan untuk keperluan proyeksi dimasa yang akan dating.


2.
Mendiagnosa status kesehatan dari masyarakat dengan

cara

mengukurfrekuensi penyakit, yang meliputi angka kematian dan angka


penyakityang terjadi dimasyarakat
3. Mempelajari mekanisme kerja suatu pelayanan kesehatan untukkeperluan
evaluasi kebutuhan efektivitas pelayanan kesehatan yangada.
4. Mengestimasi faktor resiko yang memungkinkan dapat menimbulkansuatu
penyakit pada individu dan masyarakat.
5. Melengkapi gambaran klinik penyakit kronik yang ada pada masyarakat
agar dapat memberikan informasi secara jelas mengenaiperjalanan
6.

penyakit.
Surveilans dan monitoring terhadap penyakit yang menular danberbahaya

untuk keperluan preventif agar tidak menular luas dimasyarakat.


7. Mengidentifikasi gejala-gejala penyakit yang belum jelas dimasyarakat.
(Candra, 2005).
F. Tokoh Sejarah Epidemiologi
Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia
kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapan orang yang telah mematok sejarah
penting dalam perkembangan epidemiologi.
1. Hippocrates (460 BC 377 BC)
Dia dianggap sebagai the first epidemiologist, ahli epidemiologi
pertama di dunia karena dialah yang pertama mengujikan konsep analisis
kejadian penyakit secara rasional. Pikiran-pikirannya dituliskan dalam tiga
bukunya: EpidemicI, Epidemic II, dan On Airs, Waters and Places. Dalam

bukunya diajuhkanlah konsep tentang hubungan penyakit dengan faktor


tempat (geografi), penyediaan air, iklim, kebiasaan makan dan perumahan.
Dia yang memperkenalkan istilah epidemi dan endemi. Dalam kaitannya
dengan penyebab penyakit, hippocrates mengatakan postulatnya bahwa
ada 4 jenis cairan yaitu: phlegm, blood, yellow bile and black bile.
Ketidakseimbangan antara keempat faktor ini yang menyebabkan
timbulnya penyakit. Konsep ini banyak dipengaruhi oleh pikiran Greek.
2. Galen (129-199)
Ahli bedah tentara Rumawi ini sering dianggap sebagai the Father
of Experimental Physiology. Dia mengajukan konsep bahwa status
kesehatan berkaitan dengan temperament. Penyakit berhubungan dengan
personality type dan lifestyle factors.
3. Thomas Sydenham (1624-1689)
Orang inggris ini sering dipanggil English Hippocrates karena
pernyataannya yang menghidupkan kembali konsep Hippocrates di tanah
inggris dan menambahkan pentingnya merinci konsep faktor lingkungan
(atmosfer) dari Hippocrates. Kalau Hippocrates dianggap sebagai
Epidemilogis Pertama, justru Sydenham dianggap sebagai the father of
Epidemiology. ( Bustan,2006).
G. Teori Jasad Renik dan Contangion
Teori jasad renik adalah teori yang menyatakan bahwa beberapa penyakit
tertentu disebabkan oleh invasi mikroorganisme ke dalam tubuh . Abad ke 19
merupakan era kejayaan Teori Kuman di mana aneka penyakit yang mendominasi
rakyat berabad-abad lamanya diterangkan dan diperagakan oleh para ilmuwan
sebagai akibat dari mikroba. (Timmreck, 2005).
Selain itu, dapat juga diungkapkan dengan beberapa teori penyakit, antara lain
yaitu: Teori jasad renik (teori Germ), terutama setelah ditemukannya mikroskop
dan dilengkapi teori imunitas. (Dwi, 2015).
1. Hieronymous Fracastorius(14781553)
Dokter dan sastrawan Italia yang mempopulerkan teori konsep kumantersebut
dan berpendapat bahwa penyakit ditularkan orang ke orang melalui partikelpartikel kecil yang tidak dapat dilihat.

2. Igmatz Semmelweis (1818- 1865)


Seorang ahli kandungan dari Hungaria yang menunjukkan bahwa demam
child bed fever dapat dikurangi jika dokter yang menolong persalinan
membasuh tangannya.
3. Edward Jenner (1749 -1823)
Menemukan metode pencegahan cacar melalui vaksinasi
4. Louis Pasteur (1822-1895)
Mendemonstrasikan imunisasi rabies yang efektif
5. Robert Koch (1843 - 1910)
Berjasa dalam penemuan vaksin BCG (Rajab, 2009).
H. Data Statistik Vital
Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada
prosespengumpulan data dan penerapan metode statistik dasar pada data tersebut
gunamengidentifikasi
masyarakat,populasi

fakta-fakta
atau

kesehatan

wilayah

tertentu.

yang
Data

vital

di

dalam

morbiditas,

sutau

mortalitas,

pernikahan, perceraian,kelahiran semuanya merupakan data statistik vital


(Timmreck, 2004).
Penelitian tingkat I dapat mengambil data dari stastistik vital misalnya
surat kelahiran, dan sebagainya, registrasi khusus untuk tumor atau malformasi
untuk melihat berat badan lahir, mortalitas, perinatal, insiden, kanker atau
mortalitas, atau adanya faktor keturunan. (Suhartono, 2004).
Penciptaan sistem statistik vital nasional setuju untukeksploitasi
epidemiologi ini bisa dibilang salah satu pencapaian terbesar Farr. Ini tidak hanya
mendirikan sarana untuk memberikandata epidemiologi , tapi juga adalah sebuah
contoh untuk negara lain yang berusaha untuk membuat sistem serupa .
(Lilienfild, 2007)
Menurut sejarah perkembangan, epidemiologi dibedakan atas :

a. Epidemiologi klasik
Era ini adalah era tentang penelusuran terjadinya penyakit yang sering
timbul di masyarakat luas dan penyebabnya yaitu perilaku yang tidak baik dalam
hal menjaga kesehatan. Tokoh yang berperan penting dalam era ini diuraikan di
bawah ini.
John Snow (1813-1858), terkenal sebgai bapak epidemiologi lapangan,
karena hasil penelusuran atau investigasinya mengenai penyebab kematian yang
disebabkan oleh muntah berak dan berhasil menyusun postulat nahwa kolera
ditularkan melalui ait yang tercemar. Metode investigasinya merupakan landasan
langkah investigasi wabah.
b. Epidemiologi Modern
Perkembangan pada bagian ini mengarah pada pemahaman hubungan
sebab-akibat terhadap berbagai peristiwa penyakit serta gangguan kesehatan. Hal
ini lebih menuntun para ahli untuk menggunakan model pendekatan sistem.
Analisis didasarkan pada sekelompok faktor yang saling berkaitan erat dalam
bentuk hubungan yang konsisten. Tokoh yang menonjol pada era ini diuraikan
sebagai berikut. Doll dan Hill (1950), melaui studinya mengenai hubungan
merokok dan kanker paru dan sampai sekarang ini tidak ada yang menyangkal
hasil studinya bahwa merokok dapat mengakibatkankanker paru. Salk melakukan
uji komunitas vaksin polio dan Framinghart heart study, terkenal dengan studi
Kohort penyakit kardiovaskuler. Dari berbagai perkembangan tersebut di atas,
para ahli kesehatan masyarakat khususnya epidemiologi mulai mengembangkan
metode epidemiologi, yaitu metode pendekatan ilmiah yang diarahkan pada
analisis faktor penyebab serta hubungan sebab akibat. Di samping itu
dikembangkan eoidemiologi sebagai bagian dari ilmu kesehatan masyarakat.
( Saepudin, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto,Eko danAnggraeni, Dewi. 2002. Pengantar Epidemiologi. Jakarta:
EGC
Bustan, M.N.2006.Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Candra,Budiman. 2005. Pengantar Prinsip Dan Metode Epidemiologi.Jakarta:
Rineka Cipta

Dwi, S., Zulkarnain, dan Miswar, Dedy. 2013. Pemetaan Persebaran Penyakit di
Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung Tahun 2013. Jurnal Universitas
Lampung. Hal 9.
Hasmi.2011.Dasar-dasar Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media.
Lilienfeld DE. 2012. Celebration: William Farr (18071883) an appreciation on
the 200th anniversary of his birth. International Journal of Epidemiology
2012;36:985987
Noor, N.N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Rajab, Wahyudin. 2009. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC
Saepudin, Malik. 2011. Prinsip Prinsip Epidemiologi. Jakarta: Trans Info Media
Suhartono. 2012.Beberapa Isu Statistik Dalam Desain, Analisis Dan Interpretasi
Penelitian Epidemiologi Lingkungan. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia.
Timmreck, T.C. 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai